Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
-
Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
Apakah mereka membaca buku yang sama?
Pembelajaran berdiferensiasi yang optimal tidak serta mer...
Kimia mulai dikenalkan di tingkat SMP/Mts. Kalau dulu kimia, saya dapatkan saat sekolah di tingkat menengah atas (SMA) atau di MA.
Dalam blog ini, memang materi kimia masih sangat minim. Akhirnya, diawali dengan membaca silabus IPA Kimia untuk SMP, sedikit-demi sedikit materi ini akan kami susun.
Kimia sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang komposisi dan sifat zat/materi. Ilmu kimia sendiri dibagi dalam beberapa bidang kajian, seperti kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, biokimia maupun energi nuklir. Untuk SMP tentunya kimia lebih ke arah pengenalan yang akan menjadi dasar pada tingkat selanjutnya.
Apa saja sih, yang dipelajari dalam Kimia tingkat SMP?
Klasifikasi zat
Dalam kimia, zat dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu asam, basa dan garam. Sebenatnya dalam kehidupan sehari-hari kita pun sering menemukannya bahkan mengkonsumsinya. Misalnya asam yang terdapat dalam berbagai buah-buahan dengan ciri khas asam rasanya. Basa bisa kita temukan dalam berbagai produk rumah tangga, seperti sabun mandi, detergen maupun obat maag. Ciri khasnya pahit. Kemudian ada garam yang bisa ditemukan dalam bentuk garam dapur, misalnya.
Dalam mengklasifikasi zat juga mulai dikenalkan berbagai nama dan unsur kimia sederhana. Misalnya H (Hidrogen), O (Oksigen), C (Karbon), Fe (Ferum), Pb (Timbal), Ag (Argentum/Perak), Au (Aurum/Emas), Pt (Platina) dan sebagainya.
Zat-zat juga dapat dikelompokkan sebagai unsur, senyawa, atau campuran.
Contoh unsur sudah disebutkan di atas. Senyawa diperoleh dari gabungan dua unsur atau lebih. Tentunya melalui reaksi kimia. Misalnya Hidrogen + Oksigen membentuk Air, Natrium dan Klor membentuk Natrium klorida (NaCl) dan sebagainya.
Bagaimana dengan campuran? Dalam campuran sifat-sifat penyusunnya tanpak pada campuran yang dihasilkan. Misalnya air kopi. Dalam air kopi tampak jelas sifat cairnya (dari air), pahit (dari kopi) dan manis (dari gulanya). Bandingkan dengan senyawa? Misalnya garam dapur yang tersusun dari logam nastrium dan gas klor yang berbahaya. Tetapi ketika bereaksi menjadi NaCl sama sekali bukan zat yang berbahaya
Sifat-Sifat dalam Perubahan Fisika dan Kimia
Selanjutnya dikenalkan mengenai berbagai sifat fisika dan kimia pada suatu zat. Misalnya, bentuk, ukuran, massa jenis, warna merupakan contoh sifat fisika. Tetapi mudah berkarat maupun mudah terbakar merupakan contoh sifat kimia suatu zat.
Di alam ini ada dua jenis perubahan, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika lebih kepada perubahan yang tidak menimbulkan zat baru. Misalnya es menjadi air kemudian menjadi uap. Atau batangan emas berubah menjadi kalung/liontin, cincin maupun perhiasan lain yang semuanya hanyalah terjadi perubahan bentuk.
Contoh perubahan kimia misalnya besi berkarat, makanan membusuk. kayu terbakar dan lainnya. Dalam perubahan kimia ini akan dihasilkan zat baru. Misalnya pada kayu terbakar, beda kan antara kayu dengan arang yang dihasilkan.
Terkait dengan sifat dalam perubahan fisika dan kimia juga dibahas mengenai pemisahan campuran. Berbagai cara memisahkan campuran yang dipelajari meliputi filtrasi (penyaringan), dekantasi, sentrifugasi, evaporasi (penguapan), distilasi (penyulingan), corong pisah, kromatografi, sublimasi, ekstraksi (penyarian) dan daya tarik listrik juga dipelajari dalam kimia SMP.
Semoga dengan mengenal kimia lebih dini, maka pemahaman kita mengenai ilmu kimia akan lebih baik, khususnya ketika melihat/menemui penerapan kimia dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari kimia pada tingkat selanjutnya.
Arsyad Riyadi
November 02, 2016
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Dalam blog ini, memang materi kimia masih sangat minim. Akhirnya, diawali dengan membaca silabus IPA Kimia untuk SMP, sedikit-demi sedikit materi ini akan kami susun.
Kimia sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang komposisi dan sifat zat/materi. Ilmu kimia sendiri dibagi dalam beberapa bidang kajian, seperti kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, biokimia maupun energi nuklir. Untuk SMP tentunya kimia lebih ke arah pengenalan yang akan menjadi dasar pada tingkat selanjutnya.
Apa saja sih, yang dipelajari dalam Kimia tingkat SMP?
Klasifikasi zat
Dalam kimia, zat dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu asam, basa dan garam. Sebenatnya dalam kehidupan sehari-hari kita pun sering menemukannya bahkan mengkonsumsinya. Misalnya asam yang terdapat dalam berbagai buah-buahan dengan ciri khas asam rasanya. Basa bisa kita temukan dalam berbagai produk rumah tangga, seperti sabun mandi, detergen maupun obat maag. Ciri khasnya pahit. Kemudian ada garam yang bisa ditemukan dalam bentuk garam dapur, misalnya.
Dalam mengklasifikasi zat juga mulai dikenalkan berbagai nama dan unsur kimia sederhana. Misalnya H (Hidrogen), O (Oksigen), C (Karbon), Fe (Ferum), Pb (Timbal), Ag (Argentum/Perak), Au (Aurum/Emas), Pt (Platina) dan sebagainya.
Zat-zat juga dapat dikelompokkan sebagai unsur, senyawa, atau campuran.
Contoh unsur sudah disebutkan di atas. Senyawa diperoleh dari gabungan dua unsur atau lebih. Tentunya melalui reaksi kimia. Misalnya Hidrogen + Oksigen membentuk Air, Natrium dan Klor membentuk Natrium klorida (NaCl) dan sebagainya.
Bagaimana dengan campuran? Dalam campuran sifat-sifat penyusunnya tanpak pada campuran yang dihasilkan. Misalnya air kopi. Dalam air kopi tampak jelas sifat cairnya (dari air), pahit (dari kopi) dan manis (dari gulanya). Bandingkan dengan senyawa? Misalnya garam dapur yang tersusun dari logam nastrium dan gas klor yang berbahaya. Tetapi ketika bereaksi menjadi NaCl sama sekali bukan zat yang berbahaya
Sifat-Sifat dalam Perubahan Fisika dan Kimia
Selanjutnya dikenalkan mengenai berbagai sifat fisika dan kimia pada suatu zat. Misalnya, bentuk, ukuran, massa jenis, warna merupakan contoh sifat fisika. Tetapi mudah berkarat maupun mudah terbakar merupakan contoh sifat kimia suatu zat.
Di alam ini ada dua jenis perubahan, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika lebih kepada perubahan yang tidak menimbulkan zat baru. Misalnya es menjadi air kemudian menjadi uap. Atau batangan emas berubah menjadi kalung/liontin, cincin maupun perhiasan lain yang semuanya hanyalah terjadi perubahan bentuk.
Contoh perubahan kimia misalnya besi berkarat, makanan membusuk. kayu terbakar dan lainnya. Dalam perubahan kimia ini akan dihasilkan zat baru. Misalnya pada kayu terbakar, beda kan antara kayu dengan arang yang dihasilkan.
Terkait dengan sifat dalam perubahan fisika dan kimia juga dibahas mengenai pemisahan campuran. Berbagai cara memisahkan campuran yang dipelajari meliputi filtrasi (penyaringan), dekantasi, sentrifugasi, evaporasi (penguapan), distilasi (penyulingan), corong pisah, kromatografi, sublimasi, ekstraksi (penyarian) dan daya tarik listrik juga dipelajari dalam kimia SMP.
Semoga dengan mengenal kimia lebih dini, maka pemahaman kita mengenai ilmu kimia akan lebih baik, khususnya ketika melihat/menemui penerapan kimia dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari kimia pada tingkat selanjutnya.
Sumber gambar : https://btiasanshary.files.wordpress.com/2016/04/kimia-dasar.jpg
Asal usul makhluk hidup merupakan sebuah misteri. Ada beberapa teori yang diusulkan mengenai asal usul makhluk hidup :
1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Dalam teori ini terdapat dua pengertian. Pertama, makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup (a = tidak, bio = hidup, genesis = pembentukan). Kedua, makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya dari benda mati (generatio spontanea). Teori abiogenesis inii didukung oleh Aristoles, Thales, Anaximines, John Needham dan Antonie Van Leewenhoek. Thales menganggap kalau kehidupan berasal dari air. Anaximines menganggap kehidupan dari udara. Needham dari percobaannya berkesimpulan bahwa makhlukhidup berasal dari air kaldu.
2. Teori Biogenesis.
Biogenesis berasal dari kata bio = hidup dan genesis = pembentukan. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari makhluk hidup lainnya. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
a. Fransisco Redi (1626 - 1697)
Redi melakukan percobaan dengan memasukkan daging ke dalam beberapa toples. Toples pertama tertutup rapat, toples kedua dibiarkan terbuka, toples ketiga ditutup kain kasa.
- Daging di toples yang tidak tertutup akan dihinggapi lalat. Lalat akan bertelur dan telur tersebut akan menghasilkan belatung.
- Daging yang tertutup rapat, tidak ada lalat yang hinggap dan tentunya tidak ada telur di dalamnya.
- Daging di toples yang ditutup dengan kain kasa tidak dihinggapi lalat. Lalat menempel pada kain kasa karena menghirup aroma dari daging.
Dari percobaannya, Fransisco Redi menyimpulkan bahwa belatung berasal dari lalat yang hinggap di daging dan bertelur.
Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo)
b. Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799)
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan menggunakan air kaldu yang dididihkan. Hasilnya, Spallanzani menemukan bahwa pada tabung yang tertutup, air kaldu tidak membusuk dan tidak terdapat mikrorganisme di dalamnya. Sedangkan pada tabung yang terbuka, air kaldunya membusuk dan terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya. Sehingga Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa makhluk hidup bukan dari kaldu, melainkan dari makhluk hidup lainnya (yang berasal dari udara).
Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lainnya (omne vivum ex vivo)
c. Louis Pasteur (1822 - 1895)
Louis Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Pasteur menggunakan air kaldu yang dimasukkan ke dalam pipa berbentuk leher angsa. Setelah dipanaskan, air kaldu kemudian didinginkan dan diletakkan dalam keadaan tegak. Esok harinya air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Selanjutnya, pipa dimiringkan sehingga air mengalir dan bersentuhan dengan udara. Ternyata keesokan harinya kaldu tersebut membusuk dan mengandung banyak mikroorganisme.
Kesimpulan dari percobaan Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur dikenal dengan teori biogenesis yaitu semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup (omne ovum ex ovo, omne vivum ex vivo).
3. Teori Neoabiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa senyawa organik berasal dari senyawa anorganik.
a. Oparin
Oparin menyatakan bahwa senyawa organik terbentuk di lautan. Teori ini selanjutnya dikenal sebagai teori Evolusi Biologi. Pendukung teori ini adalah Haldane dalam buku Origin of Life.
b. Harold Urey
Urey menyatakan bahwa di atmosfer terdapat metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen (H2) dan uap air (H2O). Keempat senyawa ini oleh tenaga halilintar diubah menjadi senyawa organik. Teori ini dikenal sebagai teori Evolusi Kimia. Stanley Miller (mahasiswa Urey), melanjutkan hipotesa ini dengan membuat peralatan yang dibuat mirip seperti keadaann purba. Miller menggunakan listrik bertegangan tinggi (sebagai pengganti halilintar) dan ternyata terbentuklah senyawa organik berupa asam amino.
Selain ke-3 teori tersebut di atas dikenal juga Teori Penciptaan (Special Creation Theory) dan Teori Kosmozoa (Cosmozic Theory). Teori Penciptaan menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan. Makhluk hidup yang ada di masa sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan seperti yang ditemukan sekarang. Sedangkan Teori Kosmozoa menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari angkasa luar atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Tokoh dari faham Kosmozoa ini adalah Arrhenius.
Demikianlah teori-teori tentang asal-usul makhluk hidup. Sangat dimungkinkan ada juga teori-teori lain yang tidak ada di postingan ini.
Sumber :
Mubarok, Ibnul dkk. 2013. Maestro Olimpiade Biologi SMP Seri A. Erlangga
Keumalasari, Dewi. 2014. Suju Sukses Juara Olimpiade Biologi SMP/Mts. Gramedia
Arsyad Riyadi Agustus 15, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Dalam teori ini terdapat dua pengertian. Pertama, makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup (a = tidak, bio = hidup, genesis = pembentukan). Kedua, makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya dari benda mati (generatio spontanea). Teori abiogenesis inii didukung oleh Aristoles, Thales, Anaximines, John Needham dan Antonie Van Leewenhoek. Thales menganggap kalau kehidupan berasal dari air. Anaximines menganggap kehidupan dari udara. Needham dari percobaannya berkesimpulan bahwa makhlukhidup berasal dari air kaldu.
2. Teori Biogenesis.
Biogenesis berasal dari kata bio = hidup dan genesis = pembentukan. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari makhluk hidup lainnya. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
a. Fransisco Redi (1626 - 1697)
Redi melakukan percobaan dengan memasukkan daging ke dalam beberapa toples. Toples pertama tertutup rapat, toples kedua dibiarkan terbuka, toples ketiga ditutup kain kasa.
- Daging di toples yang tidak tertutup akan dihinggapi lalat. Lalat akan bertelur dan telur tersebut akan menghasilkan belatung.
- Daging yang tertutup rapat, tidak ada lalat yang hinggap dan tentunya tidak ada telur di dalamnya.
- Daging di toples yang ditutup dengan kain kasa tidak dihinggapi lalat. Lalat menempel pada kain kasa karena menghirup aroma dari daging.
Dari percobaannya, Fransisco Redi menyimpulkan bahwa belatung berasal dari lalat yang hinggap di daging dan bertelur.
Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo)
b. Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799)
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan menggunakan air kaldu yang dididihkan. Hasilnya, Spallanzani menemukan bahwa pada tabung yang tertutup, air kaldu tidak membusuk dan tidak terdapat mikrorganisme di dalamnya. Sedangkan pada tabung yang terbuka, air kaldunya membusuk dan terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya. Sehingga Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa makhluk hidup bukan dari kaldu, melainkan dari makhluk hidup lainnya (yang berasal dari udara).
Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lainnya (omne vivum ex vivo)
c. Louis Pasteur (1822 - 1895)
Louis Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Pasteur menggunakan air kaldu yang dimasukkan ke dalam pipa berbentuk leher angsa. Setelah dipanaskan, air kaldu kemudian didinginkan dan diletakkan dalam keadaan tegak. Esok harinya air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Selanjutnya, pipa dimiringkan sehingga air mengalir dan bersentuhan dengan udara. Ternyata keesokan harinya kaldu tersebut membusuk dan mengandung banyak mikroorganisme.
Kesimpulan dari percobaan Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur dikenal dengan teori biogenesis yaitu semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup (omne ovum ex ovo, omne vivum ex vivo).
3. Teori Neoabiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa senyawa organik berasal dari senyawa anorganik.
a. Oparin
Oparin menyatakan bahwa senyawa organik terbentuk di lautan. Teori ini selanjutnya dikenal sebagai teori Evolusi Biologi. Pendukung teori ini adalah Haldane dalam buku Origin of Life.
b. Harold Urey
Urey menyatakan bahwa di atmosfer terdapat metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen (H2) dan uap air (H2O). Keempat senyawa ini oleh tenaga halilintar diubah menjadi senyawa organik. Teori ini dikenal sebagai teori Evolusi Kimia. Stanley Miller (mahasiswa Urey), melanjutkan hipotesa ini dengan membuat peralatan yang dibuat mirip seperti keadaann purba. Miller menggunakan listrik bertegangan tinggi (sebagai pengganti halilintar) dan ternyata terbentuklah senyawa organik berupa asam amino.
Selain ke-3 teori tersebut di atas dikenal juga Teori Penciptaan (Special Creation Theory) dan Teori Kosmozoa (Cosmozic Theory). Teori Penciptaan menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan. Makhluk hidup yang ada di masa sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan seperti yang ditemukan sekarang. Sedangkan Teori Kosmozoa menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari angkasa luar atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Tokoh dari faham Kosmozoa ini adalah Arrhenius.
Demikianlah teori-teori tentang asal-usul makhluk hidup. Sangat dimungkinkan ada juga teori-teori lain yang tidak ada di postingan ini.
Sumber :
Mubarok, Ibnul dkk. 2013. Maestro Olimpiade Biologi SMP Seri A. Erlangga
Keumalasari, Dewi. 2014. Suju Sukses Juara Olimpiade Biologi SMP/Mts. Gramedia
Arsyad Riyadi Agustus 15, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Biologi merupakan bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
yang mempelajari makhluk hidup. Istilah
biologi sendiri berasal dari kata bios = hidup dan logos = ilmu. Perkembangan
ilmu biologi ini sangat pesat. Kajian ilmunya juga makin kompleks. Sehingga
ilmu biologi sendiri memiliki banyak cabang. Cabang-cabang dalam ilmu biologi antara
lain :
Zoologi : ilmu yang mempelajari tentang hewan
Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
Fisiologi : ilmu yang mempelajari tentang fungsi tubuh
makhluk hidup
Anatomi : ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh
makhluk hidup
Morfologi : ilmu yang mempelajari tentang bentuk luar
makhluk hidup
Sitologi : ilmu yang mempelajari
tentang sel
Histologi : ilmu yang mempelajari tentang jaringan
Organologi : ilmu yang mempelajari tentang organ
Embriologi : ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan janin (embrio)
Terratologi : ilmu yang mempelajari
tentang cacat embrio (cacat janin)
Ekologi : ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
Mikrobiologi : ilmu yang mempelajari
tentang mikroorganisme
Virologi : ilmu yang mempelajari
tentang virus
Bakteriologi : ilmu yang mempelajari
tentang bakteri
Fungiologi : ilmu yang mempelajari
tentang fungi/jamur/mikota
Entomologi : ilmu yang mempelajari
tentang serangga
Patologi : ilmu yang mempelajari
tentang penyakit
Palaentologi : ilmu yang mempelajari
tentang fosil
Pedologi : ilmu yang mempelajari
tentang tanah
Genetika : ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat makhluk hidup
Filogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan makhluk hidup mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai
tingkat tinggi
Ontogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio mulai dari zigot sampai lahir, dan dari lahir sampai dewasa
Taksonomi : ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi makhluk hidup
Malakologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Teratologi : ilmu yang mempelajari
tentang teratogen (zat yang menyebabkan kecacatan pada janin)
Kardiologi : ilmu yang mempelajari
tentang jantung ‘Cardia’
Ichyologi : Ilmu yang mempelajari
ikan ‘Ichty’
Mikologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Evolusi : ilmu yang mempelajari
perubahan makhluk hidup dari tingkat rendah ke tingkat tinggi
Ornitologi : ilmu yang mempelajari
tentang burung
Primatologi: ilmu yang mempelajari
tentang primata
Ternyata begitu banyaknya
cabang-cabang dalam ilmu biologi. Yang tentunya tiap kajian tersebut memiliki
pendalaman sendiri-sendiri. Bikin minder saja ya.
Sumber :
Buku Suju Sukses Juara Olimpiade
Biologi Mts/SMP yang ditulis oleh Dewi Keumalasari
Mudah dan Cepat Menghafal Biologi
yang ditulis Prowel Sianipar.
Sains perlu diajarkan sejak dini. Sains ini pun diajarkan secara menyenangkan. Sains diberikan menggunakan contoh-contoh konkret yang ada dalam keseharian.
Amati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Arsyad Riyadi
Juli 24, 2015
New Google SEO
Bandung, IndonesiaAmati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Berikut materi sains yang perlu diketahui sebagai dasar untuk belajar sains pada tahap berikutmya.
Fisika dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Fisika?
- Besaran dan Pengukuran
- Wujud Zat
- Suhu dan Kalor
- Gerak
- Gaya
- Energi dan Daya
- Pesawat Sederhana
- Getaran, Gelombang, dan Bunyi
- Cahaya
- Alat Optik
- Listrik Statis
- Energi dan Daya Listik
- Magnet
- Elektromagnet
Fisika Bumi dan Antariksa dalam Kehidupan Kita
- Tata Surya
- Alam Semesta
- Matahari
- Bumi
- Atmosfer Bumi
- Hidrosfer
- Litosfer
- Bencana Alam Kebumian
Kimia dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Kimia?
- Atom, Ion, Molekul
- Pemisahan Campuran
- Reaksi Kimia
- Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
- Asam, Basa, Garam
- Bahan Kimia dalam Rumah Tangga
- Bahan Kimia pada Makanan
- Zat adiktif dan Psikotropika
- Kimia Karbon
Biologi dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Biologi?
- Ciri-Ciri Makhluk Hidup
- Klasifikasi Makhluk Hidup
- Organisasi Kehidupan
- Ekosistem
- Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan
- Sistem Gerak pada Manusia
- Sistem Pencernaan Manusia
- Sistem Pernapasan Manusia
- Sistem Peredaran Manusia
- Sistem Ekskresi Manusia
- Sistem Reproduksi Manusia
- Sistem Saraf dan Indra Manusia
- Adaptasi dan Seleksi Alam
- Pewarisan Sifat
- Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Sumber : Sains bagi Pemula
Belajar Sains yang Atraktif ini merupakan cara belajar sains yang ditawarkan oleh buku"Dari Galileo sampai Einsten", seperti yang dituliskan oleh Chalis Setyadi.
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia