Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
-
Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
Apakah mereka membaca buku yang sama?
Pembelajaran berdiferensiasi yang optimal tidak serta mer...
Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari (2)
Kompetensi :Mendeskripsikan pemakaian bahan kimia tertentu dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : Mendeskripsikan bahan kimia tertentu yang terdapat dalam beberapa produk kimia
Kalau pada postingan tadi malam, dibahas mengenai bahan kimia pada makanan (aditif), sekarang akan dibahas bahan kimia lain yaitu bahan pemutih, bahan pembersih dan bahan pewangi.
Eh....masih ada tambahan yaitu bahan kimia pada insektisida.
Oke..mari kita kupas satu-persatu. Memang untuk ujian nasional, soal yang dikeluarkan seputar bahan aditif.
1. Bahan Pemutih
Bahan pemutih yang digunakan untuk membersihkan noda yang sulit pada pakaian, umumnya mengandung 5,25% natrium hipoklorit atau natrium perborat. Selain sebagai pemutih, bahan ini juga berfungsi sebagai pembunuh kuman (desinfektan).
Berdasar pengalaman, pemakaian bahan pemutih yang berlebihan menyebabkan warna pakaian pudar dan rapuh. Jika diteteskan pada pakaian yang berwarna berakibat warna pakaiannya menjadi tidak karu-karuan (ini pengalaman pribadi).
Asam klorida, asam sulfat atau asam nitrat digunakan untuk membersihkan toilet, keramik lantai, maupun bak kamar mandi.
Perhatian : jangan coba-coba mencampur berbagai bahan kimia, misalnya bahan pemutih yang mengandung natrium hipoklorit dicampurkan dengan bahan pembersih yang mengandung asam klorida karena akan menghasilkan gas klorin yang beracun.
2. Bahan Pembersih
Bahan pembersih, seperti sabun maupun detergen digunakan sebagai bahan pembersih yang mampu mengangkat kotoran yang berminyak atau berlemak. Tanpa menggunakan bahan seperti itu, mandi maupun mencuci piring tidak bersih. Tubuh berkeringat mengandung lemak. Piring kotor banyak mengandung minyak/lemak.
Selain sabun dan detergen, juga ada shampo maupun pasta gigi sebagai bahan pembersih lain.
3. Bahan Pewangi
Bahan pewangi alami seperti daun pandan, cengkeh, melati, mawar dan lain-lain mulai jarang digunakan. Sekarang, lebih banyak digunakan pewangi sintesis. Seperti pewangi yang ditambahkan pada sabun, shampo maupun detergen. Parfum yang mengandung 10% - 25% yang bisa langsung disemprotkan.
4. Insektisida
Insektisida adalah bahan yang digunakan untuk membunuh berbagai serangga.
Berdasarkan cara kerjanya, ada 3 jenis insektisida :
a. Kelompok racun pencernaan
Bersifat membunuh serangga apabila ikut termakan, Misalnya DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), BHC (Benzena Heksa Klorida), Metoksilor dan sebagainya.
b. Kelompok racun luar tubuh
Bersifat membunuh serangga apabila mengenai badan. Misalnya, DDT, BHC, Dieldrin, Aldrin, dan sebagainya.
c. Kelompok racun pernafasan
Bersifat membunuh serangga apabila terhirup. Misalnya BHC, asam sianida, karbon disulfida dan lain-lain.
Peringatan : Hampir semua zat kimia yang terdapat dalam obat pembasmi hama, selain beracun juga bersifat karsinogenik (memicu timbulnya racun).
Daun pepaya sebagai pengusir nyamuk. Termasuk bahan yang manakah? |
Sumber : Johnson, 2004. Sains Kimia SMA untuk Kelas VII. Jakarta : Erlangga
Arsyad Riyadi Januari 06, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari (1)
Kompetensi :
Mendeskripsikan pemakaian bahan kimia tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Mendeskripsikan bahan kimia tertentu yang terdapat dalam beberapa produk kimia.
Materi :
Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari bisa berbentuk bahan yang ditambahkan pada makanan (zat aditif) maupun yang lain, seperti pada pembersih, pemutih, maupun pewangi.
Bahan aditif
Bahan aditif adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki warna, cita rasa, tekstur, maupun untuk memperpanjang masa penyimpana,
Bahan aditif ini meliputi bahan pemanis, bahan pengawet, bahan pewarna dan bahan penyedap.
1. Bahan pemanis
Bahan pemanis alami, misalnya pada gula tebu, gula aren, gula kelapa maupun madu. Bahan pemanis buatan, misalnya pada sakarin, siklamat, aspartam maupun sorbitol. Pemanis buatan ini ratusan kali manisnya dari gula. Pemanis buatan (sintesis) ini kalorinya rendah, sehingga cocok digunakan pada orang yang diet gula, seperti penderita diabetes melitus.
2. Bahan pengawet
Bahan pengawetan alami biasa menggunakan garam dapur (pengasinan), gula (manisan) maupun asam cuka. Tujuan dari pengawetan ini adalah untuk menghambat kerusakan bahan makanan (akibat mikroba) sehingga daya simpannya relatif lama.
Bahan pengawet buatan (sintesis) yang aman digunakan misalnya natrium benzoat, asam benzoat, natrium nitrit, asam tartrat maupun asam propionat.
Meskipun demikian, masih ditemukan juga bahan pengawet buatan yang dilarang seperti boraks (bahan kimia pada pembuatan keramik) yang disalahgunakan untuk pengawet mie dan bakso. Demikian juga formalin (pengawet mayat) yang digunakan untuk mengawetkan ikan atau tahu.
3. Bahan Penyedap
Penyedap alami sudah banyak digunakan sejak dulu, misalnya garam, gula, cuka, bumbu, rempah-rempah, bawang, daun salam, daun pandan dan sebagainya.
Bahan penyedap buatan yang banyak beredar, yaitu monosodium glutamat (MSG) atau vetsin yang digunakan pada bumbu masak. Penggunaan MSG yang berlebihan dapat menyebabkan sesak napas, sakit dada, pusing, dan mudah letih, Gejala ini disebut sebagai Chinese Restaurant Syndrome.
4.Bahan Pewarna
Bahan pewarna alami yang banyak dipakai misalnya, kunyit (warna kunin), daun suji dan daun pandan (warna hijau), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan buah belimbing sayur (warna merah) serta bunga telang (warna biru keunguan).
Sedangkan pewarna buatan yang banyak dipakai, misalnya violet GB (warna ungu), sunset yellow FCF (warna oranye), tartrazine (warna kuning), indigo carmine (warna biru), karmoisin (warna merah), dan lissamine green (warna hijau),
Pewarna tekstil juga sering digunakan sebagai pewarna makanan, misalnya rhodamine B (warna merah) dan metanil yellow (warna kuning). Bahan-bahan ini dapat memicu kanker.
Menarik ya? Tetapi, amankah dikonsumsi? |
Arsyad Riyadi Januari 06, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia