Berbagai Jenis Ujian oleh Satuan Pendidikan
Meskipun Ujian Nasional sudah tidak ada, tetapi setiap siswa tetap harus menyiapkan berbagai ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan atau sekolah. Ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan atau sekolah meliputi Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US).
Penilaian Akhir Semester (PAS) digunakan sebagai salah satu pertimbangan pencapaian belajar, Penilaian Akhir Tahun (PAT) sebagai salah satu pertimbangan kenaikan kelas, sedangkan Ujian Sekolah (US) sebagai salah satu pertimbangan kelulusan, yang menilai pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) semua mata pelajaran. Ketiganya merupakan suatu penilaian yang berkelanjutan yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Sehingga apa yang diujikan pada ketiganya mencerminkan pada segala aspek seperti kecakapan literasi, berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan komunikasi siswa/peserta didik. Sehingga jenis ujiannya pun harus variatif dengan berbagai bentuk penilaian bukan hanya melalui tes tertulis semata. Apalagi membatasi pada tes tertulis pilihan ganda semata.
Secara umum, dalam menghadapi ujian apapun butuh filosofi yang sama
Siap Ujian karena sudah belajar bukan belajar karena mau ujian
Dengan berpegang pada filosofi itu, maka kita akan terhindar dari yang namanya "Belajar dengan sistem kebut semalam".
Belajar dengan sistem kebut semalam (SKS) ini jika tidak mampu mengontrol diri akan membawa dampak yang tidak menyenangkan. Belajar model seperti ini bikin stress. Apalagi kalau materinya banyak. Bisa jadi malah tambah panik. Hingga akhirnya cuma buka-buka buku, bolak-balik..baca sudah di bagian belakang akhirnya kembali. Mencoba mengerjakan soal eh bukannya tambah mahir malah tambah bingung karena banyak salahnya atau merasa banyak waktu yang terbuang.
Boleh ndak sih belajar dengan sistem kebut semalam. Menurutku sih boleh-boleh saja. Tetapi bukan belajar yang baru, tetapi sekedar mengingat kalau ada bagian yang lupa. Atau melatih biar lebih cepat dalam mengerjakan soal, khususnya soal hitungan. Tetapi sekali lagi, bukan belajar sesuatu yang belum pernah dipelajari. Sekedar mengingat gambaran secara lebih umum. Dan jelasnya belajar kebut semalam gak boleh bikin panik atau keringatan. Kalau seperti itu lupakan ide belajar kebut semalam.
Tetapi pertimbangkan untuk menghindari model kebut semalam ini. Stamina berkurang sedangkan tubuh butuh istirahat. Hal ini diakibatkan oleh stress, istirahat yang tidak cukup, pola makan tidak teratur ( baik terlalu banyak nyemil atau tidak mau makan), pikiran tegang, tidak bisa tenang serta berbagai penyebab lain.
Untuk itu dalam menghadapi ujian apapun termasuk ujian sekolah kita perlu melakukan hal-hal berikut
- Belajarlah secara efektif jauh-jauh hari
- Istirahat yang cukup
- Makan dan minum yang bergizi
- Olahraga teratur
- Ambil waktu untuk menenangkan diri/rileks secara teratur
- Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan
- Lakukan uji coba/try out/simulasi secara mandiri
- Refleksikan hasil simulasi tersebut, khususnya bagian materi yang masih lemah.
- Pahamilah tipe/jenis soal yang biasa keluar dalam ujian sebelumnya. Hal ini terkait dengan materi kunci/esensial pada materi tersebut.
Kalian bisa menambahkan sendiri hal-hal lain yang positif atau menyenangkan sehingga ujian apapun menjadi asyik dengan hasil yang tetap maksi.
Di samping hal-hal yang disebutkan di atas, perlu dipahami bahwa berdasarkan Permendikbud RI No. 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dinyatakan bahwa Bentuk Ujian dapat berupa: a. portofolio;
b. penugasan;
c. tes tertulis; dan/atau
d. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
1. Penilaian portofolio
Penilaian ini dilakukan dengan cara mengambil laporan hasil praktik/produk/proyek yang berisi hasil karya serta proses menghasilkan karya tersebut. Penilain ini sebagai bukti pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan kompetensi dan indikator yang ada.
Secara umum, nilai portofolio ini diambilkan dari laporan terbaik dari kelas VII, VIII, dan IX serta disusun pertingkatan agar lebih runtut. Penilaian portofolio ini melihat dari perkembangan berbagai aspek, yaitu sistematika laporan, perumusan tujuan, penyiapan kelengkapan alat dan bahan, penyajian urutan langkah kerja, penyajian data, melakukan pembahasan, serta pembuatan kesimpulan.
2. Penugasan
Untuk penugasan diperlukan untuk membuat spesifikasi tugas, lembar tugas, serta lembar penilaian dan rubrik penilaian.
Tugas yang diberikan harus memiliki spesifikasi yang jelas, meliputi : kompetensi dasar yang akan diukur; level proses kognitif, kecakapan abad 21, serta kecakapan literasi; indikator pencapaian kompetensi (IPK), bentuk hasi tugas, kriteria penilaian, teknik penyelesaian tugas, jangka waktu penyelesaian tugas, serta cara pengumpulan tugas.
Pembuatan lembar tugas meliputi kisi-kisi penugasan, tujuan, bentuk tugas, teknik dan waktu penyelesaian tugas, format tugas serta instruksi tugas.
Penyusunan lembar penilaian dan rubrik penilaian meliputi lembar penilaian serta rubriknya.
3. Tes Tertulis
Dalam menyusun tes tertulis terlebih dahulu membuat spesifikasi butir soal (indikator, topik/materi, konteks, level kognitif, tingkat kesulitan serta bentuk soalnya) baru menyusun butir soalnya serta diakhiri dengan menbuat kunci/model jawaban serta rubrik penilaian dan pedoman penskorannya.
4. Tes Praktik
Tes praktik ini merupakan penilaian yang menuntut kemampuan/ketrampilan siswa dalam mengerjakan/melakukan tugas. Misalnya praktik melakukan pengukuran dalam mapel IPA.
Tahapan pembuatan tes praktik ini juga meliputi spesifikasi tes praktik, menyusun soal tes praktik serta menyusun instrumen (menggunakan check list atau angka).
5. Tugas Produk
Tugas produk ini berupa produk yang harus dibuat siswa untuk menguji ketrampilan siswa dengan kurun waktu serta kriteria yang ditetapkan. Dalam pembuatan tugas produk ini juga harus jelas spesifikasi, butir soal serta rubrik yang akan digunakan.
6. Tes Lisan
Tes lisan pun bisa dilakukan dengan tetap menentukan spesifikasi, butir soal (kisi-kisi, instrumen, serta rubriknya). Tes lisan ini bukan hanya mengambil unsur pengetahuan (hapalan) tetapi kearah kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta pengambilan keputusan. Tes lisan ini sebaiknya tidak dilakukan secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan penilaian proyek atau produk. Sehingga diperoleh gambaran yang lebih menyeluruh terhadap kemampuan siswa.
Catatan : Tes lisan ini bisa jadi uji orisinal tugas yang dibuat. Tetapi tujuannya bukan untuk mempermalukan siswa ketika diketahui produk/praktiknya tidak dilakukan sendiri.
7. Pameran
Tes atau ujian dalam bentuk pameran ini pun harus memiliki spesifikasi, butir soal (kisi-kisi, instrumen, serta rubrik yang jelas. Pada pameran ini, hasil karya siswa dilihat oleh masyarakat yang lebih luas (orang tua/wali wajib hadir ya?). Dalam pameran ini akan dinilai latar belakang (backdrop), material tampilan serta laporan penulisan.
Demikian, berbagai jenis ujian sekolah yang dilakukan. Bukan saja dalam bentuk ujian tertulis dan praktik secara sederhananya, tetapi meliputi penilaian portofolio, penugasan, tes tertulis, tes praktik, tugas produk, tes lisan, serta pameran.
Berikut contoh poster/backdrop pameran siswa. Wah keren khan?
Lemon Batery :
https://id.pinterest.com/pin/1970393569506360/
The Buble Gum Experiment :
https://id.pinterest.com/pin/605734218600883768/
Sistema Solar :
https://id.pinterest.com/pin/701646816933760178/
Guna meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademis maupun non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya dalam literasi sains, seni, olahraga dan penelitian ada berbagai event, yakni : 1. Kompetisi Sains Nasional (KSN); 2. Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (O2SN); 3. Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N); 4. Gala Siswa Indonesia (GSI); 5. Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN).
Sedangkan untuk Olimpiade/lomba/Akademi di tingkat internasional untuk jenjang SMP tahun 2020 antara lain : 1. International Junior Science Olympiad (IJSO); 2. International Mathematics Competition (IMC); 3. The Couple Internationale De Kayl ( karate) ; dan 4.Training and Development for Footballer and Trainer.
Kompetensi Sains Nasional yang diawali tahun 2002 di Yogyakarta (sebelumnya dikenal dengan istilah OSN atau Olimpiade Sains Nasional) ini merupakan kegiatan Kemendikbud tahunan guna memberikan ruang belajar, memfasilitasi peserta didik dalam menumbuhkembangkan
kecintaan terhadap Sains dan menstimulus para siswa dan guru yang berprestasi dan memiliki bakat minat agar dapat meningkatkan kemampuannya.
Dari berbagai rujukan seperti di atas jelas bahwa kompetensi sains nasional ditujukan bagi peserta didik maupun guru yang berprestasi dan memiliki bakat dan minat agar kemampuannya meningkat.
Pertanyaaannya adalah apakah dalam praktiknya Olimpiade Sains Nasional atau Kompetensi Sains Nasional bisa menjawab itu.
Sangat mungkin bisa. Jika siswa yang mengikuti kompetensi tersebut bukan produk dadakan atau karbitan. Apalagi jika harus mengundang pelatih dari luar.
Jika siswa hanya di drill soal, apakah ruh kegiatan olimpiade sains nasional itu bisa tertangkap. Apalagi jika hanya untuk meningkatkan prestise sekolah. Apakah siswa yang ikut bertambah cinta terhadap sains atau malah belajar seperti robot.
Apakah guru mata pelajaran yang bersangkutan ikut berperan atau sama sekali tidak dilibatkan karena lebih mempercayakan pembimbing..Entahlah.
Harapannya pelaksanaan kompetensi sains nasional ini bisa menjadi ajang untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa dalam belajar sains. Demikian juga guru mata pelajaran yang bersangkutan bisa belajar bersama-sama agar kemampuan mereka juga meningkat.
Bagi yang membutuhkan petunjuk dan silabus Kompetensi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020 silahkan download melalui link berikut.
Petunjuk Pelaksanaan Kompetisi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020
Silabus Kompetisi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020
Arsyad Riyadi Maret 11, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Archimedes menjadi galau. Gundah kelana. Pertama, karena sebagai orang yang dianggap pintar (baca : ilmuwan) dia ternyata tidak bisa langsung bisa menjawab pertanyaan Sang Baginda Raja. Kedua, tidak seharusnya Sang Baginda Raja apa-apa memberi hukuman jika gagal melaksanakan tugas. Ketiga, kok Sang Baginda Raja begitu repotnya ingin mencari tahu mahkota itu terbuat dari emas asli atau tidak. Toh, beliau sudah sangat kaya. Kalau ndak yakin atau ndak suka dengan mahkota tersebut tinggal bikin lagi. Habis perkara.
Akhirnya Archimedes pun pulang dengan menahan pening di kepala. Dia melangkah perlahan-lahan kadang sempoyongan seperti sedang membawa beban yang begitu berat. Tak dipedulikan orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Pokoknya kudu pulang. Kudu pulang dan pergi tidur (lah kok?).
Sampai di rumah. Tak dipedulikan istrinya yang terbengong-bengong melihat wajahnya yang kusam. Rambutnya kucel. Bau. Tak sedap dipandang pokoknya. Juga tak enak untuk dicium. Archimedes tak peduli. Dia langsung tidur. Matanya terpejam. Berselimut rapat. Pokoknya kudu merem. Syukur bangun nemu inspirasi. Mimpi nemu rumus.
Ternyata......memaksakan diri buat tidur bukanlah solusi. Keringat malah mengalir..maklum siang-siang berselimut tebal. Gelisah...Ehmm...lebih baik mandi saja. Siblon masuk bak mandi. Segerrr.
Tanpa menunggu lama, Archimedes pun membuka seluruh pakaiannya dan nyemplung di bak mandi. Alamakk segeernya. Archimedes merasakan betapa ademnya pikirannya. Tiba-tiba sontak dia turun dari bak mandi. Berteriak "Eureka..eueraka". Tak dipedulikan dirinya yang masih telanjang. Dia berlar kei kelar dan menari-menari di halaman rumahnya bahkan sampai ke jalanan. Konon karena peristiwa ini, dia dianggap sebagai penyanyi telanjang pertama di dunia (ngarang ae lah).
Setelah sadar atas keadaan dirinya. Dia mengingat kembali kejadian saat di kamar mandi. Dia merasakan semakin banyak bagian dalam tubuhnya yang ditenggelamkan, semakin banyak air yang dipindahkan dari tempatnya. Dia merasakan ada gaya dorong ke atas yang berasal dari air. Semakin dia menenggelamkan tubuhnya, gaya ke atas yang dirasakannya makin terasa. Sehingga dia berkesimpulan bahwa jika suatu benda dicelupkan ke dalam air (seluruh atau sebagian) maka akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan itu.
Dari peristiwa tersebut, dia yakin dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh rajanya. Kok bisa ya?
Ya kira-kira begini. Dengan mengurangkan berat benda di udara dengan berat benda ketika di dalam air maka akan didapatkan gaya ke atas. Gaya ke atas sendiri dihasikan dari perkalian massa jenis zat cair, percepatan gravitasi dan volume benda yang tercelup. Volume air yang tercelup tersebut berhubungan dengan massa jenis zat tersebut. Massa mahkota dapat ditimbang, jika ternyata setelah dihitung tidak sesuai dengan massa jenis sesuai referensi dapat dipastikan bahwa mahkota tersebut bukanlah emas asli. Catatan : massa jenis emas asli sekitar 19.000 kg/m3.
Ya...coba deh kalau kalian punya bayangan yang berbeda dari apa yang dipikirkan oleh Archimedes atau saya dalam membuktikan suatu benda sesuai dengan prediksi kita atau tidak...tolong dong kasih masukan. Terima kasih
Arsyad Riyadi Desember 29, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
- Penerapan sains untuk pengungkapan kasus kriminal
- Sidik jari
- Identifikasi dalam forensik
- Penentuan jenis kelamin
- Tanda-tanda kematian
- Jenis-jenis kematian
- Penyebab dan cara kematian
- Perkiraan waktu kematian korban
- Pemeriksaan korban kriminalitas
- Pengambilan sampel
Arsyad Riyadi Oktober 20, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Biografi Ilmuwan Fisika
"Kegilaannya" memporakporandakan pemikiran fisika klasik |
- Abbe (1840-1905), banyak memberikan kontribusi terhadap bidang optik, desain mikroskop dan juga matematika.
- Abdussalam (1929-1996), menyumbangkan teori tentang kesatuan gaya nuklir lemah dan gaya elektromagnetik.
- Ampere (1775-1836), banyak memberikan sumbangan karya dan namanya diabadikan untuk satuan kuat arus listrik.
- Arago (1786-1853), memberikan sumbangan pemikiran pada banyak hal salah satunya adalah pembiasan cahaya pada prisma.
- Archimedes (287-212 SM), sangat terkenal dengan hukum Archimedes dan bukunya Sandreckonernya.
- Avogadro (1776-1856), namanya diabadikan dalam bilangan yang disebut bilangan Avogadro.
- Bell (1847-1922), sebagai peletak tonggak telekomunikasi dua. Telepon adalah penemuannya.
- Bernoulli (1700-1782), mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan bidang optik, dan desain mikroskop.
- Biot (1774-1806), bersama-sama dengan Savart berhasil merumuskan hukum Biot Savart.
- Bohr (1885-1962), memodelkan atom seperti tata surya mini. Ia menyempurnakan pemikiran J.J Thomson dan Rutherford.
Banyak orang yang mendambakan kemapanan. Sehingga ketika ada perubahan, maka reaksi mereka pun bermacam-macam. Sebagian menerima, sebagian menolak, dan sebagian lainnya acuh tak acuh.
Yang menerima pun bermacam-macam jenisnya. Ada yang benar-benar menerima dengan segala konsekwensinya (misalnya dengan belajar banyak hal) ataupun asal menerima. Demikian juga yang menolak, ada yang asal menolak karena tidak menyukai perubahan. Ada juga yang menolak karena merasa apa yang sudah ada masih layak untuk dipakai.
Demikianlah, berbagai tanggapan pro kontra terjadi ketika kurikulum 2013 akan diterapkan.
Dalam tulisan ini, kita akan menelisik ke belakang bagaimana kurikulum di Indonesia terus menerus mengalami perubahan.
(Imas Kurniasih, 2014) membagi kurikulum di Indonesia menjadi 3 kelompok, yaitu rencana pelajaran, kurikulum berbasis tujuan, dan kurikulum berorientasi kompetensi).
1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947 – 1968)
Meliputi kurikulum 1947, 1952, 1964, dan 1968.
2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975 – 1994)
Meliputi perubahan kurikulum 1975, 1984, dan kurikulum 1994.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
5. Kurikulum 2013
Kalau dihitung, sekurang-kurangnya, sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami 10 kali perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan ini didasarkan pada situasi kondisi berupa tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia saat itu.
Pada kurikulum 1947 (Rencana Pelajaran 1947), tujuannya lebih menekankan kepada pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
Pada kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai 1952), harus memperhatikan hal-hal berikut : pendidikan pikiran harus dikurangi, isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian, pendidikan watak, pendidikan jasmani serta kewarganegaraan dan masyarakat.
Pada kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan 1964), menitikberatkan pada pengembangan cipta rasa, karsa, karya dan moral, yang kemudian dikenal dengan Pancawardhana.
Pada kurikulum 1968, pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila yang sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Pada prinsipnya kelahiran kurikulum ini sangat bersifat politis, yaitu menggantu rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan dengan produk orde lama.
Pada kurikulum 1975, untuk pertama kalinya terlihat dengan jelas tujuan pendidikan. Dari tujuan tersebut diuraikan tujuan-tujuan yang akan dicapai seperti tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya.
Pada kurikulum 1984, terjadi penyempurnaan dari kurikulum 1975. Hal yang menonjol pada kurikulum 1984 adalah adanya CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Sistem Spiral. Di sini pembelajaran mulai bergeser dari teacher oriented ke student oriented. Dan dengan sistem spiral, maka semakin tinggi jenjang pendidikannya, materi yang diberikan makin dalam dan detil.
Pada Kurikulum 1994, pembelajaran lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat. Dan dalam pelaksanannya, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, mencakup beberapa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, guru dan sekolah lebih memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolah masing-masing.
Pada kurikulum 2013, menurut Mendikbud, lebih menekankan pada kompetensi berbasis sikap, ketrampilan, dan ketrampilan. Salah satu ciri pada kurikulum ini adalah guru dituntut untuk berpengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa lebih leluasa dalam mengakses berbagai informasi melalui perkembangan ICT/TIK.
Guru sebagai salah satu komponen penting penggerak kurikulum dituntut untuk mampu menerapkannya dalam rencana pembelajaran di kelas-kelas. Tentunya, ada yang siap dan ada yang tidak. Ada yang menerima dan ada yang menolak. Ada yang proaktif dan ada yang reaktif.
Belajar dari sejarah perkembangan kurikulum di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum adalah keniscayaan. Tantangan setiap zaman berubah.
Dari dunia luar, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu pesat. Berbagai tayangan lewat media televisi, majalah/surat kabar, internet yang begitu menarik menjadi saingan tersendiri bagi para siswa, ketimbang membaca buku-buku/LKS yang begitu-begitu saja. Untuk itulah sudah saatnya guru, bukan lagi belajar menggunakan komputer tetapi sudah sampai tahap memanfaatkan komputer untuk mendukung pembelajaran. Buatlah konten yang menarik, berupa video, animasi, simulasi, dan konten-konten lain yang sarat multimedia dan interaktif. Nah di sinilah guru dituntut untuk terus belajar. Belajar sepanjang hayat.. life long education..bisa menjadi jargon untuk mau dan mampu mengimplementasikan kurikulum 2013.
Demikian juga, adanya tantangan dari dalam pendidikan sendiri. Pendidikan sudah mengalami pergeseran, dari berorientasi guru ke arah berorientasi siswa. Kita sudah belajar tersebut sejak tahun 2004 melalui CBSA sampai sekarang. Tidak lagi saatnya menjadikan diri sebagai guru yang “menakutkan”. Menginginkan kelas yang “sunyi senyap”..kelas yang “tenang”. Dan ini tantangannya. Bagaimana mengembalikan kelas kepada situasi yang membuat siswa senang dan nyaman, sementara pembelajaran yang dilakukan juga bisa mencapai tujuannya.
“Masuklah ke dunia anak, baru perkenalkan dunia kita kepada mereka”. Inilah asas dari Quantum Teaching, yang bisa kita gunakan.
Hal ini senada dengan, “Mencoba mengerti dulu baru dimengerti”, sebagai kunci menjalin hubungan, seperti yang dikatakan oleh Stephen R. Covey.
Akhirnya, mari kita sambut kurikulum 2013 dengan terus-menerus memperbaharui diri. Sebuah filosofi Tao yang bagus, yang mengatakan “banyak melakukan tetapi tidak merasa melakukan”.
No losing of hope menyikapi perubahan-perubahan yang seringkapi tidak sesuai keinginan. Arsyad Riyadi Juli 30, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Teringat ketika, saya masih SMP. Waktu itu memasuki kelas 2. Ada seorang guru perempuan yang katanya “killer”, meskipun di sisi lain kami merasa dekat dan merasa sedih ketika beliau pindah sekolah. Beliau cantik tetapi kalah kecantikannnya dengan kegalakannya. Ini menurut saya loh.
Waktu itu ada tugas mengerjakan PR dari buku paket. Tak terbayangkan saya hanya kekurangan 2 soal dari 20 soal, berakibat saya harus mengulangi mengerjakan PR tersebut sebanyak sepuluh kali. Seingat saya ini adalah soal pilihan ganda yang cara mengerjakannya, baik soal maupun jawaban harus ditulis lagi.
Usut punya usut, ternyata buku yang saya pakai adalah buku edisi lama. Sedangkan yang dipakai saat itu adalah buku revisi.
Kedua saat saya SMA. Ceritanya ada tugas meringkas dari buku. Entah perintahnya tidak jelas atau teman-teman yang tidak sempat (baca : agak malas), maka seminggu berikutnya hanya 2 orang yang menyelesaikan ringkasannya. Termasuk saya, yang mendapat nilai 90 dari sebuah ringkasan. Kesamaan dengan cerita “salah buku di SMP” adalah saya masih menggunakan buku edisi lama. Perbedaannya adalah di SMA saya sukses pakai buku edisi lama.
Apa yang menarik dari cerita di atas?
Waktu itu jelas, saya tidak memahami apa itu kurikulum. Tidak pernah guru-guru bercerita, kurikulum apa yang dipakai. Saya masuk SMP pada tahun 1990, berarti saat itu yang dipakai kurikulum 1984. Wajar dalam kurun waktu tersebut buku-buku terus direvisi. Baru ganti buku saya sudah merepotkan, apalagi ganti kurikulum.
Saya ingat betul, bahwa buku-buku yang saya pakai dari awal sekolah (MI), kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA lebih banyak menggunakan buku-buku sisa peninggalan kakak saya. Dari yang selisih sekolahnya 10 tahun sampai yang 2 tingkat di atas saya. Dalam banyak hal saya mempunyai bahan bacaan yang berbeda dari teman-teman sekelas. Di sisi lain terasa merepotkan, karena harus juga menyesuaikan dengan referensi yang dipakai saat itu. Hal ini terasa bermasalah ketika pelajaran-pelajaran non eksak.
Tambahan sana-sini pada buku revisi harus ditulis, baik di buku saya yang lama maupun dalam catatan.
Penggunaan buku-buku lama tersebut terus berulang. Bahkan sampai mau UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan sampai sekarang jadi guru. Sejak tahun 2004 – 2014, buku-buku kurikulum 1994.
Dan saya tidak menemukan masalah yang berarti, ketika harus memakai buku-buku lama tersebut. Misalnya ketika dulu mengajar di SMA/SMK tahun 2004, saya masih setia dengan buku-buku Olimpiade Fisika-nya Yohanes Surya yang diterbitkan tahun 1996. Olimpiade sendiri singkatan dari TeOri dan Latihan Fisika Menghadapi Masa Depan. Termasuk buku Fisika-nya Nyoman Kertiasa yang diterbitkan pertama kali tahun 1993 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan seingat saya , buku Fisika waktu saya SMA (karangan Yohanes Surya yang diterbitkan oleh Intan Pariwara tahun 1986) juga masih dipakai.
Demikian juga ketika kurikulum 2004, 2006 dan sekarang kurikulum 2013. Buku-buku edisi lama pun masih bertengger dengan manisnya. Selalu siap menjadi salah satu referensi dalam mengajar.
Mungkin ada yang bertanya..Anda kan guru, bisa mengambil materi dari buku sana-sini. Bagaimana dengan para siswa?
Jawaban saya sederhana.
Apapun kurikulumnya, gurunya tetap. Perubahan apapun dalam kurikulum tidak serta merta mengorbankan apa yang telah dipunya sebelumnya.
Di perpustakaan banyak sekali buku-buku yang menumpuk. Siapa yang akan pakai? Yakinkah kita, kalau siswa-siswa mau meminjam buku-buku lama tersebut, kalau kita sebagai guru tidak mau memakainya. Padahal di banyak hal. Materi-materi di buku-buku terbaru masih banyak yang termuat di buku-buku lama tersebut. Bahkan beberapa isinya jauh lebih lengkap. Hitungannya sederhana. Ketika satu buku (misalnya buku BSE dan buku siswa kurikulum 2013) dipakai untuk 2 semester, yang memuat Fisika, Biologi dan Kimia untuk IPA SMP. Kita bandingkan dengan buku edisi lama, dengan 1 buku memuat 1 semester dan untuk 1 bidang saja (misalnya Fisika), tentunya buku yang lama relatif lebih lengkap isinya.
Dari gambaran tersebut, akan mengurangi anggapan adanya keharusan ganti buku saat ada pergantian kurikulum. Jangan sampai dengan ketersediaan buku-buku oleh pemerintah (dalam bentuk BSE, buku siswa maupun buku guru), membuat kita kehilangan kesempatan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tambahan karena segan untuk mencari informasi-informasi dari buku-buku lain. Arsyad Riyadi Juli 30, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Merindukan Kurikulum 2013
- Standar Proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
- Penilaian berbasis kompetensi
- Pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Model pembelajaran yang diterapkan mengacu pada teori konstruktivisme, yang memandang bahwa ilmu pengetahuan harus dibangun oleh siswa. Dalam hal ini siswalah yang membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Model pembelajaran yang dimaksud meliputi discovery learning (pembelajaran penemuan), problem based learning (pembelajaran berbasis masalah), dan project based learning (pembelajaran berbasis proyek).
Dengan menerapkan kurikulum 2013, diharapkan tidak terjadi lagi pembelajaran yang dholim lagi. Kesemuanya mengarah kepada kompetensi religiusitas sebagai kompetensi pertama dan tujuan dari pendidikan.
Arsyad Riyadi Oktober 10, 2013 New Google SEO Bandung, Indonesia
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI : CIKAL BAKAL KORUPSI DI SEKOLAH
Adakah perilaku korupsi di sekolah? Ataukah adakah tindakan-tindakan yang mengindikasikan perilaku yang menyimpang seperti kecurangan, menyogok dan sebagainya?
Sekarang, coba kita bayangkan peristiwa berikut yang sering terjadi di sekolah.
Kasus pertama
Seorang guru berbicara di depan murid-muridnya. “Sebenarnya banyak dari kalian yang nilainya tidak mencapai standar, tetapi atas baik hatinya saya maka kalian semua lulus.” Mendengar kata-kata sang guru, para murid pun bersorak-sorai. Mereka menganggap bahwa guru tersebut adalah guru yang baik. Sedangkan ada sebagian kecil siswa, yang nilainya baik hanya terdiam.
Bagaimana pendapat tentang kasus pengatrolan nilai seperti di atas? Apakah tergolong tindak kecurangan? Apakah itu bukan bibit-bibit korupsi di negeri ini?
Kasus kedua.
Seorang anak yang mendapat nilai jelek dalam suatu pelajaran. Berharap dapat tambahan nilai, maka anak tersebut berusaha berbuat baik terhadap gurunya. Masih wajar khan? Apakah masih menjadi wajar ketika anak tersebut mendatangi gurunya ke rumah sambil membawa kiriman buah-buahan. Ataupun membawakan hasil panenan (bagi yang di desa) untuk diberikan kepada para gurunya di sekolah. Kemudian dengan alasan, bahwa anak tersebut dianggap sebagai siswa yang baik, maka dengan mudahnya nilai anak tersebut ditambah. Suatu hal yang sering dianggap wajar.
Bagaimana pendapat kamu dalam menghadapi kasus yang kedua?
Banyak pertanyaan yang menyangsikan, apakah korupsi yang sudah menjamur dapat diberantas melalui pendidikan anti korupsi, khususnya di sekolah? Jawabannya bisa ya atau tidak (Suparno, 2005). Bagi yang sudah terlanjur berada di dunia korupsi, baik sebagai pelaku maupun penerima akan pesimis dengan pendidikan anti korupsi. Bisa terjadi pada para orang tua yang biasa menggunakan uangnya untuk memudahkan segala urusan anak-anaknya. Misalnya memasukkan anaknya ke sekolah yang favorit, meminta tolong pada guru anaknya untuk memberikan les, sampai memberikan amplop agar anaknya dapat diterima bekerja. Dengan mengatasnamakan kepentingan seorang anak, orang tua tersebut baik sadar atau tidak telah melakukan tindakan penyuapan, sebagai salah satu bentuk korupsi.
Kasus lain, ada salah satu orang tua kalian seringkali menerima kiriman, baik berupa makanan, barang-barang antik, elektronik, dan sebagainya. Misalnya orang tua kalian mempunyai kedudukan tinggi di suatu instansi pemerintah. Apakah pemberian itu wajar atau ada maksud tersembunyi? Seandainya pemberian itu diterima, orang tua kamu bisa dikatakan menerima suap dalam bentuk barang. Itu belum lagi penerimaan amplop yang di lakukan di kantor atau bahkan di rumah, hanya dengan memberikan beberapa tanda tangan.
Bayangkan jika yang melakukan tindakan tersebut adalah para pejabat tinggi, para pemimpin bangsa ini. Berapa kerugian yang akan ditanggung oleh negara? Bagaimana pengaruhnya pada masyarakat? Yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin kata Rhoma Irama. Hak-hak orang miskin tidak mungkin dipenuhi dengan keadaan negara yang dipenuhi orang-orang yang korupsi. Arsyad Riyadi Oktober 12, 2012 New Google SEO Bandung, Indonesia
- Yo Ko (Yang Guo) - tokoh utama dalam kisah ini, yatim piatu dari ayah Yo Kang dan ibu Bok Liamci. Kedua orang tua Yo Ko adalah tokoh dalam bagian pertama dari trilogi Rajawali, Kisah Pendekar Memanah Rajawali.
- Siauw Lionglie (Xiaolongnü) - Kekasih sekaligus guru Yo Ko, murid dari partai Kuburan Tua.
- Kwee Ceng (Guo Jing) - Saudara angkat Yo Kang, ayah Yo Guo. Kwee Ceng membesarkan Yo Ko sejak meninggalnya ibunya Bok Liamci. Kwee Ceng adalah tokoh utama dalam Kisah Pendekar Memanah Burung Rajawali.
- Oey Yong (Huang Rong) - Istri Kwee Ceng yang cerdik, putri dari Oey Yoksu, pemilik Pulau Bunga Tao, juga terkenal sebagai si Sesat Timur dalam rimba persilatan.
- Kwee Hu (Guo Fu) - Putri sulung pasangan Kwee Ceng-Oey Yong. Kwee Hu tumbuh menjadi anak yang manja dan bertabiat buruk. Karena kesalahfahaman, merasa kehormatannya dihina oleh Yo Ko, Kwee Hu berniat membunuh Yo Ko dengan pedang pemberian Siauw Lionglie. Dalam perselisihan itu, tangan kanan Yo Ko dibuntungi oleh Kwee Hu.
- Kwee Siang (Guo Xiang) - Putri pasangan Kwee Ceng-Oey Yong, sejak kecil telah mengalami banyak pangalaman hebat. Pertama-tama dia diculik oleh Siauw Lionglie untuk ditukarkan dengan penawar racun bunga asmara yang meracuni Yo Ko. Kemudian diculik oleh Li Mociu, setelah itu oleh Kimloen Hoat’ong, sebelum akhirnya diselamatkan oleh Yo Ko yang kemudain menyerahkannya kembali ke orang tuanya. Berbeda dengan kakak perempuannya, Kwee Hu, Kwee Siang berperawakan halus dan baik budi. Dia adalah kemudian menjadi pendiri partai Go Bie, partai yang berperan penting dalam Kisah Pedang langit Golok Naga (bagian ketiga dari Trilogi Rajawali).
- Li Mociu (Li MouChou) - Dikenal dengan julukan Dewi Ular, Kakak seperguruan Siauw Lionglie, diusir dari perguruan mereka setelah jatuh cinta pada pria yang tidak membalas cintanya. Dia merajalela di rimba persilatan dengan kekejamannya.
- Kimloen Hoat’ong (JinLun FaWang) - Guru besar dari Tibet, menjadi penasehat utama kerajaan Mongolia. Dalam usaha menjadi pemimpin rimba persilatan dalam pertemuan para pendekar dia dikalahkan oleh pasangan Yo Ko dan Siauw Lionglie.
- Kongsun Tit (Gongsun Zhi) - Pemilik Lembah Putus Cinta yang sangat kejam dan licik. Jatuh cinta kepada Siauw Lionglie, namun cinta Siauw Lionglie hanyalah buat Yo Ko seorang.
- Kiu Chian Jin (Qui ChianChi) - Istri Kongsun Tit. Kongsun Tit pura-pura mencintainya, hanya untuk mempelajari ilmu keluarganya. Setelah ia menguasai ilmu keluarga Kiu, sang istri dibuang ke gua di bawah tanah di Lembah Putus Cinta.