Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
-
Bangun Budaya Positif, Wujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi
Apakah mereka membaca buku yang sama?
Pembelajaran berdiferensiasi yang optimal tidak serta mer...
Ujian Nasional SMP Tahun 2016 telah berlalu. Meskipin demikian, baru sekarang, saya mencoba mereviewnya. Tepatnya mengingat-ingat antara apa yang selama ini diajarkan dengan soal yang keluar dalam UN IPA tahun 2016.
(Catatan : saya baru melihat 1 paket soal secara acak)
Soal No 1.
Diberikan gambar stopwatch dan ditanyakan waktu yang ditunjukkan dalam stopwatch tersebut dalam satuan detik. Dalam soal ini, siswa bisa menjadi salah karena tidak memperhatikan perbedaan antara jarum menit dan jarum detik.
Soal No.2
Soal no. 2 ini seharusnya dengan mudah dapat dikerjakan oleh siswa. Diberikan tabel volume, bentuk, gaya antar partikel dan jarak antar partikel. Ditanyakan sifat-sifat kayu yang tepat.
Soal No. 3
Soal no. 3 ini seharusnya bisa dikerjakan dengan baik. Meskipun perlu hati-hati.
Diketahui tabel tentang benda, massa dan volume kemudian ditanyakan posisi yang benar dari benda tersebut ketika dimasukkan ke dalam zat cair.
Soal No. 4
Soal no. 4 ini mengenai asam, basa dan garam. Diberikan perubahan warna lima lakmus dalam sebuah tabel. Kemudian ditanyakan larutan-larutan yang bersifat asam. (Paket soal yang lain belum dicek lo).
Soal No. 5
Ditanyakan gas-gas yang menyebabkan karat pada kaleng. Ya lumayan mudah sebenarnya. Sayang sekali, saya sendiri jarang menekankan materi tentang hal ini. Meskipun beberapa kali sering mengatakan kalau udara menyebabkan logam menjadi berkarat.
Soal No. 6
Diberikan empat buah pernyataan. Kemudian diminta memilih peristiwa yang menunjukkan perubahan kimia.
Soal No. 7
Diberikan nama bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian ditanyakan fungsi bahan kimia tersebut. Bahan kimia yang dikeluarkan pada paket soal yang saya pegang sekarang adalah fungsi senyawa sulfonat dalam deterjen.
Soal No. 8
Diberikan empat buah pernyataan dan ditanyakan efek dari kafein.
Soal No. 9
Diberikan gambar alat indikator muai panjang (Alat Muschenbroek) sebelum dan sesudah dipanaskan serta tabel koefisien muai panjang beberapa logam. Kemudian ditanyakan posisi logam yang benar berdasarkan gambar dan data pada tabel.
Soal No. 10
Diberikan tabel hubungan antara jarak dan waktu tempuh dari 2 buah benda. Selanjutnya ditanyakan jenis gerak yang terjadi pada benda 1 dan benda 2.
Kalau melihat kesepuluh soal tersebut. Nampak ada perbedaan antara soal UN IPA tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pertama, urutan SKL yang berbeda. Dari soal no 1 - 10 di atas dibedakan menjadi soal IPA Fisika dan Kimia. Dengan soal no.1 - 3 merupakan soal IPA Fisika, dan soal no. 4 - 8 merupakan soal tentang IPA Kimia. Baru pada soal no. 8 - 10 kembali ke IPA Fisika.
Kedua, sampai soal ke sepuluh ini belum ada satu pun soal yang menggunakan rumus (soal perhitungan). Soal no.1 tentang pengukuran lebih banyak ke pembacaan alat ukur bukan ke penghitungan.
Arsyad Riyadi Agustus 19, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
(Catatan : saya baru melihat 1 paket soal secara acak)
Soal No 1.
Diberikan gambar stopwatch dan ditanyakan waktu yang ditunjukkan dalam stopwatch tersebut dalam satuan detik. Dalam soal ini, siswa bisa menjadi salah karena tidak memperhatikan perbedaan antara jarum menit dan jarum detik.
Soal No.2
Soal no. 2 ini seharusnya dengan mudah dapat dikerjakan oleh siswa. Diberikan tabel volume, bentuk, gaya antar partikel dan jarak antar partikel. Ditanyakan sifat-sifat kayu yang tepat.
Soal No. 3
Soal no. 3 ini seharusnya bisa dikerjakan dengan baik. Meskipun perlu hati-hati.
Diketahui tabel tentang benda, massa dan volume kemudian ditanyakan posisi yang benar dari benda tersebut ketika dimasukkan ke dalam zat cair.
Soal No. 4
Soal no. 4 ini mengenai asam, basa dan garam. Diberikan perubahan warna lima lakmus dalam sebuah tabel. Kemudian ditanyakan larutan-larutan yang bersifat asam. (Paket soal yang lain belum dicek lo).
Soal No. 5
Ditanyakan gas-gas yang menyebabkan karat pada kaleng. Ya lumayan mudah sebenarnya. Sayang sekali, saya sendiri jarang menekankan materi tentang hal ini. Meskipun beberapa kali sering mengatakan kalau udara menyebabkan logam menjadi berkarat.
Soal No. 6
Diberikan empat buah pernyataan. Kemudian diminta memilih peristiwa yang menunjukkan perubahan kimia.
Soal No. 7
Diberikan nama bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian ditanyakan fungsi bahan kimia tersebut. Bahan kimia yang dikeluarkan pada paket soal yang saya pegang sekarang adalah fungsi senyawa sulfonat dalam deterjen.
Soal No. 8
Diberikan empat buah pernyataan dan ditanyakan efek dari kafein.
Soal No. 9
Diberikan gambar alat indikator muai panjang (Alat Muschenbroek) sebelum dan sesudah dipanaskan serta tabel koefisien muai panjang beberapa logam. Kemudian ditanyakan posisi logam yang benar berdasarkan gambar dan data pada tabel.
Soal No. 10
Diberikan tabel hubungan antara jarak dan waktu tempuh dari 2 buah benda. Selanjutnya ditanyakan jenis gerak yang terjadi pada benda 1 dan benda 2.
Kalau melihat kesepuluh soal tersebut. Nampak ada perbedaan antara soal UN IPA tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pertama, urutan SKL yang berbeda. Dari soal no 1 - 10 di atas dibedakan menjadi soal IPA Fisika dan Kimia. Dengan soal no.1 - 3 merupakan soal IPA Fisika, dan soal no. 4 - 8 merupakan soal tentang IPA Kimia. Baru pada soal no. 8 - 10 kembali ke IPA Fisika.
Kedua, sampai soal ke sepuluh ini belum ada satu pun soal yang menggunakan rumus (soal perhitungan). Soal no.1 tentang pengukuran lebih banyak ke pembacaan alat ukur bukan ke penghitungan.
Arsyad Riyadi Agustus 19, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Metode asosiasi ini bertujuan agar pelajar bisa lebih mudah menghapal sekaligus memiliki ingatan yang lebih tajam. Kalau dulu belajar biologi ada beberapa yang selalu bisa saya ingat dengan menggunakan model kayak gini.
Misalnya FF atau 2F dibaca Floem Fotosintesis, yang artinya Floem berguna untuk membawa hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. NYILEM - BANYU (baca : XILEM - AIR), yang artinya kalau xilem berarti membawa air dan mineral dari tanah sampai akhirnya menuju ke daun.
Selanutnya, tanpa sengaja, saat jalan-jalan ke Yogyakarta menemukan buku berjudul Mudah dan Cepat Menghafal Biologi : Belajar Mudah Biologi dengan Metode Asosiasi yang ditulis oleh Prowel Sianipar. Penulis ini sangat rajin rupanya membuat singkatan-singkatan pada materi-materi yang tercakup dalam biologi.
1. Biologi Sel
Asosiasi : RoRoFeJo
Robert Hook menemukan sel yang kosong
Robert Brown menemukan nukleus (inti sel)
Felik Durjalin menemukan cairan sel (catatan saya : yang dimaksud Felix Dujardin kali ya)
Johannes Purkinje menemukan protoplasma)
2. Mikroorganisme
Asosiasi : Pagi Ini Dia Datang Terlambat Cari Cari Raport Anak Herbert yang Hilang di MTV
Asosiasi ini ternyata digunakan untuk menghafal dan mengingat berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus serta bagian tubuh yang diserang.
Polio : saraf
Influensa : saluran nafas
Demam berdarah : darah
Demam kuning : hati
Trachoma : mata
Cacar : kulit
Campak/morbili : kulit
Rabies : saraf
AIDS/HIV : antibody
Hepatitis : hati
Herpes simplek : alat kelamin
Mosaik : tembakau
Tetelo (NCD) : unggas
CVPD : jeruk
3. Kormophyta
Asosiasi : PaPiDame
Pakis haji
Pinus
Damar
Melinjo
Yang merupakan contoh tumbuhan Gymnospermae
4. Metabolisme
Asosiasi : HiEngle InSa
Hill : membuktikan oksigen berasal dari air
Engehman : dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (catatan saya : yang dimaksud Engelmann)
Ingenousz : dalam fotosintesis dihasilkan oksigen
Sach : dalam fotosintesis dihasilkan amilum
5. Ilmu Tubuh Manusia
Asosiasi : DES
Defeksi, pengeluaran tinja
Ekskresi, pengeluaran zat yang tidak digunakan lagi
Sekresi, pengeluaran zat dan masih digunakan kembali
6. Invertebrata
Asosiasi : PCMEVA
Porifera (hewan berpori)
Colenterata (hewan berongga)
Molusca (hewan lunak)
Ekinoedermata (hewan berkulit duri)
Vermes (Cacing)
Artropoda (hewan berbuku-buku)
7. Vertebrata
Asosiasi : PARAM
Pisces
Ampibi
Reptil
Aves
Mamalia
8. Genetika
Asosiasi : BHAA
Butawarna
Hemofilia
Adontia
Amolar
yang merupakan penyakit yang terpaut dengan kromosom gonosom
9. Ekologi dan Lingkungan
Asosiasi : IPKEB
Individu : makhluk tunggal
Populasi : kumpulan individu sejenis
Komunitas : kumpulan populasi
Ekosistem : populasi bersama lingkungan abiotiknya
Biosfer : bumi
10. Mutasi dan Bioteknologi
Asosiasi : RASa PeLaSa
Rhizopus oligosporus : pembuatan tempe
Aspergillius wenti : pembuatan kecap
Sacharomyces cereviceae : tape, wine
Lactobasilus bulgarius : yogurt
Streptococus lactis : keju
Acetobacterxylinum : nata de coco
Yang merupakan mikroorganisme yang digunakan dalam produksi bahan makanan
11. Ilmu tentang Tumbuhan
Asosiasi : TTN
Gerak Tropisme
Gerak Taksis
Gerak Nasti
12. Taksonomi dan Keanekaragaman
Asosiasi : PAPMFV
Plantae
Animalia
Protista
Monera
Fungi
Virus
yang merupakan sistem klasifikasi 6 kingdom
13. Asal-usul Kehidupan dan Evolusi
Asosiasi : AJA
Aristoteles
John Nedham
Antoni Van Lewenhook ( hasil google : Antonie Van Leeuwenhoek)
14. Ruang Lingkup Biologi
Asosiasi : ROPHEK
Rumusan Masalah
Observasi
Pengumpulan Masalah
Hipotesis
Eksperimen
Kesimpulan
Yang merupakan langkah-langkah metode ilmiah
Yaa..tentunya masih banyak lagi singkatan-singkatan atau asosiasi-asosiasi lain yang diberikan dalam buku Mudah dan Cepat Menghapal Biologi : Cara Mudah Biologi dengan Metode Asosiasi.
Meski demikian, menurut saya akan lebih mudah lagi jika asosiasi atau singkatan tersebut dikembangkan lagi. Lebih baik lagi jika kita sendiri yang membuatnya, sehingga akan lebih ingat.
Ya..jadi ingat dulu saat SMA menghapalkan nama-nama unsur kimia...ya kapan-kapanlah kita buat. atau googling saja dulu ya. Arsyad Riyadi Agustus 17, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Misalnya FF atau 2F dibaca Floem Fotosintesis, yang artinya Floem berguna untuk membawa hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. NYILEM - BANYU (baca : XILEM - AIR), yang artinya kalau xilem berarti membawa air dan mineral dari tanah sampai akhirnya menuju ke daun.
Selanutnya, tanpa sengaja, saat jalan-jalan ke Yogyakarta menemukan buku berjudul Mudah dan Cepat Menghafal Biologi : Belajar Mudah Biologi dengan Metode Asosiasi yang ditulis oleh Prowel Sianipar. Penulis ini sangat rajin rupanya membuat singkatan-singkatan pada materi-materi yang tercakup dalam biologi.
1. Biologi Sel
Asosiasi : RoRoFeJo
Robert Hook menemukan sel yang kosong
Robert Brown menemukan nukleus (inti sel)
Felik Durjalin menemukan cairan sel (catatan saya : yang dimaksud Felix Dujardin kali ya)
Johannes Purkinje menemukan protoplasma)
2. Mikroorganisme
Asosiasi : Pagi Ini Dia Datang Terlambat Cari Cari Raport Anak Herbert yang Hilang di MTV
Asosiasi ini ternyata digunakan untuk menghafal dan mengingat berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus serta bagian tubuh yang diserang.
Polio : saraf
Influensa : saluran nafas
Demam berdarah : darah
Demam kuning : hati
Trachoma : mata
Cacar : kulit
Campak/morbili : kulit
Rabies : saraf
AIDS/HIV : antibody
Hepatitis : hati
Herpes simplek : alat kelamin
Mosaik : tembakau
Tetelo (NCD) : unggas
CVPD : jeruk
3. Kormophyta
Asosiasi : PaPiDame
Pakis haji
Pinus
Damar
Melinjo
Yang merupakan contoh tumbuhan Gymnospermae
4. Metabolisme
Asosiasi : HiEngle InSa
Hill : membuktikan oksigen berasal dari air
Engehman : dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (catatan saya : yang dimaksud Engelmann)
Ingenousz : dalam fotosintesis dihasilkan oksigen
Sach : dalam fotosintesis dihasilkan amilum
5. Ilmu Tubuh Manusia
Asosiasi : DES
Defeksi, pengeluaran tinja
Ekskresi, pengeluaran zat yang tidak digunakan lagi
Sekresi, pengeluaran zat dan masih digunakan kembali
6. Invertebrata
Asosiasi : PCMEVA
Porifera (hewan berpori)
Colenterata (hewan berongga)
Molusca (hewan lunak)
Ekinoedermata (hewan berkulit duri)
Vermes (Cacing)
Artropoda (hewan berbuku-buku)
7. Vertebrata
Asosiasi : PARAM
Pisces
Ampibi
Reptil
Aves
Mamalia
8. Genetika
Asosiasi : BHAA
Butawarna
Hemofilia
Adontia
Amolar
yang merupakan penyakit yang terpaut dengan kromosom gonosom
9. Ekologi dan Lingkungan
Asosiasi : IPKEB
Individu : makhluk tunggal
Populasi : kumpulan individu sejenis
Komunitas : kumpulan populasi
Ekosistem : populasi bersama lingkungan abiotiknya
Biosfer : bumi
10. Mutasi dan Bioteknologi
Asosiasi : RASa PeLaSa
Rhizopus oligosporus : pembuatan tempe
Aspergillius wenti : pembuatan kecap
Sacharomyces cereviceae : tape, wine
Lactobasilus bulgarius : yogurt
Streptococus lactis : keju
Acetobacterxylinum : nata de coco
Yang merupakan mikroorganisme yang digunakan dalam produksi bahan makanan
11. Ilmu tentang Tumbuhan
Asosiasi : TTN
Gerak Tropisme
Gerak Taksis
Gerak Nasti
12. Taksonomi dan Keanekaragaman
Asosiasi : PAPMFV
Plantae
Animalia
Protista
Monera
Fungi
Virus
yang merupakan sistem klasifikasi 6 kingdom
13. Asal-usul Kehidupan dan Evolusi
Asosiasi : AJA
Aristoteles
John Nedham
Antoni Van Lewenhook ( hasil google : Antonie Van Leeuwenhoek)
14. Ruang Lingkup Biologi
Asosiasi : ROPHEK
Rumusan Masalah
Observasi
Pengumpulan Masalah
Hipotesis
Eksperimen
Kesimpulan
Yang merupakan langkah-langkah metode ilmiah
Yaa..tentunya masih banyak lagi singkatan-singkatan atau asosiasi-asosiasi lain yang diberikan dalam buku Mudah dan Cepat Menghapal Biologi : Cara Mudah Biologi dengan Metode Asosiasi.
Meski demikian, menurut saya akan lebih mudah lagi jika asosiasi atau singkatan tersebut dikembangkan lagi. Lebih baik lagi jika kita sendiri yang membuatnya, sehingga akan lebih ingat.
Ya..jadi ingat dulu saat SMA menghapalkan nama-nama unsur kimia...ya kapan-kapanlah kita buat. atau googling saja dulu ya. Arsyad Riyadi Agustus 17, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mengajarkan sandi dalam pramuka merupakan pengalaman pertama saya selama menjadi guru. Dalam kegiatan persami yang dilaksanakan pada Sabtu - Minggu, 13 - 14 Agustus 2016 dipercaya mengisi materi sandi. Seingat saya dalam pramuka banyak sekali sandi-sandi. Dari sandi yang sederhana sampai sandi yang kompleks. Kalau saya sendiri sampai sekarang masih kesulitan ketika menghadapi sandi morse dan sandi semaphore.
Sebelum mengajarkan sandi saya jelaskan terlebih dulu apa yang dimaksud sandi dan bagaimana sejarah adanya sandi. Sandi yang jelas adalah sesuatu yang rahasia. Cukup dimengerti oleh yang membuat atau yang menerima pesan. Contoh sandi facebook, PIN ATM, pola saat buka HP termasuk kategori sandi dalam bentuk kata sandi (password). Tentunya juga pesan rahasia yang hanya bisa diketahui oleh pengirim dan penerima pesan. Misalnya, saat perang dulu. Tidak bisa dong semua surat/memo/pesan dituliskan apa adanya. Wah bisa ketahuan musuh dong.
Dalam sejarahnya dulu, untuk menuliskan pesan rahasia prosesnya memakan waktu lama dan cukup ribet. Sebuah pesan ditulis/dilukis pada kulit kepala. Mula-mula kepalanya dicukur gundul, kemudia ditulislah pesan tersebut. Kemudian ditunggu sampai kepala tersebut rambutnya tumbuh kembali. Setelah rambut tubuh dan menutupi pesan tersebut kemudian orang itu dikirim. Nah ketika sudah sampai tujuan, rambut kepala dicukur lagi agar bisa terlihat pesan rahasia tersebut. Kalau di film-film juga sering ditemukan lukisan/pesan rahasia yang ditato kan pada tubuh bukan? Gambar-gambar yang ditatokan ternyata bukan sekedar gambar tetapi mengandung arti tertentu.
Jenis-jenis sandi yang saya ajarkan ada sekitar 11 jenis. Dari yang paling mudah terlebih dahulu :
1. Sandi Abjad
2. Sandi Angka
3. Sandi Napoleon
4. Sandi Kotak
5. Sandi Huruf Berjasa
6. Sandi Koordinat
7. Sandi Datar
8. Sandi Nama Barang/Gambar
9. Sandi AND
10. Sandi Siput
11. Sandi Matematik (Penerapan Semaphore)
Sayang sandi morse belum diajarkan. Dalam durasi 60 menit targetnya bisa mengenal dan memahami berbagai bentuk sandi, minimal 9 sandi yang saya berikan.
Meskipun demikian, setelah diuji (dalam kegiatan widegame), baru sekitar 5 sandi yang bisa dikuasai dengan baik dari 13 regu peserta persami. Ya..lumayan. Apalagi pos sandi diletakkan pada Pos V (hampir terakhir), dikala sudah begitu lelah karena medan yang lumayan berat plus matahari yang terik di perbukitan sekitar sekolah.
Detail sandinya bisa ditunggu pada postingan berikutnya atau langsung saja google. Yang jelas asyik loh belajar mengenai sandi.
Arsyad Riyadi Agustus 16, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sebelum mengajarkan sandi saya jelaskan terlebih dulu apa yang dimaksud sandi dan bagaimana sejarah adanya sandi. Sandi yang jelas adalah sesuatu yang rahasia. Cukup dimengerti oleh yang membuat atau yang menerima pesan. Contoh sandi facebook, PIN ATM, pola saat buka HP termasuk kategori sandi dalam bentuk kata sandi (password). Tentunya juga pesan rahasia yang hanya bisa diketahui oleh pengirim dan penerima pesan. Misalnya, saat perang dulu. Tidak bisa dong semua surat/memo/pesan dituliskan apa adanya. Wah bisa ketahuan musuh dong.
Dalam sejarahnya dulu, untuk menuliskan pesan rahasia prosesnya memakan waktu lama dan cukup ribet. Sebuah pesan ditulis/dilukis pada kulit kepala. Mula-mula kepalanya dicukur gundul, kemudia ditulislah pesan tersebut. Kemudian ditunggu sampai kepala tersebut rambutnya tumbuh kembali. Setelah rambut tubuh dan menutupi pesan tersebut kemudian orang itu dikirim. Nah ketika sudah sampai tujuan, rambut kepala dicukur lagi agar bisa terlihat pesan rahasia tersebut. Kalau di film-film juga sering ditemukan lukisan/pesan rahasia yang ditato kan pada tubuh bukan? Gambar-gambar yang ditatokan ternyata bukan sekedar gambar tetapi mengandung arti tertentu.
Jenis-jenis sandi yang saya ajarkan ada sekitar 11 jenis. Dari yang paling mudah terlebih dahulu :
1. Sandi Abjad
2. Sandi Angka
3. Sandi Napoleon
4. Sandi Kotak
5. Sandi Huruf Berjasa
6. Sandi Koordinat
7. Sandi Datar
8. Sandi Nama Barang/Gambar
9. Sandi AND
10. Sandi Siput
11. Sandi Matematik (Penerapan Semaphore)
Sayang sandi morse belum diajarkan. Dalam durasi 60 menit targetnya bisa mengenal dan memahami berbagai bentuk sandi, minimal 9 sandi yang saya berikan.
Meskipun demikian, setelah diuji (dalam kegiatan widegame), baru sekitar 5 sandi yang bisa dikuasai dengan baik dari 13 regu peserta persami. Ya..lumayan. Apalagi pos sandi diletakkan pada Pos V (hampir terakhir), dikala sudah begitu lelah karena medan yang lumayan berat plus matahari yang terik di perbukitan sekitar sekolah.
Detail sandinya bisa ditunggu pada postingan berikutnya atau langsung saja google. Yang jelas asyik loh belajar mengenai sandi.
Arsyad Riyadi Agustus 16, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mungkinkah Mengajar Tanpa Kekerasan, menjadi salah satu pertanyaan yang seringkali menghantui saya selama menjadi guru. Ingat betul, saat dulu mengajar di SMK, kadang-kadang sepatu yang saya pakai terlepas (baca : dilepas) buat "nggebuk" para siswa yang "menjengkelkan". Entah karena terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas, gaduh di dalam kelas dan sebab lain. Ya...itu awal-awal jadi guru. Boleh jadi karena kurang pengalaman atau terbawa lingkungan alias situasi.
Kebiasan "buruk" saya lambat laun menghilang ketika mengajar di SMA. Dan aku yakin karena faktor lingkungan alias situasi saja. Dan kebiasaan tersebut benar-benar nyaris hilang saat mengajar di SMP.
Awal-awal mengajar di sekolah yang sekarang sebenarnya sama. Masih suka marah atau jengkel melihat "kenakalan" para siswa.
Hanya saja pada akhir-akhir ini, saya menanyakan kembali. Mengapa harus marah kepada siswa? Benarkah kemarahan bisa mengatasi masalah? Benarkah bersuara keras akan menyebabkan siswa-siswa terdiam? Ya...akhirnya muncul pertanyaan "Mungkinkan Mengajar Tanpa Kekerasan?"
Dan seiring waktu...kecenderungan yang muncul adalah BISA. Itu jawabannya. SANGAT MUNGKIN. HARUS. Sebuah KENISCAYAAN....Mengajar harus dengan kesantunan dan kelembutan.
Berdasarkan pengamatan terhadap diri sendiri maupun teman sejawat, saya bisa mengambil kesimpulan awal sebagai berikut :
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kebiasan "buruk" saya lambat laun menghilang ketika mengajar di SMA. Dan aku yakin karena faktor lingkungan alias situasi saja. Dan kebiasaan tersebut benar-benar nyaris hilang saat mengajar di SMP.
Awal-awal mengajar di sekolah yang sekarang sebenarnya sama. Masih suka marah atau jengkel melihat "kenakalan" para siswa.
Hanya saja pada akhir-akhir ini, saya menanyakan kembali. Mengapa harus marah kepada siswa? Benarkah kemarahan bisa mengatasi masalah? Benarkah bersuara keras akan menyebabkan siswa-siswa terdiam? Ya...akhirnya muncul pertanyaan "Mungkinkan Mengajar Tanpa Kekerasan?"
Dan seiring waktu...kecenderungan yang muncul adalah BISA. Itu jawabannya. SANGAT MUNGKIN. HARUS. Sebuah KENISCAYAAN....Mengajar harus dengan kesantunan dan kelembutan.
Berdasarkan pengamatan terhadap diri sendiri maupun teman sejawat, saya bisa mengambil kesimpulan awal sebagai berikut :
- Tidak nampak perbedaan prestasi antara siswa yang diajar oleh guru yang keras dengan guru yang lemah lembut. Prestasi yang dimaksud di sini adalah capaian nilai mata pelajaran dalam ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, ujian sekolah /nasional.
- Terkait dengan no. 1, siswa-siswa yang kelihatannya memperhatikan pelajaran saat diajar guru yang "killer" kemungkinan terpaksa fokus atau sekedar kelihatan fokus, padahal pikiran dan hati entah ke mana. Dan...tidak ada rumusnya siswa akan memiliki memory jangka panjang dalam pembelajaran yang "menegangkan".
- Ada kecenderungan siswa akan "balas dendam" saat diajar guru-guru yang lemah lembut. Siswa yang kelihatan manut..nurut saat diajar guru "killer" akan banyak berulah ketika diajar guru yang "lemah lembut".
- Mengajar secara "keras" membuat stres siswa dan juga diri sendiri. Kesalahan yang dilakukan anak, misalnya ada seorang siswa yang belum mengerjakan PR kemudian kita memarahinya. Akibatnya bukan hanya dirasakan oleh siswa tersebut tetapi siswa-siswa lain ada yang ketakutan. Apalagi dengan suara yang "menggelegar"..gak adil kan buat siswa lain. Persis kalau sedang rapat, kemudian ada yang marah sehingga suasana rapat menjadi sunyi senyap. Tidak nyaman. Yang marah-marah puas..tapi lupa yang lain kan menjadi tidak nyaman.
- Perlu ditanyakan kembali, mengajar dengan kekerasan sebagai salah satu solusi jitu. Kenyataanya paling siswa hanya diam (baca : takut sejenak), setelah itu pun akan merasa merdeka...menjadi sedikit..bahkan "kurang ajar" ketika guru killer meninggalkan kelas.
- Sering kan mendengar reaksi spontan siswa, ketika diberitahukan pelajarannya kosong karena gurunya tidak hadir. Padahal ketidakhadirannya tersebut karena sedang sakit. Tapi secara otomatis siswa akan bersorak-sorai...pa lagi jika guru tersebut "kurang di hati" mereka.
- Rasa manut siswa boleh jadi semu. Karena di luar kita, mereka suka menggunjing baik via offline maupun online. Khusus via online, pantaulah status mereka di medsos. Ada loh, yang ndak mau menerima pertemanan dengan siswa bahkan menjaga jarak. Padahal hal ini merugikan diri sendiri...karena membuat kita kurang bisa memantau aktivitas siswa-siswa kita saat di media sosial. Maaf ya...bagi saya, tanggung jawab menjadi guru bukan sebatas di dalam sekolah, tetapi juga interaksi para siswa kapan saja dan di mana saja sebagai guru wajib menegur jika melihat siswa yang berbuat "salah".
Masih banyak sih, yang mau saya tuliskan. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 5.13. Saatnya mandi dan persiapan ke sekolah. Jadi....Mungkinkah Mengajar Tanpa Kekerasan? Jawabannya bisa diambil kesimpulan sendiri. Atau ikuti postingan selanjutnya. Trims.
Semoga pendidikan kita ke depan akan lebih baik lagi.
Semoga pendidikan kita ke depan akan lebih baik lagi.
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sepuluh tahun lebih mengajar IPA, seringkali saya kebingungan kalau ditanya selama ini kalau mengajar IPA menggunakan pendekatan apa? Pertanyaan ini beberapa kali saya jumpai, khususnya kalau bertemu dengan pengawas atau bahkan teman guru yang boleh jadi dia banyak baca buku.
Intinya saya bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melakukan pendekatan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik materi IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang diharapkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini menggunakan berbagai sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada referensi dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata baru sebagian kecil pendekatan yang saya kenal. Dan belum tentu apa yang saya kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang membuat saya belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang menjadikan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Arsyad Riyadi Agustus 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Intinya saya bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melakukan pendekatan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik materi IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang diharapkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini menggunakan berbagai sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada referensi dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata baru sebagian kecil pendekatan yang saya kenal. Dan belum tentu apa yang saya kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang membuat saya belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang menjadikan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Arsyad Riyadi Agustus 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mengingat kembali pelaksanaan ekstrakurikuler OSN (Olimpiade Sains Nasional) beberapa tahun lalu yang akhirnya bubar sendiri, tahun ini saya bersama salah satu teman menggagas ekstrakurikuler OSN kembali. Ya..fokus pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Arsyad Riyadi
Agustus 11, 2016
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Hari ini (Selasa, 10/8), saya mengisi IPA kelas IX A. Materi yang saya ajarkan mengenai listrik statis. Setelah minggu kemarin, berkutat dengan teori tentang lisrik statis, sekarang saatnya melakukan praktikum/percobaan.
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam sebuah bincang-bincang dengan siswa saya mengenai pelajaran fisika baru aku menyadari bahwa dalam banyak hal banyak konsep dari mereka yang tidak sesuai dengan konsep yang ada.
Kesalahan ini boleh jadi, karena dalam mengajarkan kurang berhati-hati atau terlalu menganggap materi yang diajarkan cukup mudah. Atau terlalu fokus pada rumus, sehingga hal yang mendasar terlewatkan.
Seperti saat membahas bidang miring.
Karena terlalu fokus pada gambar, rumus, hubungan antara panjang bidang miring, tinggi bidang miring, rumus keuntungan mekanis malah keliru dalam menafsirkan soal yang sederhana. Hal ini baru saya sadari ketika mereka harus memilih bidang miring mana yang memberikan keuntungan mekanis lebih besar (seperti gambar berikut).
Dalam satu kelas, tidak semua sepakat kalau bidang miring yang sebelah kanan memiliki keuntungan mekanis yang lebih besar.
Terutama siswa laki-laki atau siswa yang merasa memiliki kekuatan yang lebih. Mereka memilih gambar yang sebelah kanan, karena yang sebelah kanan lebih cepat untuk menaikan beban ke atas.
Ya, dipikir-pikir benar juga. Itu kalau bebannya ringan ya mendingan pakai yang kedua. Bahkan kalau perlu ndak usah pakai bidang miring.
Yang keliru dalam pikiran mereka adalah karena memisalkan bebannya kecil dan bidang miringnya hanya untuk menaikan beban yang tidak terlalu tinggi.
Atau secara ringkasnya rancu antara pengertian keuntungan mekanik dengan kecepatan melakukan usaha. Semakin pendek lintasan maka semakin untung. Tanpa memikirkan bebannya berat atau tidak.
Baru setelah dicontohkan kasus mereka harus menaikan beban yang cukup berat barulah tersadar bahwa dengan ketinggian yang sama, akan lebih nyaman menggunakan tangga/bidang miring yang lintasannya lebih panjang.
Tak terbayangkan juga kan, ketika bus mau mencapai puncak gunung dengan cara langsung tancap gas naik tanpa mau menggunakan jalanan yang melingkar. Dijamin gak bakal bus tersebut naik..bisa-bisa ngguling..masuk jurang...penumpangnya entah pergi ke alam lain yang mana.
Kebetulan di sekolah ada 2 tangga, yang satu lebih landai karena menghadap lapangan..dan satunya memang cukup curam karena keterbatasan lahan. Ya dari kedua tangga tersebut..siswa-siswa secara umum menganggap tangga yang landai (yang menghadap lapangan) lebih nyaman buat naik ketimbang tangga yang satunya. Nah lo...
Itulah keuntungan mekanis murid-murid
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kesalahan ini boleh jadi, karena dalam mengajarkan kurang berhati-hati atau terlalu menganggap materi yang diajarkan cukup mudah. Atau terlalu fokus pada rumus, sehingga hal yang mendasar terlewatkan.
Seperti saat membahas bidang miring.
Karena terlalu fokus pada gambar, rumus, hubungan antara panjang bidang miring, tinggi bidang miring, rumus keuntungan mekanis malah keliru dalam menafsirkan soal yang sederhana. Hal ini baru saya sadari ketika mereka harus memilih bidang miring mana yang memberikan keuntungan mekanis lebih besar (seperti gambar berikut).
Dalam satu kelas, tidak semua sepakat kalau bidang miring yang sebelah kanan memiliki keuntungan mekanis yang lebih besar.
Terutama siswa laki-laki atau siswa yang merasa memiliki kekuatan yang lebih. Mereka memilih gambar yang sebelah kanan, karena yang sebelah kanan lebih cepat untuk menaikan beban ke atas.
Ya, dipikir-pikir benar juga. Itu kalau bebannya ringan ya mendingan pakai yang kedua. Bahkan kalau perlu ndak usah pakai bidang miring.
Yang keliru dalam pikiran mereka adalah karena memisalkan bebannya kecil dan bidang miringnya hanya untuk menaikan beban yang tidak terlalu tinggi.
Atau secara ringkasnya rancu antara pengertian keuntungan mekanik dengan kecepatan melakukan usaha. Semakin pendek lintasan maka semakin untung. Tanpa memikirkan bebannya berat atau tidak.
Baru setelah dicontohkan kasus mereka harus menaikan beban yang cukup berat barulah tersadar bahwa dengan ketinggian yang sama, akan lebih nyaman menggunakan tangga/bidang miring yang lintasannya lebih panjang.
Tak terbayangkan juga kan, ketika bus mau mencapai puncak gunung dengan cara langsung tancap gas naik tanpa mau menggunakan jalanan yang melingkar. Dijamin gak bakal bus tersebut naik..bisa-bisa ngguling..masuk jurang...penumpangnya entah pergi ke alam lain yang mana.
Kebetulan di sekolah ada 2 tangga, yang satu lebih landai karena menghadap lapangan..dan satunya memang cukup curam karena keterbatasan lahan. Ya dari kedua tangga tersebut..siswa-siswa secara umum menganggap tangga yang landai (yang menghadap lapangan) lebih nyaman buat naik ketimbang tangga yang satunya. Nah lo...
Itulah keuntungan mekanis murid-murid
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Catatan Mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Pengelola Laboratorium ini dibuat sebagai bentuk tanggung jawab moral karena banyaknya hal yang didapat dan yang harus dikorbankan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Diawali dengan pemberitahuan dari Dinas Pendidikan Purbalingga agar saya sebagai kepala laboratorium mengikuti acara tersebut. Senang banget rasanya..karena seumur-umur menjadi guru IPA baru mendapat kesempatan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan ke IPA an nya. Bukannya tidak pernah, tetapi yang dimaksud di sini adalah penyelenggarannya di luar kota. Kalau kegiatan-kegiatan di dalam kota itu sih biasa, misalnya lewat jalur MGMP IPA Purbalingga. Atau kegiatan di luar kota (misalnya di Semarang, Yogyakarta, Solo, Magelang) sering juga, tetapi lebih banyak berhubungan dengan multimedia/IT.
Kegiatan Bimbingan Teknik itu sendiri dilaksanakan tanggal 12 - 15 Agustus 2015 di Pusdiklat BKK Jawa Tengah, Jalann Supriyadi 37 Semarang. Check in dilaksanakan jam 11.00 - 16.30 WIB.Ya kalau melihat dari peta atau dari software MAPS.ME sudah ada gambaran di mana lokasi tempat kegiatan tersebut.
Lumayan capek juga sih, karena tanggal 8 -9 Agustus baru saja melaksanakan Persami SMP Negeri 2 Pengadegan. Sedangkan tanggal 11 sampai ke rumah pukul 17.30. Kok sampai sore? Pulang sekolah langsung mengikuti rapat dengan anggota BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Tim 05 Purbalingga. Habis rapat menjembut ibu di terminal yang baru datang dari Kebumen.
Sampai di rumah, mengurusi anak lanang sampai tuntas, kemudian malam sekitar jam 20.00 WIB ke rumah teman (bendahara sekolah) bincang-bincang (sedikit-dikit nggarap) beberapa laporan yang belum selesai. Sekitar jam 22.30 WIB pamit dan pulang di rumah. Sampai rumah siap-siap, packin
Masalah baru muncul, ketika anak-anak kesayangan berkeberatan saya pergi sendiri (baca mereka mau ikut). Akhirnya keberangkatanku menjadi tertunda. Dari pada gugup, akhirnya aku berinisiatif naik motor. Ya..melenceng dari rencana semula untuk naik bus umum. Meski begitu, aku menikmati sekali karena bisa lebih santai berangkatnya, Jam 09.00 WIB kurang sedikit aku berangkat (dua anak saya masih sekolah), Lewat Bukateja yang baru dicor jalannya, Bannjarnegara, Wonosobo, Kretek, Temanggung dan akhirnya lewat Sumowono - Bandungan keluar di Ungaran. Niatnya sih mau lewat jalur bus, tetapi akhirnya lewat Sumowono sambil mengingat kembali perjalanan kurang lebih 1 setengan tahun lalu lewat daerah situ untuk pertama kalinya, Jujur pas dulu,.agak maras, kok gak sampai jalan utama padahal rasanya sudah sangat jauh mengendara. Perjalanan yang sekarang sih sudah sedikit santai.
Memasuki Ungaran, berhenti dulu di POM Bensin, sholat dhuhur + sholat Asyar (dijamak). Perut yang semakin keroncongan tak kupedulikan. Rasanya tidak bakal bisa makan kalau belum sampai tujuan..Kulanjutkan perjalananku. Banyumanik..Ngesrep..Jatingaleh..Metro..terus lurus. Kemudian ada pertigaan satunya ke arah Simpang Lima satunya ke arah Johar. Aku ambil jalan ke arah Johar...nah di sini kekeliruan jalur mulai muncul. Ya berdasarkan peta/maps yang kupunya dan dari tanya beberapa teman, posisinya dari Simpang Lima ke arah timur....terus..terus..kemudian carilah Jalan Supriyadi. Kalau naik bus ya minta turun di pertigaan Supriyadi. Kalau pakai taxi sih langsung ke tujuan.
Aku ambil arah Johar (kalau pengin aman sih ikuti arah ke Simpang Lima)..sedikit-dikit ambil resiko nyasar. Nyata...malah bablas. Tanya sama tukang parkir ya sudah bablas saja..ketemu bundaran muter, hitunglah lampu merah ke-5 kemudian belok kanan. Kususuri jalan yang dimaksud, tanya sama tukang parkir lagi ya...tinggal lampu merah ke-2 belok kanan. Ya oke..akhirnya sampai juga ke Gedung Pusdiklat BKK. Check ini. Dapat nasi box. Ngamar. Sekitar jam 15.20 WIB saat itu.
Siap-siap dan alhamdulillah bisa mengikuti Pembukaan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Pengelola Laboratorium IPA, meskipun dapat duduk di bagian belakang. Posisi kamarku di nomerku 2, di lobby 19 lantai 2 bareng teman dari Boyolali dan Magelang Kota, Ya seneng juga sih..dapat teman baru. (bersambung)
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sains perlu diajarkan sejak dini. Sains ini pun diajarkan secara menyenangkan. Sains diberikan menggunakan contoh-contoh konkret yang ada dalam keseharian.
Amati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Arsyad Riyadi
Juli 24, 2015
New Google SEO
Bandung, IndonesiaAmati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Berikut materi sains yang perlu diketahui sebagai dasar untuk belajar sains pada tahap berikutmya.
Fisika dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Fisika?
- Besaran dan Pengukuran
- Wujud Zat
- Suhu dan Kalor
- Gerak
- Gaya
- Energi dan Daya
- Pesawat Sederhana
- Getaran, Gelombang, dan Bunyi
- Cahaya
- Alat Optik
- Listrik Statis
- Energi dan Daya Listik
- Magnet
- Elektromagnet
Fisika Bumi dan Antariksa dalam Kehidupan Kita
- Tata Surya
- Alam Semesta
- Matahari
- Bumi
- Atmosfer Bumi
- Hidrosfer
- Litosfer
- Bencana Alam Kebumian
Kimia dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Kimia?
- Atom, Ion, Molekul
- Pemisahan Campuran
- Reaksi Kimia
- Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
- Asam, Basa, Garam
- Bahan Kimia dalam Rumah Tangga
- Bahan Kimia pada Makanan
- Zat adiktif dan Psikotropika
- Kimia Karbon
Biologi dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Biologi?
- Ciri-Ciri Makhluk Hidup
- Klasifikasi Makhluk Hidup
- Organisasi Kehidupan
- Ekosistem
- Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan
- Sistem Gerak pada Manusia
- Sistem Pencernaan Manusia
- Sistem Pernapasan Manusia
- Sistem Peredaran Manusia
- Sistem Ekskresi Manusia
- Sistem Reproduksi Manusia
- Sistem Saraf dan Indra Manusia
- Adaptasi dan Seleksi Alam
- Pewarisan Sifat
- Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Sumber : Sains bagi Pemula
Belajar Sains yang Atraktif ini merupakan cara belajar sains yang ditawarkan oleh buku"Dari Galileo sampai Einsten", seperti yang dituliskan oleh Chalis Setyadi.
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
LPIR 2015 sudah di ambang mata. Berdasarkan buku panduan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja 2015 SMP yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, naskah diterima paling lambat akhir bulan September 2015. Bagi adik-adik yang masih duduk di SMP maupun para guru pembimbing yang berminat, untuk menyiapkan lagi lebih dini.
Dengan ide-ide yang kreatif, orisinil serta didukung dengan penelitian ilmiah, jangan ragu-raguu tulis laporan Anda dan segera dikirimkan. LPIR ini tentunya cabang yang bergengsi, bukan saja untuk meningkatkan pemahaman kita pada IPTEKS, tetapi sebagai upaya ikut mengembangkan IPTEKS tersebut serta wadah komunikasi dengan bertemu teman-teman peneliti lain se Indonesia.
Tema LPIR 2015
"Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Remaja melalui Penelitian Remaja"
Sub Tema :
"Memanfaatkan Sumber Daya yang tersedia di lingkungan sekitar Guna Menumbuhkembangkan inovasi, Invensi, dan Daya Cipta Remaja di Sekolah".
Kategori Lomba
1. Ilmu Pengetahuan Sosial Kemanusiaan dan Seni
2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan
3. Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Awal
1. Halaman Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi dan daftar lain yang diperlukan
5. Abstrak hasil penelitian
Bagian Inti
1. Pendahuluan, yang meliputi :
a. Latar belakang masalah
b. Perumusan masalah
c. Tujuan dan manfaat penelitian
2. Telaah Pustaka
3. Metode Penelitian
4. Hasil dan Pembahasan
5. Kesimpulan dan Saran
Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
2. Daftar riwayat hidup
3. Lampiran
Karya ilmiah yang dilombakan dikirimkan kepada
Panitia Pusat
Panitia LPIR SMP Tahun 2015
Direktorat Pembinaan SMP
Ditjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud
Gedung E Kemdikbud Lantai 17
Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021)-5725683 Fax.-57900459
Naskah diterima panitia paling lambat akhir September 2015
Kita bisa mendapatkan ide-ide segar dengan cara lebih peka lagi terhadap lingkungan kita. Menemukan masalah di sana, berhipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan dan jangan lupa tuliskan semuanya dalam bentuk karya ilmiah.
Sebagai rujukan, kita bisa menengok ke belakang karya-karya peneliti muda yang menjadi juara pada LPIR 2014, sebagai berikut :
A. Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan
- Kodaya DAYUCHI (Komik seni Budaya Cayak, Melayu, China) dapat meningkatkan wawasan siswa SMP Santu Petrus Pontianak terhadap seni budaya di Kalimantan Barat karya Theodorus Wijaya dari SMP Katolik Santu Petrus Pontianak Kalimantan Barat.
- Road show wayang dongeng tiga bahasa (Inggris, Indonsia dan Jawa)untuk menumbuhkan cinta pada pandangan pertama terhdap wayang dongeng karya Dewi Setyo Rini dari SMPN 3 Jatiyoso Kab. Karanganyar Jawa Tengah
- Transgender dalam seni pertunjukan Arja Bali karya Putu Dyah Intan Prathiwi dari SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar Bali
- Upaya Melestarikan Motif Tato Suku Dayak Iban di Kalimantan Barat dengan "Smart", Simple and Creative Method (SSCM) karya Alfina dari SMPK Immanuel Pontianak Kalimantan Barat
- Ayahku di dalam akta kelahiranku (Study kasus akta kelahiran anak di luar nika etnis Tionghoa di Selatpanjang Riau) karya Hendi dari SMP Partia Dharma Kab. Kepulauan Meranti Riau
- Dade Ndate : Nyanyian Rakyat Kaili Sulawesi Tengah yang terlupakan oleh Nabila Triana dari SMP Al-Azhar Palu Sulawesi Tengah
- Pola eksistensi Tradisi Bauluak di Sungai Limau Kab.Padang Pariaman karya Alifia Wulandari dari SMPN 2 Kota Pariaman Sumatera Barat
- Anti Selfi Strategis Sebagai Upaya Pencegahan Prilaku Selfie Pada Siswa SMPN 19 Semarang karya Widya Julianingtyas dari SMPN 19 Semarang Jawa Tengah
- Penerapan Media Utak Utik Dalam Meningkatkan Pemahaman Anti Kekerasan Pada Siswa SD karya Ririn Afyara dari SMP Internat Al-Kausar Kab.Sukabumi Jawa Barat
- Budaya MOP sebagai sarana hiburan masyarakat Papua karya Nurul Shafira La Zinu dari SMPN 3 Sorong Kab. Sorong Papua Barat
- Memahami konflik gajah dan manusia di Taman Nasional Way Kambas dan upaya penanggulangannya karya Fadli Irham dari SMP IT Baitul Muslim Kab. Lampung Timur Lampung
- Mipit Kudu Amit, Ngala Kudu Menta Sebuah tradisi yang mengandung nilai-nilai luhur dalam pembentukan karakter positif masyarakat kampung Sampaleun 3 desa Haurgajrug Kec. Cipanas - Lebak karya Isti Afrilianti dari SMPN 2 Cipanas Kab. Lebak Banten
- Upaya Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa Hutan Melalui Program "Social Forestry" Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat yang Berorientasi Pada Pelestarian Hutan karya Shafira Putri Faradina dari UPTD SMPN 1 Sawahan Kab. Nganjuk Jawa Timur
- Analisis Kesalahan Berbahasa Anak (Studi Kasus Terhadap Siswa SMP Methodist Binjai Dengan Bahasa Pertama Bahasa Hokkien) karya Tangge Maler dari SMP S Metodhist Binjai Kota Binjai Sumatera Utara
- Keunikan suku Paser di wilayah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan (Studi Folklor terhadap adat suku Paser di desa Binturung, Kec. Pamukan Utara, Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan karya Binawati dari SMP Bebunga Estate Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan
- Keanekaragaman makrozoobentos sebagai indikator pencemaran perairan dampak dari pertambangan pasir besi di Pantai Muara Binuangeun karya Gina Caroline Apriliani dari SMPN 1 Wanasalam Kab. Lebak Banten
- Identifikasi Pencemaran Citarum Menggunakan Citra Peta Google dan Pengamatan Lapangan karya Ayubella Anggraini Leksono dari SMP Taruna Bakti Kota Bandung Jawa Barat
- Bentanol Solusi Cerdas Menurunkan Gas Buang Karbon Monoksida dan Menghemat Konsumsi Bensin karya Vany Citra Nabila dari SMPN 19 Semarang Kota Semarang Jawa Tengah
- Pemanfaatan Limbah Cair Hasil Pengolahan Basah Kopi Arabika Menjadi Bioetanol Sebagai Sumber Energi Terbarukan Di Kawasan Sentra Kopi Rakyat Kabupaten Bondowoso karya Diah Luluk Indriani dari SMPN 1 Maesan Kab. Bondowoso Jawa Timur
- Pemanfaatan Bambu Muda (Dendrocalamus Asper) Untuk Mempercepat Pertumbuhan Kecambah karya Kiki Widyawati dari SMP Permata Insani Islamic School Kab. Tangerang Banten
- Perilaku Laba - Laba Raksasa (Nephila Macculata) Dalam Menghadapi Tantangan Alam karya Muhammad Adam Prabasunu dari SMPN 2 Bantul Kab. Bantul D.I. Yogyakarta
- Pemanfaatan eks lahan pertambangan timah karya Erick Maulidan dari SMPN 9 Pangkalpinang Kota Pangkalpinang Bangka Belitung
- Diujung Kepunahan Korma Rawa (Phoenix Paludosa) Akibat Kerusakan Ekosistem Mangrove Di Kota Langsa karya Rahmad Syawal dari SMPN 5 Langsa Kota Langsa
- Pemanfaatan limbah kulit buah pisang (Musa paradisiaca) sebagai penetral tanah gambut karya Aji Baharsyah dari SMPN 1 Malinau Utara Kab. Malinau Kalimantan Utara
- Pengaruh Ekstrak Daun Kecubung (Datura Metel) Dalam Berbagai Konsentrasi Terhadap Mortalitas Rayap Tanah (Captotermes Kalsshoveni Kemner) Di SMPN 1 Maumere Flores karya Roswita Lodovika Wusu dari SMPN 1 Maumere Kab. Flores Nusa Tenggara Timur
- Minuman Berkhasiat dari Biji Pepaya karya Gregorius Ravendra Prasetyo dari SMP Bakti Idhata Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta
- Karakter morfologi daun dan tipe stomata beberapa tanaman peneduh jalan di kota Denpasar karya Ni Ketut Ayu Juni Puspasari dari SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar Kota Denpasar Bali
- Pengaruh kerapatan tanaman pagar Tehtehan (Acalypha microphylla) Bougenville (Bougenville spectabilis) dan bambu (Bambusa multiplex) dalam meredam kebisingan karya Riyandra Alifna dari SMP Garuda Cendekia Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta
- Pemanfataan limbah lokan (polymesoda expansa) sebagai penjernih air gambut karya Ismi Nur Azizah dari SMPN 03 Mukomuko Kab.Mukomuko Bengkulu
- Pembuatan sabum mandi antiseptik semi padat dari daun mimba (Azadirachta indica) karya Citra Bella Septariya dari SMPN 2 Sungailiat Kab. Bangka Barat Bangka Belitung
- Angkota: Aplikasi Mobile Pemesanan dan Informasi Angkutan Umum Berbasis GPS dan Cloud Computing yang Dapat Diakses Dimana Saja dan Kapan Saja karya Mochammad Abdurrozaq H dari SMPN 1 Semarang Kota Semarang Jawa Tengah
- Paving Blok Plastik, Solusi Perkerasan Lahan yang Ramah Lingkungan karya Chisilia Forentina dari SMPN 1 Sukorame Kab. Lamongan Jawa Timur
- Alat pemurnian air laut menggunakan distilasi energi surya karya Hirza Safira dari SMPN 8 Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan Banten
- Pemanfaatan Campuran Buah Harendong, Buah Leunca, dan serai Sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Tinta alami karya Muhamad Basit dari SMPN 1 Muncang Kab. Lebak Banten
- Kacamata Teraflu (Terapi Influenza) karya Ferris Prima Nugraha dari SMPK Imanuel Kota Pontianak Kalimantan Barat
- Rancangan Celana Sepatu (Celpa) Untuk Keselamatan Bekerja Petani Di Sawah karya Ika Setya Reynata dari SMPN 3 Candimulyo Kab. Magelang Jawa Tengah
- Rancang Bangun Helm PendeTEKsi Jarak Kenderaan D-Tech (Detector Technology) Sebagai Solusi Inovatif Mengantisipasi Kecalakaan Bagi Pengguna Sepeda Motor karya Syamsul Tamimi P.A dari SMPN 2 Semarang Kota Semarang Jawa Tengah
- Sensor Passive Infrared Receiver (PIR) untuk sistem kunci kamar mandi otomatis dan indikaor keberadaan pengguna karya Rahmat Hidayat dari SMPN 1 Palu Kota Palu Sulawesi Tengah
- Mematikan lampu riting sepeda motor secara otomatis dengan menggunakan rangkaian penunda waktu (Timer) dalam upaya menimimalisir angka kecelakaan lalu lintas akibat kesalahan informasi antar penggunaan kendaraan karya Rhabbeca Dwi Khrishna Dhevi dari SMPN 5 Ponorogo Kab. Ponorogo Jawa Timur
- Pemanfaatan limbah rak telur sebagai alternatif peredam suara genset karya Lailatu Fitriah dari SMP Darul Hijrah Putri Kab. Martapura Kalimantan Selatan
- "Box Exara" Tehnologi alat penyedot bau pada ruangan tertutup dengan koak exhaut fa - arang - sansiviera karya Diego Aryajat dari SMP Permata Insani Islamic School Kab. Tangerang Banten
- Sepatu modifikasi anti becek karya Aditya Pratama dari SMPN 1 Labuhan Badas Kab. Sumbawa Nusa Tenggara Barat
- Deterjen Ramah Limgkungan Dari Ekstra Daun Carica karya Ferizka Azalea Munaf dari SMPN 1 Wonosobo Kab. Wonosobo Jawa Tengah
- Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dilingkungan Persawahan Untuk Penerangan Lingkungan Sawah Dan Pengusir Burung karya Muhammad Rizqul Aktsar dari SMPN 1 Kota Palu Kota Palu Sulawesi Tengah
- Sarung tangan Refleksi karya Lazuardi Imani dari SMPN 1 Babat Kab. Lamongan Jawa Timur
Bagaimana sekarang dengan ide-ide kalian. Apakah siap untuk mengirimkan karyanya pada LPIR 2015. Ditunggu aksinya ya?
Arsyad Riyadi
Maret 01, 2015
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Silabus Olimpiade Sains Nasional (OSN) Ilmu Pengetahuan Alam Tahun 2015
Berikut adalah silabus OSN IPA Tahun 2015 berdasarkan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Tahun 2014. Materi dari silabus ini merupakan penyempurnaan dari materi silabus tahun sebelumnya.
1. Pengukuran
Pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi serta pentingnya perumusan satuan terstandar dalam pengukuran :
1) Besaran pokok dan besaran turunan.
2) Satuan pokok dan satuan turunan.
3) Sistem satuan
4) Standar satuan
5) Konversi satuan
Klik materinya di sini.
2. Zat dan kalor
Zat serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari :
1) Zat dan wujudnya :
a) Wujud zat dan perubahan wujud zat.
b) Titik lebur dan titik beku, titik didih dan titik embun, titik sublim.
2) Atom, unsur, molekul dan senyawa.
3) Larutan, campuran, asam, basa dan garam.
4) Zat aditif dan adiktif/ psikotropika.
5) Perubahan fisika :
a) Kalor dan perubahan temperatur (kalor jenis dan kapasitas kalor).
b) Kalor dan perubahan wujud (kalor laten, evaporasi).
c) Pemuaian
6) Perubahan kimia
a) Konsep reaksi kimia sederhana .
b) Kimia dalam kehidupan sehari-hari.
7) Perpindahan kalor :
a) Konduksi
b) Konveksi
c) Radiasi
3. Energi
Konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, metabolisme, pencernaan makanan dan homeostasis :
1) Konsep usaha, energi dan daya
2) Usaha
3) Energi kinetik
4) Energi potensial
5) Hubungan usaha dan perubahan energi mekanik
6) Metabolisme (Respirasi, fotosintesis)
7) Pencernaan makanan
8) Homeostasis
4. Gerak dan Gaya
Gerak dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton, serta penerapannya pada gerak
makhluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari:
1) Besaran-besaran gerak
2) Gerak lurus
3) Gerak melingkar
4) Gerak parabola
5) Hukum-hukum Newton tentang gerak
6) Pesawat sederhana
7) Sistem gerak pada makhluk hidup
5. Tekanan
Tekanan pada zat cair serta penerapannya pada kehidupan sehari-hari, tekanan darah, difusi
pada peristiwa respirasi dan tekanan osmosis:
1) Tekanan hidrostatis
2) Prinsip Pascal
3) Prinsip Archimedes
4) Tegangan permukaan
5) Sistem peredaran darah
6) Sistem pernafasan
7) Sistem transport pada tumbuhan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
Konsep getaran, gelombang, bunyi, serta penerapannya dalam sistem pendengaran, sistem sonar
pada hewan, dan dalam kehidupan sehari-hari:
1) Getaran
2) Gelombang (mekanik)
3) Bunyi
4) Pendengaran
5) Sistem sonar hewan
7. Cahaya dan Optika
Sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata serangga, serta prinsip kerja alat optik:
1) Cahaya
2) Optik geometrik
3) Optik fisik
4) Alat-alat optik
8. Listrik Magnet
Konsep listrik statis, muatan listrik, potensial listrik, hantaran listrik, karakteristik rangkaian listrik, transmisi energi listrik, sumber-sumber energi listrik alternatif, konsep medan magnet, dan induksi elektromagnetik.
1) Elektrostatika
a) Gejala elektrifikasi
b) Muatan listrik
c) Hukum Coulomb
2) Konduktor, isolator, dan semikonduktor
3) Sumber gaya gerak listrik (ggl) primer dan sekunder
4) Arus dan hambatan listrik
5) Rangkaian sederhana arus searah (rangkaian satu simpal)
6) Rangkaian hambatan seri dan paralel
7) Hukum I dan II Kirchhoff
8) Energi dan daya listrik
9) Magnet dan sifat-sifatnya
10) Medan magnet di sekitar penghantar berarus listrik
11) Gaya magnet pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
12) Gaya magnet pada penghantar berarus yang berada dalam medan magnet
13) Ggl induksi
14) Transformator
9. IPBA
Struktur bumi, fenomena gempa bumi, gunung api, dan sistem planet dalam tata surya
1) Sistem tata surya
2) Matahari, Bumi, dan Bulan
3) Litosfir dan Atmosfir
10. Ciri makhluk hidup
1) Asal usul makhluk hidup
2) Ciri-ciri makhluk hidup
3) Perbedaan makhluk hidup dan benda mati
4) Pengukuran pada makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
1) Dasar-dasar klasifikasi
2) Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem
3) Lima dunia makhluk hidup (Regnum)
4) Penyebab terjadinya keanekaragaman mahkluk hidup
5) Usaha-usaha dan pentingnya pelestarian
12. Organisasi kehidupan
1) Struktur (bagian utama dan ,fungsi organel) dan fungsi sel
2) Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan (Eukariota), serta sel bakteri (Prokariota)
3) Konsep tingkatan organisasi kehidupan (sel-jaringan-organ-sistem organ-individu)
13. Ekologi
1) Konsep spesies, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
2) Peran dan saling ketergantungan organisme dalam ekosistem.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan makhluk hidup
4) Siklus biogeokimia
5) Peranan organisme tanah
6) Pengukuran kesuburan tanah
7) Habitat dan adaptasi makhluk hidup
8) Konsep seleksi alam
9) Konsep pencemaran lingkungan dan usaha-usaha penanggulangannya
10) Hubungan kepadatan manusia terhadap kebutuhan air bersih, udara bersih, pangan, lahan.
11) Pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap kerusakan lingkungan
12) Pemanasan global dan dampak bagi ekosistem
13) Pentingnya tanah dan organisme yang hidup di tanah untuk keberlanjutan kehidupan
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
1) Sel, jaringan dan organ pada tumbuhan
2) Struktur serta fungsi organ tubuh tumbuhan
3) Pemanfaatan prinsip tekanan pada fisiologi tumbuhan
4) Difusi dan osmosis
5) Jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem ekskresi (struktur dan fungsinya)
2) Sistem ekskresi pada manusia
3) Sistem ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata
4) Mekanisme pengaturan suhu tubuh
5) Kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi manusia
6) Keterkaitan sistem ekskresi dengan sistem yang lainnya
16. Sistem Saraf dan Indera
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem saraf dan indera (struktur dan fungsinya)
2) Sistem saraf dan indera pada manusia
3) Sistem saraf dan indera pada hewan vertebrata dan invertebrata
4) Kelainan dan penyakit pada sistem saraf dan indera manusia
5) Keterkaiatan sistem saraf dan indera dengan sistem yang lainnya
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem reproduksi (struktur dan fungsinya)
2) Sistem reproduksi dan hormon-hormon spesifik yang terlibat
3) Fungsi reproduksi
4) Hubungan reproduksi dan pertumbuhan populasi
5) Penyakit yang berhubungan dengan reproduksi dan upaya pencegahannya
6) Keterkaitan sistem reproduksi dengan sistem yang lainnya.
18. Pewarisan sifat
1) Konsep materi genetik (genom, kromosom, DNA, dan gen)
2) Konsep resesif, dominan, dan intermediet (dominansi tak lengkap)
3) Prinsip dasar persilangan menurut hukum Mendel
4) Penyakit genetik
5) Penerapan pewarisan sifat pada pemuliaan makhluk hidup
19. Bioteknologi
1) Konsep bioteknologi dan cabang-cabang ilmu biologi yang berperan di dalamnya
2) Produk bioteknologi konvensional dan modern yang ramah lingkungan
3) Manfaat dan dampak bioteknologi
4) GMO (genetically modified organisms)
5) Aplikasi teknologi reproduksi
6) Aplikasi bioteknologi pada sektor pangan
20. Forensik
1) Penerapan sains untuk pengungkapan kasus kriminal
2) Sidik jari
3) Identifikasi dalam forensik
4) Penentuan jenis kelamin
5) Tanda-tanda kematian
6) Jenis-jenis kematian
7) Penyebab dan cara kematian
8) Perkiraan waktu kematian korban
9) Pemeriksaan korban kriminalitas
10) Pengambilan sampel
Keterangan : untuk Ilmu Pengetahuan Alam
1. Untuk seleksi kabupaten/kota materi 1 sampai dengan 16
2. Untuk seleksi tingkat provinsi materi 1 sampai dengan 19
3. Untuk seleksi tingkat nasional materi 1 sampai dengan 20
Download Silabus OSN SMP Tahun 2015.
Arsyad Riyadi Februari 25, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Berikut adalah silabus OSN IPA Tahun 2015 berdasarkan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Tahun 2014. Materi dari silabus ini merupakan penyempurnaan dari materi silabus tahun sebelumnya.
1. Pengukuran
Pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi serta pentingnya perumusan satuan terstandar dalam pengukuran :
1) Besaran pokok dan besaran turunan.
2) Satuan pokok dan satuan turunan.
3) Sistem satuan
4) Standar satuan
5) Konversi satuan
Klik materinya di sini.
2. Zat dan kalor
Zat serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari :
1) Zat dan wujudnya :
a) Wujud zat dan perubahan wujud zat.
b) Titik lebur dan titik beku, titik didih dan titik embun, titik sublim.
2) Atom, unsur, molekul dan senyawa.
3) Larutan, campuran, asam, basa dan garam.
4) Zat aditif dan adiktif/ psikotropika.
5) Perubahan fisika :
a) Kalor dan perubahan temperatur (kalor jenis dan kapasitas kalor).
b) Kalor dan perubahan wujud (kalor laten, evaporasi).
c) Pemuaian
6) Perubahan kimia
a) Konsep reaksi kimia sederhana .
b) Kimia dalam kehidupan sehari-hari.
7) Perpindahan kalor :
a) Konduksi
b) Konveksi
c) Radiasi
3. Energi
Konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, metabolisme, pencernaan makanan dan homeostasis :
1) Konsep usaha, energi dan daya
2) Usaha
3) Energi kinetik
4) Energi potensial
5) Hubungan usaha dan perubahan energi mekanik
6) Metabolisme (Respirasi, fotosintesis)
7) Pencernaan makanan
8) Homeostasis
4. Gerak dan Gaya
Gerak dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton, serta penerapannya pada gerak
makhluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari:
1) Besaran-besaran gerak
2) Gerak lurus
3) Gerak melingkar
4) Gerak parabola
5) Hukum-hukum Newton tentang gerak
6) Pesawat sederhana
7) Sistem gerak pada makhluk hidup
5. Tekanan
Tekanan pada zat cair serta penerapannya pada kehidupan sehari-hari, tekanan darah, difusi
pada peristiwa respirasi dan tekanan osmosis:
1) Tekanan hidrostatis
2) Prinsip Pascal
3) Prinsip Archimedes
4) Tegangan permukaan
5) Sistem peredaran darah
6) Sistem pernafasan
7) Sistem transport pada tumbuhan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
Konsep getaran, gelombang, bunyi, serta penerapannya dalam sistem pendengaran, sistem sonar
pada hewan, dan dalam kehidupan sehari-hari:
1) Getaran
2) Gelombang (mekanik)
3) Bunyi
4) Pendengaran
5) Sistem sonar hewan
7. Cahaya dan Optika
Sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata serangga, serta prinsip kerja alat optik:
1) Cahaya
2) Optik geometrik
3) Optik fisik
4) Alat-alat optik
8. Listrik Magnet
Konsep listrik statis, muatan listrik, potensial listrik, hantaran listrik, karakteristik rangkaian listrik, transmisi energi listrik, sumber-sumber energi listrik alternatif, konsep medan magnet, dan induksi elektromagnetik.
1) Elektrostatika
a) Gejala elektrifikasi
b) Muatan listrik
c) Hukum Coulomb
2) Konduktor, isolator, dan semikonduktor
3) Sumber gaya gerak listrik (ggl) primer dan sekunder
4) Arus dan hambatan listrik
5) Rangkaian sederhana arus searah (rangkaian satu simpal)
6) Rangkaian hambatan seri dan paralel
7) Hukum I dan II Kirchhoff
8) Energi dan daya listrik
9) Magnet dan sifat-sifatnya
10) Medan magnet di sekitar penghantar berarus listrik
11) Gaya magnet pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
12) Gaya magnet pada penghantar berarus yang berada dalam medan magnet
13) Ggl induksi
14) Transformator
9. IPBA
Struktur bumi, fenomena gempa bumi, gunung api, dan sistem planet dalam tata surya
1) Sistem tata surya
2) Matahari, Bumi, dan Bulan
3) Litosfir dan Atmosfir
10. Ciri makhluk hidup
1) Asal usul makhluk hidup
2) Ciri-ciri makhluk hidup
3) Perbedaan makhluk hidup dan benda mati
4) Pengukuran pada makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
1) Dasar-dasar klasifikasi
2) Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem
3) Lima dunia makhluk hidup (Regnum)
4) Penyebab terjadinya keanekaragaman mahkluk hidup
5) Usaha-usaha dan pentingnya pelestarian
12. Organisasi kehidupan
1) Struktur (bagian utama dan ,fungsi organel) dan fungsi sel
2) Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan (Eukariota), serta sel bakteri (Prokariota)
3) Konsep tingkatan organisasi kehidupan (sel-jaringan-organ-sistem organ-individu)
13. Ekologi
1) Konsep spesies, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
2) Peran dan saling ketergantungan organisme dalam ekosistem.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan makhluk hidup
4) Siklus biogeokimia
5) Peranan organisme tanah
6) Pengukuran kesuburan tanah
7) Habitat dan adaptasi makhluk hidup
8) Konsep seleksi alam
9) Konsep pencemaran lingkungan dan usaha-usaha penanggulangannya
10) Hubungan kepadatan manusia terhadap kebutuhan air bersih, udara bersih, pangan, lahan.
11) Pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap kerusakan lingkungan
12) Pemanasan global dan dampak bagi ekosistem
13) Pentingnya tanah dan organisme yang hidup di tanah untuk keberlanjutan kehidupan
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
1) Sel, jaringan dan organ pada tumbuhan
2) Struktur serta fungsi organ tubuh tumbuhan
3) Pemanfaatan prinsip tekanan pada fisiologi tumbuhan
4) Difusi dan osmosis
5) Jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem ekskresi (struktur dan fungsinya)
2) Sistem ekskresi pada manusia
3) Sistem ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata
4) Mekanisme pengaturan suhu tubuh
5) Kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi manusia
6) Keterkaitan sistem ekskresi dengan sistem yang lainnya
16. Sistem Saraf dan Indera
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem saraf dan indera (struktur dan fungsinya)
2) Sistem saraf dan indera pada manusia
3) Sistem saraf dan indera pada hewan vertebrata dan invertebrata
4) Kelainan dan penyakit pada sistem saraf dan indera manusia
5) Keterkaiatan sistem saraf dan indera dengan sistem yang lainnya
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
1) Sel, jaringan, dan organ yang membentuk sistem reproduksi (struktur dan fungsinya)
2) Sistem reproduksi dan hormon-hormon spesifik yang terlibat
3) Fungsi reproduksi
4) Hubungan reproduksi dan pertumbuhan populasi
5) Penyakit yang berhubungan dengan reproduksi dan upaya pencegahannya
6) Keterkaitan sistem reproduksi dengan sistem yang lainnya.
18. Pewarisan sifat
1) Konsep materi genetik (genom, kromosom, DNA, dan gen)
2) Konsep resesif, dominan, dan intermediet (dominansi tak lengkap)
3) Prinsip dasar persilangan menurut hukum Mendel
4) Penyakit genetik
5) Penerapan pewarisan sifat pada pemuliaan makhluk hidup
19. Bioteknologi
1) Konsep bioteknologi dan cabang-cabang ilmu biologi yang berperan di dalamnya
2) Produk bioteknologi konvensional dan modern yang ramah lingkungan
3) Manfaat dan dampak bioteknologi
4) GMO (genetically modified organisms)
5) Aplikasi teknologi reproduksi
6) Aplikasi bioteknologi pada sektor pangan
20. Forensik
1) Penerapan sains untuk pengungkapan kasus kriminal
2) Sidik jari
3) Identifikasi dalam forensik
4) Penentuan jenis kelamin
5) Tanda-tanda kematian
6) Jenis-jenis kematian
7) Penyebab dan cara kematian
8) Perkiraan waktu kematian korban
9) Pemeriksaan korban kriminalitas
10) Pengambilan sampel
Keterangan : untuk Ilmu Pengetahuan Alam
1. Untuk seleksi kabupaten/kota materi 1 sampai dengan 16
2. Untuk seleksi tingkat provinsi materi 1 sampai dengan 19
3. Untuk seleksi tingkat nasional materi 1 sampai dengan 20
Download Silabus OSN SMP Tahun 2015.
Arsyad Riyadi Februari 25, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sesat Berpikir dalam Belajar Sains
Sesat berpikir dikaji dalam materi pengantar logika. Sesat berpikir atau dalam bahasa latin, fallacia atau dalam bahasa Inggris, fallacy diartikan sebagai kekeliruhan penalaran akibat dari bentuk pengambilan kesimpulan yang tidak sahih. Apa sih yang dilanggar? Ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata, yang menyebabkan salah dalam menghubungkan suatu gagasan.
Pelaku sesat berpikir sendiri, dibedakan menjadi 2, yaitu yang dilakukan dengan sadar dan tidak sadar. Jika pelaku sesat pikir tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya, disebut dengan paralogisme. Namun jika sesat pikir dilakukan dengan sengaja untuk menyesatkan orang lain, disebut dengan sofisme.
Secara umum, sesat pikir ini dibedakan dalam 3jenis, yaitu sesat pikir yang disebabkan oleh bahasa, sesat pikir formal maupun, sesat pikir material. Terkait dengan pembelajaran sains, pada postingan ini hanya dibahas sesat pikir yang formal. Untuk sesat pikir karena pemakaian bahasa, bisa makna ganda, penggunaan metafora dan lainnya akan dibahas dalam postingan tersendiri. Meski bukan berarti dalam belajar sains kita bisa terbebas dari dua jenis sesat pikir yang lain.
Sesat fikir formal bisa dibedakan dalam 4 jenis, yaitu sesat pikir empat term, sesat pikir proses tidak sah, sesat pikir term tengah tak berdistribusi, serta sesat pikir dua premis negatif. Diharapkan agar dapat memahami sesat fikir jenis ini lebih dulu memahami pengantar logika, familiar dengan istilah premis, konklusi, silogisme dan sejenisnya
Arsyad Riyadi
Februari 06, 2015
New Google SEO
Bandung, IndonesiaPelaku sesat berpikir sendiri, dibedakan menjadi 2, yaitu yang dilakukan dengan sadar dan tidak sadar. Jika pelaku sesat pikir tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya, disebut dengan paralogisme. Namun jika sesat pikir dilakukan dengan sengaja untuk menyesatkan orang lain, disebut dengan sofisme.
Secara umum, sesat pikir ini dibedakan dalam 3jenis, yaitu sesat pikir yang disebabkan oleh bahasa, sesat pikir formal maupun, sesat pikir material. Terkait dengan pembelajaran sains, pada postingan ini hanya dibahas sesat pikir yang formal. Untuk sesat pikir karena pemakaian bahasa, bisa makna ganda, penggunaan metafora dan lainnya akan dibahas dalam postingan tersendiri. Meski bukan berarti dalam belajar sains kita bisa terbebas dari dua jenis sesat pikir yang lain.
Sesat fikir formal bisa dibedakan dalam 4 jenis, yaitu sesat pikir empat term, sesat pikir proses tidak sah, sesat pikir term tengah tak berdistribusi, serta sesat pikir dua premis negatif. Diharapkan agar dapat memahami sesat fikir jenis ini lebih dulu memahami pengantar logika, familiar dengan istilah premis, konklusi, silogisme dan sejenisnya
Sesat pikir empat term (fallacy of four term)
Bentuk silogisme yang sahih adalah silogisme yang hanya memiliki tiga term yang masing-masing disebut dua kali. Term mayor, term minor, dan term tengah tidak boleh memiliki arti rangkap. Contoh apel (untuk apel sebagai upacara atau sebagai buah, kambing hitam sebagai kambing berwarna hitam atau orang yang disalahkan meski tidak bersalah, dan lain-lain).
Sesat pikir proses tak sah (fallacy of illicit process)
Sesat pikir ini disebabkan karena term premis tidak terdistribusi tetapi term konklusi terdistribusi.
Contoh :
Semua kerbau adalah hewan berkaki empat.
Semua ayam bukan kerbau.
Semua ayam bukan hewan berkaki empat.
Kesesatan pada contoh di atas terjadi pada term mayor, yang disebut dengan kesesatan 'illicit mayor'
Perhatikan contoh kedua sebagai berikut :
Semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi.
Semua sarjana adalah manusia.
Semua manusia adalah lulusan perguruan tinggi.
Pada contoh di atas, terjadi kesesatan pada term minor, yang disebut sebagai kesesatan 'illicit minor'
Sesat pikir term tengah tak terdistribusi (fallacy of undistributed middle)
Dalam pengambilan konklusi term tengah sekurang-kurangnya satu kali terdistribusi.
Contoh :
Sebagian wanita adalah cantik.
Sebagian wanita adalah pandai.
Apa yang bisa diambil dari premis tersebut? Tidak ada konklusi yang terjadi bukan?
Sesat pikir dua premis negatif (fallacy of two negative premises)
Pengambilan konklusi akan sesat ketika mengacu pada dua premis negatif.
Contoh :
Semua hakim bukan polisi.
Semua polisi bukan jaksa.
Premis negatif menunjukkan predikat proposisi menyangkal subyeknya. Yang artinya tidajk ada hubungan antara subyek dan predikat. Jika kedua premis tidak saling berhubungan, maka tidak ada yang bisa menghubungkan term-term tersebut. Otomatis tidak mungkin ada konklusi.
Demikian postingan mengenai sesat berpikir dalam belajar sains, semoga kita terhindar dari kesalahan-kesalahan berpikir yang seperti itu. Buanglah rasa bangga ketika dalam berdebat, misalnya tetapi sebenarnya kita menyadari hanya melakukan manipulasi cara berpikir.
Sumber : Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis. Kanisius.
Pada awal-awal pelaksanaan ekstrakurikuler, pemberian motivasi bagi peserta sangat penting. Apalagi terkait dengan masalah tulis-menulis. Untuk banyak membaca saja sulitnya minta ampun. Apa lagi kesan perpustakaan sekolah, sebagai tempat anak-anak yang bermasalah. Misalnya terlambat disuruh belajar di perpustakaan. Ada pelajaran kosong, misal tidak ada tugas, anak-anak disuruh belajar di perpustakaan dan seterusnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi halangan bagi remaja untuk menulis , yaitu
Riset berarti mengumpulkan informasi. Informasi bisa didapatkan dari pengalaman, buku, majalah, internet maupun dari data penelitian yang sejenis.
Sebelum melakukan riset, terlebih dulu tentukan topiknya. Misal jika kita ingin mengamati mengapa roti lama-lama berjamur. Yang kita lakukan adalah riset mengenai perkembangbiakan jamur. Eksperimen yang kita lakukan, misalnya dengan menaruh roti kemudian kita amati dalam jangka waktu tertentu untuk mengamati pertumbuhan jamurnya. Hasil dari eksperimen ini akan dijadikan dasar buat mengidentifikasi masalah.
2. MASALAH
Masalah merupakan pertanyaan ilmiah yang akan dicari penyelesaiannya. Terkait dengan eksperimen pertumbuhan jamur pada roti, misalnya akan memunculkan masalah sebagai berikut. “Bagaimana pengaruh lampu dapat mempengaruhi perkembangbiakan jamur pada roti?”
Dalam merumuskan masalah, perhatikan hal berikut :
- Masalah dibatasi agar tidak melebar ke mana-mana
- Masalah yang diangkat bisa dipecahkan
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah gagasan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah. Hipotesis ini sangat penting dalam mencapai keberhasilan eksperimen. Ya, karena eksperimen yang kita lakukan memang bertujuan menguji hipotesis yang kita buat.
Hipotesis ini menghubungkan 2 faktor. Pada contoh ini misalnya, ada 2 faktor yang akan diuji yaitu pemberian cahaya dan pertumbuhan jamur.
4. EKSPERIMEN
Eksperimen merupakan proses untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah kita buat. Ada 3 jenis variabel dalam eksperimen, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel tidak bebas (dependent variable) dan variable pengontrol.
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang bisa diubah, misalnya pemberian cahaya.
Variabel tidak bebas adalah variabel hasil pengamatan, yang nilainya bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas. Misalnya perkembang jamur.
Variabel pengontrol adalah variabel yang tidak berubah, misalnya suhu dan lingkungan.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan hasil dari eksperimen. Dalam kesimpulan termuat penjelasan mengenai hubungan antara hipotesis dengan hasil eksperimen. Termasuk di dalamnya alasan-alasan ketika hipotesis tidak terbukti.
Contoh Judul Karya Tulis Ilmiah
1. Pengaruh Tempat Tinggal Siswa SMP ...... Terhadap Prestasi Belajar
2. Pemanfaatan Puntung Rokok untuk Membunuh Jentik Nyamuk Malaria
3. Pengaruh Deterjen terhadap Daya Penyusutan Kain
4. Pemanfaatan Fasilitas Handphone untuk Belajar Kelompok di SMP .......
5. Potensi Bahaya Kemasan Plastik Makanan
6. Pemanfaatan Limbah Tahu Menjadi Bakso
Sumber Bacaan :
Kelompok Ilmiah Remaja : Petunjuk Membimbing dan Meneliti bagi Remaja oleh Remigius Gunawan Susilowarno, PT Grasindo, 2003
Penelitian Ilmiah Remaja oleh Yohanes Surya, PT Bima Sumber Daya MIPA, 2004 Arsyad Riyadi Januari 23, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ada beberapa faktor yang menjadi halangan bagi remaja untuk menulis , yaitu
- Merasa tidak mampu untuk menulis
- Takut salah atau disepelekan orang lain
- Tidak berani ambil resiko
- Malas menulis
- Tidak terbuka dengan pengalaman dan gagasan baru
- Mulailah menulis. Sekarang.
- Tentutan sasaran dan batas waktu penulisan
- Lupakan syndrome perfectionistik
- Yakinkan Anda bisa menulis
- Tidak putus asa
- Pahamilah menulis itu proses kreatif
- Lakukan Riset
- Identifikasi Masalah
- Rumuskan hipotesis
- Lakukan Eksperimen
- Buat kesimpulan
Riset berarti mengumpulkan informasi. Informasi bisa didapatkan dari pengalaman, buku, majalah, internet maupun dari data penelitian yang sejenis.
Sebelum melakukan riset, terlebih dulu tentukan topiknya. Misal jika kita ingin mengamati mengapa roti lama-lama berjamur. Yang kita lakukan adalah riset mengenai perkembangbiakan jamur. Eksperimen yang kita lakukan, misalnya dengan menaruh roti kemudian kita amati dalam jangka waktu tertentu untuk mengamati pertumbuhan jamurnya. Hasil dari eksperimen ini akan dijadikan dasar buat mengidentifikasi masalah.
2. MASALAH
Masalah merupakan pertanyaan ilmiah yang akan dicari penyelesaiannya. Terkait dengan eksperimen pertumbuhan jamur pada roti, misalnya akan memunculkan masalah sebagai berikut. “Bagaimana pengaruh lampu dapat mempengaruhi perkembangbiakan jamur pada roti?”
Dalam merumuskan masalah, perhatikan hal berikut :
- Masalah dibatasi agar tidak melebar ke mana-mana
- Masalah yang diangkat bisa dipecahkan
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah gagasan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah. Hipotesis ini sangat penting dalam mencapai keberhasilan eksperimen. Ya, karena eksperimen yang kita lakukan memang bertujuan menguji hipotesis yang kita buat.
Hipotesis ini menghubungkan 2 faktor. Pada contoh ini misalnya, ada 2 faktor yang akan diuji yaitu pemberian cahaya dan pertumbuhan jamur.
4. EKSPERIMEN
Eksperimen merupakan proses untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah kita buat. Ada 3 jenis variabel dalam eksperimen, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel tidak bebas (dependent variable) dan variable pengontrol.
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang bisa diubah, misalnya pemberian cahaya.
Variabel tidak bebas adalah variabel hasil pengamatan, yang nilainya bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas. Misalnya perkembang jamur.
Variabel pengontrol adalah variabel yang tidak berubah, misalnya suhu dan lingkungan.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan hasil dari eksperimen. Dalam kesimpulan termuat penjelasan mengenai hubungan antara hipotesis dengan hasil eksperimen. Termasuk di dalamnya alasan-alasan ketika hipotesis tidak terbukti.
Contoh Judul Karya Tulis Ilmiah
1. Pengaruh Tempat Tinggal Siswa SMP ...... Terhadap Prestasi Belajar
2. Pemanfaatan Puntung Rokok untuk Membunuh Jentik Nyamuk Malaria
3. Pengaruh Deterjen terhadap Daya Penyusutan Kain
4. Pemanfaatan Fasilitas Handphone untuk Belajar Kelompok di SMP .......
5. Potensi Bahaya Kemasan Plastik Makanan
6. Pemanfaatan Limbah Tahu Menjadi Bakso
Sumber Bacaan :
Kelompok Ilmiah Remaja : Petunjuk Membimbing dan Meneliti bagi Remaja oleh Remigius Gunawan Susilowarno, PT Grasindo, 2003
Penelitian Ilmiah Remaja oleh Yohanes Surya, PT Bima Sumber Daya MIPA, 2004 Arsyad Riyadi Januari 23, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Orientasi KELOMPOK ILMIAH REMAJA
Salah satu ekstrakuriler yang saya ampu adalah ekstrakurikuler KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Untuk mengawali kegiatan ekstrakurikuler ini, dalam 1 –3 kali pertemuan diberikan materi orientasi.
Pemberian orientasi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada peserta apa itu KIR, kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukan penelitian sampai cara pembuatan laporan.
Berikut ini sebagian materi orientasi ekstrakurikuler KIR.
Pengertian KIR
KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian aktivitas/kegiatan untuk menghasilkan karya ilmiah. Karya ilmiah ini dihasilkan melalui cara berpikir yang sesuai dengan kaidah ilmiah, seperti berpikir logis, sisitematis, rasional, obyektif, dan koheren (menyeluruh).
Tujuan KIR
Tujuan KIR antara lain untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas ilmiah, menyiapkan diri menjadi ilmuwan. meningkatkan rasa ingin tahu. Di samping itu juga untuk meningkatkan dan memotivasi reamaj untuk peduli, memiliki, dan mempunyai keinginan yang kuat menguasai IPTEK. Selain itu, remaja juga dilatih untuk dapat menerapkan berbagai kaidah/cara/teknik dalam melakukan penelitian.
Manfaat KIR
Manfaat yang diperoleh peserta ekstrakurikuler KIR adalah membangkitkan rasa ingin tahu, meningkatkan nalar, daya kreasi, daya kritis, menambah wawasan baik terhadap iptek maupun dalam berkomunikasi. Daya baca juga pasti meningkat sebagai tuntutan. Di samping itu peserta KIr juga mendapat manfaat mellaui cara berorganisasi akibatnya sikap dan kepribadian mereka pun tambah matang. Sikap-sikap ilmiah seperti jujur, optimis, pemberani, terbuka, obyektif, kreatif, kritis akan terpatri pada mereka. Dan masih banyak manfaat lain yang didapatkan dari ektrakurikuler KIR ini.
Mengenal Struktur Organisasi KIR
Seperti tertulis dalam diagram di atas, struktur organisasi KIR meliputi kepala sekolah selaku penanggung jawab, ada pembimbing, ketua KIR, Sekretaris, Bendahara dan Koordinatir bidang (IPA, Teknologi, IPS).
Dalam penerapannya, struktur organisasi ini disesuaikan dengan keadaan. Misalnya ada 20 peserta, maka strukturnya cukup ada ketua atau sekretaris. Bendahara menyesuaikan dibutuhkan atau tidak. Kemudian untuk koordinator per bidang digantikan oleh koordinator/ketua kelompok. Misalnya ada 20 peserta, maka dibuat 4 –5 kelompok.
Program Kerja KIR
Program Kerja KIR juga harus disampaikan, agar peserta ekstrakurikuler KIR mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan sampai target yang akan dicapai. Contoh program kerja KIR seperti tabel berikut bisa dirubah sesuai kebutuhan. Program kerja ini berlaku untuk 1 tahun.
Sumber buku :
Gunawan, Remigius. 2003.Kelompok Ilmiah Remaja. Grasindo
Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Salah satu ekstrakuriler yang saya ampu adalah ekstrakurikuler KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Untuk mengawali kegiatan ekstrakurikuler ini, dalam 1 –3 kali pertemuan diberikan materi orientasi.
Pemberian orientasi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada peserta apa itu KIR, kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukan penelitian sampai cara pembuatan laporan.
Berikut ini sebagian materi orientasi ekstrakurikuler KIR.
Pengertian KIR
KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian aktivitas/kegiatan untuk menghasilkan karya ilmiah. Karya ilmiah ini dihasilkan melalui cara berpikir yang sesuai dengan kaidah ilmiah, seperti berpikir logis, sisitematis, rasional, obyektif, dan koheren (menyeluruh).
Tujuan KIR
Tujuan KIR antara lain untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas ilmiah, menyiapkan diri menjadi ilmuwan. meningkatkan rasa ingin tahu. Di samping itu juga untuk meningkatkan dan memotivasi reamaj untuk peduli, memiliki, dan mempunyai keinginan yang kuat menguasai IPTEK. Selain itu, remaja juga dilatih untuk dapat menerapkan berbagai kaidah/cara/teknik dalam melakukan penelitian.
Manfaat KIR
Manfaat yang diperoleh peserta ekstrakurikuler KIR adalah membangkitkan rasa ingin tahu, meningkatkan nalar, daya kreasi, daya kritis, menambah wawasan baik terhadap iptek maupun dalam berkomunikasi. Daya baca juga pasti meningkat sebagai tuntutan. Di samping itu peserta KIr juga mendapat manfaat mellaui cara berorganisasi akibatnya sikap dan kepribadian mereka pun tambah matang. Sikap-sikap ilmiah seperti jujur, optimis, pemberani, terbuka, obyektif, kreatif, kritis akan terpatri pada mereka. Dan masih banyak manfaat lain yang didapatkan dari ektrakurikuler KIR ini.
Mengenal Struktur Organisasi KIR
Seperti tertulis dalam diagram di atas, struktur organisasi KIR meliputi kepala sekolah selaku penanggung jawab, ada pembimbing, ketua KIR, Sekretaris, Bendahara dan Koordinatir bidang (IPA, Teknologi, IPS).
Dalam penerapannya, struktur organisasi ini disesuaikan dengan keadaan. Misalnya ada 20 peserta, maka strukturnya cukup ada ketua atau sekretaris. Bendahara menyesuaikan dibutuhkan atau tidak. Kemudian untuk koordinator per bidang digantikan oleh koordinator/ketua kelompok. Misalnya ada 20 peserta, maka dibuat 4 –5 kelompok.
Program Kerja KIR
Program Kerja KIR juga harus disampaikan, agar peserta ekstrakurikuler KIR mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan sampai target yang akan dicapai. Contoh program kerja KIR seperti tabel berikut bisa dirubah sesuai kebutuhan. Program kerja ini berlaku untuk 1 tahun.
No | Jenis Kegiatan | Waktu | Keterangan |
1 | Penerimaan anggota baru | 1 x pertemuan | Kelompok/Individu/Seleksi |
2 | Orientasi KIR | 1 x pertemuan | Klasikal (Ceramah/Diskusi) |
3 | Identifikasi Masalah | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
4 | Menyusun Usulan Penelitian | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu (Kajian Pustaka) |
5 | Pelaksanaan Penelitian | Sesuai kebutuhan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
6 | Analisis Data Hasil Penelitian | Sesuai kebutuhan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
7 | Penyusunan Laporan Penelitian | 3 x pertemuan | Kelompok/Individu (Diskusi) |
8 | Persiapan dan Presentasi | 2 x pertemuan | Kelompok/Individu |
9 | Evaluasi | 1 x pertemuan | Klasikal/Kelompok/Individu |
10 | Seminar-Seminar | Sesuai Kebutuhan | Kelompok/Individu |
11 | Publikasi | Sesuai Kebutuhan | Kelompok (Pameran) |
12 | Kemah Ilmiah/Wisata Ilmiah | Sesuai Kebutuhan | Kelompok |
Sumber buku :
Gunawan, Remigius. 2003.Kelompok Ilmiah Remaja. Grasindo
Arsyad Riyadi Januari 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mengenal Sains
Pengertian
Sains dapat diartikan sebagai pengetahuan. Sains adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang alam dengan segala isinya. Sains mengkaji tentang makhluk hidup, benda mati dan peristiwa/perubahan-perubahan yang ada di alam.
Pembagian Sains
Sains terbagi dalam beberapa cabang ilmu, yaitu fisika, kimia, biologi, geologi, dan astronomi.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang benda, yang berhubungan dengan gerak, gaya, energi dan perubahannya, suhu, kalor, cahaya, getaran, gelombang, listrik dan magnet.
Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat yang terkandung di dalamnya. Meliputi pengetahuan tentang atom, ion, molekul, unsur, senyawa, campuran, reaksi kimia, jenis-jenis zat (asam, basa, garam) dan sebagainya.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan isinya.
Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata surya, bintang, galaksi, dan alam semesta.
Bagaimana cara mempelajari sains?
Untuk mempelajari sains dapat dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran.
Pengamatan adalah kegiatan menggunakan seluruh indra kita untuk mengamati suatu benda. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan membandingkan ukuran suatu benda dengan alat ukur yang menjadi acuan.
Bagaimana memecahkan masalah-masalah dalam Sains?
Dalam sains dikenal adanya metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah sains. Langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah, yaitu :
- Merumuskan masalah
- Mengadakan observasi atau pengamatan
- Membuat hipotesis atau dugaan
- Melakukan eksperimen atau percobaan
- Menarik kesimpulan
Ya, terkait dengan metode ilmiah, kita pun bisa menjadi seorang saintis atau ilmuwan. Caranya bagaimana? Yang jelas, tentunya harus selalu berpikir ilmiah,
Berikut ini sifat-sifat yang harus dimiliki seorang saintis :
- Jujur
- Rasa ingin tahu yang besar
- Teliti
- Terbuka
- Obyektif
Sains dan Hubungannya dengan Dunia Lain
- Sains dan Lingkungan Banyak hal yang dipelajari dalam sains terkait dengan lingkungan, misalnya tentang gunung, laut, savana, gurun, salju, gletser dan geiser.
- Sains dan Angkasa Apa saja yang dipelajari oleh sains ini? Misalnya tentang awan, kilat, guntur, pelangi, bulan, matahari, planet dan asteroid.
- Sains dan Teknologi Modern Di sini sains mengkaji mengenai komputer, CD/DVD, motor listrik, generator, perahu, kereta api, mobil listrik, pesawat terbang, radio, telegraf, satelit, telepon, televisi, laser, pesawat ulang alik dan nuklir.
- Sains dan Permasalahan yang ditimbulkan Perkembangan sains sendiri tidak selalu menguntungkan. Dampak yang merugikan juga besar, terkait dengan pencemaran/kerusakan lingkungan, Misalnya pencemaran baik pencemaran air, udara dan tanah. Dan kita mengenal juga global warming (pemanasan global) akibat pencemaran yang bertumpuk-tumpuk.
Dampak negatif perkembangan sains |
Aryandi, Ari Wahyu. 2009. Mengenal Sains. PT Sarana Panca Karya Nusa.
Arsyad Riyadi
Januari 08, 2015
New Google SEO
Bandung, IndonesiaBiografi Ilmuwan Fisika
"Kegilaannya" memporakporandakan pemikiran fisika klasik |
Dari banyaknya ilmuwan bidang fisika, dikenal dua orang besar yaitu Sir Isaac Newton dan Albert Einstein. Keduanya memberikan dasar-dasar yang kuat dalam perkembangan ilmu fisika, Newton meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam fisika klasik perumusan matematikanya. Sedangkan Einstein, di awal abad 20, memperbaharuo pemikiran klasik melalui teori relativitasnya.
Sebuah buku seri Ensiklopedi Fisika 4 mengenai Biografi Ilmuwan Fisika yang diterbitkan oleh Republika dan Sarana Panca Karya Nusa tahun 2009 (cetakan kedua) membahas tuntas tokoh-tokoh besar bidang Fisika.
- Abbe (1840-1905), banyak memberikan kontribusi terhadap bidang optik, desain mikroskop dan juga matematika.
- Abdussalam (1929-1996), menyumbangkan teori tentang kesatuan gaya nuklir lemah dan gaya elektromagnetik.
- Ampere (1775-1836), banyak memberikan sumbangan karya dan namanya diabadikan untuk satuan kuat arus listrik.
- Arago (1786-1853), memberikan sumbangan pemikiran pada banyak hal salah satunya adalah pembiasan cahaya pada prisma.
- Archimedes (287-212 SM), sangat terkenal dengan hukum Archimedes dan bukunya Sandreckonernya.
- Avogadro (1776-1856), namanya diabadikan dalam bilangan yang disebut bilangan Avogadro.
- Bell (1847-1922), sebagai peletak tonggak telekomunikasi dua. Telepon adalah penemuannya.
- Bernoulli (1700-1782), mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan bidang optik, dan desain mikroskop.
- Biot (1774-1806), bersama-sama dengan Savart berhasil merumuskan hukum Biot Savart.
- Bohr (1885-1962), memodelkan atom seperti tata surya mini. Ia menyempurnakan pemikiran J.J Thomson dan Rutherford.
Tak terbayang ada nama Abbe, Arago. Terus ada Bose, Brillouin, Caratheodory, Clapeyron, Davisson, Gabor, Gilbert, Mayer, Meitner, Murray, Nernst, Onnes, Yukawa, Zeiss, dan Zernike. Wah, ternyata pengetahuan tentang ilmjuwan fisika begitu terbatasnya.
Bagi yang membutuhkan biografi mengenai ilmuwan-ilmuwan bidang fisika bisa membaca buku seri Biografi Ilmuwan Fisika maupun googling via internet.
Tiada hari tanpa belajar. Tidak merasa puas menjadi kunci bagi kesuksesan. Khususnya kesuksesan dalam belajar.
Jika batu apung dimasukkan ke dalam gelas tersebut, apakah air di dalamnya akan tumpah. Prediksikan, praktekan dan beri penjelasan |
1. Prediction atau membuat prediksi, yaitu membuat dugaan terhadap peristiwa fisika
2. Observation atau melakukan penelitiian, yaitu melakukan pengamatan tentang apa yang terjadi
3. Explanation atau membuat penjelasan, yaitu melalukan penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan apa yang terjadi
Dalam melakukan dugaan, siswa berpikir secara leluasa. Dengan banyaknya dugaan yang muncul, dapat diketahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap persoalan yang akan dibahas. Di sini juga bisa diketahui adanya miskonsepsi atau salah konsep yang dialami siswa.
Dalam tahap observasi, siswa melakukan eksperimen atau percobaan untuk membuktikan dugaannya benar atau tidak. Di sini siswa harus benar-benar mengamati hasil percobaan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang diyakininya. Dalam langkah ini, siswa dapat melihat apakah dugaannya sesuai atau tidak dengan hasil eksperimen.
Dalam tahap membuat penjelasan siswa sebelumnya melihat apakah hasil dugaannya sesuai dengan percobaannya. Jika dugaannya benar, maka siswa akan semakin mantap dengan konsep yang diyakininya. Siswa tersebut tinggal melengkapi pengetahuannya agar lebih lebih lengkap lagi. Sebaliknya, jika dugaannya berbeda dengan eksperimen/percobaan yang dilakukan, siswa dibantu untuk memahami mengapa dugaannya keliru. Mungkin saja ada yang salah dalam pemahaman konsepnya. Bila ini terjadi, maka siswa dapat mengalami perubahan konsep dari yang keliru menuju konsep yang benar.
Model ini dapat digabungkan dengan diskusi agar semua siswa menjadi lebih aktif dan lebih matang lagi pemahamannya. Inilah salah satu model yang bersifat konstruktivistik, karena siswa berusaha mencari pengetahuannya sendiri melalui dugaan, melakukan praktek dan membuat penjelasan.
Untuk kupasan lebih lanjut bisa melihat pada buku Metode Pembelajaran Fisika karangan Paul Suparno. Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Turut menyukseskan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diperingati tiap 9 Desember, kami mecoba menulis dengan tema Anti Korupsi dan Kurikulum 2013.
Beberapa waktu lalu pendidikan karakter telah banyak disosialisakan untuk diterapkan di sekolah, dari pendidikan dasar sampai perguruan tingga. Muncullah gagasan pendidikan yang berbasis karakter. Setelah itu, muncul juga pendidikan anti korupsi. Tidak berbeda jauh dengan pendidikan karakter, meskipun dengan nada yang "lebih ganas", pendidikan anti korupsi ini pun tidak sepenuhnya masuk ke lingkungan sekolah. Adem ayem lah.
Gagasan-gagasan Sekolah Masa Depan : Sekolah Bebas Korupsi seolah-olah hanya khayalan semata.
Penerapan kurikulum 2013 yang menegaskan kembali peranan pendidikan karakter membawa angin segar bagi terwujudnya generasiemas penerus bangsa.
Jelas, dalam kurikulum 2013, ada tiga jenis ranah penilaian, yaitu penilaian sikap (sosial dan spiritual), pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga ranah ini, saling melengkapi tetapi penilaian diberikan terpisah. Ketiga ranah tersebut itu setara, tidak ada ranah yang lebih baik dibanding dengan ranah lainnya. Ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan memiliki proporsi yang sama.
Nilai-nilai anti korupsi diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah dengan harapan untuk memutus mata rantai korupsi di negeri ini. Nilai-nilai anti korupsi yang dimaksud meliputi kerjasama, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kedisiplinan, keberanian, kegigihan, dan kesederhanaan.
Tentunya ada benang merah nilai-nilai anti korupsi ini dengan nilai sikap (spiritual dan sosial) yang ada di kurikulum 2013.
Menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi atau sikap tersebut dalam pembelajaran. Nilai-nilai ini bukan saja diterapkan pada mata pelajaran agama maupun Pkn, tetapi semua pelajaran. Selain ini, nilai-nilai ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya pada pramuka.
Bagi guru IPA, menjadi tantangan sendiri untuk menghubungkan materi pelajaran dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam pembelajaran di laboratorium. Peserta didik dituntut untuk melaporkan hasil pengukuran maupun pengamatan seperti yang dilakukannya. Hasil pengukuran/pengamatan ini tentunya tidak boleh dirubah/dimanipulasi. Selain hasilnya menjadi tidak valid, juga tindakan memanipulasi data ini bertentangan dengan nilai-nilai anti korupsi maupun sikap, yaitu kejujuran.
Kerja sama dalam kelompok juga harus terus digalakkan. Antar teman di kelas tidaklah saling menjatuhkan maupun menganggap teman yang lain sebagai saingan. Proses pembelajaran di sekolah bukanlah pertandingan dengan adanya satu pemenang. Pembelajaran merupakan proses agar semuanya berhasil mencapai tujuan. Semuanya harus menjadi juara, atau menang semua.
Untuk itu, kolaborasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk menjembatani antara peserta didik yang "lemah" dengan peserta didik yang "kuat". Peserta didik yang "lemah" akan terbantu dan termotivasi oleh teman sekelompoknya yang lebih "kuat". Sedang yang "kuat" rela hati membagikan ilmunya kepada yang lebih "lemah". Dengan harapan dia akan semakin "kuat", semakin maju wawasannya. Pahamkan kepada golongan yang "high" atau "kuat" tadi, bahwa tidak ada yang hilang ketika berbagi ilmu. Yang ada malah pemahaman atas suatu pengetahuan akan semakin mantap. Dan kepercayaan diri pun akan meningkat.
Demikianlah, semoga dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka pendidikan karakter maupun pendidikan anti korupsi akan menjiwai setiap mata pelajaran.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Beberapa waktu lalu pendidikan karakter telah banyak disosialisakan untuk diterapkan di sekolah, dari pendidikan dasar sampai perguruan tingga. Muncullah gagasan pendidikan yang berbasis karakter. Setelah itu, muncul juga pendidikan anti korupsi. Tidak berbeda jauh dengan pendidikan karakter, meskipun dengan nada yang "lebih ganas", pendidikan anti korupsi ini pun tidak sepenuhnya masuk ke lingkungan sekolah. Adem ayem lah.
Gagasan-gagasan Sekolah Masa Depan : Sekolah Bebas Korupsi seolah-olah hanya khayalan semata.
Penerapan kurikulum 2013 yang menegaskan kembali peranan pendidikan karakter membawa angin segar bagi terwujudnya generasiemas penerus bangsa.
Jelas, dalam kurikulum 2013, ada tiga jenis ranah penilaian, yaitu penilaian sikap (sosial dan spiritual), pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga ranah ini, saling melengkapi tetapi penilaian diberikan terpisah. Ketiga ranah tersebut itu setara, tidak ada ranah yang lebih baik dibanding dengan ranah lainnya. Ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan memiliki proporsi yang sama.
Nilai-nilai anti korupsi diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah dengan harapan untuk memutus mata rantai korupsi di negeri ini. Nilai-nilai anti korupsi yang dimaksud meliputi kerjasama, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kedisiplinan, keberanian, kegigihan, dan kesederhanaan.
Tentunya ada benang merah nilai-nilai anti korupsi ini dengan nilai sikap (spiritual dan sosial) yang ada di kurikulum 2013.
Menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi atau sikap tersebut dalam pembelajaran. Nilai-nilai ini bukan saja diterapkan pada mata pelajaran agama maupun Pkn, tetapi semua pelajaran. Selain ini, nilai-nilai ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya pada pramuka.
Bagi guru IPA, menjadi tantangan sendiri untuk menghubungkan materi pelajaran dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam pembelajaran di laboratorium. Peserta didik dituntut untuk melaporkan hasil pengukuran maupun pengamatan seperti yang dilakukannya. Hasil pengukuran/pengamatan ini tentunya tidak boleh dirubah/dimanipulasi. Selain hasilnya menjadi tidak valid, juga tindakan memanipulasi data ini bertentangan dengan nilai-nilai anti korupsi maupun sikap, yaitu kejujuran.
Kerja sama dalam kelompok juga harus terus digalakkan. Antar teman di kelas tidaklah saling menjatuhkan maupun menganggap teman yang lain sebagai saingan. Proses pembelajaran di sekolah bukanlah pertandingan dengan adanya satu pemenang. Pembelajaran merupakan proses agar semuanya berhasil mencapai tujuan. Semuanya harus menjadi juara, atau menang semua.
Untuk itu, kolaborasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk menjembatani antara peserta didik yang "lemah" dengan peserta didik yang "kuat". Peserta didik yang "lemah" akan terbantu dan termotivasi oleh teman sekelompoknya yang lebih "kuat". Sedang yang "kuat" rela hati membagikan ilmunya kepada yang lebih "lemah". Dengan harapan dia akan semakin "kuat", semakin maju wawasannya. Pahamkan kepada golongan yang "high" atau "kuat" tadi, bahwa tidak ada yang hilang ketika berbagi ilmu. Yang ada malah pemahaman atas suatu pengetahuan akan semakin mantap. Dan kepercayaan diri pun akan meningkat.
Demikianlah, semoga dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka pendidikan karakter maupun pendidikan anti korupsi akan menjiwai setiap mata pelajaran.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia