Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
-
Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
Apakah mereka membaca buku yang sama?
Pembelajaran berdiferensiasi yang optimal tidak serta mer...
http://paulparno.blogspot.com |
Seorang siswa SD ditanya oleh guru IPA-nya. "Manakah yang benar? Matahari mengitari bumi atau bumi yang mengitari matahari." Dengan tegas tegas anak tersebut menjawab bahwa matahari yang mengelilingi bumi dan Matahari terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Padahal secara ilmiah, konsep anak tersebut tidak benar. Bumilah yang mengitari matahari dan bukan sebaliknya.
Seorang siswa SMP saat ditanya," Lihatlah sebuah buku yang diam. Apakah ada gaya yang bekerja padanya?" Spontan anak tersebut menjawab bahwa pada buku tersebut tidak ada gaya yang bekerja, karena benda diam. Dalam pengertian anak tersebut gaya selalu menyebabkan suatu benda bergerak. Tentunya pendapat tersebut salah, karena pada benda yang diam pun ada gaya yang bekerja gaya normal dan gaya gesekan.
Dari dua contoh di atas, terlihat bahwa seorang anak sebelum mendapatkan pelajaran formal di sekolah sudah mempunyai gambaran awal. Konsep awal yang dibawanya ini ada yang tidak sesuai atau bertentangan dan ada pula yang hanya membutuhkan penyempurnaan. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut dengan miskonsepsi atau salah konsep.
Tidak jarang juga di antara para siswa menggunakan konsep ganda. Misalnya, jika ditanya oleh gurunya ia mengatakan satuan berat adalah newton, tetapi di keseharian dia mengatakan satuan berat adalah kilogram.
Pengertian Miskonsepsi
Suparno (2005) menjelaskan berbagai pendapat mengenai pengertian miskonsepsi. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Novak (1984), mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam pernyataan yang tidak dapat diterima. Brown (1989; 1992), menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine (1987), menenukan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan atau hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Hanya Fowler (1987), menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Miskonsepsi dalam Fisika
Berbagai miskonsepsi dalam Fisika ada dalam berbagai sub bidang fisika.
http://arsyadriyadi.blogspot.com/2011/09/miskonsepsi-dan-perubahan-konsep.html
http://arsyadriyadi.blogspot.com/2011/09/miskonsepsi-dan-perubahan-konsep_26.html
http://arsyadriyadi.blogspot.com/2011/10/miskonsepsi-dan-perubahan-konsep.html
Penyebab Miskonsepsi
1. Siswa/Mahasiswa
Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari siswa sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain :
- Prakonsepsi atau konsep awal siswa
- Pemikiran asosiatif
- Pemikiran humanistik
- Reasoning yang tidak lengkap/salah
- Intuisi yang salah
- Tahap perkembangan kognitif siswa
- Kemampuan siswa
- Minat belajar siswa
2. Guru/Pengajar
3. Buku Teks
- Buku teks
- Buku fiksi sains (Science Fiction)
- Kartun (Cartoon)
4. Konteks
- Pengalaman
- Bahasa sehari-hari
- Teman lain
- Keyakinan dan ajaran agama
5. Metode Mengajar
Sumber :
Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika" karangan Paul Suparno, dosen pendidikan fisika dan rektor USD Yogyakarta (tahun 2005) Arsyad Riyadi Oktober 21, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Gelombang dan Optik
Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi bahwa suara berjalan paling cepat melalui ruang hampa di mana tidak ada udara.
Mohapatra (1998), menemukan bahwa banyak siswa di India mempunyai miskonsepsi mengenai hukum refleksi cahaya. Mereka berpikir bahwa kesamaan antara sudut datang dan sudut reflesi hanya terjadi pada cermin datar.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa cahaya dapat dipantulkan dari permukaan cermin yang halus, tidak dapat dipantulkan dari permukaan yang tidak halus.
Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang perjalanan cahaya (V.D. Berg). Dua kesalahan yang diungkapkan, yaitu :
1. Lilin yang tidak terang tidak memancarkan cahaya pada siang hari, hanya pada malam hari, Lilin redup hanya memancarkan cahaya pada malam hari.
2. Cahaya yang lebih terang akan berjalan lebih cepat, dan hambatan seperti lensa, filter dan kaca memperlambat perjalanan cahaya itu.
Beberapa siswa SMP berpendapat bahwa cahaya yang berjalan mengenai benda yang transparan akan diteruskan tanpa mengalami perubahan arah.
Beberapa siswa SMP dan SMA mempunyai miskonsepsi akan terjadinya pembiasan pada lensa. Menurut mereka, sinar datang pada lensa cembung atau cekung, tidak dibiaskan pada permukaan lensa, tetapi pada tengah lensa. Dengan kata lain, permukaan lensa dan ketebalan lensa tidak mempengaruhi proses pembiasan cahaya. Hal ini tidak benar, karena cahaya itu dibelokkan dan dibiaskan justru pada permukaan lensa di mana ada perbedaan indeks bias dari dua medium, yaitu udara dan kaca, atau kaca dan udara. Arsyad Riyadi Oktober 11, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi bahwa suara berjalan paling cepat melalui ruang hampa di mana tidak ada udara.
Mohapatra (1998), menemukan bahwa banyak siswa di India mempunyai miskonsepsi mengenai hukum refleksi cahaya. Mereka berpikir bahwa kesamaan antara sudut datang dan sudut reflesi hanya terjadi pada cermin datar.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa cahaya dapat dipantulkan dari permukaan cermin yang halus, tidak dapat dipantulkan dari permukaan yang tidak halus.
Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang perjalanan cahaya (V.D. Berg). Dua kesalahan yang diungkapkan, yaitu :
1. Lilin yang tidak terang tidak memancarkan cahaya pada siang hari, hanya pada malam hari, Lilin redup hanya memancarkan cahaya pada malam hari.
2. Cahaya yang lebih terang akan berjalan lebih cepat, dan hambatan seperti lensa, filter dan kaca memperlambat perjalanan cahaya itu.
Beberapa siswa SMP berpendapat bahwa cahaya yang berjalan mengenai benda yang transparan akan diteruskan tanpa mengalami perubahan arah.
Beberapa siswa SMP dan SMA mempunyai miskonsepsi akan terjadinya pembiasan pada lensa. Menurut mereka, sinar datang pada lensa cembung atau cekung, tidak dibiaskan pada permukaan lensa, tetapi pada tengah lensa. Dengan kata lain, permukaan lensa dan ketebalan lensa tidak mempengaruhi proses pembiasan cahaya. Hal ini tidak benar, karena cahaya itu dibelokkan dan dibiaskan justru pada permukaan lensa di mana ada perbedaan indeks bias dari dua medium, yaitu udara dan kaca, atau kaca dan udara. Arsyad Riyadi Oktober 11, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada bagian pertama dikemukakan miskonsepsi dalam bidang mekanika. Pada bagian kedua akan dikemukakan miskonsepsi dalam bidang panas dan termodinamika.
Bidang Panas dan Termodinamika
Banyak siswa yang beranggapan bahwa suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi akan selalu membutuhkan kalor/panas yang besar pula. Anggapan ini keliru, karena besarnya kalor yang dibutuhkan suatu benda, juga tergantung pada massa dan kapasitas kalor masing-masing benda.
Beberapa siswa beranggapan bahwa bila panas diberikan pada air yang mendidih dengan cepat, maka suhu air yang mendidih itu akan bertambah. Padahal yang benar adalah suhu tetap tidak naik sampai semuanya menjadi gas. Dengan kata lain, saat proses perubahan wujud, suhu tetap meski panas ditambah.
Siswa SD banyak yang kebingungan, pada saat mendidih kok suhunya tetap. Mereka menganggap percobaan yang dilakukan ada kesalahan.
Beberapa siswa juga menyakini bahwa suhu es tidak dapat berubah. Mereka berpendapat, bahwa suhu es akan selalu 00C.
. Arsyad Riyadi September 26, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Bidang Panas dan Termodinamika
Banyak siswa yang beranggapan bahwa suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi akan selalu membutuhkan kalor/panas yang besar pula. Anggapan ini keliru, karena besarnya kalor yang dibutuhkan suatu benda, juga tergantung pada massa dan kapasitas kalor masing-masing benda.
Beberapa siswa beranggapan bahwa bila panas diberikan pada air yang mendidih dengan cepat, maka suhu air yang mendidih itu akan bertambah. Padahal yang benar adalah suhu tetap tidak naik sampai semuanya menjadi gas. Dengan kata lain, saat proses perubahan wujud, suhu tetap meski panas ditambah.
Siswa SD banyak yang kebingungan, pada saat mendidih kok suhunya tetap. Mereka menganggap percobaan yang dilakukan ada kesalahan.
Beberapa siswa juga menyakini bahwa suhu es tidak dapat berubah. Mereka berpendapat, bahwa suhu es akan selalu 00C.
. Arsyad Riyadi September 26, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Catatan ini saya ambil dari buku "Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika" karangan Paul Suparno, dosen pendidikan fisika dan rektor USD Yogyakarta (tahun 2005).
1. Gerak
Kebanyakan siswa secara spontan mengatakan bahwa sebuah benda yang massanya lebih besar jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan pada peristiwa gerak jatuh bebas. Padahal, menurut prinsip fisika, kedua benda tersebut akan jatuh dengan percepatan yang sama dan waktu yang ditempuh hingga menyentuh lantai pun sama (bila tidak ada unsur lain yang mempengaruhi).
2. Vektor
Banyak siswa yang menjumlahkn vektor seperti menjumlahkan bilangan biasa tanpa memperhatikan sudut dan arahnya.
3. Gaya, Massa dan, Berat
Banyak siswa yang menganggap berat sama dengan massa, sehingga menuliskan satuan berat pun dengan kilogram.
Siswa juga beranggapan bahwa setiap gaya akan menyebabkan benda bergerak. Akibatnya, mereka berpikiran bahwa jika tidak ada gerak sama sekali maka tidak ada gaya yang bekerja.
Misalnya, seseorang yang mendorong lemari yang sangat berat sehingga lemari tidak bergeser. Apakah berarti tidak ada gaya yang bekerja padanya?
4. Hukum Newton
Banyak siswa beranggapan bahwa, gaya aksi dan reaksi dalam hukum III Newton bekerja pada benda yang sama.
Banyak siswa yang memahami bahwa suatu benda yang diam di atas meja, tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Banyak siswa yang berpendapat bahwa besarnya gaya gesekan hanya dipengaruhi oleh kekasaran permukaan itu. Tetapi sebenarnya ada unsur lain yang mempengaruhi, yaitu massa benda itu sendiri dan gaya yang bekerja pada benda tersebut.
5. Kerja, Kekekalan Energi, dan Momentum
Banyak siswa yang berpendapat bahwa jika suatu benda diberi gaya, tetapi benda tersebut tetap diam dikatakan pada benda tersebut terjadi kerja (usaha).
Siswa sulit memahami mengapa jika seseorang mendorong mobil sekuat tenaga, bahkan sampai berkeringat, ia tidak melakukan kerja. Mereka berpikir, jika seseorang melakukan aktifitas dengan suatu energi, ia membuat suatu kerja.
Siswa juga sulit memahami bahwa pada benda yang diam tidak mempunyai energi. Padahal dalam fisika, ada energi potensial yang terjadi pada benda karena kedudukannya.
Banyak siswa SMA menganggap bahwa jika ada dua mobil yang bertumbukan, kedua mobil akan berhenti karena kecepatan totalnya menjadi nol.
6. Mekanika Fluida
Banyak siswa beranggapan bahwa suatu benda tenggelam di air karena benda lebih berat daripada air. Arsyad Riyadi September 24, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Gerak
Kebanyakan siswa secara spontan mengatakan bahwa sebuah benda yang massanya lebih besar jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan pada peristiwa gerak jatuh bebas. Padahal, menurut prinsip fisika, kedua benda tersebut akan jatuh dengan percepatan yang sama dan waktu yang ditempuh hingga menyentuh lantai pun sama (bila tidak ada unsur lain yang mempengaruhi).
2. Vektor
Banyak siswa yang menjumlahkn vektor seperti menjumlahkan bilangan biasa tanpa memperhatikan sudut dan arahnya.
3. Gaya, Massa dan, Berat
Banyak siswa yang menganggap berat sama dengan massa, sehingga menuliskan satuan berat pun dengan kilogram.
Siswa juga beranggapan bahwa setiap gaya akan menyebabkan benda bergerak. Akibatnya, mereka berpikiran bahwa jika tidak ada gerak sama sekali maka tidak ada gaya yang bekerja.
Misalnya, seseorang yang mendorong lemari yang sangat berat sehingga lemari tidak bergeser. Apakah berarti tidak ada gaya yang bekerja padanya?
4. Hukum Newton
Banyak siswa beranggapan bahwa, gaya aksi dan reaksi dalam hukum III Newton bekerja pada benda yang sama.
Banyak siswa yang memahami bahwa suatu benda yang diam di atas meja, tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Banyak siswa yang berpendapat bahwa besarnya gaya gesekan hanya dipengaruhi oleh kekasaran permukaan itu. Tetapi sebenarnya ada unsur lain yang mempengaruhi, yaitu massa benda itu sendiri dan gaya yang bekerja pada benda tersebut.
5. Kerja, Kekekalan Energi, dan Momentum
Banyak siswa yang berpendapat bahwa jika suatu benda diberi gaya, tetapi benda tersebut tetap diam dikatakan pada benda tersebut terjadi kerja (usaha).
Siswa sulit memahami mengapa jika seseorang mendorong mobil sekuat tenaga, bahkan sampai berkeringat, ia tidak melakukan kerja. Mereka berpikir, jika seseorang melakukan aktifitas dengan suatu energi, ia membuat suatu kerja.
Siswa juga sulit memahami bahwa pada benda yang diam tidak mempunyai energi. Padahal dalam fisika, ada energi potensial yang terjadi pada benda karena kedudukannya.
Banyak siswa SMA menganggap bahwa jika ada dua mobil yang bertumbukan, kedua mobil akan berhenti karena kecepatan totalnya menjadi nol.
6. Mekanika Fluida
Banyak siswa beranggapan bahwa suatu benda tenggelam di air karena benda lebih berat daripada air. Arsyad Riyadi September 24, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia