Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Simulasi Gerak Lurus Berubah Beraturan ini, penulis dapatkan dari buku Making Educational Animation using Flash, yang disusun oleh Priyanto Hidayatullah, dkk, dengan sedikit modifikasi.
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kompetensi :
Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk
teknologi sehari-hari.
Indikator :
Menentukan sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Sifat-sifat cahaya
Sifat bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan 3 cara, yaitu menggunakan rumus, menggunakan gambar maupun melalui penomeran ruang.
a. Melalui perhitungan rumus
bb. Melalui gambar
a.
3. Melaui penomeran ruang
Contoh soal :
Perhatikan gambar cermin berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, maka jarak bayangan yang terbentuk adalah ....
A. 6 cm, di depan cermin
B. 6 cm, di belakang cermin
C. 30 cm, di depan cermin
D. 30 cm, di belakang cermin
Jawab : C
R = 20 cm, f = 10 cm
s = 10 + 5 = 15 cm
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk
teknologi sehari-hari.
Indikator :
Menentukan sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Sifat-sifat cahaya
- Cahaya merambat lurus
- Cahaya dapat menembus benda bening
- Cahaya dapat dipantulkan
- Cahaya dapat dibiaskan
- Cahaya merupakan gelombang elektomagnetik
- Cahaya putih terdiri dari berbagai warna
Sifat bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan 3 cara, yaitu menggunakan rumus, menggunakan gambar maupun melalui penomeran ruang.
a. Melalui perhitungan rumus
bb. Melalui gambar
a.
3. Melaui penomeran ruang
Contoh soal :
Perhatikan gambar cermin berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, maka jarak bayangan yang terbentuk adalah ....
A. 6 cm, di depan cermin
B. 6 cm, di belakang cermin
C. 30 cm, di depan cermin
D. 30 cm, di belakang cermin
Jawab : C
R = 20 cm, f = 10 cm
s = 10 + 5 = 15 cm
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Model anomali, ini saya dapatkan dari buku Metodologi Pembelajaran Fisika : Konstruktivistik dan Menyenangkan, karangan Paul Suparno.
Anomali sendiri berasal dari bahasa latin, anomalia, yaitu kekecualian. Misalnya, ketika di kelas sejumlah siswa rata-rata kulitnya sawo matang, khas kulit Indonesia. Ketika ada seseorang yang ternyata berkulit putih bersih, maka anak tersebut masuk dalam perkecualian. Bahkan mungkin bukan dianggap orang Indonesia asli.
Mengamati hal yang aneh, sesuatu yang berbeda menjadi daya tarik tersendiri dalam pembelajaran Fisika.
Dalam pembelajaran model anomali ini, siswa dihadapkan pada kejadian yang berbeda seperti yang diyakini oleh siswa secara kebanyakan.
Misalnya, air yang dipanaskan ternyata tidak memuai. Hal ini tidak sesuai dengan keyakinan siswa bahwa suatu benda yang dipanaskan akan memuai.
Ternyata, ada kasus khusus pada air, yaitu ketika dipanaskan dari suhu 0 - 40C malah menyusut. Peristiwa penyusutan ini, akan membuat siswa bertanya-tanya dan berpikir lebih mendalam, "mengapa hal ini terjadi?"
Model anomali ini sangat baik untuk membantu siswa melakukan perubahan konsep serta memperbaiki konsep yang selama ini kurang tepat atau tidak benar. Dengan konsep anomali ini, siswa menjadi sadar bahwa konsep yang selama ini mereka ketahui ternyata masih ada yang salah.
Bagaimana langka pembelajaran Anomali?
Paul Suparno dalam bukunya tersebut menuliskan sebagai berikut.
yang harus dipersiapkan :
Bila es mencair semua, apakah air di dalam gelas akan tumpah?
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Anomali sendiri berasal dari bahasa latin, anomalia, yaitu kekecualian. Misalnya, ketika di kelas sejumlah siswa rata-rata kulitnya sawo matang, khas kulit Indonesia. Ketika ada seseorang yang ternyata berkulit putih bersih, maka anak tersebut masuk dalam perkecualian. Bahkan mungkin bukan dianggap orang Indonesia asli.
Mengamati hal yang aneh, sesuatu yang berbeda menjadi daya tarik tersendiri dalam pembelajaran Fisika.
Dalam pembelajaran model anomali ini, siswa dihadapkan pada kejadian yang berbeda seperti yang diyakini oleh siswa secara kebanyakan.
Misalnya, air yang dipanaskan ternyata tidak memuai. Hal ini tidak sesuai dengan keyakinan siswa bahwa suatu benda yang dipanaskan akan memuai.
Ternyata, ada kasus khusus pada air, yaitu ketika dipanaskan dari suhu 0 - 40C malah menyusut. Peristiwa penyusutan ini, akan membuat siswa bertanya-tanya dan berpikir lebih mendalam, "mengapa hal ini terjadi?"
Model anomali ini sangat baik untuk membantu siswa melakukan perubahan konsep serta memperbaiki konsep yang selama ini kurang tepat atau tidak benar. Dengan konsep anomali ini, siswa menjadi sadar bahwa konsep yang selama ini mereka ketahui ternyata masih ada yang salah.
Bagaimana langka pembelajaran Anomali?
Paul Suparno dalam bukunya tersebut menuliskan sebagai berikut.
- Persoalan yang sering menimbulkan gagasan tidak benar atau miskonsepsi dalam fisika diungkapkan olehh guru
- Siswa diminta mengungkapkan gagasan mereka tentang persoalan itu
- Peristiwa atau kejadian anomali yang bertentangan dengan gagasan siswa ditunjukkan atau dipresentasikan pada siswa
- Siswa diminta mengamati, meneliti, kejadian itu dalam-dalam
- Siswa dapat diberi pertanyaan:"Apakah gejaka itu salah? Apakah benar? Kalau benar mengapa demikian?"
- Siswa diminta untuk mengungkapkan lagi jawaban mereka tentang pertanyaan awal, apakah sudah berubah atau masih tetap sama.
- Siswa dibantu oleh guru mencoba menyimpulkann gagasan atau konsep yang baru berdasarkan peristiwa anomali tersebut.
- Catatan : model ini dapat digabung dengan model diskusi
yang harus dipersiapkan :
- Guru harus mengerti gagasan siswa yang sering kurang tepat atau salah.
- Guru perlu memilih peristiwa atau kejadian yang berlawanan dengan gagasan umum siswa secara teliti
- Ujilah peristiwa anomali tersebut sebelum ditunjukkan ke siswa
- Kadang yang ditemukan sebagai anomal, sebenarnya bukanlah anomali tetapi hanya karena aneh atau tidak biasa bagi siswa, Di sini tugas guru untuk menjelaskan.
Bila es mencair semua, apakah air di dalam gelas akan tumpah?
Sumber : http://pangeranmenulis.blogspot.com/2013/09/es-teh-manis.html |
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. Tujuan
Mengidentifikasi Ciri-ciri Serat
B. Alat dan Bahan
- Potongan-potongan kain perca sebanyak 5 macam
- Air
- Korek api
- Wadah
1. Bekerjalah dengan kelompokmu!
2. Kumpulkan 5 macam potongan-potongan kain perca yang terbuat dari bahan serat yang berbeda-beda berukuran lebih kurang 2 X 5 cm.
3. Beri nomor pada potongan bahan serat tersebut.
4. Teliti dan identifikasi sifat fisik bahan tersebut satu per-satu dengan cara berikut.
a. Rabalah potongan-potongan bahan tersebut untuk melihat kehalusan/kelembutan bahan.
b. Perhatikan permukaan potongan-potongan bahan untuk mengidentifikasi kemengkilapannya.
c. Remas-remaslah dengan tanganmu potongan-potongan bahan tersebut untuk melihat kekusutannya.
d. Tarik-tariklah potongan bahan itu untuk melihat elastisitasnya.
e. Celupkan secara pelan-pelan ke dalam gelas berisi air, mulailah dari ujung potongan bahan. Untuk melihat daya serap terhadap air, hitunglah waktu yang diperlukan untuk membasahi potongan kain sepanjang 2 cm.
f. Tarik-tariklah potongan bahan yang basah untuk melihat kekuatannya.
5. Catat data yang kamu peroleh ke dalam Tabel 1 dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan sifat fisiknya.
Tabel 1 Sifat-sifat Fisik Bahan dari Serat Alam dan Sintetis
6. Perhatikan bila gurumu melakukan demonstrasi membakar potongan-potongan bahan serat di atas nyala lilin. Bagaimanakah bau dan bentuk sisa pembakaran?
7. Catat data yang kamu peroleh ke dalam Tabel 2 dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan sifat fisiknya.
Tabel 2 Sifat-Sifat Bahan dari Serat Alam dan Sintetis Apabila Dibakar
Berdasarkan data pada Tabel 2, kerjakan tugas berikut.
1. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat alami dari selulosa.
2. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat alami (kapas).
3. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat alami dari sutera atau wol.
4. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat alami (wol dan sutera).
5. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat sintetis dari nilon dan
polyester.
6. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat sintetis (nilon dan polyester).
D. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tuliskan kesimpulannya. Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. Tujuan Percobaan
1. Menyebutkan organ-organ dalam sistem pencernaan manusia
2. Menjelaskan fungsi-fungsi organ pencernaan
3. Menjelaskan proses pencernaan dalam tubuh manusia
4. Mengidentifikasi peristiwa fisika pada organ pencernaan.
B. Alat dan Bahan
Poster/gambar sistem pencernaan
C. Dasar Teori
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanik contoh terjadi di dalam mulut, yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pencernaan kimia terjadi ketika reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase yang terdapat pada mulut.
Urutan jalur pencernaan makanan pada manusia diawali dari mulut, selanjutnya melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus.
Proses fisika yang terjadi pada sistem pencernaaan makanan, meliputi gaya dan percepatan; energi/ kalor dan tekanan.
D. Langkah Kerja
1. Amati poster/gambar sistem pencernaan.
2. Diskusikan bersama teman sekelompokmu.
3. Isilah tabel berikut.
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
*) berilah tanda centang (Ö) pada pilihan yang sesuai
E. Pertanyaan
1. Jelakan proses pencernaan dalam tubuh manusia?
2. Di bagian manakah, sistem gaya dan gerak dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
3. Di bagian manakah, perubahan energi dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
4. Di bagian manakah, sistem tekanan dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil? Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Menyebutkan organ-organ dalam sistem pencernaan manusia
2. Menjelaskan fungsi-fungsi organ pencernaan
3. Menjelaskan proses pencernaan dalam tubuh manusia
4. Mengidentifikasi peristiwa fisika pada organ pencernaan.
B. Alat dan Bahan
Poster/gambar sistem pencernaan
C. Dasar Teori
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanik contoh terjadi di dalam mulut, yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pencernaan kimia terjadi ketika reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase yang terdapat pada mulut.
Urutan jalur pencernaan makanan pada manusia diawali dari mulut, selanjutnya melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus.
Proses fisika yang terjadi pada sistem pencernaaan makanan, meliputi gaya dan percepatan; energi/ kalor dan tekanan.
D. Langkah Kerja
1. Amati poster/gambar sistem pencernaan.
2. Diskusikan bersama teman sekelompokmu.
3. Isilah tabel berikut.
Tabel 1
No | Nama Organ Pencernaan | Fungsi | |
Tabel 2
No | Nama Organ Pencernaan | Pencernaan Kimiawi | Keterangan | |
Enzim yang dihasilkan | Fungsi Enzim | |||
Tabel 3
No | Nama Organ Pencernaan | Prinsip Fisika *) | Keterangan | ||
Gaya dan Percepatan | Perubahan Energi | Tekanan | |||
*) berilah tanda centang (Ö) pada pilihan yang sesuai
E. Pertanyaan
1. Jelakan proses pencernaan dalam tubuh manusia?
2. Di bagian manakah, sistem gaya dan gerak dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
3. Di bagian manakah, perubahan energi dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
4. Di bagian manakah, sistem tekanan dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil? Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Percobaan Fisika : Listrik Statis
A. Tujuan Percobaan
Menyelidiki gejala listrik statis pada benda
Menyelidiki gejala listrik statis pada benda
B. Alat dan Bahan
1. Plastik/mika
2. Potongan kertas
C. Langkah Kerja
1. Dekatkan plastik/mika pada potongan kertas. Amati apa yang terjadi.
2. Dekatkan plastik/mika pada plastik/mika yang lain. Amati apa yang terjadi.
3. Dekatkan plastik/mika pada tembok. Amati apa yang terjadi.
4. Gosokkan plastik/mika pada rambut yang kering.
5. Ulangi langkah 1 – 3. Amati apa yang terjadi. (Catatan : dalam mengulangi langkah 2, kedua plastik/mika digosok)
6. Catat hasil pengamatan pada tabel berikut.
Percobaan | Sebelum digosok | Setelah digosok |
Didekatkan pada potongan kertas | ||
Didekatkan pada plastik/mika lain | ||
Didekatkan pada tembok |
D. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan antara plastik/mika yang belum digosok dengan setelah digosok dengan rambut kering?
2. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada potongan kertas kecil. Jelaskan!
3. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada plastik/mika lain yang juga digosok. Jelaskan!
4. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada tembok. Jelaskan!
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil?
Percepatan
Coba jalankan animasi berkut.
Tampak bahwa, mobil yang palinng bawah bergerak dengan lebih cepat.
Tercatat juga, pada selang waktu yang sama, misalnya 1 detik. Ketiga mobil tersebut mempunyai kecepatan akhir yang berbeda-beda.
Jika kecepatan awal yang sama, maka dapat dipastikan yang memiliki kecepatan akhir paling besar yang memiliki percepatan paling besar.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, IndonesiaCoba jalankan animasi berkut.
Tampak bahwa, mobil yang palinng bawah bergerak dengan lebih cepat.
Tercatat juga, pada selang waktu yang sama, misalnya 1 detik. Ketiga mobil tersebut mempunyai kecepatan akhir yang berbeda-beda.
Jika kecepatan awal yang sama, maka dapat dipastikan yang memiliki kecepatan akhir paling besar yang memiliki percepatan paling besar.
Sebelum mempelajari gerak lurus berubah beraturan (GLBB) kita harus memahami dulu pengertian percepatan.
Untuk memahami pengertian percepatan jalankan animasi berikut.
Tiga buah mobil bergerak dari keadaan diam (kecepatan awal = 0), menempuh lintasan lurus dalam arah yang sama. Dalam waktu 1 sekon, mobil A kecepatannya 8 m/s, mobil B kecepatannya 12 m/s dan mobil C kecepatannya 20 m/s.
Percepatan mobil di atas, berturut-turut dari atas ke bawah adalah 8 m/s2, 12 m/s2 dan 20 m/s2
Sebuah benda, misalnya mobil yang sedang bergerak terkadang mengubah kecepatannya, sehingga dikatakan benda atau mobiltersebut dipercepat atau diperlambat.
Percepatan didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan.
a = percepatan (m/s2)
v1,2 = kecepatan awal, akhirContoh :
Sebuah mobil,selama 8 sekon berubah kecepatannya dari 4 m/s menjadi 16 m/s. Berapa percepatan yang dialami mobil tersebut?
t1,2 = waktu awal, akhir
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Untuk memahami pengertian percepatan jalankan animasi berikut.
Tiga buah mobil bergerak dari keadaan diam (kecepatan awal = 0), menempuh lintasan lurus dalam arah yang sama. Dalam waktu 1 sekon, mobil A kecepatannya 8 m/s, mobil B kecepatannya 12 m/s dan mobil C kecepatannya 20 m/s.
Percepatan mobil di atas, berturut-turut dari atas ke bawah adalah 8 m/s2, 12 m/s2 dan 20 m/s2
Sebuah benda, misalnya mobil yang sedang bergerak terkadang mengubah kecepatannya, sehingga dikatakan benda atau mobiltersebut dipercepat atau diperlambat.
Percepatan didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan.
a = percepatan (m/s2)
v1,2 = kecepatan awal, akhirContoh :
Sebuah mobil,selama 8 sekon berubah kecepatannya dari 4 m/s menjadi 16 m/s. Berapa percepatan yang dialami mobil tersebut?
t1,2 = waktu awal, akhir
Berikut adalah animasi grafik gerak lurus beraturan, yaitu mengenai hubungan jarak (s) - waktu (t)
Dari grafik jarak terhadap waktu di atas, terlihat bahwa kemiringan garis 1 (merah) lebih besar dari kemiringan garis 2 (biru). Hal ini sesuai dengan data, bahwa kecepatan benda 1 (merah) lebih besar dari kecepatan benda 2 (biru).
Sekarang, bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dalam gerak lurus beraturan?
Karena, dalam gerak lurus beraturan kecepatannya konstan/tetap, tentu diperoleh grafik berupa garis mendatar untuk hubungan v -t.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Dari grafik jarak terhadap waktu di atas, terlihat bahwa kemiringan garis 1 (merah) lebih besar dari kemiringan garis 2 (biru). Hal ini sesuai dengan data, bahwa kecepatan benda 1 (merah) lebih besar dari kecepatan benda 2 (biru).
Sekarang, bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dalam gerak lurus beraturan?
Karena, dalam gerak lurus beraturan kecepatannya konstan/tetap, tentu diperoleh grafik berupa garis mendatar untuk hubungan v -t.
Perhatikan mobil A, B, dan C dengan posisi sebagai berikut.
Mobil A diam. Mobil B dan C dihubungkan dengan tali. Jika mobil C bergerak ke kanan, maka mobil B ikut tertarik.
Dari animasi tersebut didapatkan bahwa jarak antara mobil C dan mobil B tidak berubah, sedangkan jarak antara mobil C dengan mobil A menjadi lebih besar.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa mobil C bergerak terhadap mobil A. Sedangkan, mobil C tidak bergerak terhadap mobil B.
Dapat dikatakan gerak itu bersifat relatif.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Mobil A diam. Mobil B dan C dihubungkan dengan tali. Jika mobil C bergerak ke kanan, maka mobil B ikut tertarik.
Dari animasi tersebut didapatkan bahwa jarak antara mobil C dan mobil B tidak berubah, sedangkan jarak antara mobil C dengan mobil A menjadi lebih besar.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa mobil C bergerak terhadap mobil A. Sedangkan, mobil C tidak bergerak terhadap mobil B.
Dapat dikatakan gerak itu bersifat relatif.
Proses terbentuknya tata surya, sampai saat ini masih menjadi tanda tanya yang besar? Belum ada penjelasan yang sempurna tentang proses pembentukan tata surya ini.
Setidaknya dikenal beberapa teori mengenai terbentuknya tata surya, yaitu teori nebula (kabut), teori planetisimal, teori pasang surut, teori bintang kembar dan teori proto planet (kondensasi).
1. Teori kabut/nebula
Teori ini mula-mula dikenalkan oleh Rene Descartes (1644). Menurut Descartes, di alam semesta ini ada putaran gas yang berputar cepat sekali. Putaran ini menyebabkan materi terkonsentrasi. Materi inilah yang merupakan cikal bakal benda-benda langit.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh Imanuel Kant dan P.S Laplace. Menurut mereka, tata surya ini terbentuk dari kabut besar yang berputar melalui beberapa proses. Gumpalan kabut ini perlahan-lahan berputar sehingga bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.
2. Teori planetisimal
Thomas C. Chamberlin (1843 - 1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton (1872 - 1952), seorang ilmuwan astronomi, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori planetisimal (yang artinya planet kecil).
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya. Kemudian pada suatu saat ada bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik ke arah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang menjauhi matahari, sebagian massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan bintang lainnya.
3. Teori pasang surut
Sir James Jeans (1877 - 1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris, mengemukakan teori pasang surut. Teori ini hampir sama dengan teori planetisimal. Jeans dan Jeffreys menggambarkan bahwa setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk bintang menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang bergerak menjauh, maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalann gas kemudian membeku dan terbentuklah planet-planet.
4. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan tahun 1930, yang pada dasarnya mirip dengan teori Planetisimal. Menurut teori ini, awalnya ada dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan-serpihan kecil, Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudian dikenal sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
5. Teori proto planet (kondensasi)
Pada tahun 1940, Carl von Wiezsaeker, seorang ilmuwan Astronomi Jerman mengemukakan suatu teori yang disebut teori Proto Planet. Kemudian pada tahun 1959, teori ini disempurnakan oleh ilmuwan astronomi lain, yaitu Gerard P.Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.
Pada prinsipnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan dan debu. Peristiwa ini sudah berlangsung lebih dari lima miliar tahun yang lalu. Pada proses pemampatan itu, partikel-partilel debu tertarik ke bagian pusat awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar.
Dalam selang waktu jutaan tahun gumpalan gas memipih menyerupai sebuah bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang akhirnya menjadi matahari.
Sedangkan bagian yang paling luar berputar dengan sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menhadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil, yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
Sumber : Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA Kelas X Semester 1. Erlangga Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Setidaknya dikenal beberapa teori mengenai terbentuknya tata surya, yaitu teori nebula (kabut), teori planetisimal, teori pasang surut, teori bintang kembar dan teori proto planet (kondensasi).
1. Teori kabut/nebula
Teori ini mula-mula dikenalkan oleh Rene Descartes (1644). Menurut Descartes, di alam semesta ini ada putaran gas yang berputar cepat sekali. Putaran ini menyebabkan materi terkonsentrasi. Materi inilah yang merupakan cikal bakal benda-benda langit.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh Imanuel Kant dan P.S Laplace. Menurut mereka, tata surya ini terbentuk dari kabut besar yang berputar melalui beberapa proses. Gumpalan kabut ini perlahan-lahan berputar sehingga bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.
2. Teori planetisimal
Thomas C. Chamberlin (1843 - 1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton (1872 - 1952), seorang ilmuwan astronomi, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori planetisimal (yang artinya planet kecil).
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya. Kemudian pada suatu saat ada bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik ke arah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang menjauhi matahari, sebagian massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan bintang lainnya.
3. Teori pasang surut
Sir James Jeans (1877 - 1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris, mengemukakan teori pasang surut. Teori ini hampir sama dengan teori planetisimal. Jeans dan Jeffreys menggambarkan bahwa setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk bintang menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang bergerak menjauh, maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalann gas kemudian membeku dan terbentuklah planet-planet.
4. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan tahun 1930, yang pada dasarnya mirip dengan teori Planetisimal. Menurut teori ini, awalnya ada dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan-serpihan kecil, Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudian dikenal sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
5. Teori proto planet (kondensasi)
Pada tahun 1940, Carl von Wiezsaeker, seorang ilmuwan Astronomi Jerman mengemukakan suatu teori yang disebut teori Proto Planet. Kemudian pada tahun 1959, teori ini disempurnakan oleh ilmuwan astronomi lain, yaitu Gerard P.Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.
Pada prinsipnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan dan debu. Peristiwa ini sudah berlangsung lebih dari lima miliar tahun yang lalu. Pada proses pemampatan itu, partikel-partilel debu tertarik ke bagian pusat awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar.
Dalam selang waktu jutaan tahun gumpalan gas memipih menyerupai sebuah bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang akhirnya menjadi matahari.
Sedangkan bagian yang paling luar berputar dengan sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menhadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil, yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
Sumber : Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA Kelas X Semester 1. Erlangga Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Teringat pada buku jadul Olimpiade Fisika karangan Yohanes Surya, yang isinya diawali dengan Bab 0. Bab 0 ini berisi soal-soal matematika. Matematika diperlukan dalam perhitungan fisika. Ujilah kemampuan matematika Anda dengan soal-soal di bawah ini. Begitulah tulisan di buku tersebut.
Salah satu kendala yang dihadapi siswa dalam belajar fisika, selain kemampuan memamhami konsep fisika juga ditentukan oleh kemampuan teknis menghitungnya.
Menurut Vany Sugiono dalam bukunya Fisika : Menyongsong OSN SMP, konsep matematika yang perlu dikuasi dalam belajar fisika adalah sebagai berikut :
1. Operasi aljabar
Operasi aljabar secara sederhana dibagi menjadi empat bagian, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Operasi aljabar ini meliputi konsep komutatif, asosiatif dan distributif
2. Variabel matematika
Dikenal ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (yang nilainya tergantung dari variabel bebas).
3. Fungsi dan grafik fungsi
Fungsi ini berkaitan erat dengan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Persamaan kuadrat
5. Deret bilangan.
Dikenal ada dua macam deret bilangan, yaitu deret aritmatik dan deret geometri
6. Trigonometri
Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sudut dan segitiga.
7. Logaritma
Logaritma diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencari nilai pangkat dari sebuah persamaan matematika.
Bagaimana, sudahkah ke-7 kemampuan dasar matematika tersebut telah dikuasai dengan baik.
Berikut contoh-contoh soal, yang dituliskan dalam buku Olimpiade Fisika dari Yohanes Surya :
1. 12 -4 = ?
2. -12 + 4 = ?
3. -12 - (-4) = ?
4. 4 - (-12) = ?
5. 4 + (-12) = ?
6. 8 x (-6) = ?
7. (-8) x (-6) = ?
8. -10/2 = ?
9. -10/-2 = ?
dst.
Ya....diawali dari soal-soal yang sederhana dulu..hehehe Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Salah satu kendala yang dihadapi siswa dalam belajar fisika, selain kemampuan memamhami konsep fisika juga ditentukan oleh kemampuan teknis menghitungnya.
Menurut Vany Sugiono dalam bukunya Fisika : Menyongsong OSN SMP, konsep matematika yang perlu dikuasi dalam belajar fisika adalah sebagai berikut :
1. Operasi aljabar
Operasi aljabar secara sederhana dibagi menjadi empat bagian, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Operasi aljabar ini meliputi konsep komutatif, asosiatif dan distributif
2. Variabel matematika
Dikenal ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (yang nilainya tergantung dari variabel bebas).
3. Fungsi dan grafik fungsi
Fungsi ini berkaitan erat dengan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Persamaan kuadrat
5. Deret bilangan.
Dikenal ada dua macam deret bilangan, yaitu deret aritmatik dan deret geometri
6. Trigonometri
Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sudut dan segitiga.
7. Logaritma
Logaritma diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencari nilai pangkat dari sebuah persamaan matematika.
Bagaimana, sudahkah ke-7 kemampuan dasar matematika tersebut telah dikuasai dengan baik.
Berikut contoh-contoh soal, yang dituliskan dalam buku Olimpiade Fisika dari Yohanes Surya :
1. 12 -4 = ?
2. -12 + 4 = ?
3. -12 - (-4) = ?
4. 4 - (-12) = ?
5. 4 + (-12) = ?
6. 8 x (-6) = ?
7. (-8) x (-6) = ?
8. -10/2 = ?
9. -10/-2 = ?
dst.
Ya....diawali dari soal-soal yang sederhana dulu..hehehe Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Adalah peristiwa mulurnya waktu yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
Berlaku :
Bagaimana dilasi waktu ini terjadi?
Misalnya ada dua kejadian A dan B yang terjadi pada kedudukan sama dalam suatu kerangka acuan tertentu. Selang waktu antara kedua kejadian tersebut adalah , diukur oleh sebuah jam O yang diam terhadap kejadian.
Jika selang waktu kejadian A dan B ini diukur oleh jam O’ yang bergerak dengan kecepatan v terhadap kejadian (kerangka acuan jam tidak sama dengan kerangka acuan kejadian), maka selang waktu ini disebut selang waktu relativistik (diberi lambang .
Selang waktu relativistik ini lebih lama dari pada selang waktu sejati.
Menurut pengamat di bumi, arloji di pesawat berjalan lebih lambat.
Kontraksi Panjang
Adalah efek berkurangnya panjang benda jika diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap terhadap benda tersebut.
Berlaku :
L0 = panjang sejati (proper)
L = panjang relativistik
Menurut pengamat yang berada di bumi, pesawat tersebut akan nampak lebih pendek. Peristiwa ini dinamakan kontraksi panjang.
Contoh :
Sebuah persegi yang luasnya 25 cm2 diam dalam keranka acuan pengamat O. Pengamat O' bergerak relatif terhadap O' dengan laju 0,6c sejajar terhadap salah satu rusuk persegi.
Berapa keliling dan luas persegi itu menurut pengamat O'?
Adalah efek berkurangnya panjang benda jika diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap terhadap benda tersebut.
Berlaku :
L0 = panjang sejati (proper)
L = panjang relativistik
Menurut pengamat yang berada di bumi, pesawat tersebut akan nampak lebih pendek. Peristiwa ini dinamakan kontraksi panjang.
Contoh :
Sebuah persegi yang luasnya 25 cm2 diam dalam keranka acuan pengamat O. Pengamat O' bergerak relatif terhadap O' dengan laju 0,6c sejajar terhadap salah satu rusuk persegi.
Berapa keliling dan luas persegi itu menurut pengamat O'?
Luas sejati A0 = 25 cm2
Panjang rusuk sejati L0 = 5 cm
Panjang
rusuk AB dan CD menjadi panjang relativistik L, dengan
Keliling persegi menurut pengamat O’ adalah
2L + 2L0 = 2.3 + 2.5 = 6 + 10 = 16 cm
Luas persegi menurut pengamat O’ adalah
LL0 = 3.5 = 15 cm2
Arsyad Riyadi
Desember 13, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Turut menyukseskan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diperingati tiap 9 Desember, kami mecoba menulis dengan tema Anti Korupsi dan Kurikulum 2013.
Beberapa waktu lalu pendidikan karakter telah banyak disosialisakan untuk diterapkan di sekolah, dari pendidikan dasar sampai perguruan tingga. Muncullah gagasan pendidikan yang berbasis karakter. Setelah itu, muncul juga pendidikan anti korupsi. Tidak berbeda jauh dengan pendidikan karakter, meskipun dengan nada yang "lebih ganas", pendidikan anti korupsi ini pun tidak sepenuhnya masuk ke lingkungan sekolah. Adem ayem lah.
Gagasan-gagasan Sekolah Masa Depan : Sekolah Bebas Korupsi seolah-olah hanya khayalan semata.
Penerapan kurikulum 2013 yang menegaskan kembali peranan pendidikan karakter membawa angin segar bagi terwujudnya generasiemas penerus bangsa.
Jelas, dalam kurikulum 2013, ada tiga jenis ranah penilaian, yaitu penilaian sikap (sosial dan spiritual), pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga ranah ini, saling melengkapi tetapi penilaian diberikan terpisah. Ketiga ranah tersebut itu setara, tidak ada ranah yang lebih baik dibanding dengan ranah lainnya. Ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan memiliki proporsi yang sama.
Nilai-nilai anti korupsi diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah dengan harapan untuk memutus mata rantai korupsi di negeri ini. Nilai-nilai anti korupsi yang dimaksud meliputi kerjasama, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kedisiplinan, keberanian, kegigihan, dan kesederhanaan.
Tentunya ada benang merah nilai-nilai anti korupsi ini dengan nilai sikap (spiritual dan sosial) yang ada di kurikulum 2013.
Menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi atau sikap tersebut dalam pembelajaran. Nilai-nilai ini bukan saja diterapkan pada mata pelajaran agama maupun Pkn, tetapi semua pelajaran. Selain ini, nilai-nilai ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya pada pramuka.
Bagi guru IPA, menjadi tantangan sendiri untuk menghubungkan materi pelajaran dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam pembelajaran di laboratorium. Peserta didik dituntut untuk melaporkan hasil pengukuran maupun pengamatan seperti yang dilakukannya. Hasil pengukuran/pengamatan ini tentunya tidak boleh dirubah/dimanipulasi. Selain hasilnya menjadi tidak valid, juga tindakan memanipulasi data ini bertentangan dengan nilai-nilai anti korupsi maupun sikap, yaitu kejujuran.
Kerja sama dalam kelompok juga harus terus digalakkan. Antar teman di kelas tidaklah saling menjatuhkan maupun menganggap teman yang lain sebagai saingan. Proses pembelajaran di sekolah bukanlah pertandingan dengan adanya satu pemenang. Pembelajaran merupakan proses agar semuanya berhasil mencapai tujuan. Semuanya harus menjadi juara, atau menang semua.
Untuk itu, kolaborasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk menjembatani antara peserta didik yang "lemah" dengan peserta didik yang "kuat". Peserta didik yang "lemah" akan terbantu dan termotivasi oleh teman sekelompoknya yang lebih "kuat". Sedang yang "kuat" rela hati membagikan ilmunya kepada yang lebih "lemah". Dengan harapan dia akan semakin "kuat", semakin maju wawasannya. Pahamkan kepada golongan yang "high" atau "kuat" tadi, bahwa tidak ada yang hilang ketika berbagi ilmu. Yang ada malah pemahaman atas suatu pengetahuan akan semakin mantap. Dan kepercayaan diri pun akan meningkat.
Demikianlah, semoga dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka pendidikan karakter maupun pendidikan anti korupsi akan menjiwai setiap mata pelajaran.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Beberapa waktu lalu pendidikan karakter telah banyak disosialisakan untuk diterapkan di sekolah, dari pendidikan dasar sampai perguruan tingga. Muncullah gagasan pendidikan yang berbasis karakter. Setelah itu, muncul juga pendidikan anti korupsi. Tidak berbeda jauh dengan pendidikan karakter, meskipun dengan nada yang "lebih ganas", pendidikan anti korupsi ini pun tidak sepenuhnya masuk ke lingkungan sekolah. Adem ayem lah.
Gagasan-gagasan Sekolah Masa Depan : Sekolah Bebas Korupsi seolah-olah hanya khayalan semata.
Penerapan kurikulum 2013 yang menegaskan kembali peranan pendidikan karakter membawa angin segar bagi terwujudnya generasiemas penerus bangsa.
Jelas, dalam kurikulum 2013, ada tiga jenis ranah penilaian, yaitu penilaian sikap (sosial dan spiritual), pengetahuan dan ketrampilan. Ketiga ranah ini, saling melengkapi tetapi penilaian diberikan terpisah. Ketiga ranah tersebut itu setara, tidak ada ranah yang lebih baik dibanding dengan ranah lainnya. Ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan memiliki proporsi yang sama.
Nilai-nilai anti korupsi diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah dengan harapan untuk memutus mata rantai korupsi di negeri ini. Nilai-nilai anti korupsi yang dimaksud meliputi kerjasama, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kedisiplinan, keberanian, kegigihan, dan kesederhanaan.
Tentunya ada benang merah nilai-nilai anti korupsi ini dengan nilai sikap (spiritual dan sosial) yang ada di kurikulum 2013.
Menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi atau sikap tersebut dalam pembelajaran. Nilai-nilai ini bukan saja diterapkan pada mata pelajaran agama maupun Pkn, tetapi semua pelajaran. Selain ini, nilai-nilai ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya pada pramuka.
Bagi guru IPA, menjadi tantangan sendiri untuk menghubungkan materi pelajaran dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam pembelajaran di laboratorium. Peserta didik dituntut untuk melaporkan hasil pengukuran maupun pengamatan seperti yang dilakukannya. Hasil pengukuran/pengamatan ini tentunya tidak boleh dirubah/dimanipulasi. Selain hasilnya menjadi tidak valid, juga tindakan memanipulasi data ini bertentangan dengan nilai-nilai anti korupsi maupun sikap, yaitu kejujuran.
Kerja sama dalam kelompok juga harus terus digalakkan. Antar teman di kelas tidaklah saling menjatuhkan maupun menganggap teman yang lain sebagai saingan. Proses pembelajaran di sekolah bukanlah pertandingan dengan adanya satu pemenang. Pembelajaran merupakan proses agar semuanya berhasil mencapai tujuan. Semuanya harus menjadi juara, atau menang semua.
Untuk itu, kolaborasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk menjembatani antara peserta didik yang "lemah" dengan peserta didik yang "kuat". Peserta didik yang "lemah" akan terbantu dan termotivasi oleh teman sekelompoknya yang lebih "kuat". Sedang yang "kuat" rela hati membagikan ilmunya kepada yang lebih "lemah". Dengan harapan dia akan semakin "kuat", semakin maju wawasannya. Pahamkan kepada golongan yang "high" atau "kuat" tadi, bahwa tidak ada yang hilang ketika berbagi ilmu. Yang ada malah pemahaman atas suatu pengetahuan akan semakin mantap. Dan kepercayaan diri pun akan meningkat.
Demikianlah, semoga dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka pendidikan karakter maupun pendidikan anti korupsi akan menjiwai setiap mata pelajaran.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Operasi aljabar secara umum dibagi empat, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Aturan dalam operasi angka penting adalah sebagai berikut :
1. Penjumlahan atau pengurangan dua bilangan penting atau lebih akan memiliki hasil dengan banyak angka penting terkecil.
Contoh :
Sebuah pengukuran 112,4 + 1234,5 = 1346,9. Jika menggunakan aturan angka penting diperoleh hasil 1347 (pembulatan dari 1346,9)
112,4( 4 angka penting)
1234,5 (5 angka penting)
Maka hasil penjumlahannya dari keduanya :
1347 (4 angka penting)
2. Perkalian atau pembagian dua bilangan penting atau lebih akan menghasilkan hasil dengan banyak angka penting terkecil.
Contoh :
Sebuah pengukuran 1,23 x 4,5 = 5,535. Jika menggunakan aturan angka penting maka dihasilkan 5,5.
1,23 ( 3 angka penting)
4,5 ( 2 angka penting)
Operasi perkalian keduanya akan menghasilkan :
5,5 (2 angka penting)
Tentunya aturan angka penting ini selalu dipegang, terutama dalam pengukuran.
Misalnya kita menggunakan penggaris untuk mengukur panjang dan lebar sebuah kertas, ternyata dihasilkan panjang = 21,4 cm dan lebar = 14,1 cm. Ditanyakan berapa luas kertas tersebut?
Dengan mudah diketahui bahwa luas kertas tersebut = panjang x lebar = 21,4 cm x 14,1 cm = 301,74 cm2.
Namun kalau dilihat dari aturan angka penting hasil ini tidak bisa diterima :
Bagaimana mungkin bilangan dengan 3 angka penting dikalikan dengan 3 angka penting, akan menghasilkan bilangan dengan angka penting sebanyak 5?
Dilihat dari alatnya, yaitu penggaris/mistar tidaklah mungkin menghasilkan angka penting dengan dua desimal dibelakang angkanya.
Di sinilah konsep kejujuran diterapkan. Telitilah dalam pengukuran, tetapi tidak boleh menambah tingkat ketelitian yang tidak sesuai dengan alat yang digunakan.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Aturan dalam operasi angka penting adalah sebagai berikut :
1. Penjumlahan atau pengurangan dua bilangan penting atau lebih akan memiliki hasil dengan banyak angka penting terkecil.
Contoh :
Sebuah pengukuran 112,4 + 1234,5 = 1346,9. Jika menggunakan aturan angka penting diperoleh hasil 1347 (pembulatan dari 1346,9)
112,4( 4 angka penting)
1234,5 (5 angka penting)
Maka hasil penjumlahannya dari keduanya :
1347 (4 angka penting)
2. Perkalian atau pembagian dua bilangan penting atau lebih akan menghasilkan hasil dengan banyak angka penting terkecil.
Contoh :
Sebuah pengukuran 1,23 x 4,5 = 5,535. Jika menggunakan aturan angka penting maka dihasilkan 5,5.
1,23 ( 3 angka penting)
4,5 ( 2 angka penting)
Operasi perkalian keduanya akan menghasilkan :
5,5 (2 angka penting)
Tentunya aturan angka penting ini selalu dipegang, terutama dalam pengukuran.
Misalnya kita menggunakan penggaris untuk mengukur panjang dan lebar sebuah kertas, ternyata dihasilkan panjang = 21,4 cm dan lebar = 14,1 cm. Ditanyakan berapa luas kertas tersebut?
Dengan mudah diketahui bahwa luas kertas tersebut = panjang x lebar = 21,4 cm x 14,1 cm = 301,74 cm2.
Namun kalau dilihat dari aturan angka penting hasil ini tidak bisa diterima :
Bagaimana mungkin bilangan dengan 3 angka penting dikalikan dengan 3 angka penting, akan menghasilkan bilangan dengan angka penting sebanyak 5?
Dilihat dari alatnya, yaitu penggaris/mistar tidaklah mungkin menghasilkan angka penting dengan dua desimal dibelakang angkanya.
Di sinilah konsep kejujuran diterapkan. Telitilah dalam pengukuran, tetapi tidak boleh menambah tingkat ketelitian yang tidak sesuai dengan alat yang digunakan.
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-kisi ujian nasional untuk satuan pendidikan dasar dan menengah tahun 2014/2015 telah diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kisi-kisi ujian nasional IPA SMP/Mts tahun 2014/2015 nampaknya tidak mengalami perubahan seperti tahun sebelumnya.
Untuk IPA SMP, khususnya Fisika ada 6 kompetensi yang dijabarkan menjadi dan jika dijabarkan menjadi 17 indikator.
Secara ringkasnya, materi IPA fisika dalam Ujian Nasional tahun 2014/205 meliputi :
Berikut kompetensi dan indikator dari kisi-kisi Ujian Nasional IPA SMP
Kompetensi 1 : Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi 2 : Menerapkan konsep zat dan kalor serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Indikator :
Kompetensi 4 : Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.
Indikator :
Kompetensi 5 : Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Kompetensi 6 : Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya.
Indikator : Menjelaskan ciri-ciri anggota tata surya atau peredaran bumi-bulan terhadap matahari.
Dengan kejelasan indikator-indikator tersebut, nampaknya tidak ada alasan bagi para siswa untuk gagal dalam menghadapi Ujian Nasional tahun 2015 ini. Tidak usah "gemrungsung" atau tergesa-gesa dalam belajar. Masih banyak waktu untuk menguasai ke-17 indikator di atas.
Bagi yang membutuhkan kisi-kisi ujian nasional 2014/2015 dapat mendownload pada link berikut.
Download Kisi-Kisi Ujian Nasional tahun 2014/2015
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-kisi ujian nasional IPA SMP/Mts tahun 2014/2015 nampaknya tidak mengalami perubahan seperti tahun sebelumnya.
Untuk IPA SMP, khususnya Fisika ada 6 kompetensi yang dijabarkan menjadi dan jika dijabarkan menjadi 17 indikator.
Secara ringkasnya, materi IPA fisika dalam Ujian Nasional tahun 2014/205 meliputi :
- Besaran, Satuan dan Pengukuran
- Zat dan Kalor
- Dasar-dasar mekanika
- Getaran, gelombang, bunyi dan optik
- Listrik Magnet
- Tata Surya
Berikut kompetensi dan indikator dari kisi-kisi Ujian Nasional IPA SMP
Kompetensi 1 : Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi 2 : Menerapkan konsep zat dan kalor serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
- Menentukan sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menentukan konversi suhu pada termometer.
- Menentukan besaran kalor dalam proses perubahan suhu atau penerapan perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
- Menentukan jenis gerak lurus atau penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
- Menentukan besaran fisis pada usaha atau energi .
- Menentukan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
- Menentukan besaran fisis yang terkait dengan tekanan pada suatu zat.
Kompetensi 4 : Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.
Indikator :
- Menentukan besaran fisis pada getaran atau gelombang.
- Menjelaskan sifat bunyi atau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Menentukan sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau penerapan alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi 5 : Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
- Menjelaskan gejala listrik statis dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
- Menentukan besaran-besaran listrik dinamis dalam suatu rangkaian (seri/paralel, Hukum Ohm atau Hukum Kirchhoff) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Menentukan besaran fisis energi atau daya listrik dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjelaskan cara pembuatan magnet dan kutub-kutub yang dihasilkan.
- Menjelaskan peristiwa induksi elektromagnetik atau penerapannya pada transformator.
Kompetensi 6 : Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya.
Indikator : Menjelaskan ciri-ciri anggota tata surya atau peredaran bumi-bulan terhadap matahari.
Dengan kejelasan indikator-indikator tersebut, nampaknya tidak ada alasan bagi para siswa untuk gagal dalam menghadapi Ujian Nasional tahun 2015 ini. Tidak usah "gemrungsung" atau tergesa-gesa dalam belajar. Masih banyak waktu untuk menguasai ke-17 indikator di atas.
Bagi yang membutuhkan kisi-kisi ujian nasional 2014/2015 dapat mendownload pada link berikut.
Download Kisi-Kisi Ujian Nasional tahun 2014/2015
Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Tekanan bisa diartikan sebagai besarnya gaya persatuan luas. Satuannya adalah Pascal atau N/m2.
Dalam kedokteran, metode yang biasa digunakan untuk menunjukkan adanya tekanan adalah dengan melihat tinggi kolom udara merkuri (Hg). Ingat : 1 mmHg = 0,133Pa.
Sebagai contoh, tekanan darah tinggi yang terbaca sebagai 120 mm Hg (15,8 kPa) menunjukkan bahwa kolom merkuri pada ketinggian tersebut memiliki tekanan yang setara dengan tekanan sistolik pasien.
Alat klinis yag biasa digunakan untuk mengukur tekanan adalah sphygmomanometer, yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Ada dua jenis tekanan gauge yang dipergunakan pada sphygmomanometer. Pada manometer merkuri ,besarnya tekanan ditunjukkan tinggi kolom merkuri dalam tabung kaca. Sedangkan pada manometer aneroid, tekanan mengubah bentuk tabung flexible tertutup, yang menyebabkan jarum bergerak ke angka.
Tekanan pada otak
Otak berisi kurang lebih 150 cm3 cairan cerebprospinal (CSF). Peningkatan tekanan akan menyebabkan pembesaran tulang kepala. Kondisi ini disebut dnegan hydrocephalus (kepala air). Bila kondisi ini dideteksi secepatnya, maka dapat diatasi melalui operasi penambahan drainase untuk CSF.
Tekanan pada CSF ini dapat diketahui dengan mengukur lingkar kepala di atas telinga. Nilai normal untuk bayi yang baru lain adalah 0,32 – 0,37 m. Metode deteksi yang lain adalah melalui transillumination, yaitu menggunakan pemindaian/scan.
Tekanan pada Mata
Cairan benaing pada bola mata (acqueous dan vitreous humor), berada dalam tekanan dan mempertahankan bola mata pada bentuk dan ukuran yang tetap.
Ahli kedokteran zaman dulu merasakann tekanan pada mata depan dengan cara menekan mata menggunakan jari. Dalam ilmu kedokteran moderna, tekanan pada mata dapat dihitung menggunakan berbagai alat. Misalnya tonometer, yang digunakan untuk mengukur jumlah indentasi (lekukan) yang dihasilkan oleh gaya tertentu.
Pada tubuh lain, seperti ssitem pencernaan, tulang, kandung kemih juga ditemukan konsep-konsep tekanan. Misalnya Ketika akan ujian, kita stress sehingga seringkali ke belakang untuk buang air kecil. Hal ini disebabkan oleh meningkatknya tekanan pada kandung kemih karena tegang. Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam kedokteran, metode yang biasa digunakan untuk menunjukkan adanya tekanan adalah dengan melihat tinggi kolom udara merkuri (Hg). Ingat : 1 mmHg = 0,133Pa.
Sebagai contoh, tekanan darah tinggi yang terbaca sebagai 120 mm Hg (15,8 kPa) menunjukkan bahwa kolom merkuri pada ketinggian tersebut memiliki tekanan yang setara dengan tekanan sistolik pasien.
Alat klinis yag biasa digunakan untuk mengukur tekanan adalah sphygmomanometer, yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Ada dua jenis tekanan gauge yang dipergunakan pada sphygmomanometer. Pada manometer merkuri ,besarnya tekanan ditunjukkan tinggi kolom merkuri dalam tabung kaca. Sedangkan pada manometer aneroid, tekanan mengubah bentuk tabung flexible tertutup, yang menyebabkan jarum bergerak ke angka.
Tekanan pada otak
Otak berisi kurang lebih 150 cm3 cairan cerebprospinal (CSF). Peningkatan tekanan akan menyebabkan pembesaran tulang kepala. Kondisi ini disebut dnegan hydrocephalus (kepala air). Bila kondisi ini dideteksi secepatnya, maka dapat diatasi melalui operasi penambahan drainase untuk CSF.
Tekanan pada CSF ini dapat diketahui dengan mengukur lingkar kepala di atas telinga. Nilai normal untuk bayi yang baru lain adalah 0,32 – 0,37 m. Metode deteksi yang lain adalah melalui transillumination, yaitu menggunakan pemindaian/scan.
Tekanan pada Mata
Cairan benaing pada bola mata (acqueous dan vitreous humor), berada dalam tekanan dan mempertahankan bola mata pada bentuk dan ukuran yang tetap.
Ahli kedokteran zaman dulu merasakann tekanan pada mata depan dengan cara menekan mata menggunakan jari. Dalam ilmu kedokteran moderna, tekanan pada mata dapat dihitung menggunakan berbagai alat. Misalnya tonometer, yang digunakan untuk mengukur jumlah indentasi (lekukan) yang dihasilkan oleh gaya tertentu.
Pada tubuh lain, seperti ssitem pencernaan, tulang, kandung kemih juga ditemukan konsep-konsep tekanan. Misalnya Ketika akan ujian, kita stress sehingga seringkali ke belakang untuk buang air kecil. Hal ini disebabkan oleh meningkatknya tekanan pada kandung kemih karena tegang. Arsyad Riyadi Desember 12, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
ostulat pertama : semua hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.
Postulat kedua : cepat rambat cahaya dalam vakum memiliki nilai sama, yaitu c = 2,99792458 x 108 m/s atau dibulatkan menjadi 3,0 x 108 m/s.
Penjumlahan kecepatan relativistik
Arsyad Riyadi
Desember 12, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Postulat kedua : cepat rambat cahaya dalam vakum memiliki nilai sama, yaitu c = 2,99792458 x 108 m/s atau dibulatkan menjadi 3,0 x 108 m/s.
Untuk kecepatan-kecepatan yang mendekati c, transformasi Galileo yang berdasarkan penjumlahan kecepatan klasik memungkinkan hasil penjumlahan yang melebihi c (berlawanan dengan postulat kedua dari relativitas Einstein)
Transformasi yang memenuhi kedua postulat Einstein, selanjutnya disebut transformasi Lorentz.
Misalnya suatu kejadian P yang diamati oleh kerangka diam S dengan koordinat (x, y, z, t) dan kerangka bergerak S’ dengan koordinat( x’, y’, z’, t’) sebagai berikut.
Penjumlahan kecepatan relativistik
Terdapat kerangka acuan S dengan sistem koordinat (x, y, z) dan kerangka acuan S’ dengan sistem koordinat (x’, y’, z’).
Transformasi kebalikan
Transformasi Galileo untuk kecepatan
Kegagalan transformasi Galileo
Diberikan kejadian sebagai berikut.
Sebuah pesawat luar angkasa bergerak dengan kecepatan 0,6c meninggalkan bumi. Dari pesawat tersebut ditembakkan peluru dengan kecepatan 0,5c.
Menurut transformasi Galileo, kecepatan peluru menurut pengamat di bumi jika arah peluru searah pesawat adalah
vx = v’x + v = 0,6c + 0,5c = 1,1c
Tampak bahwa hasil ini tidak dapat diterima karena diperoleh kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya c.
Besarnya kecepatan cahaya yang tidak tergantung pada kerangka acuan yang dipakai menjadi kunci dari relativitas Einstein.
Hal ini berakibat bahwa yang namanya panjang dan waktu bukanlah sesuatu yang mutlak.
Dengan kata lain :
Dengan menganggap :
kelajuan = jarak dibagi waktu
Maka ketika kelajuan cahaya adalah konstan, maka satu-satunya yang mungkin adalah berubahnya jarak dan waktu yang tergantung pada gerakan pengamat
Transformasi kebalikan
Transformasi Galileo untuk kecepatan
Kegagalan transformasi Galileo
Diberikan kejadian sebagai berikut.
Sebuah pesawat luar angkasa bergerak dengan kecepatan 0,6c meninggalkan bumi. Dari pesawat tersebut ditembakkan peluru dengan kecepatan 0,5c.
Menurut transformasi Galileo, kecepatan peluru menurut pengamat di bumi jika arah peluru searah pesawat adalah
vx = v’x + v = 0,6c + 0,5c = 1,1c
Tampak bahwa hasil ini tidak dapat diterima karena diperoleh kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya c.
Besarnya kecepatan cahaya yang tidak tergantung pada kerangka acuan yang dipakai menjadi kunci dari relativitas Einstein.
Hal ini berakibat bahwa yang namanya panjang dan waktu bukanlah sesuatu yang mutlak.
Dengan kata lain :
Dengan menganggap :
kelajuan = jarak dibagi waktu
Maka ketika kelajuan cahaya adalah konstan, maka satu-satunya yang mungkin adalah berubahnya jarak dan waktu yang tergantung pada gerakan pengamat
Inilah premis utama dari teori spesial khusus.
Arsyad Riyadi
Desember 11, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia