Penambahan Kecepatan
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 120 km/jam. Seekor burung yang hinggap di atas kereta terbang dengan kecepatan 5 km/jam searah kereta tersebut.
Berapa kecepatan terbang burung tersebut tersebut menurut seseorang yang berada di dalam kereta api dan menurut orang yang sedang berdiri di stasiun?
Pembahasan
a. Kecepatan burung relatif terhadap kereta api adalah v'x = 5 km/jam
b. Kecepatan burung relatif terhadap stasiun adalah
vx = v + v'x
= 120 + 5 = 125km/jam
2. Sebuah pesawat luar angkasa bergerak dengan kecepatan 0,8c meninggalkan bumi. Dari pesawat tersebut ditembakkan peluru dengan kecepatan 0,4c. Tentukan kecepatan peluru menurut pengamat di bumi jika arah peluru searah pesawat :
a.Menurut relativistik klasik
b.Menurut relativistik Einstein
Pembahasan
a. Menurut relativistik klasik
vx = v’x + v = 0,8c + 0,4c = 1,2c
b. Menurut relativistik Einstein
Kontraksi Panjang
Sebuah pesawat yang diam di bumi mempunyai panjang 100 m. Kemudian pesawat tersebut bergerak dengan kecepatan 0,6c. Berapa panjang pesawat tersebut menurut pengamat di bumi sekarang?
L0 = 100 m
V = 0,5c
Panjang pesawat menurut pengamat di bumi dirumuskan dengan
Dilasi Waktu
Sebuah pesawat ruang angkasa mengitari bumi dengan kecepatan 0,6c sambil memancarkan sinyal ke bumi. Sinyal diamati dari bumi memiliki periode 12 menit. Tentukan periode sinyal sebenarnya?
Pembahasan
t = 12 menit, v = 0,8c
Periode sinyal sebenarnya adalah t0.
Massa dan Energi
Sebuah benda memiliki massa diam 12 kg. Jika benda tersebut bergerak dengan kecepatan 0,8c. Tentukan :
a. Massa bergeraknya
b. Energi diam benda
c. Energi relativitas benda
d. Energi kinetik benda
Pembahasan
m0 = 2 kg
v = 0,8c
Ada beberapa faktor yang menjadi halangan bagi remaja untuk menulis , yaitu
- Merasa tidak mampu untuk menulis
- Takut salah atau disepelekan orang lain
- Tidak berani ambil resiko
- Malas menulis
- Tidak terbuka dengan pengalaman dan gagasan baru
- Mulailah menulis. Sekarang.
- Tentutan sasaran dan batas waktu penulisan
- Lupakan syndrome perfectionistik
- Yakinkan Anda bisa menulis
- Tidak putus asa
- Pahamilah menulis itu proses kreatif
- Lakukan Riset
- Identifikasi Masalah
- Rumuskan hipotesis
- Lakukan Eksperimen
- Buat kesimpulan
Riset berarti mengumpulkan informasi. Informasi bisa didapatkan dari pengalaman, buku, majalah, internet maupun dari data penelitian yang sejenis.
Sebelum melakukan riset, terlebih dulu tentukan topiknya. Misal jika kita ingin mengamati mengapa roti lama-lama berjamur. Yang kita lakukan adalah riset mengenai perkembangbiakan jamur. Eksperimen yang kita lakukan, misalnya dengan menaruh roti kemudian kita amati dalam jangka waktu tertentu untuk mengamati pertumbuhan jamurnya. Hasil dari eksperimen ini akan dijadikan dasar buat mengidentifikasi masalah.
2. MASALAH
Masalah merupakan pertanyaan ilmiah yang akan dicari penyelesaiannya. Terkait dengan eksperimen pertumbuhan jamur pada roti, misalnya akan memunculkan masalah sebagai berikut. “Bagaimana pengaruh lampu dapat mempengaruhi perkembangbiakan jamur pada roti?”
Dalam merumuskan masalah, perhatikan hal berikut :
- Masalah dibatasi agar tidak melebar ke mana-mana
- Masalah yang diangkat bisa dipecahkan
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah gagasan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah. Hipotesis ini sangat penting dalam mencapai keberhasilan eksperimen. Ya, karena eksperimen yang kita lakukan memang bertujuan menguji hipotesis yang kita buat.
Hipotesis ini menghubungkan 2 faktor. Pada contoh ini misalnya, ada 2 faktor yang akan diuji yaitu pemberian cahaya dan pertumbuhan jamur.
4. EKSPERIMEN
Eksperimen merupakan proses untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah kita buat. Ada 3 jenis variabel dalam eksperimen, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel tidak bebas (dependent variable) dan variable pengontrol.
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang bisa diubah, misalnya pemberian cahaya.
Variabel tidak bebas adalah variabel hasil pengamatan, yang nilainya bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas. Misalnya perkembang jamur.
Variabel pengontrol adalah variabel yang tidak berubah, misalnya suhu dan lingkungan.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan hasil dari eksperimen. Dalam kesimpulan termuat penjelasan mengenai hubungan antara hipotesis dengan hasil eksperimen. Termasuk di dalamnya alasan-alasan ketika hipotesis tidak terbukti.
Contoh Judul Karya Tulis Ilmiah
1. Pengaruh Tempat Tinggal Siswa SMP ...... Terhadap Prestasi Belajar
2. Pemanfaatan Puntung Rokok untuk Membunuh Jentik Nyamuk Malaria
3. Pengaruh Deterjen terhadap Daya Penyusutan Kain
4. Pemanfaatan Fasilitas Handphone untuk Belajar Kelompok di SMP .......
5. Potensi Bahaya Kemasan Plastik Makanan
6. Pemanfaatan Limbah Tahu Menjadi Bakso
Sumber Bacaan :
Kelompok Ilmiah Remaja : Petunjuk Membimbing dan Meneliti bagi Remaja oleh Remigius Gunawan Susilowarno, PT Grasindo, 2003
Penelitian Ilmiah Remaja oleh Yohanes Surya, PT Bima Sumber Daya MIPA, 2004 Arsyad Riyadi Januari 23, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Hipotesa Asal Usul Bulan
Sumber : http://id.wikipedia.org/ |
SKL UN IPA Fisika : Konversi Suhu
Materi UN IPA SMP/Mts Tahun 2015
Foto koleksi penulis |
Berikut adalah judul materi yang akan diujikan dalam UN IPA SMP/MTs Tahun 2015 disertai link materinya, termasuk link dalam versi flash (dalam bentuk swf) jika sudah jadi.
Selamat Belajar!
- Besaran dan Satuan, bisa dibaca di sini
- Zat dan Wujudnya, bisa dibaca di sini
- Konversi Suhu, bisa dibaca di sini atau dalam versi swf-nya
- Kalor, bisa dibaca di sini
- Gerak dan Hukum Newton, bisa dibaca di sini
- Usaha dan Energi, bisa dibaca di sini
- Pesawat Sederhana, bisa dibaca di sini
- Tekanan, bisa dibaca di sini
- Getaran dan Gelombang, bisa dibaca di sini
- Bunyi, bisa dibaca di sini
- Optik dan Alat Optik, bisa dibaca di sini
- Listrik Statis, bisa dibaca di sini
- Rangkaian Listrik, bisa dibaca di sini
- Energi dan Daya Listrik, bisa dibaca di sini
- Kemagnetan, bisa dibaca di sini
- Induksi Elektromagnet, bisa dibaca di sini
- Tata Surya, bisa dibaca di sini
- Atom, Ion, dan Molekul, bisa dibaca di sini
- Asam, Basa, dan Garam, bisa dibaca di sini
- Unsur, Senyawa, dan Campuran, bisa dibaca di sini
- Perubahan Fisika dan Kimia, bisa dibaca di sini
- Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari, bisa dibaca di sini dan di sini
- Zat Adiktif dan Psikotropika, bisa dibaca di sini
- Ciri-Ciri Makhluk Hidup, bisa dibaca di sini
- Klasifikasi Makhluk Hidup, bisa dibaca di sini
- Ekosistem, bisa dibaca di sini
- Peranan Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan, bisa dibaca di sini
- Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan, bisa dibaca di sini
- Sistem Gerak pada Manusia, bisa dibaca di sini
- Sistem Pencernaan Manusia, bisa dibaca di sini
- Sistem Pernapasan Manusia, bisa dibaca di sini
- Sistem Peredaran Darah pada Manusia, bisa dibaca di sini
- Sistem Ekskresi dan Reproduksi pada Manusia, bisa dibaca di sini untuk sistem ekskresi dan sistem reproduksi
- Sistem Saraf dan Alat Indera, bisa dibaca di sini untuk sistem indra dan sistem saraf
- Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan, bisa dibaca di sini
- Gerak pada Tumbuhan, bisa dibaca di sini
- Fotosintesis, bisa dibaca di sini
- Adaptasi Makhluk Hidup dan Seleksi Alam, bisa dibaca di sini
- Hukum Mendel, bisa dibaca di sini
- Bioteknologi, bisa dibaca di sini
Peletak dasar ilmu mekanika |
Materi fisika dapat dibagi dalam 5 bab, yaitu mekanika, kalor, getaran, gelombang dan bunyi, listrik magnet dan fisika modern.
Pembagian ini, dalam hemat penulis perlu dikenalkan ketika siswa mulai duduk di bangku SMP. Sehingga mereka bisa lebih memahami fisika secara lebih utuh.
Pembagian ini bukan tanpa alasan.
Misalnya saat kita belajar tentang gerak. Diawali dengan konsep jarak dan perpindahan. Konsep ini berlanjut pada kelajuan dan kecepatan. Setelah itu ada konsep percepatan yang terkait dengan kecepatan. Muncul lagi gaya yang terkait dengan percepatan. Demikian juga ketika bicara mengenai tekanan, misalnya tekanan zat padat yang terkait juga dengan gaya. (Bahkan dalam bidang listrik dan magnet pun ada gaya, yaitu gaya listrik maupun gaya magnet).
Mekanika sendiri bisa dibedakan menjadi dua yaitu kinematika dan dinamika. Kinematika membahas gerakan tanpa memperhatikan penyebabnya, sedangkan pada dinamika dipelajari penyebab gerak tersebut.
Pada pembahasan mekanika, pertama kali akan dipelajari kecepatan dan percepatan. Kecepatan terkait dengan perubahan posisi terhadap waktu, sedangkan percepatan terkait dengan perubahan kecepatan terhadap waktu.
Apa saja yang dibahas dalam mekanika
1. Kecepatan
Kecepatan dapat diartikan sebagai perubahan posisi terhadap waktu. Kecepatan yang biasa diukur adalah kecepatan rata-rata, yaitu kecepatan yang terjadi pada selang waktu tertentu. Untuk kecepatan sesaat sejatinya tidak bisa diukur, yang terukur adalah kecepatan di sekitar suatu posisi dengan rentang yang amat pendek. Pengukuran/penghitungan ini yang disebut sebagai kecepatan sesaat.
2. Percepatan
Percepatan dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan terhadap waktu. Dalam hal ini, benda mengalami gerak lurus berubah beraturan, baik dipercepat maupun diperlambat. Ketika percepatan benda sama dengan nol, atau benda tidak mengalami percepatan maka benda mengalami gerak lurus beraturan.
3. Gerak
Dalam tingkat SMP, materi gerak yang dibahas meliputi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Berbeda tentunya dengan materi SMA, yang juga membahas gerak melingkar dan gerak parabola. Demikian juga kalau di SMA juga dikenalkan persamaan gerak, yang diberikan dalam bentuk vektor maupun fungsi
5. Hukum Newton
Hukum I Newton, mengawali materi dinamika. Yaitu bidang mekanika yang sudah membahas mengenai penyebab gerak suatu benda. Ada 3 hukum Newton tentang gerak, berturut-turut membahas mengenai kelembaman benda, hubungan percepatan – massa – gaya, serta aksi dan reaksi yang terjadi pada dua benda yang berinteraksi.
6. Usaha, Energi dan Daya
Usaha dapat diartikan sebagai besarnya gaya kali perpindahan. Misalnya ada benda dengan berat 100 N dipindahkan sejauh 5 m, maka usaha yang dilakukan sebesar 500 Joule.
Energi bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Bentuk energi ini bermacam-macam, meliputi energi kimia pada makanan atau bahan bakar, energi otot, energi listrik, energi air, energi angin dan sebagainya. Memang yang banyak menggunakan rumus atau persamaan adalah energi kinetik dan energi potensial.
Daya sendiri diartikan sebagai usaha dibagi waktu atau kecepatan untuk melakukan usaha. Kembali pada contoh usaha di atas, bahwa untuk memindahkan beban 100 N sejauh 5 m, dibutuhkan usaha sebesar 500 Joule. Tentunya proses memindahkan benda tersebut membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang digunakan semakin besar daya yang dimilikinya.
Misalnya si anak A memindahkan benda tersebut membutuhkan waktu 10 sekon, maka dayanya P = 500/10 = 50 Watt. Sedangkan anak yang melakukan hal sama, tetapi membutuhkan waktu 20 sekon, maka daya P = 500/20 = 25 Watt.
Masih banyak lagi yang dikaji dalam mekanika, seperti ada hidrodinamika, tumbukan, impuls, momentum, dan elastisitas.
Selamat belajar. Arsyad Riyadi Januari 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Belajar Sains dari Cerpen
Sains, terutama fisika dan kimia, bagi sebagaian siswa/orang bukanlah pelajaran menyenangkan. Selain karena disajikan secara teoritis, juga dianggap sulit dengan konsep-konsep yang abstrak dan rumus-rumus yang tidak dimengerti maksud maupun asal usulnya.
Tidak terlalu jauh, demikian juga dengan matematika yang dianggap sebagai deretan angka dan rumus-rumus yang membingungkan.
Untuk mengurangi kebingungan siswa atau siapapun yang ingin belajar sains dan matematika, cerita pendek tentang sains bisa menjadi salah satu alternatif untuk memahami keduanya.
Adalah Yoyok Dwi Prastyo, yang mencoba menuliskan cerpen bertema sains dan matematika bahkan komputer, dengan harapan agar ilmu-ilmu tersebut bisa dapat dipahami dengan mudah. Dengan mengamati kejadian sederhana dalam kehidupan sehari-hari, Yoyok, alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Asing di salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang, menghadirkan kumpulan cerpennya yang berjudul "Bahkan Einstein Pun Berduka".
Melalui cerpen yang berjudul "Magnitis Lithos", Yoyok mengenalkan asal-usul magnet sampai ke cara pembuatannya. Cerpennya yang berjudul "Mejikuhibiniu", menjelaskan mengenai spektrum warna.
Cara kerja Fluoresensi, pemadam kebakaran dari soda kue pun dikemas dalam cerpen yang apik. Peristiwa mengapung juga dijelaskan melalui cerpen yang berjudul Natrium Klorida. Tidak ketinggalan juga tokoh-tokoh dalam bidang sains juga diceritakan, seperti Al-Haytham, Al-Khazini, Al-Kindi, Maxwel, Newton dan banyak lagi.
Di bidang matematika dihadirkan cerpen yang berjudul Sang Peretas.
Bagaimana, tertarik untuk membaca buku ini atau bahkan lebih dari itu, Ikut membuat cerita pendek tentang sains, demi ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita tunggu kiprahnya.
Arsyad Riyadi Januari 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sumber : akikbacan.com |
Adanya porsi penilaian ketrampilan dan sikap membuat kita lebih nyaman dalam melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum, tanpa takut kehilangan waktu atau dikejar-kejar materi.
Belum lagi adanya materi baru, yang tidak melulu materi di awang—awang. Materi yang dimaksud adalah mengenai sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahan yang dimaksud meliputi bahan serat, bahan karet, bahan tanah dan keramik, bahan kaca dan bahan kayu.
Dalam pembahasan materi kayu dikenalkan cara mengidentifikasi kekerasan kayu. Ketrampilan dasar yang diperlukan dalam praktikum ini adalah bisa menentukan massa benda dan volume benda untuk dicari kerapatannya.
Inilah praktikum yang diambilkan dari buku siswa Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Semester Gasal.
Judul Praktikum : Identifikasi Kekerasan Kayu
A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi kekerasan kayu
B. Alat dan Bahan
1. Potongan kayu berbentuk balok, kubus atau persegi panjang sebanyak 5 buah. Masing-masing potongan beri tanda dengan huruf (A, B, C, D, E)
2. Timbangan
3. Penggaris
C. Dasar Teori
Kayu mengandung komponen penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu). Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama pembuatan kertas dan tekstil. Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.
Berikut beberapa sifat kayu.
1. Bobot dan Berat Jenis
2. Keawetan
3. Warna
4. Tekstur
5. Kesan Raba
6. Bau dan Rasa
7. Nilai Dekoratif
8. Kekerasan atau Densitas
Densitas diukur dalam satuan kg/m3. Rata-rata densitas kayu yang adalah sekitar 320 - 720 kg/m3. Ada beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3 dan paling tinggi kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3.
D. Langkah Kerja
1. Ukurlah dengan penggaris (panjang, lebar, dan tinggi) masing-masing potongan kayu dengan teliti.
2. Hitunglah volume masing-masing potongan kayu.
3. Timbanglah dengan teliti massa masing-masing potongan kayu.
4. Catatlah data pada tabel yang disediakan.
5. Hitunglah densitas masing-masing potongan kayu menggunakan rumus
Tabel 4.6 Data hasil pengamatan
Sampel | Panjang (cm) | Lebar (cm) | Tinggi (cm) | Volume (cm3) | Massa (g) | Densitas (g/cm3) |
E. Pertanyaan
1. Potongan kayu manakah yang mempunyai densitas paling tinggi? Apa artinya?
2. Potongan kayu manakah yang mempunyai densitas paling rendah? Apa artinya?
3. Bila ada potongan kayu yang densitasnya sama, apa artinya?
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil?
Sumber : Zubaidah, Siti, dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arsyad Riyadi Januari 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Zat adiktif sendiri bisa dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, (2) zat adiktif narkotika, dan (3) zat adiktif psikotropika.
Contoh zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika adalah teh, kopi, rokok, minuman beralkohol, inhalan (lem, aerosol, pengharum ruangan, dan gas), obat bius, dan lain-lain. Contoh zat adiktif kelompok narkotika adalah candu, heroin, kokain, morfin, lisesic acid diethylamid, dan ganja. Contoh zat adiktif psikotropika adalah ekstasi, sabu-sabu, diazepam, dan LSD (Lysergic Acid Diethylaimide).
Menghadirkan zat-zat tersebut bagi saya sangat sulit, kecuali yang kategori pertama. Kalau sudah menemukan barangnya, lantas bagaimana mengujinya?
Saya baru menemukan satu buah praktikum mengenai zat adiktif, yaitu sebatas menguji adanya TAR pada rokok. Mudah-mudahan para pembaca ada yang mau berbagi informasi pengujian zat-zat lain. Tentunya zat yang mudah didapatkan.
Berikut praktikum yang dimaksud.
Tujuan : Mengetahui adanya TAR pada rokok
Alat dan Bahan :
1. Botol plastik
2. Pipa plastik
3. Kapas
4. Rokok putih, rokok kretek berfilter dan rokok kretek tanpa filter
Langka kerja
1. Susunlah perangkat percobaan seperti gambar berikut ini
2. Bakar/nyalakan rokoknya
3. Tekan botol hingga kempes, kemudian pasangkan rokok pada pipa dan lepaskan tekanan sehingga rokok terisap (lihat gambar). Lakuka beberapa kali kemudian amati perubahan warna kapas dan catat pada tabel
4. Lakukan kegiatan tersebut pada ketiga jenis rokok tersebut dan gantilah masing-masing jenis rokok
Tabel Pengamatan
JENIS ROKOK | WARNA COKELAT PADA KAPAS |
Rokok Putih | |
Rokok kretek berfilter | |
Rokok kretek tanpa filter |
+ = sedikit
++ = banyak
+++ = sangat banyak
Sumber praktikum: Penyusun, Tim. Panduan Kinerja Ilmiah IPA SMP. Wardhana
Sumber bacaan : Zubaidah, Siti, dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arsyad Riyadi Januari 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Salah satu ekstrakuriler yang saya ampu adalah ekstrakurikuler KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Untuk mengawali kegiatan ekstrakurikuler ini, dalam 1 –3 kali pertemuan diberikan materi orientasi.
Pemberian orientasi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada peserta apa itu KIR, kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukan penelitian sampai cara pembuatan laporan.
Berikut ini sebagian materi orientasi ekstrakurikuler KIR.
Pengertian KIR
KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian aktivitas/kegiatan untuk menghasilkan karya ilmiah. Karya ilmiah ini dihasilkan melalui cara berpikir yang sesuai dengan kaidah ilmiah, seperti berpikir logis, sisitematis, rasional, obyektif, dan koheren (menyeluruh).
Tujuan KIR
Tujuan KIR antara lain untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas ilmiah, menyiapkan diri menjadi ilmuwan. meningkatkan rasa ingin tahu. Di samping itu juga untuk meningkatkan dan memotivasi reamaj untuk peduli, memiliki, dan mempunyai keinginan yang kuat menguasai IPTEK. Selain itu, remaja juga dilatih untuk dapat menerapkan berbagai kaidah/cara/teknik dalam melakukan penelitian.
Manfaat KIR
Manfaat yang diperoleh peserta ekstrakurikuler KIR adalah membangkitkan rasa ingin tahu, meningkatkan nalar, daya kreasi, daya kritis, menambah wawasan baik terhadap iptek maupun dalam berkomunikasi. Daya baca juga pasti meningkat sebagai tuntutan. Di samping itu peserta KIr juga mendapat manfaat mellaui cara berorganisasi akibatnya sikap dan kepribadian mereka pun tambah matang. Sikap-sikap ilmiah seperti jujur, optimis, pemberani, terbuka, obyektif, kreatif, kritis akan terpatri pada mereka. Dan masih banyak manfaat lain yang didapatkan dari ektrakurikuler KIR ini.
Mengenal Struktur Organisasi KIR
Seperti tertulis dalam diagram di atas, struktur organisasi KIR meliputi kepala sekolah selaku penanggung jawab, ada pembimbing, ketua KIR, Sekretaris, Bendahara dan Koordinatir bidang (IPA, Teknologi, IPS).
Dalam penerapannya, struktur organisasi ini disesuaikan dengan keadaan. Misalnya ada 20 peserta, maka strukturnya cukup ada ketua atau sekretaris. Bendahara menyesuaikan dibutuhkan atau tidak. Kemudian untuk koordinator per bidang digantikan oleh koordinator/ketua kelompok. Misalnya ada 20 peserta, maka dibuat 4 –5 kelompok.
Program Kerja KIR
Program Kerja KIR juga harus disampaikan, agar peserta ekstrakurikuler KIR mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan sampai target yang akan dicapai. Contoh program kerja KIR seperti tabel berikut bisa dirubah sesuai kebutuhan. Program kerja ini berlaku untuk 1 tahun.
No | Jenis Kegiatan | Waktu | Keterangan |
1 | Penerimaan anggota baru | 1 x pertemuan | Kelompok/Individu/Seleksi |
2 | Orientasi KIR | 1 x pertemuan | Klasikal (Ceramah/Diskusi) |
3 | Identifikasi Masalah | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
4 | Menyusun Usulan Penelitian | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu (Kajian Pustaka) |
5 | Pelaksanaan Penelitian | Sesuai kebutuhan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
6 | Analisis Data Hasil Penelitian | Sesuai kebutuhan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
7 | Penyusunan Laporan Penelitian | 3 x pertemuan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
8 | Persiapan dan Presentasi | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu |
9 | Evaluasi | 1 x pertemuan | Klasikal/Kelompok/Individu |
10 | Seminar-Seminar | Sesuai Kebutuhan | Kelompok/Individu |
11 | Publikasi | Sesuai Kebutuhan | Kelompok (Pameran) |
12 | Kemah Ilmiah/Wisata Ilmiah | Sesuai Kebutuhan | Kelompok |
Sumber buku :
Gunawan, Remigius. 2003.Kelompok Ilmiah Remaja. Grasindo
Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Permasalahan-permasalahan tersebut secara ringkas bisa dilihat dalam skema berikut.
Sekarang mari kita bahas satu persatu ke-5 faktor di atas, yaitu :
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah sumber daya pengelola laboratorium, yang terdiri dari kepala laboratorium, teknisi, dan laboran. Tugas dan wewenang ketiganya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 26 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan .Pedoman PK Guru dengan Tugas Tambahan Kepala Laboratorium/Bengkel Sekolah/Madrasah.
Di lapangan, banyak terjadi kepala laboratorium masih melakukan banyak tugas lain. Padahal untuk kepala laboratorium sendiri sudah dihargai 12 jam. Berdasarkan pengalaman, kalau dihitung 12 jam tersebut tidaklah cukup. Apalagi untuk menyiapkan perangkat-perangkat laboratorium yang sebelumnya belum ada.
Demikian juga, jika tenaga laboran atau teknisi sekedar diambilkan dari staff TU, misalnya. Seringnya akan terjadi bentrok tugas di antara sebagai laboran atau teknisi dengan sebagai staff TU.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana
Adanya bantuan berupa gedung laboratorium maupun peralatannya bukan berarti tidak ada masalah yang timbul. Misalnya, jika kondisi gedungnya jauh dari pusat sekolah akan rawan pencurian.
Demikian juga bantuan alat dan bahan yang yang biasanya terbatas jumlahnya harus dicari pemecahannya.
3. Lemahnya Administrasi
Masalah administrasi terkait langsung dengan ketersediaan tenaga administrasi di laboratorium, khususnya kepala laboratorium. Dengan pengangkatan kepala laboratorium yang dihargai setara dengan 12 jam mengajar, diharapkan administrasi laboratorium dapat disusun dengan rapi dan lengkap. Tetapi sayangnya, referensi mengenai perangkat laboratorium yang sesuai tuntutan PK Guru dengan tugas tambahan kepala laboratorium sangatlah terbatas. Yang banyak ditemukan, ya perangkat standarnya saja.
4. Lemahnya dukungan sekolah
Seringkali laboratorium dijadikan alternatif ruang pertemuan bagi sekolah. Ketimbang membongkar pembatas kelas atau menggunakan sebuah kelas, lebih mudah menggunakan ruang laboratorium yang relatif luas. Demikian juga, ketika laboratorium, masih dianggap sebelah mata oleh sekolah, maka alokasi dana yang ke arah pengembangan laboratorium sangat terbatas bahkan mungkin tidak ada.
5. Perkembangan ICT
Perkembangan ICT sangat pesat. Hal ini bisa ditandai dengan merebaknya konten-konten multimedia yang begitu menarik, baik melalui internet, iklan, surat kabar, majalah, bahkan iklan-iklan di pinggir jalan.
Dengan begitu banyaknya konten seperti itu, perlu dipertanyakan kembali apakah sumber belajar (buku, lks) masih relevan pada saat sekarang. Dipungkiri atau tidak, sebagai guru atau pemerhati pendidikan seharusnya bukan sekedar melarang siswanya mengakses konten-konten “sampah”, terutama melalui internet. Tetapi, mari bersama-sama membuat konten-konten “tandingan” yang akan membuat siswa lebih tertarik pada konten yang kita buat. Konten tersebut bisa dalam bentuk presentasi pembelajaran, multimedia pembelajaran, e-book interaktif, game edukasi dan lain-lain.
Kembali ke fungsi laboratorium sebagai pusat pembelajaran IPA khususnya, perlu dipertimbangkan kembali untuk mewujudkan laboratorium yang berbasis teknologi informasi. Selain untuk menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, juga banyaknya sumber-sumber daya di internet yang dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan maupun riset.
Bagaimana solusinya? Tunggu postingan berikutnya.
Luar biasa mata ini. Waktu menunjukkan jam 03.08 dini hari.
Sumber : Laporan OJL Penulis Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Apa yang harus didapatkan oleh peserta didik, bukan hanya mencapai kompetensi pengetahuan semata, tetapi juga ketrampilan dan sikap. Untuk mencapai ketiga kompetensi tersebut, laboratorium menjadi alternatif yang sangat baik.
Di masa mendatang laboratorim impian saya, adalah bisa menjadi laoratorium yang mampu memberikan berbagai pelayanan, yaitu :
1. Kegiatan praktikum bagi seluruh siswa
2. Kegiatan penelitian bagi siswa
3. Kegiatan penelitian di luar siswa (alumni, siswa sma, mahasiswa, umum)
4. Melayani riset berbasis lab, perpustakaan, maupun internet
Berikut adalah rencana/roadmad yang telah dibuat :
Road Map Pengembangan Laboratorium IPA |
Sebagai gambaran awal, pada saat mendatang laboratorium IPA, memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
1. Ruang AC yang dilengkapi LCD, Soundsytem dan tata cahaya yang baik
2. Adanya komputer/laptop/tablet yang terhubung ke internet
3. Referensi yang lengkap, terkait dengan sains, riset, perkembangan teknologi dalam buku cetak maupun dalam bentuk digital (animasi, simulasi, video, game edukasi dan lain-lain)
4. Majalah dinding (mading) baik dalam model klasik maupun digital.
5. Pengembangan Blog/Website/Portal Berbasis Sains
Terakhir, terkait dengan tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, laboratorium IPA juga mampu menyediakan sumber-sumber bahan ajar dalam bentuk digital :
Sumber : Laporan OJL Penulis Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. Nama Percobaan : Gaya Gerak Listrik Induksi
B.Tujuan Percobaan : Menyelidiki gejala kelistrikan yang ditimbulkan oleh induksi magnetik
C. Alat dan Bahan
No | Nama Alat | Jml | No | Nama Alat | Jml | |
1. | Kabel penghubung merah | 1 | 6. | Besi inti I | 1 | |
2. | Kabel penghubung hitam | 1 | 7. | Penghubung jembatan | 2 | |
3. | Basicmeter 90 | 1 | 8. | Papan rangkaian | 1 | |
4. | Kumparan 1000 lilitan | 1 | 9. | Magnet batang alnico | 1 | |
5. | Kumparan 500 lilitan | 1 |
D. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah rangkaian sesuai gambar 1 :
- Saklar masih terbuka (posisi “0”)
- Basicmeter difungsikan sebagai voltmeter dengan batas ukur 100 mV DC
- Gunakan kumparan 500 lilitan
3. Periksa kembali susunan dari rangkaian
4. Dekatkan/jauhkan ujung batang magnet terhadap lubang kumparan secara perlahan-lahan . amati simpangan jarum voltmeter dan catat hasil pengukuran voltmeter ke tabel.
5. Ulangi langkah (4), tetapi dengan gerakan magnet yang lebih cepat
6. Ganti kumparan 500 lilitan dengan kumparan 1000 lilitan
7. Ulangi langkah (4) dan 5
8. Pasang (masukkan) besi inti I ke dalam kumparan 500 lilitan
9. Ulangi langkah (4) dan (5)
10. Kemasi alat dan bahan yang digunakan
E. Tabel dari Hasil Pengamatan
Sumber Materi Praktikum :
Panduan Contoh Percobaan Listrik dan Magnet, Wardhana. Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam kegiatan kali ini, para siswa akan melaksanakan praktikum/percobaan listrik statis. Bagaimana membuat benda menjadi bermuatan, dan bagaimana interaksi antara benda bermuatan.
Berikut adalah contoh videonya, meski agak bergoyang
Dan berikut inilah lembar kerja dari Praktikum Mengenai Gejala Listrik Statis pada Benda.
A. Tujuan Percobaan
Menyelidiki gejala listrik statis pada benda
B. Alat dan Bahan
1. Plastik/mika
2. Potongan kertas
C. Langkah Kerja
1. Dekatkan plastik/mika pada potongan kertas. Amati apa yang terjadi.
2. Dekatkan plastik/mika pada plastik/mika yang lain. Amati apa yang terjadi.
3. Dekatkan plastik/mika pada tembok. Amati apa yang terjadi.
4. Gosokkan plastik/mika pada rambut yang kering.
5. Ulangi langkah 1 – 3. Amati apa yang terjadi. (Catatan : dalam mengulangi langkah 2, kedua plastik/mika digosok)
6. Catat hasil pengamatan pada tabel berikut.
Percobaan | Sebelum digosok | Setelah digosok |
Didekatkan pada potongan kertas | ||
Didekatkan pada plastik/mika lain | ||
Didekatkan pada tembok |
D. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan antara plastik/mika yang belum digosok dengan setelah digosok dengan rambut kering?
2. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada potongan kertas kecil. Jelaskan!
3. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada plastik/mika lain yang juga digosok. Jelaskan!
4. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada tembok. Jelaskan!
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil? Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Persamaan Gerak : Kecepatan
Kecepatan, seperti diketahui, menyatakan besar perubahan posisi benda terhadap waktu.
Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan dengan selang waktu.
dengan :
Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati nol.
v = vx i + vy j
Kecepatan sesaat sebagai kemiringan grafik perpindahan waktu
v= tan a
Besar komponen kecepatan pada sumbu x dan sumbu y adalah
Vx = v cos θ dan Vy = v sin θ
Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan
dengan :
x0, y0 = koordinat posisi awal titik materi (m)
vx, vy = komponen-komponen kecepatan pada sumbu x dan y (m/s)
x, y = koordinat vektor posisi r pada saat t (m)
t = waktu (s)
Sebagai bentuk penjumlahan yang kontinu, maka posisi dapat ditentukan dengan metode grafik, yaitu :
Perpindahan = luas daerah di bawah kurva kecepatan-waktu
Contoh :
1. Posisi suatu partikel ditentukan oleh persamaan r = 3t – 5t2 dengan r dalam meter dan t dalam sekon.
Tentukan :
a) Kecepatan awal partikel
b) Kecepatan partikel pada saat t = 4 s
Penyelesaian :
a) Kecepatan awal (t = 0)
v(0) = 3 – 6.0 = 3 m/s
b) t = 4 s
v(t) = 3 – 6.4 = - 21 m/s
Untuk contoh soal yang lain, tunggulah postingan selanjutnya.
Dan untuk lebih detilnya, bisa membaca buku Terpadu Fisika SMU Kelas 3 yang ditulis oleh Bob Foster.
Arsyad Riyadi Januari 19, 2015 New Google SEO Bandung, IndonesiaVektor Posisi
Sebelum belajar lebih jauh mengenai persamaan gerakan, kita belajar dulu dasar-dasarnya yaitu mengenai vektor satuan dan vektor posisi.Vektor Satuan
Vektor satuan merupakan suatu vektor yang panjang maupun besarnya bernilai 1. Dalam suatu ruang dengan koordinat x, y, z digunakan vektor i, j, k yang mempunyai panjang atau besar satu. Vektor i, j, dan k ini berturut-turut menunjuk ke arah sumbu x, y, z.
Dalam 2 dimensi atau bidang , vektor A dapat dituliskan sebagai :
A = Ax i + Ay j
Sedangkan dalam 3 dimensi atau ruang, vektor A dapat dituliskan dalam bentuk :
A = Ax i + Ay j + Az k
Perhatikan komponen Ax, Ay, dan Az dalam bentuk skalar.
Lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Vektor Posisi
Vektor posisi ini menyatakan posisi suatu titik pada suatu bidang atau ruang.
Perhatikan gambar berikut.
r(t) = vektor posisi
Δr = r2 – r1
dengan :
Δr = perpindahan posisi dari titik 1 ke titik 2
r2 = vektor posisi di titik 2
r1 = vektor posisi di titik 1
Untuk suatu titik A yang terletak dalam ruang dengan koordinat (x, y, z), vektor posisi A terhadap pusat koordinat O didefinisikan sebagai :
dengan besar vektor r adalah
Contoh :
Sebuah titik materi bergerak dari A (1,1 ,2) ke titik B (5,3,4) dalam ruang xyz. Tuliskan vektor perpindahan titik materi itu dari A ke B dan tentukan besar vektor perpindahannya!
Penyelesaian :
Vektor posisi A, rA dan vektor B, rB adalah
rA = i + j + 2k
rB = 5i + 3j + 4k
Vektor perpindahan dari A ke B adalah Δr yang didapatkan dari :
Besar vektor Δr adalah
Arsyad Riyadi Januari 19, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Percobaan Pompa Air
Percobaan pompa air ini merupakan salah satu materi dalam ujian praktikum fisika di sekolah yang saya ampu. Percobaan ini didasarkan pada panduan contoh percobaan mengenai hidrostatistika dan panas seperti yang diterbitkan oleh Wardhana.Tujuan Percobaan : Menyelidiki cara kerja pompa air
Alat dan Bahan
No | Nama Alat | Jml | No | Nama Alat | Jml | |
1. | Dasar statif | 2 | 9. | Sumbat karet kecil 1 lubang | 1 | |
2. | Batang statif pendek | 1 | 10 | Sumbat karet kecil tanpa lubang | 1 | |
3. | Batang statif panjang | 2 | 11. | Gelas 3 arah | 2 | |
4. | Klem universal | 2 | 12. | Bola gelas | 2 | |
5. | Klem bosshead | 2 | 13. | Siring 50 ml | 1 | |
6. | Selang plastik | 2 | 14. | Bak plastik | 1 | |
7. | Selang silikon | 1 | 15. | Labu erlenmeyer | 1 | |
8. | Gelas beaker | 1 | 16. | Air bersih (disiapkan) | Cukup |
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkaian dasar statif, batang statif pendek dan panjang, klem bosshead dan universal serta siring 50 mL sesuai gambar 1.
3. Jepitkan gelas tiga arah pada klem universal dan hubungkan rapat-rapat sumbat karet 1 lubang pada ujung siring sehingga terbentuk seperti gambar 2.
4. Letakkan bak plastik dalam keadaan terbalik (tengkurap). Letakkan gelas beaker di samping bak plastik dan labu erlenmeyer di atas bak plastik. Tuangkan air ±200 mL ke dalam beaker dan atur (bila perlu geser klem bosshead ke atas/bawah) agar posisi ujung kedua selang plastik menjadi sesuai gambar 3.
5. Tarik penghisap siring arah ke atas dan tekan kembali arah ke bawah. Lakukan sebanyak 3 atau 4 sambil mengamati keadaan kelereng [1] dan [2] serta arah aliran air dalam selang [a] dan [b]. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel.
6. Tarik penghisap arah ke atas dan amati arah gerak air di sepanjang selang [a]. Amati keadaan kelereng [1] dan [2].
7. Tekan pengisap arah ke bawah dan amati arah gerak air di sepanjang selang [a] dan selang [b]. Amati pula keadaan kelereng [1] dan [2].
Tabel Hasil Pengamatan
Penghisap siring | Bola kelereng [1] | Bola kelereng [2] | Air dalam pipa [a] | Air dalam pipa [b] |
Diam | ||||
Ke atas (ditarik) | ||||
Ke bawah (ditekan) |
GERAK JATUH BEBAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal.Jika hambatan udara diabaikan, maka benda-benda yang dijatuhkan dari suatu ketinggian akan mengalami percepatan yang sama. Percepatan yang dialami benda ini tidak tergantung pada bentuk, ukuran, massa, maupun komposi benda tersebut.
Aristoteles, dulu berpendapat bahwa jika ada dua benda yang berbeda massanya dijatuhkan dari ketinggian yang sama dapat dipastikan bahwa benda yang lebih berat akan sampai ke tanah terlebih dahulu. Dengan kata lain, bahwa berat benda akan berpengaruh terhadap percepatan. Semakin berat benda maka percepatannya pun semakin besar.
Pendapat Aristoteles ini, kemudian dipatahkan oleh Galileo Galileo yang menyatakan bahwa benda yang jatuh ke bawah akan mengalami percepatan yang besar. Sehingga jika ada 2 benda yang berbeda massanya dijatuhkan dari ketinggian yang sama, akan tiba ke tanah pada waktu yang bersamaan.
Perhatikan animasi berikut ini.
Persamaan yang digunakan untuk gerak jatuh bebas, sebenarnya sama dengan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat, dengan mengganti jarak s menjadi ketinggian y dan percepatan a menjadi percepatan gravitasi g.
v = v0 + a t menjadi v = v0 + g t
s = v0 t + ½ a t2 menjadi y = v0 t + ½ g t2
v=v02 + 2 a s menjadi v=v02 + 2 g y
Dan dengan kecepatan awal = 0, maka persamaan di atas menjadi
v = g t
y = ½ g t2
v= 2 g y
Contoh soal :
Sebuah benda dijatuhkan dari sebuah gedung setinggi 60 meter. Tentukan ketinggian benda setelah 1 s, 2s dan 4s? Diketahui percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
Penyelesaian :
Pada saat t = 1 s
y = ½ g t2 = ½ .9,8.12 = 4,9 m
Pada saat t = 2 s
y = ½ g t2 = ½ .9,8.22 = 19,6 m
Pada saat t = 4 s
y = ½ g t2 = ½ .9,8.42 = 78,4 m
Terlihat bahwa pada saat t = 4 s ternyata benda sudah sampai tanah.
Tepatnya pada detik ke- 3,5 s (dari mana ya?) Coba cek dengan menggunakan persamaan y = ½ g t2. Masukkan tinggi gedung tersebut (y) = 60 m dan g = 9,8 m/s2.
Arsyad Riyadi Januari 18, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
SKL UN Fisika : Gerak
Indikator 2.1Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola.
Materi
GERAK LURUS
Terkait dengan besaran pada gerak lurus, ada enam besaran yang tiga di antaranya merupakan besaran skalar dan tiganya lagi besaran vektor.
Besaran skalar :
Jarak dalam s
Kelajuan dalam v=Δs/Δt
Perlajuan dalam a = Δv/Δt
Besaran vektor :
Perpindahan dalam s
Kecepatan dalam v=Δs/Δt
Percepatan dalam a = Δv/Δt
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Pada gerak lurus beraturan, berlaku a = 0.
Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Pada GLBB berlaku :
v = v0 + a t
s = v0 t + ½ a t2
v=v02 + 2 a s
Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GERAK MELINGKAR BERATURAN
Gerak melingkar beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa lingkaran dengan kelajuan tetap. Besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan, meliputi periode (T), frekuensi (f), kelajuan linier (v), kecepatan sudut (w), percepatan sentripetal (as) dan gaya sentripetal (F)
Periode dan frekuensi :
Kelajuan linier :
Kecepatan sudut
Hubungan antara kelajuan linier dan kecepatan sudut
v = ωr
Percepatan sentripetal :
Gaya sentripetal :
Fs = m as
GERAK PARABOLA
Gerak parabola merupakan gerak benda yang melakukan gerak lurus beraturan dan gerak lurus beraturan secara serentak. Dalam menganalisa gerak parabola ini, kita melihatnya sebagai gerak yang terpisah antara gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu-x dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada sumbu-y.
Besaran | Sumbu-X | Sumbu-Y |
Gerak lurus beraturan | Gerak lurus berubah beraturan | |
Kecepatan awal | v0x = v0 cos α | v0y = v0 sin α |
Perpindahan | x | y |
Waktu | t | t |
Percepatan | ax=0 | ay=-g |
Kecepatan akhir | vtx = v0x | vty = v0y + ay t vty = v0y – gt |
Perpindahan | x= v0x t | y = v0y t + ½ ay t2 y = v0y t – ½ gt2 |
Untuk soal-soalnya menyusul ya? Pada postingan berikutnya. Arsyad Riyadi Januari 18, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia