Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Mungkinkah Mengajar Tanpa Kekerasan, menjadi salah satu pertanyaan yang seringkali menghantui saya selama menjadi guru. Ingat betul, saat dulu mengajar di SMK, kadang-kadang sepatu yang saya pakai terlepas (baca : dilepas) buat "nggebuk" para siswa yang "menjengkelkan". Entah karena terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas, gaduh di dalam kelas dan sebab lain. Ya...itu awal-awal jadi guru. Boleh jadi karena kurang pengalaman atau terbawa lingkungan alias situasi.
Kebiasan "buruk" saya lambat laun menghilang ketika mengajar di SMA. Dan aku yakin karena faktor lingkungan alias situasi saja. Dan kebiasaan tersebut benar-benar nyaris hilang saat mengajar di SMP.
Awal-awal mengajar di sekolah yang sekarang sebenarnya sama. Masih suka marah atau jengkel melihat "kenakalan" para siswa.
Hanya saja pada akhir-akhir ini, saya menanyakan kembali. Mengapa harus marah kepada siswa? Benarkah kemarahan bisa mengatasi masalah? Benarkah bersuara keras akan menyebabkan siswa-siswa terdiam? Ya...akhirnya muncul pertanyaan "Mungkinkan Mengajar Tanpa Kekerasan?"
Dan seiring waktu...kecenderungan yang muncul adalah BISA. Itu jawabannya. SANGAT MUNGKIN. HARUS. Sebuah KENISCAYAAN....Mengajar harus dengan kesantunan dan kelembutan.
Berdasarkan pengamatan terhadap diri sendiri maupun teman sejawat, saya bisa mengambil kesimpulan awal sebagai berikut :
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kebiasan "buruk" saya lambat laun menghilang ketika mengajar di SMA. Dan aku yakin karena faktor lingkungan alias situasi saja. Dan kebiasaan tersebut benar-benar nyaris hilang saat mengajar di SMP.
Awal-awal mengajar di sekolah yang sekarang sebenarnya sama. Masih suka marah atau jengkel melihat "kenakalan" para siswa.
Hanya saja pada akhir-akhir ini, saya menanyakan kembali. Mengapa harus marah kepada siswa? Benarkah kemarahan bisa mengatasi masalah? Benarkah bersuara keras akan menyebabkan siswa-siswa terdiam? Ya...akhirnya muncul pertanyaan "Mungkinkan Mengajar Tanpa Kekerasan?"
Dan seiring waktu...kecenderungan yang muncul adalah BISA. Itu jawabannya. SANGAT MUNGKIN. HARUS. Sebuah KENISCAYAAN....Mengajar harus dengan kesantunan dan kelembutan.
Berdasarkan pengamatan terhadap diri sendiri maupun teman sejawat, saya bisa mengambil kesimpulan awal sebagai berikut :
- Tidak nampak perbedaan prestasi antara siswa yang diajar oleh guru yang keras dengan guru yang lemah lembut. Prestasi yang dimaksud di sini adalah capaian nilai mata pelajaran dalam ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, ujian sekolah /nasional.
- Terkait dengan no. 1, siswa-siswa yang kelihatannya memperhatikan pelajaran saat diajar guru yang "killer" kemungkinan terpaksa fokus atau sekedar kelihatan fokus, padahal pikiran dan hati entah ke mana. Dan...tidak ada rumusnya siswa akan memiliki memory jangka panjang dalam pembelajaran yang "menegangkan".
- Ada kecenderungan siswa akan "balas dendam" saat diajar guru-guru yang lemah lembut. Siswa yang kelihatan manut..nurut saat diajar guru "killer" akan banyak berulah ketika diajar guru yang "lemah lembut".
- Mengajar secara "keras" membuat stres siswa dan juga diri sendiri. Kesalahan yang dilakukan anak, misalnya ada seorang siswa yang belum mengerjakan PR kemudian kita memarahinya. Akibatnya bukan hanya dirasakan oleh siswa tersebut tetapi siswa-siswa lain ada yang ketakutan. Apalagi dengan suara yang "menggelegar"..gak adil kan buat siswa lain. Persis kalau sedang rapat, kemudian ada yang marah sehingga suasana rapat menjadi sunyi senyap. Tidak nyaman. Yang marah-marah puas..tapi lupa yang lain kan menjadi tidak nyaman.
- Perlu ditanyakan kembali, mengajar dengan kekerasan sebagai salah satu solusi jitu. Kenyataanya paling siswa hanya diam (baca : takut sejenak), setelah itu pun akan merasa merdeka...menjadi sedikit..bahkan "kurang ajar" ketika guru killer meninggalkan kelas.
- Sering kan mendengar reaksi spontan siswa, ketika diberitahukan pelajarannya kosong karena gurunya tidak hadir. Padahal ketidakhadirannya tersebut karena sedang sakit. Tapi secara otomatis siswa akan bersorak-sorai...pa lagi jika guru tersebut "kurang di hati" mereka.
- Rasa manut siswa boleh jadi semu. Karena di luar kita, mereka suka menggunjing baik via offline maupun online. Khusus via online, pantaulah status mereka di medsos. Ada loh, yang ndak mau menerima pertemanan dengan siswa bahkan menjaga jarak. Padahal hal ini merugikan diri sendiri...karena membuat kita kurang bisa memantau aktivitas siswa-siswa kita saat di media sosial. Maaf ya...bagi saya, tanggung jawab menjadi guru bukan sebatas di dalam sekolah, tetapi juga interaksi para siswa kapan saja dan di mana saja sebagai guru wajib menegur jika melihat siswa yang berbuat "salah".
Masih banyak sih, yang mau saya tuliskan. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 5.13. Saatnya mandi dan persiapan ke sekolah. Jadi....Mungkinkah Mengajar Tanpa Kekerasan? Jawabannya bisa diambil kesimpulan sendiri. Atau ikuti postingan selanjutnya. Trims.
Semoga pendidikan kita ke depan akan lebih baik lagi.
Semoga pendidikan kita ke depan akan lebih baik lagi.
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sepuluh tahun lebih mengajar IPA, seringkali saya kebingungan kalau ditanya selama ini kalau mengajar IPA menggunakan pendekatan apa? Pertanyaan ini beberapa kali saya jumpai, khususnya kalau bertemu dengan pengawas atau bahkan teman guru yang boleh jadi dia banyak baca buku.
Intinya saya bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melakukan pendekatan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik materi IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang diharapkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini menggunakan berbagai sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada referensi dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata baru sebagian kecil pendekatan yang saya kenal. Dan belum tentu apa yang saya kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang membuat saya belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang menjadikan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Arsyad Riyadi Agustus 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Intinya saya bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melakukan pendekatan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik materi IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang diharapkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini menggunakan berbagai sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran berdasarkan Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada referensi dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata baru sebagian kecil pendekatan yang saya kenal. Dan belum tentu apa yang saya kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang membuat saya belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang menjadikan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Arsyad Riyadi Agustus 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Mengingat kembali pelaksanaan ekstrakurikuler OSN (Olimpiade Sains Nasional) beberapa tahun lalu yang akhirnya bubar sendiri, tahun ini saya bersama salah satu teman menggagas ekstrakurikuler OSN kembali. Ya..fokus pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Arsyad Riyadi
Agustus 11, 2016
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Biologi merupakan bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
yang mempelajari makhluk hidup. Istilah
biologi sendiri berasal dari kata bios = hidup dan logos = ilmu. Perkembangan
ilmu biologi ini sangat pesat. Kajian ilmunya juga makin kompleks. Sehingga
ilmu biologi sendiri memiliki banyak cabang. Cabang-cabang dalam ilmu biologi antara
lain :
Zoologi : ilmu yang mempelajari tentang hewan
Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
Fisiologi : ilmu yang mempelajari tentang fungsi tubuh
makhluk hidup
Anatomi : ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh
makhluk hidup
Morfologi : ilmu yang mempelajari tentang bentuk luar
makhluk hidup
Sitologi : ilmu yang mempelajari
tentang sel
Histologi : ilmu yang mempelajari tentang jaringan
Organologi : ilmu yang mempelajari tentang organ
Embriologi : ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan janin (embrio)
Terratologi : ilmu yang mempelajari
tentang cacat embrio (cacat janin)
Ekologi : ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
Mikrobiologi : ilmu yang mempelajari
tentang mikroorganisme
Virologi : ilmu yang mempelajari
tentang virus
Bakteriologi : ilmu yang mempelajari
tentang bakteri
Fungiologi : ilmu yang mempelajari
tentang fungi/jamur/mikota
Entomologi : ilmu yang mempelajari
tentang serangga
Patologi : ilmu yang mempelajari
tentang penyakit
Palaentologi : ilmu yang mempelajari
tentang fosil
Pedologi : ilmu yang mempelajari
tentang tanah
Genetika : ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat makhluk hidup
Filogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan makhluk hidup mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai
tingkat tinggi
Ontogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio mulai dari zigot sampai lahir, dan dari lahir sampai dewasa
Taksonomi : ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi makhluk hidup
Malakologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Teratologi : ilmu yang mempelajari
tentang teratogen (zat yang menyebabkan kecacatan pada janin)
Kardiologi : ilmu yang mempelajari
tentang jantung ‘Cardia’
Ichyologi : Ilmu yang mempelajari
ikan ‘Ichty’
Mikologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Evolusi : ilmu yang mempelajari
perubahan makhluk hidup dari tingkat rendah ke tingkat tinggi
Ornitologi : ilmu yang mempelajari
tentang burung
Primatologi: ilmu yang mempelajari
tentang primata
Ternyata begitu banyaknya
cabang-cabang dalam ilmu biologi. Yang tentunya tiap kajian tersebut memiliki
pendalaman sendiri-sendiri. Bikin minder saja ya.
Sumber :
Buku Suju Sukses Juara Olimpiade
Biologi Mts/SMP yang ditulis oleh Dewi Keumalasari
Mudah dan Cepat Menghafal Biologi
yang ditulis Prowel Sianipar.
Hari ini (Selasa, 10/8), saya mengisi IPA kelas IX A. Materi yang saya ajarkan mengenai listrik statis. Setelah minggu kemarin, berkutat dengan teori tentang lisrik statis, sekarang saatnya melakukan praktikum/percobaan.
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Judul : Metodologi Pendidikan Pembelajaran IPA
Penulis : Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun Terbit : 2014
Metodologi Pembelajaran IPA merupakan salah satu buku yang
perlu dibaca oleh mahasiswa/calon guru, guru, maupun pemerhati dunia pendidikan
(khususnya mata pelajaran IPA) agar dapat melaksanakan proses pembelajaran yang
menarik pada konsep IPA.
Bab 1 Pembelajaran IPA :
Sebuah Pendahuluan. Bab ini memuat arti penting pembelajaran IPA atau sains
serta sejarah pendidikan atau kurikulum di Indonesia.
Bab 2 Bagaimana Proses Pembelajaran IPA. Bab ini memuat sub
bab IPA ilmu yang terkontruksi secara personal dan sosial, peran guru IPA
terhadap proses pembelajaran IPA, pedagogical content knowledge (PCK) IPA serta
perencanaan desaian proses pembelajaran IPA.
Bab 3 Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. Bab ini memuat
hakikat IPA dan hakikat pembelajaran IPA
Bab 4 Konsep Belajar dan Pembelajaran IPA. Bab ini memuat
konsep belajar IPA dan teori belajar IPA.
Bab 5 Model Pembelajaran IPA. Bab ini memuat model
pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning),
model pembelajaran Science, Environment, Technology, Society (SETS), model
pembelajaran Iqro, model pembelajaran discovery inquiry, model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning), model pembelajaran IPA terpadu serta mode
pembelajaran direct instruction (DI).
Bab 6 Pendekatan Pembelajaran IPA. Bab ini membahas
pengertian dan jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA.
Bab 7 Strategi Pembelajaran IPA. Bab ini memuat strategi
pembelajaran induktif dan deduktif.
Bab 8 Metode Pembelajaran IPA. Bab ini memuat metode
ceramah, metode diskusi-presentasi, metode demontrasi, metode simulasi/role
playing, metode simulasi dengan virtual laboratory (virtual labs), metode
eksperimen serta metode pembelajaran IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Bab 9 Teknik Pembelajaran IPA. Bab ini memuat teknik
bertanya, teknik menghafal dan teknik mencatat.
Bab 10 Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran IPA.
Bab ini memuat urgensi pendidikan karakter serta integrasi nilai-nilai pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran IPA.
Bab 10 Aplikasi Proses Pembelajaran IPA dalam Bentuk
Pedagogical Content Knowledge (PCK). Contoh materi yang dibahas dalam kemasan Pedagogical
Content Knowledge (PCK) adalah ciri-ciri kehidupan, klasifikasi makhluk hidup,
struktur jaringan tumbuhan, fenomena gunung api dan sistem ekskresi pada
manusia.
Bab 11 Miskonsepsi IPA. Bab ini membahas latar belakang
miskonsepsi serta berbagai miskonsepsi IPA SMP yang ditemukan dalam berbagai
penelitian.
Buku Metodologi Pembelajaran IPA tentunya bisa menjadi
pelengkap buku-buku seputar pendidikan IPA yang lain seperti Buku Metodologi
Pembelajaran IPA maupun buku Metode Penelitian Pendidikan IPA yang keduanya
ditulis oleh Paul Suparno. Selamat membaca.
Istilah-istilah dalam pewarisan sifat perlu kita pahami dengan baik sebelum lebih jauh mempelajari materi persilangan/pewarisan sifat. Istilah-istilah tersebut misalnya induk/parental, keturunan/filial, dominan, resesif, intermediat, homozigot, heterozigot dan sebagainya.
Parental (P) artinya induk atau tetua
Filial (F) artinya keturunan yang dihasilkan dari perkawinan induknya (anak)
Genotipe artinya susunan gen di dalam kromosom suatu individu. Genotipe ini tidak nampak dari luar. Contohnya pada tumbuhan antara lain gen pembawa warna bunga, gen pembawa bentuk biji, dan gen pembawa rasa. contoh genotipe pada hewan antara lain gen pembawa warna bulu atau rambut dan gen pembawa ukuran tubuh. Contoh genotipe pada manusia antara lain gen pembawa warna kulit, gen pembawa bentuk rambut dan gen pembawa warna rambut. Genotipe dalam individu ini dilambangkan dengan dua huruf karena setiap individu umumnya bersifat diploid. Misalnya MM dan Mm.
Fenotipe artinya sifat yang tampak atau muncul pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indera. Contoh fenotipe pada tumbuhan diantaranya bentuk buah, rasa buah, warna bunga, bentuk biji, bentuk batang dan ukuran batang. Contoh fenotipe pada hewan antara lain warna bulu atau rambut, ukuran tubuh, dan bentuk tubuh. Contoh fenotipe pada manusia antara lain warna rambut, bentuk rambut, warna kulit, bentuk telinga dan bentuk hidung.
Fenotipe dua individu bisa sama, tetapi genotipenya belum tentu sama, misalnya bunga berwarna merah genotipenya bisa MM atau Mm.
Homozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang sama, misalnya MM, KK dan sebagainya.
Heterozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang tidak sama, misalnya Mm, Kk dan sebagainya.
Dominan adalah suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lainnya dan tampak dalam keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara bunga berwarna merah dan putih ternyata menghasilkan tumbuhan berwarna merah. Dalam hal ini, gen pembawa warna merah bersifat dominan dan gen pembawa warna putih bersifat resesif. Gen yang bersifat dominan ini dilambangkan dengan huruf besar atau kapital.
Resesif adalah sifat yang terttutupi atau dikalahkan dari gen pasangannya. Gen yang bersifat resesif ini dilambangkan dengan huruf kecil.
Intermediat adalah sifat yang memiliki kekuatan yang sama dan sama-sama muncul pada keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara tanaman berwarna merah disilangkan dengan tanaman berwarna putih ternyata dihasilkan keturunan tanaman yang berwarna merah muda. Sifat merah muda ini merupakan percampuran dari induk yang berwarna merah dan induk berwarna putih yang sama-sama kuatnya.
Terkait dengan sifat intermediat ini, kita bersyukur sekali pencampuran dari sifat-sifat induknya terpadu secara merata. Bayangnya jika ada seorang anak yang memiliki rambut sisi sebelah kanan lurus sedangkan sisi kedua kiri keriting hanya gara-gara mewarisi gen dari pasangan orang tua yang berambut keriting dan satunya lurus. Kalau gen dari orang tua berambut keriting dan berambut lurus yang muncul keturunan yang rambutnya berombak. Gitu kali ya..
Demikianlah istilah-istilah yang perlu diketahui sebelum mempelajai materi pewarisan sifat ini. Jangan lupa juga untuk menambah wawasan cari juga informasi tentang Gregor Johann Mendel atau Mendel sebagai Bapak Genetika.
Arsyad Riyadi Februari 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Parental (P) artinya induk atau tetua
Filial (F) artinya keturunan yang dihasilkan dari perkawinan induknya (anak)
Genotipe artinya susunan gen di dalam kromosom suatu individu. Genotipe ini tidak nampak dari luar. Contohnya pada tumbuhan antara lain gen pembawa warna bunga, gen pembawa bentuk biji, dan gen pembawa rasa. contoh genotipe pada hewan antara lain gen pembawa warna bulu atau rambut dan gen pembawa ukuran tubuh. Contoh genotipe pada manusia antara lain gen pembawa warna kulit, gen pembawa bentuk rambut dan gen pembawa warna rambut. Genotipe dalam individu ini dilambangkan dengan dua huruf karena setiap individu umumnya bersifat diploid. Misalnya MM dan Mm.
Fenotipe artinya sifat yang tampak atau muncul pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indera. Contoh fenotipe pada tumbuhan diantaranya bentuk buah, rasa buah, warna bunga, bentuk biji, bentuk batang dan ukuran batang. Contoh fenotipe pada hewan antara lain warna bulu atau rambut, ukuran tubuh, dan bentuk tubuh. Contoh fenotipe pada manusia antara lain warna rambut, bentuk rambut, warna kulit, bentuk telinga dan bentuk hidung.
Fenotipe dua individu bisa sama, tetapi genotipenya belum tentu sama, misalnya bunga berwarna merah genotipenya bisa MM atau Mm.
Homozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang sama, misalnya MM, KK dan sebagainya.
Heterozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang tidak sama, misalnya Mm, Kk dan sebagainya.
Dominan adalah suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lainnya dan tampak dalam keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara bunga berwarna merah dan putih ternyata menghasilkan tumbuhan berwarna merah. Dalam hal ini, gen pembawa warna merah bersifat dominan dan gen pembawa warna putih bersifat resesif. Gen yang bersifat dominan ini dilambangkan dengan huruf besar atau kapital.
Resesif adalah sifat yang terttutupi atau dikalahkan dari gen pasangannya. Gen yang bersifat resesif ini dilambangkan dengan huruf kecil.
Intermediat adalah sifat yang memiliki kekuatan yang sama dan sama-sama muncul pada keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara tanaman berwarna merah disilangkan dengan tanaman berwarna putih ternyata dihasilkan keturunan tanaman yang berwarna merah muda. Sifat merah muda ini merupakan percampuran dari induk yang berwarna merah dan induk berwarna putih yang sama-sama kuatnya.
Terkait dengan sifat intermediat ini, kita bersyukur sekali pencampuran dari sifat-sifat induknya terpadu secara merata. Bayangnya jika ada seorang anak yang memiliki rambut sisi sebelah kanan lurus sedangkan sisi kedua kiri keriting hanya gara-gara mewarisi gen dari pasangan orang tua yang berambut keriting dan satunya lurus. Kalau gen dari orang tua berambut keriting dan berambut lurus yang muncul keturunan yang rambutnya berombak. Gitu kali ya..
Demikianlah istilah-istilah yang perlu diketahui sebelum mempelajai materi pewarisan sifat ini. Jangan lupa juga untuk menambah wawasan cari juga informasi tentang Gregor Johann Mendel atau Mendel sebagai Bapak Genetika.
Arsyad Riyadi Februari 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pewarisan Sifat ini merupakan materi IPA Biologi kelas IX yang diajarkan pada semester genap. Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya sering melihat, menemukan bahkan mengamati kejadian sebagai berikut. Ada anak yang ternyata sama sekali tidak mirip sama sekali dengan orang tuanya. Akhirnya anak tersebut diejek alias diragukan anaknya siapa. Atau juga ada anak laki-laki malah miripnya sama ibunya, sedangkan anak perempuan mirip sama bapaknya. Atau juga kita melihat seekor kucing yang mirip-mirip dengan induknya, meskipun tidak semua.
Hal tersebut di atas bukti adanya pewarisan sifat yang diturunkan baik dari induk jantan dan induk betinanya. Dari kejadian itu, kemudian dikembangkan pada tanaman-tanaman agar diperoleh hasil seperti yang diinginkan.
Sebelum lebih jauh mendalami pewarisan sifat dengan Mendel sebagai tokohnya, marilah kita pahami dulu mengenai konsep gen.
Gen
Gen dapat diartikan sebagai unit hereditas yang mengontrol sifat-sifat individu. Gen ini terbentuk dari asam deoksiribunukleat (ADN) atau deoxyribonucleic acid (DNA). Di dalam DNA ini informasi genetik dari suatu individu dapat diketahui. Pembahasan mengenai DNA akan dikupas lebih lanjut dalam postingan yang lain. DNA ini memiliki susunan kimia makromolekuler kompleks yang terdiri atas molekul gula pentosa (deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen.
Kembali ke Gen. Dulu ada anggapan bahwa keturunan diwariskan melalui darah. Maka dikenal ada keturunan berdarah Cina, berdarah Eropa, berdarah Indonesia, berdarah Jawa dan seterusnya. Bahkan kalau di Indonesia dikenal keturunan berdarah biru alias berdarah ningrat. Ya kalau orang biasa justru yang normal ya..berdarah merah. Ternyata hal ini benar-benar keliru ya? Misalnya ada orang Indonesia yang mendapat transfusi darah dari orang Eropa, ya ternyata ajeg-ajeg saja tidak ada perubahan. Sekali Indonesia ya tetap Indonesia...hihihihi. Atau orang miskin/awam agar agak-agak seperti priyayi minta ditransfusi darah dari keturunan raja. Ya tetap saja darah biru dari keturuanan raja itu tidak bakal menular.
Kita tentunya telah memahami bahwa dalam perkembangbiakan generatif (kawin) diawali dengan peleburan antara inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina. Di dalam inti sel terdapat kromosom. Di dalam kromosom inilah terdapat gen atau faktor pembawa sifat keturunan. Nah, jika keturunan yang dihasilkan merupakan hasil peleburan antara inti sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tentunya sifat-sifat pada individu tersebut berasal atau membawa sifat-sifat dari kedua induknya.
Jika dalam sebuah keluarga yang terdiri dari 8 bersaudara, boleh jadi 8 anak berambut seperti ibunya, sedang yang 2 mirip bapaknya. Kalau ternyata tidak mirip dengan rambut kedua orang tuanya, bisa jadi dari induk sebelumnya (kakek neneknya) begitu seterusnya. Seperti fenomena anak kembar. Dipercaya kalau ada anak kembar boleh jadi karena orang tuanya ada yang kembar atau kalau tidak ada kakek/neneknya yang kembar atau kalau tidak ada ya kakek/nenek buyutnya ada yang kembar dan begitu selanjutnya.
Untuk konsep kromosom akan dibahas pada postingan berikutnya. Selamat belajar.
Referensi : Sunarto et al. 2004. Sains Biologi Jilid 3 untuk Kelas 3 SMP dan MTs. Tiga Serangkai
Sumber gambar : http://www.genetica4kids.nl/Gen4kids-joomla/images/artikelen/DNA-Gen.jpg
Arsyad Riyadi Februari 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Hal tersebut di atas bukti adanya pewarisan sifat yang diturunkan baik dari induk jantan dan induk betinanya. Dari kejadian itu, kemudian dikembangkan pada tanaman-tanaman agar diperoleh hasil seperti yang diinginkan.
Sebelum lebih jauh mendalami pewarisan sifat dengan Mendel sebagai tokohnya, marilah kita pahami dulu mengenai konsep gen.
Gen
Kembali ke Gen. Dulu ada anggapan bahwa keturunan diwariskan melalui darah. Maka dikenal ada keturunan berdarah Cina, berdarah Eropa, berdarah Indonesia, berdarah Jawa dan seterusnya. Bahkan kalau di Indonesia dikenal keturunan berdarah biru alias berdarah ningrat. Ya kalau orang biasa justru yang normal ya..berdarah merah. Ternyata hal ini benar-benar keliru ya? Misalnya ada orang Indonesia yang mendapat transfusi darah dari orang Eropa, ya ternyata ajeg-ajeg saja tidak ada perubahan. Sekali Indonesia ya tetap Indonesia...hihihihi. Atau orang miskin/awam agar agak-agak seperti priyayi minta ditransfusi darah dari keturunan raja. Ya tetap saja darah biru dari keturuanan raja itu tidak bakal menular.
Kita tentunya telah memahami bahwa dalam perkembangbiakan generatif (kawin) diawali dengan peleburan antara inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina. Di dalam inti sel terdapat kromosom. Di dalam kromosom inilah terdapat gen atau faktor pembawa sifat keturunan. Nah, jika keturunan yang dihasilkan merupakan hasil peleburan antara inti sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tentunya sifat-sifat pada individu tersebut berasal atau membawa sifat-sifat dari kedua induknya.
Jika dalam sebuah keluarga yang terdiri dari 8 bersaudara, boleh jadi 8 anak berambut seperti ibunya, sedang yang 2 mirip bapaknya. Kalau ternyata tidak mirip dengan rambut kedua orang tuanya, bisa jadi dari induk sebelumnya (kakek neneknya) begitu seterusnya. Seperti fenomena anak kembar. Dipercaya kalau ada anak kembar boleh jadi karena orang tuanya ada yang kembar atau kalau tidak ada kakek/neneknya yang kembar atau kalau tidak ada ya kakek/nenek buyutnya ada yang kembar dan begitu selanjutnya.
Untuk konsep kromosom akan dibahas pada postingan berikutnya. Selamat belajar.
Referensi : Sunarto et al. 2004. Sains Biologi Jilid 3 untuk Kelas 3 SMP dan MTs. Tiga Serangkai
Sumber gambar : http://www.genetica4kids.nl/Gen4kids-joomla/images/artikelen/DNA-Gen.jpg
Arsyad Riyadi Februari 12, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dalam sebuah bincang-bincang dengan siswa saya mengenai pelajaran fisika baru aku menyadari bahwa dalam banyak hal banyak konsep dari mereka yang tidak sesuai dengan konsep yang ada.
Kesalahan ini boleh jadi, karena dalam mengajarkan kurang berhati-hati atau terlalu menganggap materi yang diajarkan cukup mudah. Atau terlalu fokus pada rumus, sehingga hal yang mendasar terlewatkan.
Seperti saat membahas bidang miring.
Karena terlalu fokus pada gambar, rumus, hubungan antara panjang bidang miring, tinggi bidang miring, rumus keuntungan mekanis malah keliru dalam menafsirkan soal yang sederhana. Hal ini baru saya sadari ketika mereka harus memilih bidang miring mana yang memberikan keuntungan mekanis lebih besar (seperti gambar berikut).
Dalam satu kelas, tidak semua sepakat kalau bidang miring yang sebelah kanan memiliki keuntungan mekanis yang lebih besar.
Terutama siswa laki-laki atau siswa yang merasa memiliki kekuatan yang lebih. Mereka memilih gambar yang sebelah kanan, karena yang sebelah kanan lebih cepat untuk menaikan beban ke atas.
Ya, dipikir-pikir benar juga. Itu kalau bebannya ringan ya mendingan pakai yang kedua. Bahkan kalau perlu ndak usah pakai bidang miring.
Yang keliru dalam pikiran mereka adalah karena memisalkan bebannya kecil dan bidang miringnya hanya untuk menaikan beban yang tidak terlalu tinggi.
Atau secara ringkasnya rancu antara pengertian keuntungan mekanik dengan kecepatan melakukan usaha. Semakin pendek lintasan maka semakin untung. Tanpa memikirkan bebannya berat atau tidak.
Baru setelah dicontohkan kasus mereka harus menaikan beban yang cukup berat barulah tersadar bahwa dengan ketinggian yang sama, akan lebih nyaman menggunakan tangga/bidang miring yang lintasannya lebih panjang.
Tak terbayangkan juga kan, ketika bus mau mencapai puncak gunung dengan cara langsung tancap gas naik tanpa mau menggunakan jalanan yang melingkar. Dijamin gak bakal bus tersebut naik..bisa-bisa ngguling..masuk jurang...penumpangnya entah pergi ke alam lain yang mana.
Kebetulan di sekolah ada 2 tangga, yang satu lebih landai karena menghadap lapangan..dan satunya memang cukup curam karena keterbatasan lahan. Ya dari kedua tangga tersebut..siswa-siswa secara umum menganggap tangga yang landai (yang menghadap lapangan) lebih nyaman buat naik ketimbang tangga yang satunya. Nah lo...
Itulah keuntungan mekanis murid-murid
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kesalahan ini boleh jadi, karena dalam mengajarkan kurang berhati-hati atau terlalu menganggap materi yang diajarkan cukup mudah. Atau terlalu fokus pada rumus, sehingga hal yang mendasar terlewatkan.
Seperti saat membahas bidang miring.
Karena terlalu fokus pada gambar, rumus, hubungan antara panjang bidang miring, tinggi bidang miring, rumus keuntungan mekanis malah keliru dalam menafsirkan soal yang sederhana. Hal ini baru saya sadari ketika mereka harus memilih bidang miring mana yang memberikan keuntungan mekanis lebih besar (seperti gambar berikut).
Dalam satu kelas, tidak semua sepakat kalau bidang miring yang sebelah kanan memiliki keuntungan mekanis yang lebih besar.
Terutama siswa laki-laki atau siswa yang merasa memiliki kekuatan yang lebih. Mereka memilih gambar yang sebelah kanan, karena yang sebelah kanan lebih cepat untuk menaikan beban ke atas.
Ya, dipikir-pikir benar juga. Itu kalau bebannya ringan ya mendingan pakai yang kedua. Bahkan kalau perlu ndak usah pakai bidang miring.
Yang keliru dalam pikiran mereka adalah karena memisalkan bebannya kecil dan bidang miringnya hanya untuk menaikan beban yang tidak terlalu tinggi.
Atau secara ringkasnya rancu antara pengertian keuntungan mekanik dengan kecepatan melakukan usaha. Semakin pendek lintasan maka semakin untung. Tanpa memikirkan bebannya berat atau tidak.
Baru setelah dicontohkan kasus mereka harus menaikan beban yang cukup berat barulah tersadar bahwa dengan ketinggian yang sama, akan lebih nyaman menggunakan tangga/bidang miring yang lintasannya lebih panjang.
Tak terbayangkan juga kan, ketika bus mau mencapai puncak gunung dengan cara langsung tancap gas naik tanpa mau menggunakan jalanan yang melingkar. Dijamin gak bakal bus tersebut naik..bisa-bisa ngguling..masuk jurang...penumpangnya entah pergi ke alam lain yang mana.
Kebetulan di sekolah ada 2 tangga, yang satu lebih landai karena menghadap lapangan..dan satunya memang cukup curam karena keterbatasan lahan. Ya dari kedua tangga tersebut..siswa-siswa secara umum menganggap tangga yang landai (yang menghadap lapangan) lebih nyaman buat naik ketimbang tangga yang satunya. Nah lo...
Itulah keuntungan mekanis murid-murid
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Terkait dengan Kisi UN IPA Fisika SMP tahun 2016 dengan materi pengukuran, ada 3 hal yang akan dibahas :
1. Siswa mampu memahami tentang pengukuran
2. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan tentang pengukuran
3. Siswa mampu bernalar tentang pengukuran.
Ketiga hal tersebut berturut-turut didasarkan pada level kognitif pengetahuan dan pemahaman, level kognitif penalaran dan logika.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran yang diukur dengan besaran lain yang menjadi satuan.
Misalnya :
1. Untuk mengisi air sebanyak 1 bak penuh dibutuhkan 100 ember air. Ember di sini dianggap sebagai satuan dari volume.
2. Untuk mengukur panjang tali kita menggunakan penggaris yang panjangnya 1 meter. Ternyata panjang tali tersebut panjang tali tersebut 2,5 nya dari panjang penggaris atau 2,5 meter. Meteran tersebut kita anggap sebagai satuan panjang.
Tentunya standar alat ukur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apa pun
2. Dapat digunakan secara internasional
3. Mudah ditiru
Sekarang marilah kita bahas standar dan alat ukur panjang, massa dan waktu
1. Standar dan Alat Ukur Panjang
Standar panjang internasional yang pertama kali dibuat adalah sebuah batang yang terbuat dari campuran platina-iridium yang disebut meter standar. Meter standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional (The Internasional Bureau of Weights and Measures) Sevres, dekat Paris. Satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan pada meter standar yang bersuhu 00C.
Standar meter tersebut tidak mudah ditiru dan tidak memadai sehingga diganti. Selanjutnya 1 meter didefinisikan sebagai 1 650 763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas krypton-86 pada suatu peristiwa lucutan listrik di ruang hampa.
Terakhir tahun 1983, satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa dalam selang waktu sekon.
Alat ukur panjang dapat menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
2. Standar dan Alat Ukur Masa
Standar internasional untuk massa adalah sebuah silinder platina-iridium yang tersimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional Sevres, dekat Paris. Kilogram standar tersebut memiliki massa 1 kilogram.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai satuan yang lain, seperti ons, kuintal dan ton.
1 ons = 0,1 kg
1 kuintal = 100 kg
1 ton = 1.000 kg
Alat ukur massa disebut neraca. Misalnya neraca pasar, neraca dua lengan, neraca tiga lengan, neraca kamar mandi dan neraca elektronik.
3. Standar dan Alat Ukur Waktu
Standar satuan untuk waktua adalah sekon atau detik.
Awalnya 1 sekon ditentukan berdasarkan rotasi bumi. Sehingga 1 sekon dapat didefinisikan sebagai
Sejak ditemukannya jam atom, 1 sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali.
Selain detik atau sekon, dalam kehidupan sehari-hari satuan lain yang dipakai adalah menit, jam, hari dan seterusnya.
1 menit = 60 sekon
1 jam = 60 menit = 60 x60 sekon = 3.600 s
1 hari = 24 jam = 24 x 3.600 s = 86.400 s
Alat ukur waktu yang bisa digunakan adalah jam matahari, jam pasir, arloji dan stopwatch serta jam atom.
Untuk contoh soal dan latihannya bersambung ya…
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Siswa mampu memahami tentang pengukuran
2. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan tentang pengukuran
3. Siswa mampu bernalar tentang pengukuran.
Ketiga hal tersebut berturut-turut didasarkan pada level kognitif pengetahuan dan pemahaman, level kognitif penalaran dan logika.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran yang diukur dengan besaran lain yang menjadi satuan.
Misalnya :
1. Untuk mengisi air sebanyak 1 bak penuh dibutuhkan 100 ember air. Ember di sini dianggap sebagai satuan dari volume.
2. Untuk mengukur panjang tali kita menggunakan penggaris yang panjangnya 1 meter. Ternyata panjang tali tersebut panjang tali tersebut 2,5 nya dari panjang penggaris atau 2,5 meter. Meteran tersebut kita anggap sebagai satuan panjang.
Tentunya standar alat ukur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apa pun
2. Dapat digunakan secara internasional
3. Mudah ditiru
Sekarang marilah kita bahas standar dan alat ukur panjang, massa dan waktu
1. Standar dan Alat Ukur Panjang
Standar panjang internasional yang pertama kali dibuat adalah sebuah batang yang terbuat dari campuran platina-iridium yang disebut meter standar. Meter standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional (The Internasional Bureau of Weights and Measures) Sevres, dekat Paris. Satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan pada meter standar yang bersuhu 00C.
Standar meter tersebut tidak mudah ditiru dan tidak memadai sehingga diganti. Selanjutnya 1 meter didefinisikan sebagai 1 650 763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas krypton-86 pada suatu peristiwa lucutan listrik di ruang hampa.
Terakhir tahun 1983, satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa dalam selang waktu sekon.
Alat ukur panjang dapat menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Alat Ukur Panjang | Ketelitian | Kegunaan |
Mistar | 0,1 cm | Mengukur panjang sepeti meja, pensil dan sebagainya |
Jangka sorong | 0,01 cm | Mengukur dimensi dalam dan luar suatu benda,misalnya diameter dalam/luar cincin |
Mikrometer sekrup | 0,001 cm | Mengukur diameter luar benda maupun ketebalan benda yang sangat tipis, misalnya tebal kertas atau rambut |
2. Standar dan Alat Ukur Masa
Standar internasional untuk massa adalah sebuah silinder platina-iridium yang tersimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional Sevres, dekat Paris. Kilogram standar tersebut memiliki massa 1 kilogram.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai satuan yang lain, seperti ons, kuintal dan ton.
1 ons = 0,1 kg
1 kuintal = 100 kg
1 ton = 1.000 kg
Alat ukur massa disebut neraca. Misalnya neraca pasar, neraca dua lengan, neraca tiga lengan, neraca kamar mandi dan neraca elektronik.
3. Standar dan Alat Ukur Waktu
Standar satuan untuk waktua adalah sekon atau detik.
Awalnya 1 sekon ditentukan berdasarkan rotasi bumi. Sehingga 1 sekon dapat didefinisikan sebagai
Sejak ditemukannya jam atom, 1 sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali.
Selain detik atau sekon, dalam kehidupan sehari-hari satuan lain yang dipakai adalah menit, jam, hari dan seterusnya.
1 menit = 60 sekon
1 jam = 60 menit = 60 x60 sekon = 3.600 s
1 hari = 24 jam = 24 x 3.600 s = 86.400 s
Alat ukur waktu yang bisa digunakan adalah jam matahari, jam pasir, arloji dan stopwatch serta jam atom.
Untuk contoh soal dan latihannya bersambung ya…
Arsyad Riyadi Oktober 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-Kisi UN IPA Fisika SMP Tahun Pelajaran 2015/2016 sudah keluar berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kisi-Kisi UN yang dikembangkan oleh BSNP ini merupakan irisan materi kurikulum 2006 dan 2013. Hal ini terkait dengan terjadinya transisi kurikulum dengan adanya sebagian sekolah yang masih menggunakan lama (2006) dan ada yang menggunakan kurikulum baru (2013). Patut dicatat bahwa pada tahun yang lalu, banyak sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013, tetapi hanya dilaksanakan selama 1 semester.
Apapun itu, yang lebih penting sekarang adalah bagaimana menyiapkan Ujian Nasional tahun 2016 dengan lebih dini lagi dan tetap mengacu kepada kisi-kisi yang baru.
Berikut kisi-kisi UN IPA Fisika SMP 2015/2016
- konsep zat dan wujudnya
- zat serta perubahannya
- zat aditif, zat adiktif, dan psikotropika
- partikel zat
- pencemaran
- campuran
- larutan
- usaha dan energi
- pesawat sederhana
- suhu dan kalor
- tekanan
- tata surya
- bunyi
- optik
- listrik dan magnet
(catatan : termasuk di dalamnya juga materi kimia)
Oke, mulai sekarang mulailah menyiapkan diri untuk menghadapi UN IPA 2016. Kita awali dengan membedah kisi-kisi UN-nya, mencari referensi, membuat catatan/ringkasan, membuat contoh soal yang sesuai, membuat prediksi sampai akhirnya siap untuk mengikuti UN.
Arsyad Riyadi Oktober 20, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-Kisi UN yang dikembangkan oleh BSNP ini merupakan irisan materi kurikulum 2006 dan 2013. Hal ini terkait dengan terjadinya transisi kurikulum dengan adanya sebagian sekolah yang masih menggunakan lama (2006) dan ada yang menggunakan kurikulum baru (2013). Patut dicatat bahwa pada tahun yang lalu, banyak sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013, tetapi hanya dilaksanakan selama 1 semester.
Apapun itu, yang lebih penting sekarang adalah bagaimana menyiapkan Ujian Nasional tahun 2016 dengan lebih dini lagi dan tetap mengacu kepada kisi-kisi yang baru.
Berikut kisi-kisi UN IPA Fisika SMP 2015/2016
Kita bisa melihat adanya perbedaan yang mencolok antara kisi-kisi UN 2015/2016 dengan kisi-kisi UN sebelumnya. Tidak muncul istilah kompetensi maupun indikator. Tantangan buat kita semua, kalau pada kisi-kisi tahun sebelumnya melalu indikator soal-soal yang akan keluar bisa diprediksikan dengan peluang yang besar. Tetapi kalau melihat kisi-kisi sekarang yang seperti ini, nampaknya kesulitan untuk menebak soal mana yang akan keluar.
Pada kisi-kisi UN 2015/2016 dibedakan adanya tingkatan/level kognitif yaitu dari pengetahuan dan pemahaman, aplikasi serta penalaran dan logika. Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup pertanyaan mengidentifikasi, menyebutkan, menunjukkan, membedakan, mengelompokkan dan menjelaskan. Level kognitif aplikasi mencakup pertanyaan mengklasifikasi, menginterpretasi, menghitung, mendeskripsikan, memprediksi, mengurutkan, membandingkan, menerapkan dan memodifikasi. Sedangkan untuk level kognitif penalaran dan logika mencakup pertanyaan menemukan, menyimpulkan, menggabungkan, menganalis, memecahkan masalah dan merumuskan.
Untuk materi UN IPA Fisika sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Pengukuran, Zat dan Sifatnya
- pengukuran
- besaran dan satuan- konsep zat dan wujudnya
- zat serta perubahannya
- zat aditif, zat adiktif, dan psikotropika
- partikel zat
- pencemaran
- campuran
- larutan
2. Mekanika dan Tata Surya
- gerak lurus
- hukum newton- usaha dan energi
- pesawat sederhana
- suhu dan kalor
- tekanan
- tata surya
3. Gelombang, Listrik dan magnet
- getaran dan gelombang- bunyi
- optik
- listrik dan magnet
(catatan : termasuk di dalamnya juga materi kimia)
Oke, mulai sekarang mulailah menyiapkan diri untuk menghadapi UN IPA 2016. Kita awali dengan membedah kisi-kisi UN-nya, mencari referensi, membuat catatan/ringkasan, membuat contoh soal yang sesuai, membuat prediksi sampai akhirnya siap untuk mengikuti UN.
Arsyad Riyadi Oktober 20, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Catatan Mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Pengelola Laboratorium ini dibuat sebagai bentuk tanggung jawab moral karena banyaknya hal yang didapat dan yang harus dikorbankan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Diawali dengan pemberitahuan dari Dinas Pendidikan Purbalingga agar saya sebagai kepala laboratorium mengikuti acara tersebut. Senang banget rasanya..karena seumur-umur menjadi guru IPA baru mendapat kesempatan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan ke IPA an nya. Bukannya tidak pernah, tetapi yang dimaksud di sini adalah penyelenggarannya di luar kota. Kalau kegiatan-kegiatan di dalam kota itu sih biasa, misalnya lewat jalur MGMP IPA Purbalingga. Atau kegiatan di luar kota (misalnya di Semarang, Yogyakarta, Solo, Magelang) sering juga, tetapi lebih banyak berhubungan dengan multimedia/IT.
Kegiatan Bimbingan Teknik itu sendiri dilaksanakan tanggal 12 - 15 Agustus 2015 di Pusdiklat BKK Jawa Tengah, Jalann Supriyadi 37 Semarang. Check in dilaksanakan jam 11.00 - 16.30 WIB.Ya kalau melihat dari peta atau dari software MAPS.ME sudah ada gambaran di mana lokasi tempat kegiatan tersebut.
Lumayan capek juga sih, karena tanggal 8 -9 Agustus baru saja melaksanakan Persami SMP Negeri 2 Pengadegan. Sedangkan tanggal 11 sampai ke rumah pukul 17.30. Kok sampai sore? Pulang sekolah langsung mengikuti rapat dengan anggota BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Tim 05 Purbalingga. Habis rapat menjembut ibu di terminal yang baru datang dari Kebumen.
Sampai di rumah, mengurusi anak lanang sampai tuntas, kemudian malam sekitar jam 20.00 WIB ke rumah teman (bendahara sekolah) bincang-bincang (sedikit-dikit nggarap) beberapa laporan yang belum selesai. Sekitar jam 22.30 WIB pamit dan pulang di rumah. Sampai rumah siap-siap, packin
Masalah baru muncul, ketika anak-anak kesayangan berkeberatan saya pergi sendiri (baca mereka mau ikut). Akhirnya keberangkatanku menjadi tertunda. Dari pada gugup, akhirnya aku berinisiatif naik motor. Ya..melenceng dari rencana semula untuk naik bus umum. Meski begitu, aku menikmati sekali karena bisa lebih santai berangkatnya, Jam 09.00 WIB kurang sedikit aku berangkat (dua anak saya masih sekolah), Lewat Bukateja yang baru dicor jalannya, Bannjarnegara, Wonosobo, Kretek, Temanggung dan akhirnya lewat Sumowono - Bandungan keluar di Ungaran. Niatnya sih mau lewat jalur bus, tetapi akhirnya lewat Sumowono sambil mengingat kembali perjalanan kurang lebih 1 setengan tahun lalu lewat daerah situ untuk pertama kalinya, Jujur pas dulu,.agak maras, kok gak sampai jalan utama padahal rasanya sudah sangat jauh mengendara. Perjalanan yang sekarang sih sudah sedikit santai.
Memasuki Ungaran, berhenti dulu di POM Bensin, sholat dhuhur + sholat Asyar (dijamak). Perut yang semakin keroncongan tak kupedulikan. Rasanya tidak bakal bisa makan kalau belum sampai tujuan..Kulanjutkan perjalananku. Banyumanik..Ngesrep..Jatingaleh..Metro..terus lurus. Kemudian ada pertigaan satunya ke arah Simpang Lima satunya ke arah Johar. Aku ambil jalan ke arah Johar...nah di sini kekeliruan jalur mulai muncul. Ya berdasarkan peta/maps yang kupunya dan dari tanya beberapa teman, posisinya dari Simpang Lima ke arah timur....terus..terus..kemudian carilah Jalan Supriyadi. Kalau naik bus ya minta turun di pertigaan Supriyadi. Kalau pakai taxi sih langsung ke tujuan.
Aku ambil arah Johar (kalau pengin aman sih ikuti arah ke Simpang Lima)..sedikit-dikit ambil resiko nyasar. Nyata...malah bablas. Tanya sama tukang parkir ya sudah bablas saja..ketemu bundaran muter, hitunglah lampu merah ke-5 kemudian belok kanan. Kususuri jalan yang dimaksud, tanya sama tukang parkir lagi ya...tinggal lampu merah ke-2 belok kanan. Ya oke..akhirnya sampai juga ke Gedung Pusdiklat BKK. Check ini. Dapat nasi box. Ngamar. Sekitar jam 15.20 WIB saat itu.
Siap-siap dan alhamdulillah bisa mengikuti Pembukaan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Pengelola Laboratorium IPA, meskipun dapat duduk di bagian belakang. Posisi kamarku di nomerku 2, di lobby 19 lantai 2 bareng teman dari Boyolali dan Magelang Kota, Ya seneng juga sih..dapat teman baru. (bersambung)
Arsyad Riyadi Agustus 14, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sains perlu diajarkan sejak dini. Sains ini pun diajarkan secara menyenangkan. Sains diberikan menggunakan contoh-contoh konkret yang ada dalam keseharian.
Amati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Arsyad Riyadi
Juli 24, 2015
New Google SEO
Bandung, IndonesiaAmati gambar di samping. Kita paham, kalau itu gambaran dari pencemaran lingkungan. Anak-anak pun tahu kalau itu gambaran pencemaran udara. Tetapi apakah pengetahuan seperti itu cukup memberikan kesadaran agar anak-anak kita tidak melakukan hal sama.
Memahami sains sekaligus menggunakannya secara bijaksana. Sehingga anak-anak kita pun semakin peduli dengan lingkungan. Tidak mau membuang sampah sembarangan. Tidak sembarang mengkonsumsi makanan yang tidak jelas bahannya. Selain itu, dengan berlandaskan pengetahuan sains yang diterimanya, anak-anak dimungkinkan mampu membuat berbagai model alat-alat yang berguna demi kemudahan belajar sains.
Sains harus membumi. Tidak saatnya lagi konsep sains berada di awang-awang. Sains adalah milik kita semua. Sains bukan hanya bisa dikuasai/dipelajari oleh orang-orang yang punya intelektual yang baik.
Berikut materi sains yang perlu diketahui sebagai dasar untuk belajar sains pada tahap berikutmya.
Fisika dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Fisika?
- Besaran dan Pengukuran
- Wujud Zat
- Suhu dan Kalor
- Gerak
- Gaya
- Energi dan Daya
- Pesawat Sederhana
- Getaran, Gelombang, dan Bunyi
- Cahaya
- Alat Optik
- Listrik Statis
- Energi dan Daya Listik
- Magnet
- Elektromagnet
Fisika Bumi dan Antariksa dalam Kehidupan Kita
- Tata Surya
- Alam Semesta
- Matahari
- Bumi
- Atmosfer Bumi
- Hidrosfer
- Litosfer
- Bencana Alam Kebumian
Kimia dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Kimia?
- Atom, Ion, Molekul
- Pemisahan Campuran
- Reaksi Kimia
- Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
- Asam, Basa, Garam
- Bahan Kimia dalam Rumah Tangga
- Bahan Kimia pada Makanan
- Zat adiktif dan Psikotropika
- Kimia Karbon
Biologi dalam Kehidupan Kita
- Apa itu Sains Biologi?
- Ciri-Ciri Makhluk Hidup
- Klasifikasi Makhluk Hidup
- Organisasi Kehidupan
- Ekosistem
- Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan
- Sistem Gerak pada Manusia
- Sistem Pencernaan Manusia
- Sistem Pernapasan Manusia
- Sistem Peredaran Manusia
- Sistem Ekskresi Manusia
- Sistem Reproduksi Manusia
- Sistem Saraf dan Indra Manusia
- Adaptasi dan Seleksi Alam
- Pewarisan Sifat
- Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Sumber : Sains bagi Pemula
Sumber : www.sheknows.com |
Meskipun demikian, dalam melakukan eksperimen/percobaan sains, tidak selalu menggunakan alat-alat yang mahal atau canggih. Bisa juga menggunakan peralatan sederhana yang kita buat sendiri maupun dari barang-barang bekas.
Di perpustakaan sekolah sendiri, banyak ditemukan buku-buku yang membahas tentang percobaan-percobaan tentang sains. Belum lagi kalau kita browsing di internet, tak terkira banyaknya yang membahas mengenai percobaan/eksperimen sains.
Berikut ini adalah buku-buku mengenai percobaan/eksperimen sains ditemukan di perpustakaan sekolah tempat saya belajar dan mengajar :
Seri Sains untuk Pemula
Buku ini berupaya memperkenalkan sains melalui berbagai percobaan yang menyenangkan. Melalui buku ini, kita diajak belajar berpikir, belajar kreatif, belajar bekerja sama, belajar aplikasi teknologi, dan agar lebih mencintai sains.
Ada 10 seri dari buku ini, yaitu :
- Mari Bermain Gerak
- Mari Bermain Keseimbangan
- Mari Bermain Kelembaman dan Gesekan
- Mari Bermain Pesawat Sederhana
- Mari Bermain Bunyi
- Mari Bermain Cahaya
- Mari Bermain Listrik Statis
- Mari Bermain Magnet
- Mari Bermain Elektromagnetik
- Mari Bermain Molekul
Buku ini merupakan buku edisi terjemahan tentang berbagai percobaan sains. Tema-tema yang dibahas pada buku ini meliputi :
- Dunia Sekitar Kita
- Kehidupan Air
- Kehidupan Tanah
- Tumbuhan dan Pertumbuhan
- Bunga
- Pohon
- Hewan Kecil
- Burung-Burung
- Tubuh Manusia
Buku Seri Percobaan Sains ini ada beberapa judul, yaitu :
- Seri Percobaan Sains 1 : Percobaan Terhadap Air
- Seri Percobaan Sains 2: Percobaan terhadap Cahaya
- Seri Percobaan Sains 3: Percobaan terhadap Listrik
- Seri Percobaan Sains 4: Percobaan terhadap Magnet
- Seri Percobaan Sains 5: Percobaan terhadap Udara dan Bunyi
- Seri Percobaan Sains 6: Percobaan terhadap Zat
90 Eksperimen
Buku ini merupakan buku terjemahan dari 365 Experimenten Fur Jeden Tag. Ada 90 percobaan yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu :
- Perlambatan, Keadaan Diam, atau Pergerakan
- Hangat, Panas, dan Pendinginan
- Angi, Kilat, dan Guntur
- Mengenal Serangga
Tentunya masih puluhan bahkan ratusan sumber belajar sains yang lain. Terkait dengan eksperimen sains, setelah membaca buku-buku tentang hal tersebut, kita coba untuk mempraktekannya. Sehingga pemahaman kita tentang sains akan lebih baik lagi. Saat melakukan percobaan mungkin saja kita mengalami kegagalan atau kesalahan. Kita bisa mencobanya, mendiskusikan dengan teman kita atau bertanya pada orang tua atau guru. Bisa saja, kita yang salah atau panduan dari buku yang salah. Dan alangkah baiknya juga, kita bisa berpikir untuk membuat percobaan sains yang lebih kreatif dan menantang.
Sumber : Percobaan Sains
Arsyad Riyadi
Juli 23, 2015
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Belajar Sains yang Atraktif ini merupakan cara belajar sains yang ditawarkan oleh buku"Dari Galileo sampai Einsten", seperti yang dituliskan oleh Chalis Setyadi.
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ada 5 cara untuk belajar sains yang atraktif, meliputi :
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara belajar sains ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melakukan percobaan membuat model kapal uap, kita bisa menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, hukum aksi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melakukan percobaan-percobaan yang kompleks bisa terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melakukan percobaan sudah mempunyai gambaran awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melakukan percobaan
Melakukan berbagai percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam belajar sains. Dalam melakukan percobaan kita dilatih untuk melakukan berbagai tahapan agar tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melakukan percobaan mengenai cacat mata. Dengan menggunakan susunan lensa maupun layar, kita harus membuktikan bahwa untuk rabun dekat misalnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik dekat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa agar bayangan terbentuk di belakang layar (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akhirnya menjadi jelas dan tepat di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akhirnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun bisa menjadi cara yang efektif dalam belajar sains. Ada kalanya kita tidak mungkin melakukan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak memiliki alat yang dibutuhkan, baik karena langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada saat itulah, kita membutuhkan berbagai buku maupun berbagai jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi tempat belajar yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar sains. Misalnya, adanya pelangi setelah hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, tumbuhan dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang bisa buat. Kuncinya adalah kita harus mau melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan sikap selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita belajar sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, berbagai museum, taman pintar dan tempat lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga kegiatan yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali kegiatan kunjungan/wisata/study tour yang akhirnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual dapat kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai gambaran yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibuat baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model nyata akan menjadikan kita lebih jelas lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui penjelasan dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibuat baik menggunakan versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga bisa memanfaatkan alat yang asli, misalnya melakukan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, seperti berbagai jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan tempat lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara belajar sains yang atraktif semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi untuk terus belajar sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Arsyad Riyadi Juli 22, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Salah satu cara mempelajari sains, khususnya untuk pemula atau tingkat dasar dapat dimulai dengan mengenal berbagai benda dan kejadian yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kejadian atau peristiwa dalam keseharian bukan sekedar sesuatu yang dibiarkan terjadi tetapi dengan penuh ketekunan, kita bisa banyak belajar mengenai berbagai pengetahuan dan sekaligus melakukan berbagai percobaan-percobaan sederhana dan perbandingan. Setiap orang, tidak terbatas pada umur, dapat menemukan rahasia dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus memecahkannya. Kuncinya hanya satu, yaitu ada keinginan yang besar untuk mau memahami/mengetahui sesuatu.
Berbagai kejadian atau peristiwa yang terkait dalam sains meliputi berbagai hal, seperti berikut ini :
Contoh sederhana yang berjudul "Pengaruh matahari" diceritakan sebuah mobil meluncur di jalan pedalaman dari arah utara ke selatan pada suatu hari di musim semi (Eropa). Salah seorang penumpang begitu kagum dengan indahnya pemandangan pohon-pohon apel yang sedang berbunga di pinggir jalan. Tetapi penumpang lainnya mengatakan bahwa jika kita melewati arah yang berlawanan (selatan ke utara) maka akan didapatkan pemandangan yang lebih menakjubkan.
Karena mobil yang ditumpangi mereka dari arah utara ke selatan, maka hanya bagian utara dari saja yang teramati. Tumbuhan-tumbuhan yang ke arah selatan memiliki cabang yang jauh lebih panjang, daun lebih rimbun serta bunga lebih banyak karena sinar matahari leluasa mengenai bagian itu. Begitu juga lingkaran tahunan dalam batangnya pada sebelah selatan lebih lebar dan lebih banyak jaringan untuk menyalurkan air dan zat makanan.
Buku Rahasia Sehari-hari dari Hans Jurgen Press, akan menjadi salah satu buku yang digunakan untuk mempelajari sains bagi pemula, khususnya pada blog sains media ini. Memang untuk saat ini, kami masih mengumpulkan berbagai referensi yang bisa berisi berbagai pengetahuan-pengetahuan tingkat dasar.
Sumber :
Kejadian atau peristiwa dalam keseharian bukan sekedar sesuatu yang dibiarkan terjadi tetapi dengan penuh ketekunan, kita bisa banyak belajar mengenai berbagai pengetahuan dan sekaligus melakukan berbagai percobaan-percobaan sederhana dan perbandingan. Setiap orang, tidak terbatas pada umur, dapat menemukan rahasia dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus memecahkannya. Kuncinya hanya satu, yaitu ada keinginan yang besar untuk mau memahami/mengetahui sesuatu.
Berbagai kejadian atau peristiwa yang terkait dalam sains meliputi berbagai hal, seperti berikut ini :
- Botani
- Kimia
- Listrik
- Gesekan
- Titik berat
- Tuas
- Kelembaman
- Gaya apung
- Gaya molekul
- Panas
- Hantaran panas
- Es
- Tekanan udara
- Aliran
- Bunyi
- Optik
- Pemantulan
- Pembelokan cahaya
- Mata
- Geometri
Contoh sederhana yang berjudul "Pengaruh matahari" diceritakan sebuah mobil meluncur di jalan pedalaman dari arah utara ke selatan pada suatu hari di musim semi (Eropa). Salah seorang penumpang begitu kagum dengan indahnya pemandangan pohon-pohon apel yang sedang berbunga di pinggir jalan. Tetapi penumpang lainnya mengatakan bahwa jika kita melewati arah yang berlawanan (selatan ke utara) maka akan didapatkan pemandangan yang lebih menakjubkan.
Karena mobil yang ditumpangi mereka dari arah utara ke selatan, maka hanya bagian utara dari saja yang teramati. Tumbuhan-tumbuhan yang ke arah selatan memiliki cabang yang jauh lebih panjang, daun lebih rimbun serta bunga lebih banyak karena sinar matahari leluasa mengenai bagian itu. Begitu juga lingkaran tahunan dalam batangnya pada sebelah selatan lebih lebar dan lebih banyak jaringan untuk menyalurkan air dan zat makanan.
Buku Rahasia Sehari-hari dari Hans Jurgen Press, akan menjadi salah satu buku yang digunakan untuk mempelajari sains bagi pemula, khususnya pada blog sains media ini. Memang untuk saat ini, kami masih mengumpulkan berbagai referensi yang bisa berisi berbagai pengetahuan-pengetahuan tingkat dasar.
Sumber :
Belajar Sains dari Rahasia Sehari-hari
Arsyad Riyadi Juli 21, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Buku Percobaan Sederhana Tentang Waktu dengan bahan Sehari-hari ini berisi berbagai percobaan-percobaan yang berhubungan dengan waktu mulai dari alat-alat yang kuno dan sederhana sampai yang modern dan canggih. Masalah waktu ini sangat mendasar sekali, terkait dengan fenomena alam seperti perputaran bumi pada porosnya maupun gerakan matahari mengelilingi matahari.
Buku Percobaan Sederhana Tentang Waktu ini menjadi salah satu referensi untuk mempelajari sains dengan cara menarik, sederhta.ana dan menyenangkan. Seperti bagaimana membuat jam air, jam bintang, jam matahari maupun percobaan lain dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar kita.
Sebelum ditemukannya arloji/jam dari yang sederhana sampai jam atom yang canggih manusia zaman dahulu sudah bisa mengukur waktu meski tidak seakurat zaman sekarang. Misalnya saja mengamati fase bulan maupun pergerakan matahari dan bintang. Dengan berpegangan pada pergerakan benda-benda langit, nenek moyang kita dapat mengetahui kapan mulai menanam dan kapan mulai memanen.
Nenek moyang kita pun dapat memperkirakan waktu dengan melihat tinggi dan panjang bayangan yang dihasilkan dari sinar matahari. Secara sederhana pun kita bisa memperkirakan bukan? Misal ketika matahari tepat di ubun-ubun saat itu sekitar pukul 12.00 atau ketika bayangan mulai miring ke arah timur kita bisa memperkirakan kalau sudah pukul 14.00.
Lantas, bagaimana nenek moyang kita melakukan pengukuran waktu saat malam hari? Tanpa adanya bayangan matahari, mereka menggunakan berbagai alat dan bahan yang ada di rumah, misalnya menggunakan minyak, dupa atau lilin. Kok bisa? Mungkin di film-film kita pernah menyaksikan dupa dibakar untuk membatasi waktu. Misalnya ada seseorang yang harus mencari seseorang ataupun apa saja tetapi dibatasi oleh nyala dupa. Ketika dupa tersebut mati, dan orang tersebut belum mendapatkan apa yang diperintahkan kepadanya maka orang tersebut dikatakan gagal dalam melaksanakan tugas.
Atau juga kita bisa melihat di film adanya jam pasir. Pasir yang dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian wadah itu dibalik sehingga pasir tadi jatuh pelan-pelan sampai akhirnya lama-lama habis.
Demikian seterusnya, penemuan-penemuan tentang waktu akan terus berkembang. Seperti ditemukannya arloji biasa, kemudian ada jam digital. jam dalam bentuk software (di komputer, handphone dan sejenisnya), jam listrik, jam atom, jam kristal dan sebagainya.
Arsyad Riyadi Juli 20, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Buku Percobaan Sederhana Tentang Waktu ini menjadi salah satu referensi untuk mempelajari sains dengan cara menarik, sederhta.ana dan menyenangkan. Seperti bagaimana membuat jam air, jam bintang, jam matahari maupun percobaan lain dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar kita.
Sebelum ditemukannya arloji/jam dari yang sederhana sampai jam atom yang canggih manusia zaman dahulu sudah bisa mengukur waktu meski tidak seakurat zaman sekarang. Misalnya saja mengamati fase bulan maupun pergerakan matahari dan bintang. Dengan berpegangan pada pergerakan benda-benda langit, nenek moyang kita dapat mengetahui kapan mulai menanam dan kapan mulai memanen.
Nenek moyang kita pun dapat memperkirakan waktu dengan melihat tinggi dan panjang bayangan yang dihasilkan dari sinar matahari. Secara sederhana pun kita bisa memperkirakan bukan? Misal ketika matahari tepat di ubun-ubun saat itu sekitar pukul 12.00 atau ketika bayangan mulai miring ke arah timur kita bisa memperkirakan kalau sudah pukul 14.00.
Lantas, bagaimana nenek moyang kita melakukan pengukuran waktu saat malam hari? Tanpa adanya bayangan matahari, mereka menggunakan berbagai alat dan bahan yang ada di rumah, misalnya menggunakan minyak, dupa atau lilin. Kok bisa? Mungkin di film-film kita pernah menyaksikan dupa dibakar untuk membatasi waktu. Misalnya ada seseorang yang harus mencari seseorang ataupun apa saja tetapi dibatasi oleh nyala dupa. Ketika dupa tersebut mati, dan orang tersebut belum mendapatkan apa yang diperintahkan kepadanya maka orang tersebut dikatakan gagal dalam melaksanakan tugas.
Atau juga kita bisa melihat di film adanya jam pasir. Pasir yang dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian wadah itu dibalik sehingga pasir tadi jatuh pelan-pelan sampai akhirnya lama-lama habis.
Demikian seterusnya, penemuan-penemuan tentang waktu akan terus berkembang. Seperti ditemukannya arloji biasa, kemudian ada jam digital. jam dalam bentuk software (di komputer, handphone dan sejenisnya), jam listrik, jam atom, jam kristal dan sebagainya.
Arsyad Riyadi Juli 20, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Buku Dari Galileo Sampai Einstein ditulis oleh Chalis Setyadi dengan maksud untuk meningkatkan mutu pengajaran ilmu pengetahuan (sains) melalui berbagai pengamatan dan eksperimen. Pengenalan sains ini memang harus dimulai sejak dini (pra sekolah), tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Pengenalan sains baik melalui pengamatan dan eksperimen bukanlah hal yang mudah meskipun tidak bisa dikatakan sulit jika ada bahan ajar yang bagus, menarik dan sederhana. Sederhana menjadi hal yang penting dalam arti kegiatan pengamatan maupun rancangan eksperimen dapat dilakukan oleh kebanyakan siswa/guru serta kesediaan alat atau bahannya mudah didapat.
Dalam buku ini ditawarkan 5 cara belajar sains secara atraktif, yaitu belajar sains melalui :
- percobaan
- membaca buku
- pengamatan alam sekitar
- melalui praktek lapangan
- alat peraga visual
Cara belajar sains dengan kelima cara tersebut selaras dengan teori konstruktvisme yang memandang pengetahuan bukanlah sesuatu yang didapat begitu saja dari guru/pembimbing tetapi hasil konstruk dari siswa itu sendiri. Tugas guru/pembimbing hanyalah memfasilisi agar tujuan pembelajaran yang diharapan akan tercapai dengan meminimalkan berbagai kesalahan konsep/miskonsepsi.
Dalam buku ini juga dipandu cara membuat alat pengukur massa baik menggunakan neraca maupun timbangan dacin. Berbagai alat-alat percobaan yang penting juga dikenalkan seperti tiruan vernier, kaki tiga sederhana, alat untuk mandi uap, pemanas, kalorimeter, statif dari kayu, generator gas otomatis, peralatan listrik untuk memotong botol dan tabung kaca dan lain-lain.
Yang penting dalam pembuatan alat-alat percobaan ini adalah menggunakan bahan-bahan yang banyak ditemukan di sekitar dengan tetap mempertahankan kualitas dari alat tersebut.
Berbagai percobaan yang dibahas di buku ini meliputi pengamatan terhadap tumbuhan (akar, batang, daun, buah dan biji), pengamatan terhadap bakteri, jamur, ragi, berbagai hewan, pengamatan terhadap berbagai batuan dan mineral, pengamatan terhadap udara dan sebagainya.
Di dalam percobaan-percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai alat yang dapat dibuat sendiri. Misalnya pembuatan osmometer sederhana untuk mengamati pertumbuhan akar, pembuatan jam matahari, pembuatan model bumi dan bulan sederhana dan lain-lain.
Ya..kapan lagi kita bisa belajar sains secara menyenangkan sampai akhirnya kita menjadi termotivasi untuk terus belajar secara mandiri. Semoga kita bisa menjadi penerus para ilmuwan kelas dunia seperti Archimedes, Galileo, Newton, Darwin, Pascal, Einstein, Hawking dan banyak lagi. Tidak bisa menyamai mereka mungkin saja. Tetapi semangat untuk terus belajar, tidak mudah menyerah/putus asa serta kreatif menggunakan segenap kemampuan otak kita adalah hal yang utama.
Selamat belajar.
Arsyad Riyadi Juli 19, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pengenalan sains baik melalui pengamatan dan eksperimen bukanlah hal yang mudah meskipun tidak bisa dikatakan sulit jika ada bahan ajar yang bagus, menarik dan sederhana. Sederhana menjadi hal yang penting dalam arti kegiatan pengamatan maupun rancangan eksperimen dapat dilakukan oleh kebanyakan siswa/guru serta kesediaan alat atau bahannya mudah didapat.
Dalam buku ini ditawarkan 5 cara belajar sains secara atraktif, yaitu belajar sains melalui :
- percobaan
- membaca buku
- pengamatan alam sekitar
- melalui praktek lapangan
- alat peraga visual
Cara belajar sains dengan kelima cara tersebut selaras dengan teori konstruktvisme yang memandang pengetahuan bukanlah sesuatu yang didapat begitu saja dari guru/pembimbing tetapi hasil konstruk dari siswa itu sendiri. Tugas guru/pembimbing hanyalah memfasilisi agar tujuan pembelajaran yang diharapan akan tercapai dengan meminimalkan berbagai kesalahan konsep/miskonsepsi.
Dalam buku ini juga dipandu cara membuat alat pengukur massa baik menggunakan neraca maupun timbangan dacin. Berbagai alat-alat percobaan yang penting juga dikenalkan seperti tiruan vernier, kaki tiga sederhana, alat untuk mandi uap, pemanas, kalorimeter, statif dari kayu, generator gas otomatis, peralatan listrik untuk memotong botol dan tabung kaca dan lain-lain.
Yang penting dalam pembuatan alat-alat percobaan ini adalah menggunakan bahan-bahan yang banyak ditemukan di sekitar dengan tetap mempertahankan kualitas dari alat tersebut.
Berbagai percobaan yang dibahas di buku ini meliputi pengamatan terhadap tumbuhan (akar, batang, daun, buah dan biji), pengamatan terhadap bakteri, jamur, ragi, berbagai hewan, pengamatan terhadap berbagai batuan dan mineral, pengamatan terhadap udara dan sebagainya.
Di dalam percobaan-percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai alat yang dapat dibuat sendiri. Misalnya pembuatan osmometer sederhana untuk mengamati pertumbuhan akar, pembuatan jam matahari, pembuatan model bumi dan bulan sederhana dan lain-lain.
Ya..kapan lagi kita bisa belajar sains secara menyenangkan sampai akhirnya kita menjadi termotivasi untuk terus belajar secara mandiri. Semoga kita bisa menjadi penerus para ilmuwan kelas dunia seperti Archimedes, Galileo, Newton, Darwin, Pascal, Einstein, Hawking dan banyak lagi. Tidak bisa menyamai mereka mungkin saja. Tetapi semangat untuk terus belajar, tidak mudah menyerah/putus asa serta kreatif menggunakan segenap kemampuan otak kita adalah hal yang utama.
Selamat belajar.
Arsyad Riyadi Juli 19, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sebagai besaran vektor, gaya Coulomb dapat digambarkan seperti halnya kalau kita menggambar resultan dari dua gaya atau lebih.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah jika muatannya sejenis maka akan tolak-menolak dan jika muatannya tak sejenis akan tarik menarik. Artinya harus ada kesesuaian antara sifat tersebut dengan gambar yang dihasilkan nanti. Selanjutnya vektor gaya Coulomb F diletakkan pada garis hubung dari kedua muatan tersebut.
F12 adalah gaya Coulomb pada muatan 1 yang dikerjakan pada muatan 2 dan F21 adalah gaya Coulomb pada muatan 2 yang dikerjakan pada muatan 1. Kedua gaya ini merupakan pasangan aksi reaksi, sehingga berlaku F12 = - F21 dan F12 = F21 = F.
Gambar vektor gaya Coulomb di atas berturut-turut untuk (a) dan (b) jika muatannya saling tolak menolak dan gambar (c) jika muatannya saling tarik-menarik.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya bagaimana jika letak muatan-muatannya tidak segaris?
Untuk selanjutnya dimisalkan ada muatan Q (positif) yang berada pada jarak a dari muatan q1(negatif) dan berjarak b dari muatan q2 (positif). Dengan Q, q1 dan q2 seperti pada gambar. Bagaimana gambar vektor gaya Coulomb yang dialami muatan Q tersebut.
Misalnya letak muatan Q, q1 dan q2 adalah sebagai berikut.
Maka vektor gaya Coulombnya dapat digambarkan sebagai berikut.
Muatan Q yang positif akan ditarik oleh q1 yang bermuatan negatif (arah gaya Coulomb ke atas). Muatan Q yang positif akan ditolak oleh muatan q2 yang positif juga (arah gaya Coulomb ke kiri). Sehingga diperoleh resultan F (lihat gambar berikut).
Arsyad Riyadi Juli 18, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada postingan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa salah satu sifat muatan adalah akan tarik-menarik atau tolak menolak. Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak menolak ini dihitung pertama kali oleh Charles Augustin Coulomb (1736 – 1806). Alat yang digunakan oleh Coulomb waktu itu mirip dengan neraca Cavendish.
Menurut hukum Coulomb, besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak yang disebabkan oleh muatan-muatan ini tergantung pada besar masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan jarak kedua muatan tersebut.
yang artinya harga mutlak q, atau q selalu positif.
k = konstanta = 8,98755178737 x 109 N.m2/c2 = 9 x 109 N.m2/c2
q = muatan (Coulomb)
r = jarak kedua muatan (m)
Konstanta k sering juga dituliskan sebagai
Dengan e0 disebut sebagai permitivitas ruang hampa yang besarnya
e0 = 8,85418781762 x 10-12 C2/N.m2
Hukum Coulomb ini berlaku untuk berlaku untuk benda-benda bermuatan yang berukuran kecil (muatan titik) yang terpisahkan pada jarak yang relatif jauh dibanding ukuran benda tersebut.
Gaya Coulomb sebagai vektor
Sebagai salah satu gaya maka gaya Coulomb ini juga merupakan besaran vektor. Yaitu selain memiliki besar, gaya Coulomb ini juga mempunyai arah. Tentunya jika sebuah muatan didekatkan dengan muatan yang muatannya sejenis akan berbeda arah gayanya jika didekatkan dengan muatan yang berbeda jenis.
Untuk sistem yang terdiri dari banyak muatan. Gaya yang bekerja pada q1 adalah
F1 = F12 + F13 + F14 + ….
Contoh
Tiga buah muatan positif diletakkan pada koordinat (0,0), (3,0) dan (6,0) dari suatu sistem koordinat (dalam meter). Jika muatan masing-masing besarnya 2mC, 3mC, dan 4mC. Tentukan besar gaya yang bekerja pada 3mC? (gunakan k = 9 x 109 Nm2/C2).
Penyelesaian :
Arah gaya-gaya yang bekerja pada muatan 3mC ditunjukkan pada gambar berikut.
F21 adalah gaya yang bekerja pada muatan 2 karena pengaruh muatan 1.
F23 adalah gaya yang bekerja pada muatan 2 karena pengaruh muatan 3.
F2 = F21 – F23 (bentuk vektor)
F2 = F21 – F23 (bentuk skalar)
Bahan Bacaan :
Surya, Yohanes. 1996. Olimpiade Fisika. Teori dan Latihan Fisika Menghadapi Masa Depan. PT Primatika Cipta Ilmu.
Arsyad Riyadi Juli 04, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Menurut hukum Coulomb, besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak yang disebabkan oleh muatan-muatan ini tergantung pada besar masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan jarak kedua muatan tersebut.
yang artinya harga mutlak q, atau q selalu positif.
k = konstanta = 8,98755178737 x 109 N.m2/c2 = 9 x 109 N.m2/c2
q = muatan (Coulomb)
r = jarak kedua muatan (m)
Konstanta k sering juga dituliskan sebagai
Dengan e0 disebut sebagai permitivitas ruang hampa yang besarnya
e0 = 8,85418781762 x 10-12 C2/N.m2
Hukum Coulomb ini berlaku untuk berlaku untuk benda-benda bermuatan yang berukuran kecil (muatan titik) yang terpisahkan pada jarak yang relatif jauh dibanding ukuran benda tersebut.
Gaya Coulomb sebagai vektor
Sebagai salah satu gaya maka gaya Coulomb ini juga merupakan besaran vektor. Yaitu selain memiliki besar, gaya Coulomb ini juga mempunyai arah. Tentunya jika sebuah muatan didekatkan dengan muatan yang muatannya sejenis akan berbeda arah gayanya jika didekatkan dengan muatan yang berbeda jenis.
Untuk sistem yang terdiri dari banyak muatan. Gaya yang bekerja pada q1 adalah
F1 = F12 + F13 + F14 + ….
Contoh
Tiga buah muatan positif diletakkan pada koordinat (0,0), (3,0) dan (6,0) dari suatu sistem koordinat (dalam meter). Jika muatan masing-masing besarnya 2mC, 3mC, dan 4mC. Tentukan besar gaya yang bekerja pada 3mC? (gunakan k = 9 x 109 Nm2/C2).
Penyelesaian :
Arah gaya-gaya yang bekerja pada muatan 3mC ditunjukkan pada gambar berikut.
F21 adalah gaya yang bekerja pada muatan 2 karena pengaruh muatan 1.
F23 adalah gaya yang bekerja pada muatan 2 karena pengaruh muatan 3.
F2 = F21 – F23 (bentuk vektor)
F2 = F21 – F23 (bentuk skalar)
Bahan Bacaan :
Surya, Yohanes. 1996. Olimpiade Fisika. Teori dan Latihan Fisika Menghadapi Masa Depan. PT Primatika Cipta Ilmu.
Arsyad Riyadi Juli 04, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia