Ringkasan Materi : Gelombang
Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Pada perambatan ini yang berpindah itu energinya, sedangkan mediumnya tetap. Hal ini bisa terlihat pada gabus yang berada di atas air hanya naik dan turun (bergetar) di tempatnya.
Jenis-Jenis Gelombang
Berdasarkan ada/tidaknya medium
1. Gelombang mekanik : membutuhkan medium. Misalnya gelombang air laut, gelombang bunyi, dan gelombang pada tali/slinki
2. Gelombang elektromagnetik : tidak membutuhkan medium. Misalnya gelombang cahaya, gelombang radio, dan gelombang sinar-X
Berdasarkan arah getarnya
1. Gelombang transversal : arah rambat gelombang tegak lurus arah getarnya.
2. Gelombang longitudinal : arah rambat gelombang searah dengan arah getarnya.
Arsyad Riyadi April 07, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ringkasan Materi Getaran
Sebelumnya perhatikan dulu peta konsep sebagai berikut.Getaran merupakan gerak bolak-balik secara periodik melalui titik keseimbangan.
Simpangan adalah jarak dari sebuah titik dari kedudukan setimbang.
Amplitudo adalah simpangan terjauh atau jarak titik terjauh sebuah getaran terhadap kedudukan setimbang.
1 getaran = A - B - C - B - A
atau B - C - B - A - B
atau B - A - B - C - B
atau C - B - A - B - C
BA dan BC disebut amplitudo (simpangan terbesar)
Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran.
Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang terjadi tiap satu detik/
Sehingga didapatkan hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f) sebagai berikut.
T = 1/f atau f = 1/T
Misal :
1. Perhatikan lagi gambar bandul di atas. Jika bandul bergerak dari A ke B membutuhkan waktu 0,5 sekon. Berapakah periode dan frekuensinya?
Penyelesaian :
dari A ke C, terjadi setengah getaran atau n = 0,25
t = 0,5 s
Periode (T) = t/n = 0,5/0,25 = 2 s
Frekuensi (f) = n/t = 0,25/0,5 = 0,5 Hz
2. Sebuah penggaris plastik digetarkan sehingga selama 1 menit terjadi 20 getaran. Tentukan periode dan frekunsinya?
Penyelesaian
t = 1 menit = 60 s
n = 20
T = t/n = 60/20 = 3 s
f = n/t = 20/60 = 1/3 Hz
Gerak Harmonis Sederhana
Bandul yang terayun secara periodik ini merupakan salah satu contoh gerak harmonis sederhana. Jika menggunakan bandul maka sudut ayunan harus cukup kecil (kurang dari 15 derajat) agar diperoleh ayunan yang stabil. Jika sudutnya sangat besar dapat dipastikan hasil pengukuran tidak terjaga konsistensinya.
a. Ayunan matematis/bandul
atau
Dengan melakukan percobaan sederhana kita dapat menentukan besarnya percepatan g dengan melakukan variasi pada panjang tali sehingga frekuensi atau periode pun ikut berubah. Namun agar diperoleh data yang tepat maka ayunan bandulnya harus harmonis/periodik secara teratur yang dapat dilakukan jika bandul dilepaskan dengan sudut simpangan yang kecil.
b. Pegas
atau
Dari rumus di atas dan tentunya bisa diuji dengan melakukan percobaan sederhana, pada ayunan matematis/bandul besarnya periode atau frekuensi tergantung pada panjang talinya.
Sedangkan pada pegas yang diberikan beban dengan massa m, faktor yang mempengaruhi besarnya periode atau frekuensi adalah massa beban tersebut.
Arsyad Riyadi April 06, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ringkasan Materi : Alat Optik
Kornea berfungsi sebagai pelindung bagian mata yang ada di dalamnya. Kornea juga berfungsi sebagai penerima rangsang cahaya serta meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
Jarak pandang mata terletak pada 2 titik yaitu titik dekat (punctum proximum=pp) dan titik jauh (punctum remotum). Titik dekat merupakan titik terdekat yang masih dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Untuk orang normal antara 25 - 30 cm. Titik jauh adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tak berakomodasi. Titik jauh mata normal terletak pada jarak yang tak terhingga (∼).
Gangguan Penglihatan
Jarak pandang mata normal (emetropi) : titik dekat = 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Rabun jauh (miopi) : titik dekat < 25 - 30 cm dan titik jauh < ∼.
Rabun dekat (hipermetropi) : titik dekat > 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Mata tua (presbiopi) : melihat benda yang jauh tidak jelas dan juga tidak dapat melihat dengan baik pada jarak baca normal.
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak sferik. Penderita ini akan jelas melihat garis-garis vertikal dan kabur ketika melihat garis-garis horizontal.
Kekuatan lensa pada penderita miopi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
s = 25 - 30 cm
Jika s = 25 cm berlaku :
B. Lup
Lup terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas.
Sifat bayangan yang terbentuk pada lup sama dengan pembentukan bayangan pada lensa cembung jika benda terletak < f. yaitu maya, tegak, dan diperbesar.
Mata berakomodasi maksimum berlaku :
Mata tak berakomodasi berlaku :
C. Mikroskup
Mikroskop berfungsi untuk mengamati benda yang sangat kecil, seperti rambut, sel, bakteri sehingga tampak jelas. Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.
Benda yang diamati terletak di antara F dan 2F dari lensa obyektif sehingga diperoleh bayangan yang bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa okuler. Bayangan akhir yang dihasilkan adalah maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama.
Mata berakomadasi :
; L = panjang mikroskop
Mata tak berakomodasi :
; L = panjang mikroskop
Dalam perkembangannya, dikenal 2 jenis mikroskop yaitu mikroskop optik dan bukan optik. Mikroskop optik menggunakan cahaya biasa untuk proses perbesaran bayangannya. Misalnya mikroskop majemuk, mikroskop binokuler, mikroskop binokuler stereoskopi yang menghasilkan gambar 3 dimensi, serta mikroskop ultraviolet.
Mikroskop bukan optik menggunakan bantuan radiasi panjang gelombang pendek untuk memperbesar bayangan bendanya. Misalnya mikroskop sinar-X, mikroskop ion, dan mikroskop elektron.
D. Teropong/Teleskop
1. Teropong/teleskop bintang
Teropong/Teleskop bintang digunakan untuk meliat benda-benda langit. Teropong ini terdiri dari 2 buah lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.
Mata berakomodasi
Perbesaran bayangan
Panjang teropong :
Mata tak berakomodasi
Perbesaran bayangan :
Panjang teropong :
2. Teropong bumi
Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa pembalik, dan lensa okuler.
Bayangan akhirnya bersifat maya, tegak, diperbesar.
Perbesaran anguler teropong :
Panjang teropong :
Teropong bumi ada beberapa macam, misalnya teropong sandiwara, teropong prisma dan periskop.
Pada teropong sandiwara berlaku panjang teropong sebagai berikut
d = fob - fok
Perbesaran bayangan :
3. Teropong Panggung/Galileo
Teropong panggung terdiri dari susunan lensa cembung-cekung. Lensa cembung sebagai lensa obyektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler. Lensa cekung ini berfungsi sebagai lensa pembalik.
Agar mata tidak cepat lelah, maka benda maya terletak tepat di fokus okuler, sehingga perbesaran bayangannya adalah
Panjang teropong panggung :
L = fob + fok
Sumber gambar : http://www.tahupedia.com/content/show/1304/10-Selebriti-Hollywood-Dengan-Mata-Terindah
Bacaan lebih lanjut :
PR Fisika Kelas 2 SMU Tengah Tahun Kedua Intan Pariwara Arsyad Riyadi April 05, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ringkasan Materi Optik
Sebelum belajar mengenai optika atau materi cahaya, perhatikan peta konsep di atas. Ringkasnya materi optik ini diawali dengan sifat-sifat cahaya. Ada 2 sifat cahaya yang dibahas yaitu pemantulan/refleksi dan pembiasan/refraksi.
A. Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya memiliki sifat sebagai berikut :
- merambat lurus
- dapat dipantulkan
- dapat dibiaskan
- dapat digabungkan
- merambat dalam ruang hampa karena sebagai gelombang elektromagnetik
- memiliki kecepatan rambat sebesar 3.108 m/s
Benda-benda di sekitar kita dibedakan menjadi sumber cahaya dan benda gelap. Sumber cahaya adalah benda yang dapat memancarkan cahayanya sendiri. Sedangkan benda gelap adalah benda yang tidak dapat menghasilkan cahayanya sendiri. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, dan api.
Benda gelap dibedakan menjadi 3, yaitu benda tembus cahaya, benda tidak tembus cahaya, dan benda bening.
Benda tembus cahaya adalah benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya.
Benda tidak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat meneruskan cahaya.
Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan hampir seluruh cahaya yang mengenainya.
B. Pemantulan Cahaya (Refleksi)
Hukum Snellius tentang pemantulan :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar
2. Sudut datang = sudut pantul
Ada 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
1. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan yang rata. Pantulan ini membuat mata silau. Misalnya pemantulan yang dihasilkan cermin datar.
2. Pemantulan baur terjadi pada permukaan yang tidak rata. Pemantulan pada bagian depan rumah/kelas menyebabkan bagian dalam rumah/kelas tampak terang meski tidak terkena cahaya secara langsung
Pemantulan Pada Cermin
1. Pemantulan pada cermin datar
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar memiliki sifat sebagai berikut :
- tegak
- maya atau semu
Disebut maya karena bayangan berada di belakang cermin. Bayangan ini terjadi karena perpanjangan sinar-sinar pantul
- jarak bayangan = jarak benda
- tinggi bayangan = tinggi benda
- Kanan-kiri bayangan berlawanan dengan benda aslinya
2. Pemantulan pada cermin cekung
Pada cermin cekung berlaku sinar istimewa sebagai berikut :
- sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
- sinar datang yang melalui fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
- sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu
3. Pemantulan pada cermin cembung
Pada cermin cembung berlaku sinar istimewa sebagai berikut :
- sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
- sinar datang yang melalui fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
- sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan itu
Dengan menggunakan 2 sifat sinar istimewa kita bisa menggambarkan pembentukan bayangan benda pada berbagai posisi.
C. Pembiasan Cahaya (Refraksi)
Hukum pembiasan Snellius
- sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
- sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, jika sinar merambat dari medium rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal
- Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias selalu tetap. Tetapan ini disebut dengan indeks bias.
Indeks bias suatu medium
Indeks bias suatu medium dapat ditentukan dengan cara membandingkan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di medium.
Pembiasaan pada Prisma
Prisma merupakan benda bening yang dibatasi dua buat segitiga dan tiga segiempat yang sebangun. Pembiasan pada prisma ini didasarkan pada hukum Snellius tentang pembiasan.
Pada pembiasan pada prisma ini dikenal adanya sudut deviasi yaitu sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang dan sinar bias yang keluar dari prisma.
Pembiasan Pada Lensa Lengkung
1. Pembiasan pada lensa cembung
Sinar istimewa pada lensa cembung
- Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
- Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
- Sinar datang melalui titik pusat optik akan diteruskan
2. Pembiasan pada lensa cembung
Sinar istimewa pada lensa cembung
- Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus
- Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
- Sinar datang melalui titik pusat optik akan diteruskan
Sifat sinar istimewa pada lensa dan cermin untuk mudahnya dianggap berlawanan. Cermin cekung identik dengan lensa cembung. Cermin cembung identik dengan lensa cekung.
Demikian juga dengan pembentukan bayangannya.
Pada cermin cekung dan lensa cembung didapatkan berbagai jenis dan ukuran bayangan tergantung pada penempatan bendanya.
Pada cermin cembung dan lensa cekung selalu sama yaitu maya, tegak, diperkecil.
Untuk informasi yang lain bisa melihat postingan berikut.
https://arsyadriyadi.blogspot.com/2015/01/ringkasan-materi-fisika-optik.html
Untuk alat optik :
Alat Optik : Mata
Arsyad Riyadi Maret 22, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Rumus UN Fisika SMP ini dibuat sebagai salah satu referensi cepat bagi siswa agar dapat menyelesaikan soal-soal UN, khususnya yang melibatkan penggunaan rumus. Meskipun demikian, janganlah dipahami bahwa soal-soal UN Fisika SMP isinya mengenai penggunaan rumus saja tetapi banyak juga materi yang cukup memerlukan pemahami konsep saja.
Pada postingan mengenai rumus UN Fisika SMP ini dikelompokkan berdasarkan bab-bab atau materi yang diajarkan.
1. Besaran dan pengukuran
Pada materi besaran dan pengukuran tidak ada rumus fisika yang muncul. Pada materi ini lebih banyak pada konversi satuan. Rumus yang ada pada materi pengukuran bukan rumus fisika tetapi matematika, seperti saat menghitung luas maupun volume benda dari hasil pengukuran. Kalaupun harus menentukan massa jenis (massa jenis = massa dibagi volume) lebih difokuskan pada pengukuran massa dan penghitungan volume bendanya. Meskipun demikian, tidak ada salahnya rumus-rumus dasar matematika seperti menentukan luas dan volume benda harus dikuasai dengan baik. Jangan lupa konversi satuan dalam bentuk dasar, persegi (luas), maupun kubik (volume).
2. Zat dan Wujudnya
Pada materi zat dan wujudnya, satu-satunya rumus yang muncul adalah massa jenis. Massa jenis ini didefinisikan sebagai massa dibagi volume. Kadang juga muncul pertanyaan mengenai berat jenis (B.J). Berat jenis ini didefinisikan sebagai berat dibagi volume.
3. Suhu dan Pemuaian
Pada materi suhu sebenarnya lebih banyak ke matematika yaitu konversi satuan dari derajat C : F : R dan K. Asalkan memahami konsep dari dari satuan skala ini, yaitu dengan melihat batas atas-bawah atau perbandingan ke-4 satuan tersebut, akan mudah menyelesaikan soa-soal konversi suhu. Termasuk jika jika diketahui dua jenis termometer yang tidak diketahui skalanya pun akan dapat diselesaikan dengan muda.
Pada materi pemuaian, setidaknya ada 3 jenis rumus yakni pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. Ketiga rumus ini sangat mudah dihapalkan karena memang bentuknya sama, hanya beda simbol saja. Misalnya L untuk panjang, A untuk luas dan V untuk volume. Dalam pemuaian panjang dikenal adanya koefisien muai panjang (α), dalam pemuaian luas dikenal adanya koefisien muai luas (β) serta koefisien muai volume (γ) yang ditemukan dalam pemuaian volume.
Ketiga koefisien itu sendiri mempunya hubungan γ = 3α dan β = 2α. Kalau melihat kedua hubungan tersebut bisa kan menentukan hubungan antara γ dan β?
4. Kalor
Pada materi kalor ada dua rumus dasar fisika yang perlu diketahui yaitu kalor yang dibutuhkan saat terjadi perubahan wujud serta kalor yang dibutuhkan saat perubahan suhu.
Saat terjadi perubahan wujud (suhu tetap) seperti saat melebur dikenal Q = m L sedangkan saat menguap dikenal dengan Q = m U. L artinya kalor lebur dan U artinya kalor uap (gampang kan dipahami).
Sedangkan saat terjadi kenaikan suhu (wujud tetap) dikenal rumus Q = m . c. Δt. Rumus ini juga gampang dipahami, karena terjadi perubahan suhu tentunya harus ada Δt (perubahan suhu) yang diartikan sebagai suhu akhir – suhu mula-mula. Namun menggunakan rumus ini juga harus hati-hati, untuk kalor jenis c dilihat apakah zat yang dimaksud berupa kalor jenis es atau kalor jenis air (khusus untuk air).
5. Gerak dan Gaya
Pada materi gerak, rumus fisika dasar yang wajib diketahui adalah hubungan antara perpindahan (atau jarak), kecepatan (atau kelajuan) dan waktu. Hubungan ini dalam gerak lurus beratur dikenal sebagai s = v. t atau v = s/t. Sedangkan untuk geral lurus berubah beraturan (GLBB) diawali dengan memahami konsep percepatan yang didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu. Dari rumus ini dapat diturunkan rumus : vt = v0 + a.t atau s = v0.t + ½ at2.
Pada materi gaya, dikenal rumus F = m. a atau a = F/m. Rumus ini merupakan bentuk matematik dari hukum II Newton. Selain itu, konsep resultan gaya juga harus dipahami dengan baik. Secara sederhana resultan gaya diperoleh dengan cara menjumlahkan (jika gaya-gayanya searah) atau mengurangkan (gaya-gayanya berlawanan arah). Tentunya jika kedua gaya atau lebih membentuk sudut tertentu (selain 00 dan 1800) tidak bisa langsung menambah atau mengurangi.
Dalam beberapa kasus juga ditemukan soal-soal fisika yang membutuhkan hubungan antara gaya dengan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
6. Tekanan
Pada materi tekanan dapat dibagi dalam 3 materi yaitu tekanan zat padat, tekanan zat cair serta tekanan gas. Pada tekanan zat padat dikenal rumus P = F/A (tekanan sebagai hasil bagi gaya dengan bidang tekannya).
Pada tekanan zat cair dikenal adanya tekanan hidrostatis, hukum Pascal maupun hukum Archimedes. Ketiganya gampang untuk dibedakan dan pemahaman rumus dasar tekanan akan sangat membantu dalam memahami antara tekanan hidrostatis, hukum Pascal maupun Archimedes.
Pada tekanan gas dikenal hukum Boyle yang menyatakan antara hubungan tekanan (P) dengan volume (V) yang saling berbanding terbalik. (Kalau begitu rumus fisikanya kira-kira apa ya?)
7. Energi, Usaha dan Daya
Materi energi, usaha, dan daya dalam fisika merupakan materi yang saling berhubungan. Materi usaha juga berhubungan dengan gaya yang dapat dirumuskan sebagai : W =F. S (usaha = gaya x perpindahan). Usaha juga dapat diartikan sebagai perubahan energi. Terkait dengan materi energi ada 2 rumus fisika yang wajib diketahui yaitu energi potensial (EP = m g h) dengan energi kinetik (EK=½mv2). Dalam beberapa soal fisika, juga banyak yang menerapkan hukum kekekalan energi. Misalnya sebuah benda yang jatuh dari ketinggian tertentu. Ditanyakan berap energi potensial atau kinetik pada ketinggian tertentu. Atau bahkan mencari kecepatan benda pada saat mencapai posisi tertentu. Jadi pahamilah dengan baik konsep kekekalan energi ini, khususnya hukum kekekalan energi mekanik.
Bagaimana dengan daya? Daya dapat diartikan sebagai usaha dibagi waktu (P = W/t). Daya juga dapat diartikan sebagai kecepatan untuk melakukan usaha (P = F .v).
8. Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Untuk materi getaran, rumus fisika dasar yang wajib dipahami dengan baik yaitu menentukan periode atau frekuensi serta hubungan di antara ke duanya.
Sedangkan untuk materi gelombang, selain memahami periode dan frekuensi juga harus memahami cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang sebenarnya sama dengan rumus kecepatan yang biasa, yaitu v = s/t. Cuma dalam materi gelombang jarak s-nya diganti dengan panjang gelombang (λ), sedangkan waktu t digantikan dengan periode (T). Jadi bukan hal yang susah kan?
Pada materi bunyi sebenarnya mengulangi rumus gelombang. Bukankah bunyi merupakan salah satu bentuk gelombang? Cuma ketika ada kasus pemantulan bunyi ada sedikit penyesuaian, yaitu 2s = v.t atau s = (v.t)/2. Ada faktor angka 2, karena memang gerakannya bolak-balik.
9. Optik dan Alat Optik
Untuk materi optik dikenal hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus. Teman-teman tentunya hapal. Cuma kadang malas mengerjakan soal-soal optik karena harus menyamakan penyebutnya dan sebagainya. Di samping itu ada juga hubungan antara tinggi benda, tinggi bayangan, jarak benda, jarak bayangan dengan perbesaran bayangan (M).
Pada materi alat optik dikenal istilah kekuatan lensa. Ya memang menentukan kekuatan lensa ini sering ditanyakan dalam berbagai soal, termasuk juga variasi di dalamnya misalnya menentukan titik dekat mata ketika tidak memakai kacamata.
10. Listrik Statis
Salah satu rumus fisika yang agak “dihindari” adalah mengenai hukum Coulomb. Bukan karena tidak hapal rumusnya, tetapi pada proses penghitungannya yang dalam banyak hal menggunakan angka bilangan berpangkat. Ya aslinya gampang ketika bisa memahami operasi bilangan berpangkat untuk perkalian, pembagian atau bahkan dalam perpangkatan.
11. Listrik Dinamis
Konsep dasar materi listrik dinamis ini kudu memahami hukum Ohm (I = V/R) serta hukum Kirchoof (khususnya hukum I Kirchoof untuk level soal SMP). Hal lain yang perlu dikuasai dengan baik adalah hubungan antara V, I, dan R dalam rangkaian seri, paralel atau campuran.
Aplikasi lain yang sebenarnya hanya pengembangan yaitu mengenai materi energi serta daya listrik. Materi energi yang sering keluar pada soal UN sebelumnya ketika menentukan besarnya biaya rekening listrik yang harus dibayarkan.
12. Kemagnetan
Pada materi kemagnetan ini jarang menggunakan rumus untuk level SMP (seperti menentukan gaya Lorentz). Tapi ya untuk jaga-jaga harus paham rumus gaya Lorentz. Toh rumusnya gampang yaitu F = B . I . l saja.
Untuk materi induksi elektromagnetik kudu paham dengan baik hubungan antara jumlah lilitan, tegangan dan kuat arus pada transformator. Termasuk juga ketika ditanyakan daya pada rangkaian sekunder, ya ingat-ingat lagi rumus daya listrik.
13. Tata Surya
Pada materi tata surya, rumus yang muncul adalah hubungan antara jarak dan periode pada hukum III Keppler. Tetapi untuk soal UN level SMP kelihatannya belum deh.
Demikian sekilas mengenai rumus UN Fisika SMP tahun 2017/2018 yang harus dikuasi dengan baik. Detil penjabaran rumus ini beserta contoh soal dan pembahasannya, tunggu ya di postingan selanjutnya. Arsyad Riyadi Desember 27, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan perubahan kecepatan konstan (percepatan tetap).
Rumus umum Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) :
vt = v0 + at
s = v0t + ½ a t2
vt2 = v02 + 2 as
untuk percepatan bisa menggunakan rumus :
Perhatikan grafik GLBB sebagai berikut
Luas daerah yang diarsir berbentuk trapesium, yang memiliki luas sebesar :
Luas OABC = luas trapesium
Tampak bahwa luas trapesium OABC sama dengan perpindahan benda. Dapat dikatakan bahwa perpindahan sama dengan luas grafik di bawah v(t). Demikian juga pada kasus gerak lurus beraturan (GLB), besar perpindahan sama dengan luas persegi yang terbentuk pada grafik v(x) terhadap t.
Contoh Soal :
1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Mobil dipercepat dengan percepatan 1 m/s2. Berapa kecepatan dan jarak yang ditempuh setelah 10 detik?
Penyelesaian :
Diketahui :
v0 = 72 km/jam = 72000 km/3600 jam = 20 m/s
a = 1 m/s2
t = 10 s
Ditanya :
a. vt
b. s
Jawab :
a. vt = v0 + a t = 20 + 1. 10 = 30 m/s
b. s = v0 t + ½ a t2 = 20.10 + ½ . 1. 102 = 200 + 50 = 250 m
2. Berapa jauh jarak yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak menurut grafik berikut.
Jarak yang ditempuh benda sama dengan luas daerah di bawah v
Luas daerah di bawah OA = ½ .2.6 = 6 m
Luas daerah di bawah AB = (4-2). 6 = 12 m
Luas daerah di bawah BC
Luas daerah di bawah CD = ½ (12-8).10 = 20 m
Sehingga jarak yang ditempuh seluruhnya adalah 6 + 12 + 32 + 20 = 70 m
Arsyad Riyadi April 02, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia1. Tata Surya adalah suatu sistem dengan matahari sebagai pusat dikitari planet dan benda-benda antar planet seperti asteroid, komet, dan meteroid
2. Planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang : Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus
3. Pengelompokan planet :
a. Bumi sebagai pembatas
1) Planet inferior : Merkurius dan Venus
2) Planet superior : Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto
b. Lintasan asteroid (terletak antara planet Mars dan Jupiter) sebagai pembatas
1) Planet dalam (inner planet) : Merkurius, Venus, Bumi, Mars
2) Planet luar (outer planet) : Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto
c. Ukuran dan komposisi bahan penyusunnya
1) Planet terrestial (kebumian) : Merkurius, Venus, Bumi, Mars
2) Planet Jovian (raksasa) : Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
4. Hukum I Keppler : “Setiap planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari, dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya.”
Posisi pada orbit planet ketika planet berada pada posisi paling dekat dengan matahari disebut perihelium.
Posisi pada orbit planet ketika planet berada pada posisi paling jauh dengan matahari disebut aphelium.
5. Hukum II Keppler :”Garis penghubung planet ke matahari menyapu luas daerah yang sama dalam selang waktu yang sama.”
Kelajuan gerak planet-planet pada orbitnya bertambah besar ketika mendekati matahari dan bertambah kecil ketika menjauhi matahari.
6. Hukum III Keppler :”Pangkat dua periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet tersebut ke matahari.”
7. Gerak sebuah planet dalam orbitnya mengelilingi matahari disebut revolusi. Perputaran planet mengitari porosnya disebut rotasi.
8. Satelit adalah suatu planet kecil yang mengitari sebuah planet sebagai pengiring.
9. Asteroid adalah benda antar planet berupa bongkahan batu, yang terletak antara sabuk Mars dan Jupiter.
10. Komet adalah benda antarplanet berupa bongkahan es dan debu, yang meluncur sangat cepat melintasi tata surya.
Komet tampat paling terang dengan ekor paling panjang ketika berada di perihelium (titik terdekat dengan matahari).
11. Meteor adalah benda angkasa yang bergerak dengan cepat dan lintasannya tidak beraturan. Meteor yang sampai ke bumi disebut bintang jatuh atau meteroid.
12. Matahari mengandung 75% unsur hidrogen,20% unsur helium dan 2% unsur yang lebih berat (oksigen, karbon, dan neon)
Bumi Sebagai Planet
1. Bentuk bumi tidak bulat sempurna, tetapi agak pepat di kedua kutubnya dan agak mengembang di sekitar khatulistiwa.
2. Bumi berotasi satu kali mengitari porosnya dalam waktu 1 hari (23 jam 56 menit 4,09 detik) dengan arah “timur” yaitu dari barat ke timur dan berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Akibat rotasi bumi :
a. pergantian siang dan malam
b. gerak semu harian benda langit
c. penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan pada kedua kutub bumi
d. perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Setiap 10 berbeda 4 menit atau setiap 150 berbeda 1 jam.
3. Bumi berevolusi satu kali mengitari matahari dalam waktu 365 ¼ hari (tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 20 detik).
Akibat revolusi bumi :
a. pergantian musim
b. perubahan lamanya siang dan malam
c. gerak semu tahunan matahari
d. terjadinya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
4. Kalender Masehi atau kalender surya didasarkan pada perhitungan revolusi bumi.
5. Bulan sebagai satelit bumi.
Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga :
a. suhu di permukaan bulan dapat berubah dengan cepat
b. bunyi tidak dapat merambat
c. langit di bulan tampak hitam kelam
d. di bulan tidak ada kehidupan
Bentuk bulan yang berbeda-beda oleh pengamat di bumi disebabkan oleh perbedaan bagian sinar matahari yang mengenai separoh muka bulan yang menghadap bumi.
6. Tahun Hijriah atau tahun komariah didasarkan pada waktu yang diperlukan bulan atau keadaan bulan baru kembali ke keadaan bulan baru lagi.
7. Peristiwa terhalangnya sinar matahari menuju bulan oleh bumi disebut gerhana bulan.
Gerhana bulan terjadi malam hari saat bulan purnama.
8. Peristiwa terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan ddisebut gerhana matahari.
Gerhana matahari terjadi siang hari saat bulan baru/perbani.
9. Penyebab utama pasang surut air laut adalah gravitasi bulan, disamping pengaruh gravitasi matahari.
Pasang besar terjadi pada saat bulan purnama atau bulan baru. Pasang kecil terjadi ketika bulan pada saat kuartir awal dan kuartir akhir.
10. Satelit buatan adalah pesawat antariksa tak berawak buatan manusia yang diluncurkan pada ketinggian tertentu untuk mengorbit mengitari sebuah planet dengan misi tertentu.
Berdasarkan fungsinya : satelit komunikasi, cuaca, navigasi, penelitian sumber bumi, penelitian dan militer.
Arsyad Riyadi Maret 28, 2015 New Google SEO Bandung, IndonesiaRumus Fisika : Cermin dan Lensa
Pada dasarnya rumus yang berlaku pada cermin dan lensa adalah sama, yaitu :
f = jarak fokus cermin atau lensa
R = jari-jari kelengkungan cermin atau lensa
s = jarak benda dari cermin atau lensa
s’ = jarak bayangan yang dihasilkan cermin atau lensa
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = perbesaran bayangan
(Catatan : dalam penulisan lain s dituliskan sebagai so dan s’ sebagai si)
Untuk lensa masih ada satu besaran yaitu kekuatan lensa (P) yang memiliki satuan dioptri (D), yang dinyatakan sebagai :
Atau
Perbedaan rumus pada cermin dan lensa terletak pada jari-jari maupun fokusnya apakah bernilai positif atau negatif.
Jari-jari R atau jarak fokus bernilai positif berlaku untuk cermin cekung dan lensa cembung.
Jari-jari R atau jarak fokus bernilai negatif berlaku untuk cermin cembung dan lensa cekung.
Untuk sifat bayangan yang dihasilkan mempunyai ciri yang sama,
Jika didapatkan s’ bernilai positif maka sifat bayangannya nyata dan terbalik, sedangan jika s’ bernilai negatif maka sifat bayangannya maya dan tegak.
Demikian juga untuk perbesaran bayangan berlaku, jika M kurang dari 1 bayangan yang dihasilkan diperkecil, jika M sama dengan 1 bayangan yang dihasilkan sama besar dan jika M lebih besar dari 1 bayangan yang dihasilkan diperbesar.
Untuk jelasnya, perhatikan contoh berikut :
1. Sebuah benda berada pada jarak 15 cm di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 10 cm. Tentukan :
a. Jarak bayangan yang dihasilkan?
b. Perbesaran bayangan
c. Sifat bayangan
Penyelesaian :
Untuk cermin cekung f bernilai positif
Sehingga diketahui :
f = 10 cm
s = 15 cm
Ditanyakan :
a. s’
b. M
c. Sifat bayangan
Jawab :
a. Rumus cermin
s’ = 30 cm (bayangan nyata, terbalik)
b. Perbesaran bayangan
(bayangan diperbesar)
c. Sifat bayangan
Nyata, terbalik, diperbesar.
2. Sama dengan soal no.1 tetapi cerminnya diganti dengan cermin cekung.
Penyelesaian
Untuk cermin cekung berlaku f bernilai negatif, sehingga
Diketahui :
f = -10 cm
s = 15 cm
Ditanyakan :
a. s’
b. M
c. Sifat bayangan
Jawab :
a. Rumus cermin
s’ = -6 cm (bayangan maya, tegak)
b. Perbesaran bayangan
(bayangan diperkecil)
c. Sifat bayangan
Maya, tegak, diperkecil
Arsyad Riyadi Maret 26, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia