Bencana alam kebumian dapat dibedakan menjadi badai guruh, gempa bumi, siklon tropis, kekeringan, dan banjir.
Badai Guruh
Badai guruh ini dapat menyebabkan banjir, angin kencang, bahaya batu es hujan, bahaya petir dan dapat menghilangkan nyawa manusia.
Badai guruh dapat dibedakan seperti berikut ini :
1. Badai guruh termal atau konvektif
Badai ini disebabkan oleh pemanasan permukaan dari radiasi matahari. Karakteristik badai ini adalah pertumbuhan cepat, daerah kurang luas, hujan lebat lokal, arus udara ke bawah kuat dan angin ribut lokal, serta adanya resiko hujan es batu lokal dan petir. Karena tumbuh dengan cepat, maka peringatan dini sukar dilakukan.
2. Badai guruh orografik. Badai ini terjadi jika udara tidak stabil secara bersyarat atau konvektif naik akibat pegunungan.
3. Badai guruh yang dikaitkan dengan gangguan tropis seperti badai tropis, monsun, gelombang timuran dan sebagainya.
Gempa Bumi
Gempa bumi memancarkan energi bumi dalam bentuk gelombang. Gerakan kulit bumi yang dikaitkan dengan gelombang seismik diukur oleh seismograf. Ada 3 jenis gelombang seismik, yaitu :
a. Gelombang primer atau preliminer disebut gelombang P, termasuk gelombang tercepat. Kecepatan gelombang ini melalui bumi adalah 3 – 8 mil per sekon. Gelombang ini yang pertama kali sampai seismograf dari gempa bumi. Amplitudonya kecil dan periodenya pendek, yaitu 0,5 – 5 sekon. Gelombang P ini sama dengan gelombang suara yaitu gelombang longitudinal yang menjalar dengan penekanan dan peregangan bumi.
b. Gelombang sekunder disebut gelombang S. Kecepatan gelombang S sekitar 2/3 kecepatan gelombang P. Gelombang S mempunyai amplitudo lebih besar dan periodenya lebih lama daripada gelombang P. Gelombang sekunder merupakan gelombang transversal. Gelombang S disebut juga gelombang geser, karena material yang dilalui gelombang ini mengalami pergeseran.
c. Gelombang permukaan, disebut juga gelombang Rayleigh atau gelombang Love. Gelombang ini sangat lambat dengan periode gelombang yang panjang dan amplitudonya besar, yang menjalar melalui kerak bumi, seperti gelombang air tetapi tidak menembus ke bagian dalam bumi.
Pusat gempa bumi, yaitu titik di dalam bumi tempat gempa terjadi disebut hiposenter, dan titik pada permukaan bumi tepat di atas pusat gempa disebut episenter.
Berdasarkan proses terjadinya, gempa bumi dibagi menjadi :
a. Gempa pendahuluan, amplitudonya kecil dan terjadi sebelum gempa besar atau gempa utama.
b. Gempa utama, amplitudonya besar sehingga dapat dirasakan oleh manusia
c. Gempa susulan, terjadinya beberapa menit atau jam setelah gempa utama.
Berdasarkan kedalaman hiposenternya, maka gempa bumi dibagi menjadi :
a. Gempa-dalam, kedalaman hiposenter lebih dari 300 km. Gempa ini dapat mencapai ke permukaan tetapi amplitudonya kecil sehingga tidak berbahaya.
b. Gempa-sedang, kedalaman hiposenter antara 60 dan 300 km. Umumnya gempa ini jarang menimbulkan kerusakan.
c. Gempa-dangkal, kedalaman hiposenter kurang dar 60 km. Gempa ini sering menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi.
Berdasarkan proses fisis, gempa bumi dapat dibedakan menjadi :
a. Gempa tektonik, disebabkan oleh pergeseran lempeng benua. Jika episenternya berada di laut, maka akan menimbulkan Tsunami (gelombang laut yang besar).
b. Gempa vulkanik, disebabkan oleh aktivitas magma dekat permukaan bumi atau disebabkan oleh letusan gunung berapi (vulkano). Gempa vulkanik biasanya mempunyai intensitas lemah dan terjadi pada daerah sekitar gunung meletus. Kerusakan dan korban jiwa lebih disebabkan oleh letusannya daripada gempanya.
c. Gempa runtuhan, disebabkan oleh runtuhan batuan misalnya pada gua atau disebabkan oleh longsoran tanah.
Siklon Tropis
Siklon tropis adalah badai sirkuler yang menimbulkan angin yang mampu merusakan daerah 250 mil dari pusatnya. Kecepatan angin yang paling kencang terdapat pada cincin yang bergaris tengah 20 – 30 mil dari pusat siklon. Kcepata angin di daerah itu dapat mencapai 150 mil/jam. Hujan deras dan angin terpusat dalam pita spiral yang berputar dan pada pusat siklon tropis terdapat inti panas yang disebut mata siklon.
Bencana Kekeringan
Kekeringan (drought) dan daerah kondisi kering (aridity) merupakan hal yang berbeda. Kekeringan merupakan kondisi kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan. Kondisi kering diartikan sebagai keadaan dengan jumlah curah hujan sedikit.
Kondisi kering disebabkan oleh kombinasi antara kurangnya jumlah curah hujan (sebagai masukan) dan evapotranspirasi (sebagai keluaran). Penyebab kekeringan adalah gerak turun udara akibat tekanan tinggi yang menghalangi pembentukan awan sehingga kelembaman rendah dan terjadi defisiensi (kekurangan) curah hujan.
Bencana banjir
Bencana banjir disebabkan oleh buruknya sistem skala meso atau makro. Faktor meteorologis utama yang menyebabkan bencana banjir adalah hujan torensial, distribusi hujan dan durasi hujan. Faktor lain yang penting adalah sifat fisis permukaan tanah. Siklon tropis dapat mempengaruhi sistem cuaca di Indonesia, terutama meningkatkan perawanan, curah hujan, angin dan gelombang lain.
Demikian postingan mengenai bencana alam kebumian. Tulisan ini merupakan ringkasan dari buku Ilmu Kebumian dan Antariksa yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Bayong Tjasyono HK., DEA. Mohon maaf berhubungnya temanya masih asing, maka belum bisa menuliskan dengan bahasa yang lebih leluasa. Untuk jelasnya bisa langsung membaca dari buku tersebut maupun sumber-sumber lain.
Sumber bacaan :
Tjasyono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Cetakan ketiga. PT Remaja Rosda Karya.
Arsyad Riyadi Maret 31, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dengan adanya dua lensa ini, mikroskop memiliki kemampuan melihat benda-benda yang lebih kecil dibanding ketika menggunakan lup. Bahkan mikroskop tertentu bisa mempunyai perbesaran ribuan kali, misalnya mikroskop elektron.
Prinsip kerja mikroskop
Benda yang akan diamati diletakkan di antara F dan 2F dari lensa obyektif, sehingga diperoleh bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan lensa obyektif ini menjadi benda bagi lensa okuler yang akan menghasilkan bayangan maya, diperbesar, dan terbalik dari pertamanya.
Penggunaan mikroskop dapat dilakukan baik untuk mata berakomodasi maupun mata tak berakomodasi.
Perbesaran yang dihasilkan mikroskop secara umum dapat dituliskan sebagai
M = Mob x Mok
M = perbesaran mikroskop
Mob = perbesaran lensa obyektif
Mok = perbesaran lensa okuler
Untuk mata tak berakomodasi
Perbesaran mikroskop :
Panjang mikroskop : L = s’ob + fok
Untuk mata berakomodasi
Perbesaran mikroskop :
Panjang mikroskop : L = s’ob + sok
Arsyad Riyadi Maret 30, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sumber : https://www.andelskassen.dk |
Perbesaran yang terjadi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum dan perbesaran anguler untuk mata tidak berakomodasi.
1. Perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
Karena lup terdiri dari 1 buah lensa cembung dapat dipastikan untuk mendapatkan perbesaran yang maksimum pun sama caranya, yaitu benda harus diletakkan di depan lensa antara titik pusat O dan titik fokus.
Berlaku :
Sn = titik dekat mata
M = perbesaran anguler
2. Perbesaran anguler untuk mata tak berakomodasi
Mata tidak akan mudah lelah ketika bayangan yang dibentuk oleh lup terletak pada jarak jauh tak terhingga. Untuk itu, tentunya benda harus diletakkan tepat di fokus f.
Berlaku :
Sn = titik dekat mata
M = perbesaran anguler
Contoh :
Sebuah lup memiliki jarak fokus 5 cm. Tentukan perbesaran lup untuk :
a. Mata berakomodasi maksimum
b. Mata tak berakomodasi
Penyelesaian :
f = 5 cm
Anggap titik dekat mata normal (Sn = 25 cm)
a. Mata berakomodasi maksimum
b. Mata tak berakomodasi
Arsyad Riyadi Maret 29, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam satu rotasi, bumi membutuhkan waktu 1 hari 1 malam atau 24 jam = 24 x 60 menit. Melakukan 1 kali rotasi artinya bumi telah menempuh 3600 bujur. Sehingga ketika waktu yang dibutuhkan sebesar 24 x 60 menit, maka untuk 10bujur membutuhkan waktu :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda 4 menit.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki 3 daerah waktu? Apakah menggunakan dasar yang sama?
Tentunya jawabannya pasti ya.
Telah dijelaskan bahwa setiap tempat yang berbeda bujur 10 akan menunjukkan waktu berbeda 4 menit. Akibatnya seluruh permukaan bumi akan dibagi atas 360 macam waktu yang berbeda 4 menit. Untuk menyederhanakannya, secara internasional ditetapkan 24 daerah waktu yang masing-masing berbeda 3600/24 = 150 atau 1 jam.
Untuk bujur 00 ditentukan melalui kota Greenwich (dekat London). Setiap garis bujur yang jauhnya 150 atau kelipatan 150 di sebelah barat atau sebelah timur nol derajat sebagai bujur standar. Bujur standar ini yang nantinya dinamakan waktu standar atau waktu lokal.
Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200 dan 1350 BT (Bujur Timur). Sehingga waktu lokalnya berturut-turut adalah Greenwich ditambah dengan 105/15 jam (atau 7 jam), 120/15 jam (atau 8 jam) dan 135/15 jam (atau 9 jam). Sehingga misalnya di Greenwich menunjukkan jam 9 pagi, maka di Indonesia menunjukkan waktu 16.00, 17.00 dan 18.00.
Contoh :
1. Jika di Jayapura menunjukkan pukul 10.00 pagi, pukul berapa di :
A. di Ujung Pandang
B. di Jakarta
Penyelesaian :
Jayapura masuk pada WIT, yaitu pukul 10.00
A. Ujung Pandang masuk WITA, sehingga lebih pagi selisih 1 jam yaitu pukul 09.00
B. Jakarta masuk WIB, sehingga selisih 2 jam lebih pagi yaitu pukul 08.00
2. Suatu saat di Greenwich menunjukkan pukul 12.00. Pukul berapa :
A. Di kota A yang terletak pada 600 BB
B. Di kota B yang terletak pada 500 BT
Penyelesaian :
A. Kota A terletak pada 600 BB
Perbedaan letak kota A dan Greenwich (bujur 00) adalah 600 – 00 = 600
Karena 10 bujur berbeda waktu 4 menit, maka perbedaan waktu kota A dan Greenwich adalah
Letak kota A berada di sebelah barat kota Greenwich, sehingga kota A menunjukkan pukul 12.00 – 4 = 08.00.
B. Kota B terletak pada 500 BT
Perbedaan letak kota A dan Greenwich (bujur 00) adalah 500 – 00 = 500
Karena 10 bujur berbeda waktu 4 menit, maka perbedaan waktu kota A dan Greenwich adalah
Letak kota A berada di sebelah timur kota Greenwich, sehingga kota A menunjukkan pukul 12.00 + 3 jam 20 menit = 13.00 lebih 20 menit atau 13.20.
Arsyad Riyadi Maret 29, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam postingan kali ini, khusus hanya membahas mengenai jenis kacamata beserta ukuran lensa yang diperlukan oleh penderita cacat mata baik miopi maupun hipermetropi.
1. Seorang penderita miopi memiliki titik jauh 80 cm. Tentukan jenis kacamata dan ukuran lensa yang diperlukan agar dapat melihat seperti orang yang normal?
Penyelesaian :
Diketahui :
s = ~
s’ = - 80 cm
Ditanya :
Jenis kacamata dan ukuran lensa yang digunakan?
Jawab :
Kekuatan lensa :
Atau menggunakan rumus :
Dengan PR = -s’ = 80 cm = 0,8 m
2. Titik dekat mata seorang 50 cm. Ia ingin membaca pada jarak normal 25 cm, berapa ukuran lensa kacamata yang digunakan?
Diketahui :
s = sn = 25 cm
s’ = -50 cm
Ditanya :
P
Jawab :
f = 50 cm
Atau dengan menggunakan rumus :
Serta dengan menuliskan PP = -s’ = 50 cm
3. Seorang penderita hipermetropi dapat membaca dengan jelas pada jarak 100 cm. Berapa ukuran lensa kacamata yang diperlukan agar orang tersebut dapat membaca pada jarak 30 cm?
Penyelesaian :
Diketahui :
s' = 120 cm
s = 30 cm
Ditanya :
P
Jawab :
Kekuatan lensa :
Latihan :
1. Seseorang hanya mampu melihat benda terjauh dengan jelas pada jarak 200 cm. Berapa kekuatan lensa yang dibutuhkan?
2. Seorang penderita dekat dapat membaca jelas pada jarak 40 cm. Berapa ukuran lensa kacamata yang diperlukan agar orang tersebut dapat membaca pada jarak 30 cm?
3. Seorang penderita dekat dapat membaca jelas pada jarak 80 cm. Berapa ukuran lensa kacamata yang diperlukan agar orang tersebut dapat membaca pada jarak baca normal (25 cm)?
Arsyad Riyadi Maret 28, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Tata Surya adalah suatu sistem dengan matahari sebagai pusat dikitari planet dan benda-benda antar planet seperti asteroid, komet, dan meteroid
2. Planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang : Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus
3. Pengelompokan planet :
a. Bumi sebagai pembatas
1) Planet inferior : Merkurius dan Venus
2) Planet superior : Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto
b. Lintasan asteroid (terletak antara planet Mars dan Jupiter) sebagai pembatas
1) Planet dalam (inner planet) : Merkurius, Venus, Bumi, Mars
2) Planet luar (outer planet) : Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto
c. Ukuran dan komposisi bahan penyusunnya
1) Planet terrestial (kebumian) : Merkurius, Venus, Bumi, Mars
2) Planet Jovian (raksasa) : Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
4. Hukum I Keppler : “Setiap planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari, dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya.”
Posisi pada orbit planet ketika planet berada pada posisi paling dekat dengan matahari disebut perihelium.
Posisi pada orbit planet ketika planet berada pada posisi paling jauh dengan matahari disebut aphelium.
5. Hukum II Keppler :”Garis penghubung planet ke matahari menyapu luas daerah yang sama dalam selang waktu yang sama.”
Kelajuan gerak planet-planet pada orbitnya bertambah besar ketika mendekati matahari dan bertambah kecil ketika menjauhi matahari.
6. Hukum III Keppler :”Pangkat dua periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet tersebut ke matahari.”
7. Gerak sebuah planet dalam orbitnya mengelilingi matahari disebut revolusi. Perputaran planet mengitari porosnya disebut rotasi.
8. Satelit adalah suatu planet kecil yang mengitari sebuah planet sebagai pengiring.
9. Asteroid adalah benda antar planet berupa bongkahan batu, yang terletak antara sabuk Mars dan Jupiter.
10. Komet adalah benda antarplanet berupa bongkahan es dan debu, yang meluncur sangat cepat melintasi tata surya.
Komet tampat paling terang dengan ekor paling panjang ketika berada di perihelium (titik terdekat dengan matahari).
11. Meteor adalah benda angkasa yang bergerak dengan cepat dan lintasannya tidak beraturan. Meteor yang sampai ke bumi disebut bintang jatuh atau meteroid.
12. Matahari mengandung 75% unsur hidrogen,20% unsur helium dan 2% unsur yang lebih berat (oksigen, karbon, dan neon)
Bumi Sebagai Planet
1. Bentuk bumi tidak bulat sempurna, tetapi agak pepat di kedua kutubnya dan agak mengembang di sekitar khatulistiwa.
2. Bumi berotasi satu kali mengitari porosnya dalam waktu 1 hari (23 jam 56 menit 4,09 detik) dengan arah “timur” yaitu dari barat ke timur dan berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Akibat rotasi bumi :
a. pergantian siang dan malam
b. gerak semu harian benda langit
c. penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan pada kedua kutub bumi
d. perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Setiap 10 berbeda 4 menit atau setiap 150 berbeda 1 jam.
3. Bumi berevolusi satu kali mengitari matahari dalam waktu 365 ¼ hari (tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 20 detik).
Akibat revolusi bumi :
a. pergantian musim
b. perubahan lamanya siang dan malam
c. gerak semu tahunan matahari
d. terjadinya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
4. Kalender Masehi atau kalender surya didasarkan pada perhitungan revolusi bumi.
5. Bulan sebagai satelit bumi.
Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga :
a. suhu di permukaan bulan dapat berubah dengan cepat
b. bunyi tidak dapat merambat
c. langit di bulan tampak hitam kelam
d. di bulan tidak ada kehidupan
Bentuk bulan yang berbeda-beda oleh pengamat di bumi disebabkan oleh perbedaan bagian sinar matahari yang mengenai separoh muka bulan yang menghadap bumi.
6. Tahun Hijriah atau tahun komariah didasarkan pada waktu yang diperlukan bulan atau keadaan bulan baru kembali ke keadaan bulan baru lagi.
7. Peristiwa terhalangnya sinar matahari menuju bulan oleh bumi disebut gerhana bulan.
Gerhana bulan terjadi malam hari saat bulan purnama.
8. Peristiwa terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan ddisebut gerhana matahari.
Gerhana matahari terjadi siang hari saat bulan baru/perbani.
9. Penyebab utama pasang surut air laut adalah gravitasi bulan, disamping pengaruh gravitasi matahari.
Pasang besar terjadi pada saat bulan purnama atau bulan baru. Pasang kecil terjadi ketika bulan pada saat kuartir awal dan kuartir akhir.
10. Satelit buatan adalah pesawat antariksa tak berawak buatan manusia yang diluncurkan pada ketinggian tertentu untuk mengorbit mengitari sebuah planet dengan misi tertentu.
Berdasarkan fungsinya : satelit komunikasi, cuaca, navigasi, penelitian sumber bumi, penelitian dan militer.
Arsyad Riyadi Maret 28, 2015 New Google SEO Bandung, IndonesiaAlat optik yang akan dibahas meliputi mata, kamera, lup, mikroskop dan teleskop. Pada postingan kali akan diawali dengan pembahasan mengenai mata.
Bagian-bagian mata
Mata merupakan alat optik yang cukup kompleks. Mata ini terdiri dari kornea, pupil, iris, lensa, aqueous humour, vitreous humour, retina, dan otot siliar.
Kornea merupakan lapisan luar bola mata yang tidak berwarna (bening). Kornea ini berfungsi melindungi bagian-bagian mata yang ada di dalamnya. Kornea juga berfungsi sebagai penerima rangsang cahaya dan meneruskan ke bagian mata yang lebih dalam.
Pupil atau anak mata merupakan celah bundar yang berada di tengah iris. Pupil ini sebagai tempat lewatnya cahaya yang menuju ke retina.
Iris merupakan lapisan di depan lensa mata yang berwarna. Warna iris inilah yang menentukan warna mata seseorang. Iris berfungsi untuk mengatur lebar pupil sehingga banyaknya cahaya yang masuk bisa diatur.
Lensa mata meruoakan benda bening di dalam bola mata yang berbentuk cembung. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya atau bayangan agar jatuh tepat di retina. Untuk melihat benda-benda yang jauh, lensa mata akan memipih. Sedangkan untuk melihat benda-benda yang dekat, lensa mata akan menjadi cembung. Kemampuan lensa mata untuk menjadi cembung dan pipih disebut daya akomodasi.
Aqueous humour merupakan cairan yang terletak di antara kornea dan lensa mata. Vitreous humour terdapat di antara lensa mata dan retina, yang disebut juga dengan cairan kaca. Kedua cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata.
Retina merupakan lapisan terdalam dari dinding bola mata. Retina ini berfungsi sebagai penerima cahaya bayangan benda. Sifat bayangan yang diterima mata bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Otot siliar berfungsi untuk mengatur panjang fokus (kelengkungan) lensa mata.
Mata memiliki jarak penglihatan yang jelas pada daerah yang dibatasi oleh dua titik, yaitu titik dekat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Titik dekat adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Titik dekat mata normal antara 25 – 30 cm. Titik jauh merupakan titik terjaduh yang masih dapat dilihta dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi. Titik jauh mata normal berada pada jarak yang tak terhingga (~).
Cacat Mata/Gangguan Penglihatan
Mata normal (emetropi)
Mata normal memiliki titik dekat (PP) = 25 – 30 cm dan titik jauh (PR) = tidak terhingga. Sehingga ketika benda berada di antara kedua titik tersebut akan tertangkap jelas oleh retina. Jika mata mengalami batas penglihatan yang berbeda dengan jangkauan mata normal, dikatakan mata tersebut mengalami gangguan/cacat mata.
a. Rabun jauh (miopi)
Penderita rabun jauh kesulitan dalam melihat benda-benda yang letaknya jauh. Penderita rabun jauh memiliki titik dekat yang lebih kecil dari titik dekat mata normal serta titik jauhnya lebih pendek dibanding titik jauh mata normal.
Pada penderita rabun jauh, bayangan jatuh di depan retina. Sehingga untuk penanganannya menggunakan kaca mata berlensa cekung (negatif).
Kekuatan lensa yang digunakan menggunakan persamaan :
Dengan P = kekuatan lensa (dioptri) dan PR = titik jauh mata.
Rumus di atas sebenarnya penyederhanaan dari rumus yang berlaku pada lensa, yaitu
Dengan
Dengan s’ (jarak bayangan) sebagai titik dekatnya (s’ = -sn = -PR) dan s (letak benda) berada pada jarak tak terhingga.
b. Rabun dekat (hipermetropi)
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya dekat. Penderita hipermetropi ini memiliki titik dekat yang lebih besar dari pada titik dekat mata normal sedangkan titik jauhnya berada pada jarak tak terhingga. Pada penderita rabun jauh, bayangan jatuh di belakang retina. Sehingga untuk penanganannya menggunakan kaca mata berlensa cembung (positif).
Kekuatan lensa yang digunakan menggunakan persamaan :
Persamaan tersebut khusus jika jarak bacanya 25 cm.
Dengan P = kekuatan lensa (dioptri) dan PP = titik dekat mata (m).
Rumus di atas sebenarnya penyederhanaan dari rumus yang berlaku pada lensa, yaitu
Dengan
s = 25 cm (jarak baca normal).
Catatan : jika penderita akan membaca pada jarak normal 30 cm, gunakan rumus dasar
Sumber bacaan :
1. Buku Pegangan Guru PR Fisika Kelas SMU Tengah Tahun Kedua, Intan Pariwara, 2001.
2. Kanginan, Marthen. 1999. Seribu Pena Fisika SMU Kelas 2. Erlangga
Arsyad Riyadi Maret 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Fisika Modern mulai dikenalkan sejak SMA, khususnya di kelas XI. Di perguruan tinggi, Fisika Modern dimasukkan sebagian mata kuliah Fisika Dasar. Sedangkan untuk yang kuliah di jurusan Fisika bisa mendalaminya lewat mata kuliah Fisika Modern.
Sebagai pengantar, apa yang disajikan di sini tentunya tidak mendetail. Tetapi sebagai sedikit gambaran, apa sih Fisika Modern. Apa saja cakupannya? Apa yang membedakannya dengan fisika klasik dan seterusnya.
Beberapa hal yang yang dibahas dalam Fisika Modern, meliputi :
1. Teori Relativitas Khusus
2. Teori Kuantum
3. Struktur Atom dan Molekul
4. Fisika Zat Padat
Teori Relativitas Khusus
Untuk materi relativitas khusus sebagian sudah di kupas di sini. Teori relativitas khusus yang dikemukakan oleh Einstein (1905) berhasil menjelaskan peristiwa-peristiwa fisika yang berhubungan dengan kelajuan relativistik (mendekati kecepatan cahaya c). Hukum Newton berhasil dalam memberikan penjelasan yang memuaskan untuk menjawab peristiwa-peristiwa fisika yang berhubungan dengan kelajuan non relativistik, yaitu kelajuan benda yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya dalam ruang vakum (c). Tetapi gagal dalam menjelaskan menjelaskan peristiwa fisika yang berhubungan dengan kelajuan relativistik.Teori ini dinamakan dengan nama teori relativitas khusus, dalam arti teori ini berlaku untuk kerangka acuan inersia, yaitu kerangka yang diam atau bergerak lurus dengan kecepatan/kelajuan tetap. Sehingga untuk kerangka acuan yang dipercepat, teori ini tidak berlaku.
Teori Relativitas Khusus ini didasarkan pada 2 postulat. Pertama, semua hukum fisika memilik bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia. Kedua, cepat rambat cahaya dalam vakum memiliki nilai yang sama dalam semua kerangka acuan, yaitu c = 3,0 x 108 m/s.
Adanya 2 postulat ini berimplikasi pada berbagai peristiwa seperti penjumlahan kecepatan relativistik, kontraksi panjang, dilasi waktu, massa relativistik maupun momentum relativistik.
Dilasi Waktu
Kontraksi Lorentz
Teori Kuantum
Teori kuantum yang muncul pada permulaan abad ke-19 mengguncangkan perkembangan ilmu fisika. Diawali dengan hipotesa dari Max Planck (1900) kemudian memuncak dengan teori mekanika kuantum oleh Schrodinger dan Heisenber (1920) yang secara gamblang mampu menjelaskan struktur materi.Persamaan E = nhf, n = 1, 2, 3,….
Yang merupakan hipotesa kuantum Planck.
Pada tahun 1923, Louise de Broglie mengembangkan gagasan dualisme gelombang, yaitu jika cahaya berkelakuan sebagai gelombang dan juga sebagai partikel, sangat mungkin partikel lain seperti elektron juga berkelakuan sama. Untuk sebuah partikel bermassa m yang menjalar dengan kecepatan v, memiliki panjang gelombang sebesar
Yang merupakan panjang gelombang de Broglie dari sebuah partikel.
Struktur Atom dan Molekul
Model atom paling sederhana yang pernah dikemukakan oleh para ahli adalah model atom hidrogen. Rydberg menyatakan bahwa deret-deret dalam spektrum atom hidrogen dapat dinyatakan dengan persamaan :λ = panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
R = tetapan Rydberg = 1,097.107 m-1.
Untuk deret Lyman
Untuk deret Balmer
Untuk deret Paschen
Untuk deret Brachet
Untuk deret Pfund
Selain model atom hidrogen dari Balmer juga dikenal model atom lain seperti model atom hidrogen Dalton, J.J Thomson, Rutherford, dan Neils Bohr.
Fisika Zat Padat
Dalam fisika zat padat dibahas mengenai struktur kristal dari zat padat. Cabang ilmu fisika yang khusus mempelajari tentang susunan atom-atom pembentuknya secara geometri disebut dengan kristalografi. Kristalografi sendiri berkembang dengan pesat setelah keberhasilan percobaan difraksi sinar X pada kristal.Zat padat, berdasarkan struktur penyusunan atomnya dibedakan menjadi dua, yaitu zat padat kristal dan zat padat amorf. Pada zat padat kristal (misalnya pada es, garam dapur dan intan) didapatkan susunan atom-atom atau molekul yang memiliki keteraturan pada jarak panjang dan periodik (berulang). Sedangkan pada zat padat amorf (misalnya pada plastik, gelas dan aspal) memiliki susunan atom-atom atau molekul yang memiliki keteraturan pada jarak pendek.
Di dalam materi zat padat juga dibahas mengenai cacat kristal. Cacat kristal terjadi karena ada susunan atom-atom yang tidak teratur. Cacat ini bisa berbentuk cacat titik, yang terdiri dari kekosongan, interstisial, dan ketidakmurnian. Cacat yang umum terjadi adalah dislokasi yang disebabkan adanya sebaris atom yang terputus di suatu tempat.
Ikatan dalam zat padat dibedakan menjadi ikatan kovalen, ikatan ionik, ikatan logam, ikatan Van der Waals, dan ikatan hidrogen. Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama sepasang elektron atau lebih. Ikatan ionik terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Ikatan logam terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatis antara ion positif logam dengan awan elektron. Ikatan Van der Waals diakibatkan distribusi muatan yang tidak simetris. Ikatan hidrogen disebabkan akibat gaya tarik menarik elektrostatis kuat antara atom hidrogen dengan yang terikat pada suatu molekul dengan atom nitrogen, atom oksigen atau atom fluorin pada molekul lain.
Bahan Bacaan
Kanginan, Marthen. 2005. Seribu Pena Fisika SMA Jilid 3 Kelas XII. Erlangga.