Berbagai Jenis Ujian oleh Satuan Pendidikan
Meskipun Ujian Nasional sudah tidak ada, tetapi setiap siswa tetap harus menyiapkan berbagai ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan atau sekolah. Ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan atau sekolah meliputi Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US).
Penilaian Akhir Semester (PAS) digunakan sebagai salah satu pertimbangan pencapaian belajar, Penilaian Akhir Tahun (PAT) sebagai salah satu pertimbangan kenaikan kelas, sedangkan Ujian Sekolah (US) sebagai salah satu pertimbangan kelulusan, yang menilai pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) semua mata pelajaran. Ketiganya merupakan suatu penilaian yang berkelanjutan yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Sehingga apa yang diujikan pada ketiganya mencerminkan pada segala aspek seperti kecakapan literasi, berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan komunikasi siswa/peserta didik. Sehingga jenis ujiannya pun harus variatif dengan berbagai bentuk penilaian bukan hanya melalui tes tertulis semata. Apalagi membatasi pada tes tertulis pilihan ganda semata.
Secara umum, dalam menghadapi ujian apapun butuh filosofi yang sama
Siap Ujian karena sudah belajar bukan belajar karena mau ujian
Dengan berpegang pada filosofi itu, maka kita akan terhindar dari yang namanya "Belajar dengan sistem kebut semalam".
Belajar dengan sistem kebut semalam (SKS) ini jika tidak mampu mengontrol diri akan membawa dampak yang tidak menyenangkan. Belajar model seperti ini bikin stress. Apalagi kalau materinya banyak. Bisa jadi malah tambah panik. Hingga akhirnya cuma buka-buka buku, bolak-balik..baca sudah di bagian belakang akhirnya kembali. Mencoba mengerjakan soal eh bukannya tambah mahir malah tambah bingung karena banyak salahnya atau merasa banyak waktu yang terbuang.
Boleh ndak sih belajar dengan sistem kebut semalam. Menurutku sih boleh-boleh saja. Tetapi bukan belajar yang baru, tetapi sekedar mengingat kalau ada bagian yang lupa. Atau melatih biar lebih cepat dalam mengerjakan soal, khususnya soal hitungan. Tetapi sekali lagi, bukan belajar sesuatu yang belum pernah dipelajari. Sekedar mengingat gambaran secara lebih umum. Dan jelasnya belajar kebut semalam gak boleh bikin panik atau keringatan. Kalau seperti itu lupakan ide belajar kebut semalam.
Tetapi pertimbangkan untuk menghindari model kebut semalam ini. Stamina berkurang sedangkan tubuh butuh istirahat. Hal ini diakibatkan oleh stress, istirahat yang tidak cukup, pola makan tidak teratur ( baik terlalu banyak nyemil atau tidak mau makan), pikiran tegang, tidak bisa tenang serta berbagai penyebab lain.
Untuk itu dalam menghadapi ujian apapun termasuk ujian sekolah kita perlu melakukan hal-hal berikut
- Belajarlah secara efektif jauh-jauh hari
- Istirahat yang cukup
- Makan dan minum yang bergizi
- Olahraga teratur
- Ambil waktu untuk menenangkan diri/rileks secara teratur
- Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan
- Lakukan uji coba/try out/simulasi secara mandiri
- Refleksikan hasil simulasi tersebut, khususnya bagian materi yang masih lemah.
- Pahamilah tipe/jenis soal yang biasa keluar dalam ujian sebelumnya. Hal ini terkait dengan materi kunci/esensial pada materi tersebut.
Kalian bisa menambahkan sendiri hal-hal lain yang positif atau menyenangkan sehingga ujian apapun menjadi asyik dengan hasil yang tetap maksi.
Di samping hal-hal yang disebutkan di atas, perlu dipahami bahwa berdasarkan Permendikbud RI No. 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dinyatakan bahwa Bentuk Ujian dapat berupa: a. portofolio;
b. penugasan;
c. tes tertulis; dan/atau
d. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
1. Penilaian portofolio
Penilaian ini dilakukan dengan cara mengambil laporan hasil praktik/produk/proyek yang berisi hasil karya serta proses menghasilkan karya tersebut. Penilain ini sebagai bukti pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan kompetensi dan indikator yang ada.
Secara umum, nilai portofolio ini diambilkan dari laporan terbaik dari kelas VII, VIII, dan IX serta disusun pertingkatan agar lebih runtut. Penilaian portofolio ini melihat dari perkembangan berbagai aspek, yaitu sistematika laporan, perumusan tujuan, penyiapan kelengkapan alat dan bahan, penyajian urutan langkah kerja, penyajian data, melakukan pembahasan, serta pembuatan kesimpulan.
2. Penugasan
Untuk penugasan diperlukan untuk membuat spesifikasi tugas, lembar tugas, serta lembar penilaian dan rubrik penilaian.
Tugas yang diberikan harus memiliki spesifikasi yang jelas, meliputi : kompetensi dasar yang akan diukur; level proses kognitif, kecakapan abad 21, serta kecakapan literasi; indikator pencapaian kompetensi (IPK), bentuk hasi tugas, kriteria penilaian, teknik penyelesaian tugas, jangka waktu penyelesaian tugas, serta cara pengumpulan tugas.
Pembuatan lembar tugas meliputi kisi-kisi penugasan, tujuan, bentuk tugas, teknik dan waktu penyelesaian tugas, format tugas serta instruksi tugas.
Penyusunan lembar penilaian dan rubrik penilaian meliputi lembar penilaian serta rubriknya.
3. Tes Tertulis
Dalam menyusun tes tertulis terlebih dahulu membuat spesifikasi butir soal (indikator, topik/materi, konteks, level kognitif, tingkat kesulitan serta bentuk soalnya) baru menyusun butir soalnya serta diakhiri dengan menbuat kunci/model jawaban serta rubrik penilaian dan pedoman penskorannya.
4. Tes Praktik
Tes praktik ini merupakan penilaian yang menuntut kemampuan/ketrampilan siswa dalam mengerjakan/melakukan tugas. Misalnya praktik melakukan pengukuran dalam mapel IPA.
Tahapan pembuatan tes praktik ini juga meliputi spesifikasi tes praktik, menyusun soal tes praktik serta menyusun instrumen (menggunakan check list atau angka).
5. Tugas Produk
Tugas produk ini berupa produk yang harus dibuat siswa untuk menguji ketrampilan siswa dengan kurun waktu serta kriteria yang ditetapkan. Dalam pembuatan tugas produk ini juga harus jelas spesifikasi, butir soal serta rubrik yang akan digunakan.
6. Tes Lisan
Tes lisan pun bisa dilakukan dengan tetap menentukan spesifikasi, butir soal (kisi-kisi, instrumen, serta rubriknya). Tes lisan ini bukan hanya mengambil unsur pengetahuan (hapalan) tetapi kearah kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta pengambilan keputusan. Tes lisan ini sebaiknya tidak dilakukan secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan penilaian proyek atau produk. Sehingga diperoleh gambaran yang lebih menyeluruh terhadap kemampuan siswa.
Catatan : Tes lisan ini bisa jadi uji orisinal tugas yang dibuat. Tetapi tujuannya bukan untuk mempermalukan siswa ketika diketahui produk/praktiknya tidak dilakukan sendiri.
7. Pameran
Tes atau ujian dalam bentuk pameran ini pun harus memiliki spesifikasi, butir soal (kisi-kisi, instrumen, serta rubrik yang jelas. Pada pameran ini, hasil karya siswa dilihat oleh masyarakat yang lebih luas (orang tua/wali wajib hadir ya?). Dalam pameran ini akan dinilai latar belakang (backdrop), material tampilan serta laporan penulisan.
Demikian, berbagai jenis ujian sekolah yang dilakukan. Bukan saja dalam bentuk ujian tertulis dan praktik secara sederhananya, tetapi meliputi penilaian portofolio, penugasan, tes tertulis, tes praktik, tugas produk, tes lisan, serta pameran.
Berikut contoh poster/backdrop pameran siswa. Wah keren khan?
Lemon Batery :
https://id.pinterest.com/pin/1970393569506360/
The Buble Gum Experiment :
https://id.pinterest.com/pin/605734218600883768/
Sistema Solar :
https://id.pinterest.com/pin/701646816933760178/
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual mengakses sumber belajar, seperti data base atau konten materi online melalui internet atau intranet.
2.Individualized self-paced e-learning offline/e-learning offline secara individual
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual mengakses sumber belajar, seperti data base atau paket pembelajaran berbantuan komputer secara offline, seperti belajar menggunakan CD atau DVD.
3.Group based e-learning synchronously/e-learning berbasis kelompok secara serentak.
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari sekelompok pembelajar yang belajar secara serentak (dalam waktu bersamaan) melalui internet atau intranet. Kegiatan ini meliputi konferensi berbasis teks, audio, atau video.
4.Group based e-learning asynchronously/e-learning berbasis kelompok secara tak serentak.
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari sekelompok pembelajar yang belajar tidak pada waktu yang bersamaan. Misalnya, diskusi online melalui mailing list atau konferensi berbasis teks dengan sistem manajemen pembelajaran (learning managements systems).
Hampir sama dengan dikemukakan Khoe Yao Tung (2000), yang membedakan ada 4 konfigurasi dalam penggunaan teknologi distance learning, yaitu Same Time Same Place (STSP), Same Time Different Place Instruction (STDP), Different Time Same Place Instruction (DTSP), dan Different Time Different Place Instruction (DTDP). Semua teknologi tersebut akan terus berkembang menjadi makin bersahabat (lebih bersifat pribadi dan fleksibel) bagi penggunanya dan seringkali dilakukan kombinasi satu sama lain.
Virtual classroom merupakan salah satu implementasi dari e-learning, dapat didefinisikan sebagai ruang kelas maya tempat interaksi belajar mengajar dengan bantuan komputer dan multimedia. Kelas maya ini seharusnya tidak jauh berbeda dengan kelas konvensional dalam hal proses belajar mengajarnya, yaitu adanya interaksi guru dan siswa. Bedanya dalam virtual classroom menggunakan perangkat-perangkat digital sebagai pengganti fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam kelas konvensional.
Dalam pembelajaran tatap muka guru melakukan apersepsi dan motivasi serta pemberian materi, melakukan tanya jawab. Dalam pembelajaran online, misalnya dengan penggunaan blog/grup WA dan sejenisnya, guru memberikan materi dengan cara menuliskan atau copy paste atau menyuruh siswa untuk membuka link blog. Setelah itu, guru bertanya melalui grup WA atau memberi pertanyaan di blog untuk didiskusikan. Siswa bisa menjawab lewat komentar di grup WA atau kolom komentar di blog.
Sampai tahap akhir, guru meminta siswa mendiskusikan bersama kelompoknya kemudian mempresentasikan di dalam kelas. Analogi pada pembelajaran online, siswa dengan membuat grup kelompok (misal lewat grup WA), saling diskusi, dan kemudian menyampaikan hasil diskusinya. Cara menyampaikan hasil diskusinya bisa dengan cara menuliskan atau screen shoot hasil diskusi kelompok baik di WA maupun lewat komentar di blog. Mengirim lewat upload ke google drive, youtube, blog siswa, email atau yang lainya tentunya juga diperbolehkan. Untuk selanjutnya link-nya ditarud di grup WA untuk dapat ditanggapi oleh kelompok lain.
Dalam pengembangan e-learning ini, bisa mengacu pada riset yang dilakukan oleh Richard Mayer di Universitas Kalifornia. Ruth Clark (2002), mengajukan enam prinsip dalam pengembangan e-learning, yaitu :
1.Prinsip multimedia
Penggunaan grafik yang tepat sesuai dengan teks dan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran. Misalnya untuk menampilkan sebuah proses penyebaran virus lebih efektif menggunakan animasi daripada grafik yang statis.
2.Prinsip hubungan
Penempatan teks harus berdekatan dengan grafik. Untuk teks yang banyak, diatur sedemikian rupa sehingga antara teks dan grafik tidak terpisah (misalnya menggunakan kombinasi scrolling yang tepat). Penggunaan teks yang panjang sehingga ilustrasi jauh dibawahnya akan menyulitkan penggunanya.
3.Prinsip modalitas
Penggunaan audio dapat meningkatkan pembelajaran terutama untuk menjelaskan suatu animasi atau visualisasi dari materi yang komplek dan tidak familiar.
4.Prinsip redundansi
Penjelasan grafik melalui audio dan teks yang berlebihan dapat merugikan pembelajaran. Misalnya suatu grafik cukup dilengkapi dengan teks. Pemberian narasi bisa mengganggu kenyamanan pengguna saat mengamati grafik tersebut.
5.Prinsip koherensi
Penggunaan tampilan visual, teks dan sound yang tidak tepat dapat merugikan pembelajaran.
6.Prinsip personalisasi
Penggunaan bahasa sehari-hari dan nara sumber lain dapat meningkatkan pembelajaran. Misalnya suatu CD pembelajaran akan lebih menarik jika digunakan bahasa keseharian dan diiringi dengan narasi dari nara sumber.
E-learning ini harus mampu menyajikan pengalaman belajar yang bermakna melalui pemanfaatan teknologi dan informasi yang intensif. Seperti dikemukakan oleh Paulina Panen (2005), bahwa e-learning mampu untuk :
- Menfasilitasi komunikasi dan interaksi antar siswa dengan tenaga pengajar dan nara sumber ahli
- Meningkatkan kolaborasi antar siswa untuk membentuk komunitas belajar
- Mendorong siswa untuk secara mandiri mencari sumber belajar dan mencapai makna
- Memberikan umpan balik lintas ruang dan waktu
- Memberikan akses kepada beragam sumber belajar
Referensi
1. Clark, Ruth. 2002. Six Principles of Effective E-learning : What Works and Why. Learning Solutions e-Magazine. Edisi : September 10, 2002.
2. Khoe Yao Tung. 2000. Pendidikan dan Riset di Internet. Jakarta : Dinastindo
3. Naidu, Som. 2003. E-learning : A Guidebook of Principles, Procedures and Practises. India : Commonwealth Educational Media Center for Asia (CEMCA)
4. Panen, Paulina. 2005. Pengembangan E-learning : Antara Mitos dan Kenyataan. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran ”Teknologi Pendidikan Menuju Masyarakat Belajar” . Jakarta, 5 – 6 Desember 2005.
Guna meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademis maupun non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya dalam literasi sains, seni, olahraga dan penelitian ada berbagai event, yakni : 1. Kompetisi Sains Nasional (KSN); 2. Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (O2SN); 3. Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N); 4. Gala Siswa Indonesia (GSI); 5. Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN).
Sedangkan untuk Olimpiade/lomba/Akademi di tingkat internasional untuk jenjang SMP tahun 2020 antara lain : 1. International Junior Science Olympiad (IJSO); 2. International Mathematics Competition (IMC); 3. The Couple Internationale De Kayl ( karate) ; dan 4.Training and Development for Footballer and Trainer.
Kompetensi Sains Nasional yang diawali tahun 2002 di Yogyakarta (sebelumnya dikenal dengan istilah OSN atau Olimpiade Sains Nasional) ini merupakan kegiatan Kemendikbud tahunan guna memberikan ruang belajar, memfasilitasi peserta didik dalam menumbuhkembangkan
kecintaan terhadap Sains dan menstimulus para siswa dan guru yang berprestasi dan memiliki bakat minat agar dapat meningkatkan kemampuannya.
Dari berbagai rujukan seperti di atas jelas bahwa kompetensi sains nasional ditujukan bagi peserta didik maupun guru yang berprestasi dan memiliki bakat dan minat agar kemampuannya meningkat.
Pertanyaaannya adalah apakah dalam praktiknya Olimpiade Sains Nasional atau Kompetensi Sains Nasional bisa menjawab itu.
Sangat mungkin bisa. Jika siswa yang mengikuti kompetensi tersebut bukan produk dadakan atau karbitan. Apalagi jika harus mengundang pelatih dari luar.
Jika siswa hanya di drill soal, apakah ruh kegiatan olimpiade sains nasional itu bisa tertangkap. Apalagi jika hanya untuk meningkatkan prestise sekolah. Apakah siswa yang ikut bertambah cinta terhadap sains atau malah belajar seperti robot.
Apakah guru mata pelajaran yang bersangkutan ikut berperan atau sama sekali tidak dilibatkan karena lebih mempercayakan pembimbing..Entahlah.
Harapannya pelaksanaan kompetensi sains nasional ini bisa menjadi ajang untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa dalam belajar sains. Demikian juga guru mata pelajaran yang bersangkutan bisa belajar bersama-sama agar kemampuan mereka juga meningkat.
Bagi yang membutuhkan petunjuk dan silabus Kompetensi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020 silahkan download melalui link berikut.
Petunjuk Pelaksanaan Kompetisi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020
Silabus Kompetisi Sains Nasional SMP (KSN-SMP) Tahun 2020
Arsyad Riyadi Maret 11, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam buku Materi Pendukung Literasi Sains yang dikeluarkan Kemendikbud dijelaskan bahwa literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta
mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). National Research Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains adalah ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada
semua ilmu pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.
Gerakan literasi sains ini bukan hanya dilaksanakan di sekolah tetapi juga di level keluarga dan masyarakat. Literasi sains merupakan bagian dari sains, bersifat praktis, berkaitan dengan isu-isu tentang sains dan ide-ide sains. Warga negara harus memiliki kepekaan terhadap kesehatan, sumber daya alam, kualitas lingkungan, dan bencana alam dalam konteks personal, lokal, nasional, dan global. Dari sini kita bisa melihat bahwa cakupan literasi sains sangat luas, tidak hanya dalam mata pelajaran sains, tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya.
Bagaimana membangun literasi sains, khususnya di sekolah?
PISA menetapkan 3 dimensi besar literasi sains, yaitu konten sains, peoses sains, dan konteks aplikasi sains. Dalam konten sains ini peserta didik dapat memahami konsep kunci mengenai fenomena alam maupun perubahan-perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Proses literasi sains meliputi kemampuan untuk mencari, menafsirkan, dan mencari bukti-bukti berdasarkan pengetahuan dan pemahaman ilmiah yang dikuasai peserta didik. Sedangkan dalam konteks literasi, lebih banyak mengkaji permasalahan keseharian seperti bidang kehidupan dan kesehatan, bumi dan lingkungan serta teknologi.
Dalam proses pembelajarannya, membangun literasi sains pada peserta didik khususnya bersesuaian dengan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Meskipun demikian membangun literasi sains ini bukan merupakan hal yang baru. Pendekatan filosofisnya pun menggunakan teori konstrukstivisme yaitu bagaimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dengan mengorganisasi pengalamannya yang kemudian menghasilkan konsep yang benar. Pada tahap ini sangat mungkin peserta didik mengalami miskonsepsi. Tugas gurulah agar bisa mengubah konsep yang salah ini menjadi konsep yang benar.
Model pembelajaran yang bisa dilakukan untuk membangun literasi sains dapat melalui pendekatan sains terpadu, pendekatan STM, pembelajaran kontekstual, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran tuntas, menyusun RPP sains, dan melaksanakan pembelajaran berdasar RPP tersebut (Uus Toharudin, 2014 : 79 - 138).
Agar pembelajaran sesuai target, diperlukan adanya bahan ajar khusus yang telah ada maupun dirancang sendiri yang khusus untuk menyiapkan literasi sains bagi peserta didik. Bahan ajar maupun lembar kerja yang mengintegrasikan literasi sains juga dapat dipadukan dengan pembelajaran HOTS, ppk, 4c dan lainnya. Selamat mencoba.
Bahan Bacaan :
1. Materi Pendukung Literasi Sains - Kemdikbud
2. Buku Membangun Literasi Sains Peserta Didik yang ditulis oleh Uus Toharudin, Sri Hendrawati, Andrian Rustaman. Penerbit Humaniora (2011)
Arsyad Riyadi Maret 08, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ada beberapa ragam analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis manajemen, yaitu :
- SWOT : analisis keadaan lingkungan internal dan eksternal.
- Force field analysis : analisis merencanakan perubahan.
- Brainstorming : teknik menggali ide, kreativitas menyelesaikan masalah.
- Diagram pohon masalah : model untuk merinci masalah dan sebab akibat.
- Diagram fishbone : model untuk mericnci dan sebab akibat
- Model causal map : untuk pemetaan sebab akibat.
- Model matriks : model untuk penyusunan fakta dan data
- Check sheet : lembar periksa keadaan atau faktor/ masalah
- Stratifikasi : pengelompokan kedalam berbagai kriteria
- Model skala nilai : model dalam menilai, membobot satu faktor
- Matriks USG : matriks dalam memilih prioritas masalah
- Diagram pareto : model penyajian dan pemilihan fakta dan data
- Model problem priority : model pemilihan prioritas masalah
- Teknik komparasi : teknik membandingkan atau evaluasi/menilai
- Cost benefit : model ratio antara biaya dan keuntungan/manfaat
Formulir Penilaian Kinerja Kepala SMP 2018
Panduan Literasi Digital Untuk Kepala Sekolah
![]() |
Sumber gambar : https://www.hee.nhs.uk/our-work/digital-literacy |
- Penggunaan aplikasi office word untuk penyusunan laporan pengembangan 8 SNP
- Penggunaan aplikasi office excel untuk melakukan administrasi sarana, keuangan, dan pembelajaran
- Penggunaan aplikasi office power point untuk membuat bahan presentasi
- Membuat dan memanfaatkan e-mail
- Menyimpan file menggunakan google drive
- Memilih media sumber belajar digital dari interne
Pengembangan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
- menjamin agar tujuan sekolah yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan tingkat kepastian tinggi dan resiko kecil.
- memberikan arah kerja yang jelas tentang pengembangan sekolah
- acuan dalam mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan tang diperlukan dalam pengembangan sekolah
- menjamin keterkaitan dan konsistensi dalam perencaaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
- mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan
- menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkesinambungan
- legitimasi
- pengarah
- minimalisasi ketidakpastian
- minimalisasi pemborosan sumber daya
- penetapan sumber kualitas
- Awali dengan pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
- Buatlah rekomendasi berdasar kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam EDS untuk dilakukan perbaikan
- Lakukan monitoring dan evaluasi
- kesiswaan
- kurikulum dan kegiatan penyelenggaraan
- pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
- sarana dan prasarana
- keuangan dan pembiayaan
- budaya dan lingkungan sekolah
- peran serta masyarakat dan kemitraan
- rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu
- Analisis lingkungan strategis
- Analisis kondisi saat Ini dilihat dari keterlaksanaan SNP
- Analisis pendidikan 4 tahun mendatang
- Visi, misi, sekolah
- Tujuan sekolah 4 (empat) tahun mendatang
- Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi antara kondisi saat ini terhadap kondisi pendidikan 4 tahun mendatang)
- Program strategis
- Rencana kerja yang mencakup 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, meliputi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau pelaksana.
- Jadwal kegiatan monitoring dan supervisi.

- Literasi Digital (Penunjang)
- Teknik Analisis Manajemen
- Pengembangan Rencana Kerja Sekolah
- Pengelolaan Keuangan Sekolah
- Pengelolaan Kurikulum
- Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
- Pengelolaan Peserta Didik
- Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru
- Supervisi dan Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan
- Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
- Kepemimpinan Perubahan
- Pengembangan Kewirausahaan
- Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP
![]() |
Instruktur : Bapak Drs. Sri Harmianto, M.Pd dan Bapak Bangun Pracoyo, M.Pd |
![]() |
Kelompok 3 : Saya, Pak Kusmandar, Pak Permana, P Eko Sulist, dan Bu Endang Kismaryani |
![]() |
Yang berdiri Pak Azan - Ketua Kelas |
Panduan Kerja Kepala Sekolah
Seorang kepala sekolah, khususnya kepala sekolah baru, seperti saya sangat membutuhkan buku panduan kerja sebagai penuntun dalam melaksanakan tugas pokok sebagai kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah baru akan “gamang” ketika tidak paham apa yang dilakukan ketika dipasrahi tanggung jawab untuk mengelola sebuah sekolah. Mungkin “kegamangan” ini tidak berlaku bagi banyak kepala sekolah, tetapi bagi saya hal ini sangat penting sekali. Buku panduan kerja ini juga diperlukan untuk mempermudah kepala sekolah untuk mempersiapkan diri saat ada pembinaan atau penilaian dari pengawas maupun dinas pendidikan. (Jadi kepala sekolah tidak merdeka ternyata ya…ada penilaian dari atasan. Yach..tentu saja begitu bro).Standar nasional pendidikan (SNP) merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan (SNP) ini meliputi 8 standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. SNP ini telah diatur salam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kepala sekolah, sebagai pemimpin memiliki peran strategis dalam meningkatkan profesionalitas guru dan mutu pendidikan di sekolah. Untuk itu, seorang kepala sekolah harus mampu : Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri kepada para guru, staf dan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya masing-masing Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan peserta didik, serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan
Untuk dapat melaksanakan fungsinya tersebut seorang kepala sekolah harus :
- Memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas pendidikan dan tenaga kependidikan di sekolahnya
- Memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kemampuan profesinya, dan mendorong keterlibatan pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang tujuan sekolah
- Memiliki hubungan sangat erat dengan berbagai pihak yang terkait dengan upaya peningkatan mutu sekolah dan mendukung keterlaksanaan seluruh program sekolah dan produktivitas sekolah
- Melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
- Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan, meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas secara proporsional
- Memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajarn yang inovatif
- Menjadi figur teladan yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, seorang kepala sekolah akan dinilai kinerjannya. Penilaian kinerja kepala sekolah ini meliputi :
- Usaha pengembangan sekolah yang dilakukan selama menjabat sebagai kepala sekolah
- Peningkatan kualiatas sekolah berdasarkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan
- Perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut pengawasan pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dalam upaya pembinaan dan bimbingan kepada guru
- Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan pembelajaran merupakan salah satu aspek kepemimpinan yang paling penting untuk dilakukan oleh seorang kepala sekolah. Sebenarnya sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa jika kepala sekolah melakukan kepemimpinan pembelajaran dengan baik maka prestasi belajar siswa akan maksimal.Dengan kepemimpinan pembelajaran yang efektif maka proses belajar mengajar pun akan menjadi lebih aktif serta iklim pembelajaran pun menjadi lebih kondusif. Hal ini tentunya akan berimbas kepada output yang dihasilkan pun baik. Output yang dimaksud ini bukan melulu bidang akademik tapi juga non akademik. Demikian juga ranah yang disentuh pun mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan. "Tiada hasil yang menghianati proses" bukanlah sekedar kata-kata yang basi tetapi memang sesuai sekali. Pembelajaran yang efektif akan menghasilkan siswa yang optimal kemampuannya, baik di bidang akademik maupun non akademik.
Ironisnya, di antara apa yang dilakukan oleh kepala sekolah hanya 10 persen tindakan yang dilakukan terkait dengan kepemimpinan pembelajaran. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Stronge (1988). Lemahnya kepemimpinan pembelajaran (instructional leader) ini karena kurangnya pelatihan, kurangnya waktu untuk melaksanakan kepemimpinan pembelajaran, kesibukan menyelesaikan administrasi dan adanya kesan bahwa tugas utama dari kepala sekolah sebagai manajer.
Arti kepemimpinan pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran atau instructional leadership adalah kepemimpinan yang memfokuskan pada pembelajaran. Komponen pembelajaran yang dimaksud meliputi kurikulum, proses belajar mengajar dan asesmen (penilaian hasil belajar). Kepemimpinan pembelajaran juga memfokuskan pada penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.
Kurikulum di sini mencangkup pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum serta pembuatan kalender akademik.
Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan permotivasian kelas.
Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang dievaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan.
Aspek kepemimpinan pembelajaran yang lain seperti penilaian dan pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran dan pembangunan manusia pembelajar harus diperhatikan. Karena komponen-komponen kepemimpinan pembelajaran itu merupakan fondasi dasar dari cita-cita terbangunnya sekolah.
Ibaratnya sebuah sekolah tanpa gedung sekalipun yang utama pembelajarannya harus jalan. Dan kalau boleh diringkas hanya membutuhkan 3 komponen utama :
- adanya siswa
- adanya guru
- adanya kurikulum (apa yang diajarkan)
Jadi, marilah peran kepemimpinan pembelajaran di sekolah jadikanlah yang utama dibanding dengan kegiatan-kegiatan kepemimpinan yang lain. Kalau memang sudah dibantu oleh waka/urusan kurikulum bukan berarti kepala sekolah berlepas tangan. Apakah yakin waka/urusan kurikulum tersebut menerapkan prinsip kepemimpinan bukan sebagai manajer atau pelaksana saja. Silahkan untuk direnungi.
Berikut ini file presentasi dalam bentuk powerpoint (ppt) mengenai Kepemimpinan Pembelajaran yang saya buat. Smoga bermanfaat dan ditunggu respon/tanggapan/kritik dan sarannya, Trims
Catatan : Template PowerPointnya saya dapatkan dari bonus beli buku Microsoft PowerPoint 2010 for Expert yang ditulis oleh Cristopher Lee
![]() |
Guru wajib ini memiliki ciri-ciri :
Sumber gambar : https://www.brilio.net/news/ini-14-guru-ganteng-dan-cantik-indonesia-bikin-kamu-betah-di-kelas-151125u.html
Archimedes menjadi galau. Gundah kelana. Pertama, karena sebagai orang yang dianggap pintar (baca : ilmuwan) dia ternyata tidak bisa langsung bisa menjawab pertanyaan Sang Baginda Raja. Kedua, tidak seharusnya Sang Baginda Raja apa-apa memberi hukuman jika gagal melaksanakan tugas. Ketiga, kok Sang Baginda Raja begitu repotnya ingin mencari tahu mahkota itu terbuat dari emas asli atau tidak. Toh, beliau sudah sangat kaya. Kalau ndak yakin atau ndak suka dengan mahkota tersebut tinggal bikin lagi. Habis perkara.
Akhirnya Archimedes pun pulang dengan menahan pening di kepala. Dia melangkah perlahan-lahan kadang sempoyongan seperti sedang membawa beban yang begitu berat. Tak dipedulikan orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Pokoknya kudu pulang. Kudu pulang dan pergi tidur (lah kok?).
Sampai di rumah. Tak dipedulikan istrinya yang terbengong-bengong melihat wajahnya yang kusam. Rambutnya kucel. Bau. Tak sedap dipandang pokoknya. Juga tak enak untuk dicium. Archimedes tak peduli. Dia langsung tidur. Matanya terpejam. Berselimut rapat. Pokoknya kudu merem. Syukur bangun nemu inspirasi. Mimpi nemu rumus.
Ternyata......memaksakan diri buat tidur bukanlah solusi. Keringat malah mengalir..maklum siang-siang berselimut tebal. Gelisah...Ehmm...lebih baik mandi saja. Siblon masuk bak mandi. Segerrr.
Tanpa menunggu lama, Archimedes pun membuka seluruh pakaiannya dan nyemplung di bak mandi. Alamakk segeernya. Archimedes merasakan betapa ademnya pikirannya. Tiba-tiba sontak dia turun dari bak mandi. Berteriak "Eureka..eueraka". Tak dipedulikan dirinya yang masih telanjang. Dia berlar kei kelar dan menari-menari di halaman rumahnya bahkan sampai ke jalanan. Konon karena peristiwa ini, dia dianggap sebagai penyanyi telanjang pertama di dunia (ngarang ae lah).
Setelah sadar atas keadaan dirinya. Dia mengingat kembali kejadian saat di kamar mandi. Dia merasakan semakin banyak bagian dalam tubuhnya yang ditenggelamkan, semakin banyak air yang dipindahkan dari tempatnya. Dia merasakan ada gaya dorong ke atas yang berasal dari air. Semakin dia menenggelamkan tubuhnya, gaya ke atas yang dirasakannya makin terasa. Sehingga dia berkesimpulan bahwa jika suatu benda dicelupkan ke dalam air (seluruh atau sebagian) maka akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan itu.
Dari peristiwa tersebut, dia yakin dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh rajanya. Kok bisa ya?
Ya kira-kira begini. Dengan mengurangkan berat benda di udara dengan berat benda ketika di dalam air maka akan didapatkan gaya ke atas. Gaya ke atas sendiri dihasikan dari perkalian massa jenis zat cair, percepatan gravitasi dan volume benda yang tercelup. Volume air yang tercelup tersebut berhubungan dengan massa jenis zat tersebut. Massa mahkota dapat ditimbang, jika ternyata setelah dihitung tidak sesuai dengan massa jenis sesuai referensi dapat dipastikan bahwa mahkota tersebut bukanlah emas asli. Catatan : massa jenis emas asli sekitar 19.000 kg/m3.
Ya...coba deh kalau kalian punya bayangan yang berbeda dari apa yang dipikirkan oleh Archimedes atau saya dalam membuktikan suatu benda sesuai dengan prediksi kita atau tidak...tolong dong kasih masukan. Terima kasih
Arsyad Riyadi Desember 29, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Slogan Purbalingga Sehati ini menggantikan slogan Purbalingga Perwira. Dalam launchingnya ini, bupati Purbalingga menjelaskan latar belakang mengapa ada pergantian. Yang memang sebenarnya selaras dengan visi dan misi kabupaten Purbalingga.
Sehati artinya Sejahtera, Harmonis, Aman, Tertib dan Indah.
Dalam launching Purbalingga Sehati ini, Bupati Purbalingga mengharapkan semua pejabat baik struktural maupun fungsional untuk sehati, satu visi, satu tujuan sehingga masyarakat pun akan melakukan hal yang senada dengan apa yang dilakukan para pimpinan tentunya.
Semoga dengan telah dilaunchingnya Purbalingga Sehati ini, akan membawa masyarakat Purbalingga yang mandiri, berdaya saing menuju masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia.
Amiin.
Arsyad Riyadi Juli 17, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
- Penerapan sains untuk pengungkapan kasus kriminal
- Sidik jari
- Identifikasi dalam forensik
- Penentuan jenis kelamin
- Tanda-tanda kematian
- Jenis-jenis kematian
- Penyebab dan cara kematian
- Perkiraan waktu kematian korban
- Pemeriksaan korban kriminalitas
- Pengambilan sampel
Arsyad Riyadi Oktober 20, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sesuai jadwal, kegiatan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah ini dilaksanakan dari pagi hingga sore.
Topik yang diberikan pada pelatihan kedua ini adalah sebagai berikut.
Hari Pertama
Persiapan dan Pembukaan
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Pembahasan RTL Pembelajaran
Hari Kedua
Mengembangkan Budaya Baca
Mendengar Aktif
Peran KS dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Hari Ketiga
Perencanaan Sekolah
Sikap dan Tindakan Pemangku Kewajiban terhadap Peningkatan Mutu Sekolah
RTL
Penutupan dan Administrasi
Peserta pelatihan dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2 sekolah yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan komite.
Serasa seperti menjadi murid kembali. Belajar...diskusi...menonton...mendengarkan cerita...kunjung karya...memberi komentar...presentasi...hingga akhirnya menempel hasil kerja kelompok. Tuntas bukan? Aktif...student oriented lah pokoknya.
Ya..di hari pertama ini membahas seputar kemajuan sekolah. Khususnya setelah mengikuti pelatihan dari USAID, yaitu CTL bagi guru dan MBS bagi guru senior, kepala sekolah dan komite. Kegiatan terakhir mengkaji RTL yang dibuat oleh guru-guru peserta pelatihan CTL.
Semangat selalu. Selalu Belajar. Lupakan jadi guru kalau tidak mau belajar.
Arsyad Riyadi Agustus 27, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia