Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Kompetensi :
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan peristiwa induksi elektromagnetik atau penerapannya pada transformator.
Materi :
2. Cara menghasilkan ggl induksi :
a. Menggerakkan magnet keluar-masuk kumparan
b. Memutar magnet dalam kumparan dan sebaliknya
c. Memutis-menyambung arus primer penginduksi kumparan sekunder
Contoh :
3. Besarnya GGL induksi dipengaruhi oleh :
a. jumlah lilitan
b. kuat medan magnet yang digunakan
c. kecepatan gerak magnet keluar masuk kumparan
d. Banyaknya lilitan
Transformator
T
1. Transformator : mengubah besarnya tegangan AC (bolak-balik)
a. Transformator step-up (penaik tegangan)
VS > VP, NS > NP, IS < IP
b. Transformator step-down (penurun tegangan)
VS < VP, NS < NP, IS > IP
Berlaku :
untuk transformator ideal (η =1), berlaku
VP,S = tegangan primer, sekunder (V)
NP,S = jumlah lilitan primer, sekunder
IP,S = arus primer, sekunder (A)
PP,S = daya primer, sekunder (W)
η = efisiensi transformator Arsyad Riyadi Desember 24, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan peristiwa induksi elektromagnetik atau penerapannya pada transformator.
Materi :
Induksi Elektromagnetik
1. Induksi elektromagnetik disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnet yang dicakup dalam kumparan.2. Cara menghasilkan ggl induksi :
a. Menggerakkan magnet keluar-masuk kumparan
b. Memutar magnet dalam kumparan dan sebaliknya
c. Memutis-menyambung arus primer penginduksi kumparan sekunder
Contoh :
3. Besarnya GGL induksi dipengaruhi oleh :
a. jumlah lilitan
b. kuat medan magnet yang digunakan
c. kecepatan gerak magnet keluar masuk kumparan
d. Banyaknya lilitan
Transformator
T
1. Transformator : mengubah besarnya tegangan AC (bolak-balik)
a. Transformator step-up (penaik tegangan)
VS > VP, NS > NP, IS < IP
b. Transformator step-down (penurun tegangan)
VS < VP, NS < NP, IS > IP
Berlaku :
untuk transformator ideal (η =1), berlaku
VP,S = tegangan primer, sekunder (V)
NP,S = jumlah lilitan primer, sekunder
IP,S = arus primer, sekunder (A)
PP,S = daya primer, sekunder (W)
η = efisiensi transformator Arsyad Riyadi Desember 24, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Seperti halnya dengan panjang dan waktu, massa juga termasuk besaran relativistik. Massa suatu benda yang diamati oleh pengamat yang diam disebut massa diam (m0). Massa benda yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda dengan kelajuan v disebut massa relativistik .
Massa relativistik lebih besar dari massa diamnya.
Contoh :
Seseorang bermassa 60kg di bumi. Berapakah massa orang tersebut ketika berada dalam roket yang meluncur dengan kecepatan 0,8c?
Penyelesaian :
Massa diam orang (m0) = 60 kg
Kelajuan roket v = 0,8c => v/c = 0,8
Massa orang dalam roket yang diukur oleh pengamat di bumi adalah massa relativistik m, sehingga :
Arsyad Riyadi Desember 22, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Massa relativistik lebih besar dari massa diamnya.
Contoh :
Seseorang bermassa 60kg di bumi. Berapakah massa orang tersebut ketika berada dalam roket yang meluncur dengan kecepatan 0,8c?
Penyelesaian :
Massa diam orang (m0) = 60 kg
Kelajuan roket v = 0,8c => v/c = 0,8
Massa orang dalam roket yang diukur oleh pengamat di bumi adalah massa relativistik m, sehingga :
Arsyad Riyadi Desember 22, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kompetensi :
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan cara pembuatan magnet dan kutub-kutub yang dihasilkan.
Materi :
Cara membuat magnet
a. menggosok
b. menggunakan arus listik (elektromagnet)
c. induksi (mendekatkan magnet tanpa menyentuh)
Menentukan kutub utara pada elektromagnetik : tangan kanan menggenggam kumparan, putaran keempat jari sama dengan arah putaran arus dan ibu jari menunjukkan kutub utaranya.
Contoh :
Seorang siswa menggosokkan sebuah magnet dengan batang batang besi seperti pada gambar berikut :
Jenis kutub magnet L yang digosokkan dan kutub magnet P dan Q yang dihasilkan dalam percobaan dicatat dalam tabel berikut :
Hasil yang benar dilakukan pada percobaan ke ….
Jawab :
2 dan 4 Arsyad Riyadi Desember 22, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan cara pembuatan magnet dan kutub-kutub yang dihasilkan.
Materi :
Cara membuat magnet
a. menggosok
b. menggunakan arus listik (elektromagnet)
c. induksi (mendekatkan magnet tanpa menyentuh)
Menentukan kutub utara pada elektromagnetik : tangan kanan menggenggam kumparan, putaran keempat jari sama dengan arah putaran arus dan ibu jari menunjukkan kutub utaranya.
Contoh :
Seorang siswa menggosokkan sebuah magnet dengan batang batang besi seperti pada gambar berikut :
Jenis kutub magnet L yang digosokkan dan kutub magnet P dan Q yang dihasilkan dalam percobaan dicatat dalam tabel berikut :
Percobaan | kutub L | ujung P | ujung Q |
1 | K. utara | K. selatan | K. utara |
2 | K. selatan | K. utara | K. utara |
3 | K. utara | K. utara | K. selatan |
4 | K. selatan | K. selatan | K. utara |
Hasil yang benar dilakukan pada percobaan ke ….
Jawab :
2 dan 4 Arsyad Riyadi Desember 22, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kompetensi :
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menentukan besaran-besaran listrik dinamis dalam suatu rangkaian (seri/paralel, Hukum Ohm atau
Hukum Kirchhoff) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Hukum Ohm
V = I R atau
V = tegangan (Volt)
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan (ohm atau Ω)
1. Hukum I Kirchoff : ∑Imasuk = ∑Ikeluar
1. Rangkaian seri resistor (pembagi tegangan)
· I = I1 = I2 = I3
· V = V1 + V2 + V3
· RS = R1 + R2 + …
· untuk n hambatan yang sama :
RS = n R
untuk n hambatan yang sama :
RS = n R
1. Rangkaian paralel resistor (pembagi arus)
· V = V1 = V2 = V3
· I = I1 + I2 + I3
untuk n hambatan yang sama :
untuk dua buah hambatan :
Contoh :
Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut !
Bila voltmeter tampak pada gambar menunjukkan angka 120 Volt, maka ....
Jawab :
Saklar terbuka
Rp = 40 Ω + 80 Ω = 120 Ω
Saklar tertutup
Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menentukan besaran-besaran listrik dinamis dalam suatu rangkaian (seri/paralel, Hukum Ohm atau
Hukum Kirchhoff) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Hukum Ohm
V = I R atau
V = tegangan (Volt)
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan (ohm atau Ω)
1. Hukum I Kirchoff : ∑Imasuk = ∑Ikeluar
1. Rangkaian seri resistor (pembagi tegangan)
· I = I1 = I2 = I3
· V = V1 + V2 + V3
· RS = R1 + R2 + …
· untuk n hambatan yang sama :
RS = n R
untuk n hambatan yang sama :
RS = n R
1. Rangkaian paralel resistor (pembagi arus)
· V = V1 = V2 = V3
· I = I1 + I2 + I3
untuk n hambatan yang sama :
untuk dua buah hambatan :
Contoh :
Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut !
Bila voltmeter tampak pada gambar menunjukkan angka 120 Volt, maka ....
Jawab :
Saklar terbuka
Rp = 40 Ω + 80 Ω = 120 Ω
Saklar tertutup
Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kompetensi :
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan gejala listrik statis dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Materi :
1. Atom terdiri dari inti atom (nukleon) dan elektron (muatan negatif) yang mengelilinginya. Inti atom terdiri dari proton (bermuatan positif) dan neutron (tak bermuatan).
2. Atom bermuatan positif jika kekurangan elektron (jumlah elektron < jumlah proton)
Atom bermuatan negatif jika kelebihan elektron (jumlah elektron > jumlah proton)
Atom bermuatan netral jika jumlah proton = jumlah elektron
3. Cara memberi muatan listrik
a. dengan digosok
Misalnya penggaris plastik yang digosok dengan kain wol akan bermuatan negatif karena elaktron dari kain wol pindah ke penggaris.
Batang kaca yang digosok dengan sutra akan bermuatan positif karena elektron dari kaca pindah ke sutra.
b. dengan metode konduksi
Misalnya, dengan menyentuhkan batang bermuatan positif ke ujung logam
c. dengan cara induksi
4. Sifat muatan listrik
Muatan yang sejenis tolak-menolak dan muatan yang tidak sejenis tarik-manarik.
5. Hukum Coulumb :
F = gaya Coulomb (N)
q = muatan listrik (c)
r = jarak kedua muatan listrik (m)
k = 9.109 N m2/C2
6. Medan listrik adalah daerah di sekitar suatu benda bermuatan listrik di mana benda bermuatan listrik lain yang berada di ruangannya akan mengalami gaya listrik.
7. Induksi listrik adalah pemisahan muatan listrik di dalam suatu penghantar karena penghantar didekati oleh (tanpa menyentuh) benda bermuatan listrik
8. Elektroskop digunakan untuk mengetahui suatu benda bermuatan listrik atau tidak
Elektroskop negatif, jika didekati benda negatif daunnya akan mekar.
Elektroskop negatif, jika didekati benda positif daunnya akan menguncup.
9. Suatu benda yang bermuatan listrik negatif jika dihubungkan ke bumi akan netral karena eklektron dari benda mengalir ke bumi.
Suatu benda yang bermuatan listrik positif jika dihubungkan ke bumi akan netral karena eklektron dari bumi mengalir ke benda.
Contoh :
Seorang siswa melakukan percobaan dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Hasil percobaannya dicatat dalam tabel berikut :
Hasil percobaan yang benar dilakukan pada urutan ke
A. (1) dan (3) C. (2) dan (3)
B. (2) dan (4) D. (1) dan (4)
Jawab : C Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan gejala listrik statis dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Materi :
1. Atom terdiri dari inti atom (nukleon) dan elektron (muatan negatif) yang mengelilinginya. Inti atom terdiri dari proton (bermuatan positif) dan neutron (tak bermuatan).
2. Atom bermuatan positif jika kekurangan elektron (jumlah elektron < jumlah proton)
Atom bermuatan negatif jika kelebihan elektron (jumlah elektron > jumlah proton)
Atom bermuatan netral jika jumlah proton = jumlah elektron
3. Cara memberi muatan listrik
a. dengan digosok
Misalnya penggaris plastik yang digosok dengan kain wol akan bermuatan negatif karena elaktron dari kain wol pindah ke penggaris.
Batang kaca yang digosok dengan sutra akan bermuatan positif karena elektron dari kaca pindah ke sutra.
b. dengan metode konduksi
Misalnya, dengan menyentuhkan batang bermuatan positif ke ujung logam
c. dengan cara induksi
4. Sifat muatan listrik
Muatan yang sejenis tolak-menolak dan muatan yang tidak sejenis tarik-manarik.
5. Hukum Coulumb :
F = gaya Coulomb (N)
q = muatan listrik (c)
r = jarak kedua muatan listrik (m)
k = 9.109 N m2/C2
6. Medan listrik adalah daerah di sekitar suatu benda bermuatan listrik di mana benda bermuatan listrik lain yang berada di ruangannya akan mengalami gaya listrik.
7. Induksi listrik adalah pemisahan muatan listrik di dalam suatu penghantar karena penghantar didekati oleh (tanpa menyentuh) benda bermuatan listrik
8. Elektroskop digunakan untuk mengetahui suatu benda bermuatan listrik atau tidak
Elektroskop negatif, jika didekati benda negatif daunnya akan mekar.
Elektroskop negatif, jika didekati benda positif daunnya akan menguncup.
9. Suatu benda yang bermuatan listrik negatif jika dihubungkan ke bumi akan netral karena eklektron dari benda mengalir ke bumi.
Suatu benda yang bermuatan listrik positif jika dihubungkan ke bumi akan netral karena eklektron dari bumi mengalir ke benda.
Contoh :
Seorang siswa melakukan percobaan dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Hasil percobaannya dicatat dalam tabel berikut :
Percobaan | Kegiatan yang dilakukan | Jenis muatan listrik yang dihasilkan |
1 | P digosok dengan Q | P bermuatan listrik negatif |
2 | P digosok dengan S | P bermuatan listrik positif |
3 | R digosok dengan Q | R bermuatan listrik negatif |
4 | R digodok dengan S | R bermuatan listrik positif |
Hasil percobaan yang benar dilakukan pada urutan ke
A. (1) dan (3) C. (2) dan (3)
B. (2) dan (4) D. (1) dan (4)
Jawab : C Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Jika batu apung dimasukkan ke dalam gelas tersebut, apakah air di dalamnya akan tumpah. Prediksikan, praktekan dan beri penjelasan |
1. Prediction atau membuat prediksi, yaitu membuat dugaan terhadap peristiwa fisika
2. Observation atau melakukan penelitiian, yaitu melakukan pengamatan tentang apa yang terjadi
3. Explanation atau membuat penjelasan, yaitu melalukan penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan apa yang terjadi
Dalam melakukan dugaan, siswa berpikir secara leluasa. Dengan banyaknya dugaan yang muncul, dapat diketahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap persoalan yang akan dibahas. Di sini juga bisa diketahui adanya miskonsepsi atau salah konsep yang dialami siswa.
Dalam tahap observasi, siswa melakukan eksperimen atau percobaan untuk membuktikan dugaannya benar atau tidak. Di sini siswa harus benar-benar mengamati hasil percobaan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang diyakininya. Dalam langkah ini, siswa dapat melihat apakah dugaannya sesuai atau tidak dengan hasil eksperimen.
Dalam tahap membuat penjelasan siswa sebelumnya melihat apakah hasil dugaannya sesuai dengan percobaannya. Jika dugaannya benar, maka siswa akan semakin mantap dengan konsep yang diyakininya. Siswa tersebut tinggal melengkapi pengetahuannya agar lebih lebih lengkap lagi. Sebaliknya, jika dugaannya berbeda dengan eksperimen/percobaan yang dilakukan, siswa dibantu untuk memahami mengapa dugaannya keliru. Mungkin saja ada yang salah dalam pemahaman konsepnya. Bila ini terjadi, maka siswa dapat mengalami perubahan konsep dari yang keliru menuju konsep yang benar.
Model ini dapat digabungkan dengan diskusi agar semua siswa menjadi lebih aktif dan lebih matang lagi pemahamannya. Inilah salah satu model yang bersifat konstruktivistik, karena siswa berusaha mencari pengetahuannya sendiri melalui dugaan, melakukan praktek dan membuat penjelasan.
Untuk kupasan lebih lanjut bisa melihat pada buku Metode Pembelajaran Fisika karangan Paul Suparno. Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Buku Membuat Animasi Pendidikan |
Yang menarik dari buku Making Educational Animation using Flash ini adalah penyajian materi yang diberikan secara sederhana, praktis dan meliputi berbagai bidang pelajaran.
Dalam bidang biologi, ada 3 animasi yang dibuat yaitu :
- Anatomi Otak Manusia
- Animasi Sistem Reproduksi Manusia
- Sistem Pencernaan Manusia
Dalam bidang matematika dikerjakan 3 buah karya, yaitu :
- Luas Persegi
- Statistika
- Trigonometri
Dalam bidang kimia, ada 3 karya yaitu :
- Asam basa
- Laritan elektrolit
- Tabel periodik sederhana
Dalam bidang Fisika ada 3 karya, yaitu :
- Efek dopler
- Membuat animasi mobil bergerak interaktif
- Membuat animasi hukum pPascal
Program yang digunakan untuk membuat animasi, bahkan simulasi dalam buku ini adalah Adobe Flash CS.3 dengan ActionScript 2.0.
Adanya file latihan dalam bentuk .fla serta tutorial yang runtut, membuat buku ini sangat enak untuk dipelajari.
Tambahan lagi di akhir bab dikasih bonus cara membuat animasi quis interaktif.
Bagi para penikmat aplikasi flash bahkan para pengembang aplikasi flash, khususnya yang bergelut di dunia pendidikan. Buku ini benar-benar recommended lah .
Tetapi jangan lupa, untuk menuliskannya dalam dalam daftra pustaka atau referensi jika memakai source kode dari buku ini. ATM..Amati, Tiru, Modifikasi menjadi kunci utama bagi pemula di flash untuk terus berkembang.
Salam animasi.. Arsyad Riyadi Desember 21, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Simulasi Gerak Lurus Berubah Beraturan ini, penulis dapatkan dari buku Making Educational Animation using Flash, yang disusun oleh Priyanto Hidayatullah, dkk, dengan sedikit modifikasi.
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kompetensi :
Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk
teknologi sehari-hari.
Indikator :
Menentukan sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Sifat-sifat cahaya
Sifat bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan 3 cara, yaitu menggunakan rumus, menggunakan gambar maupun melalui penomeran ruang.
a. Melalui perhitungan rumus
bb. Melalui gambar
a.
3. Melaui penomeran ruang
Contoh soal :
Perhatikan gambar cermin berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, maka jarak bayangan yang terbentuk adalah ....
A. 6 cm, di depan cermin
B. 6 cm, di belakang cermin
C. 30 cm, di depan cermin
D. 30 cm, di belakang cermin
Jawab : C
R = 20 cm, f = 10 cm
s = 10 + 5 = 15 cm
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Memahami konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk
teknologi sehari-hari.
Indikator :
Menentukan sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Sifat-sifat cahaya
- Cahaya merambat lurus
- Cahaya dapat menembus benda bening
- Cahaya dapat dipantulkan
- Cahaya dapat dibiaskan
- Cahaya merupakan gelombang elektomagnetik
- Cahaya putih terdiri dari berbagai warna
Sifat bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan 3 cara, yaitu menggunakan rumus, menggunakan gambar maupun melalui penomeran ruang.
a. Melalui perhitungan rumus
bb. Melalui gambar
a.
3. Melaui penomeran ruang
Contoh soal :
Perhatikan gambar cermin berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, maka jarak bayangan yang terbentuk adalah ....
A. 6 cm, di depan cermin
B. 6 cm, di belakang cermin
C. 30 cm, di depan cermin
D. 30 cm, di belakang cermin
Jawab : C
R = 20 cm, f = 10 cm
s = 10 + 5 = 15 cm
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Model anomali, ini saya dapatkan dari buku Metodologi Pembelajaran Fisika : Konstruktivistik dan Menyenangkan, karangan Paul Suparno.
Anomali sendiri berasal dari bahasa latin, anomalia, yaitu kekecualian. Misalnya, ketika di kelas sejumlah siswa rata-rata kulitnya sawo matang, khas kulit Indonesia. Ketika ada seseorang yang ternyata berkulit putih bersih, maka anak tersebut masuk dalam perkecualian. Bahkan mungkin bukan dianggap orang Indonesia asli.
Mengamati hal yang aneh, sesuatu yang berbeda menjadi daya tarik tersendiri dalam pembelajaran Fisika.
Dalam pembelajaran model anomali ini, siswa dihadapkan pada kejadian yang berbeda seperti yang diyakini oleh siswa secara kebanyakan.
Misalnya, air yang dipanaskan ternyata tidak memuai. Hal ini tidak sesuai dengan keyakinan siswa bahwa suatu benda yang dipanaskan akan memuai.
Ternyata, ada kasus khusus pada air, yaitu ketika dipanaskan dari suhu 0 - 40C malah menyusut. Peristiwa penyusutan ini, akan membuat siswa bertanya-tanya dan berpikir lebih mendalam, "mengapa hal ini terjadi?"
Model anomali ini sangat baik untuk membantu siswa melakukan perubahan konsep serta memperbaiki konsep yang selama ini kurang tepat atau tidak benar. Dengan konsep anomali ini, siswa menjadi sadar bahwa konsep yang selama ini mereka ketahui ternyata masih ada yang salah.
Bagaimana langka pembelajaran Anomali?
Paul Suparno dalam bukunya tersebut menuliskan sebagai berikut.
yang harus dipersiapkan :
Bila es mencair semua, apakah air di dalam gelas akan tumpah?
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Anomali sendiri berasal dari bahasa latin, anomalia, yaitu kekecualian. Misalnya, ketika di kelas sejumlah siswa rata-rata kulitnya sawo matang, khas kulit Indonesia. Ketika ada seseorang yang ternyata berkulit putih bersih, maka anak tersebut masuk dalam perkecualian. Bahkan mungkin bukan dianggap orang Indonesia asli.
Mengamati hal yang aneh, sesuatu yang berbeda menjadi daya tarik tersendiri dalam pembelajaran Fisika.
Dalam pembelajaran model anomali ini, siswa dihadapkan pada kejadian yang berbeda seperti yang diyakini oleh siswa secara kebanyakan.
Misalnya, air yang dipanaskan ternyata tidak memuai. Hal ini tidak sesuai dengan keyakinan siswa bahwa suatu benda yang dipanaskan akan memuai.
Ternyata, ada kasus khusus pada air, yaitu ketika dipanaskan dari suhu 0 - 40C malah menyusut. Peristiwa penyusutan ini, akan membuat siswa bertanya-tanya dan berpikir lebih mendalam, "mengapa hal ini terjadi?"
Model anomali ini sangat baik untuk membantu siswa melakukan perubahan konsep serta memperbaiki konsep yang selama ini kurang tepat atau tidak benar. Dengan konsep anomali ini, siswa menjadi sadar bahwa konsep yang selama ini mereka ketahui ternyata masih ada yang salah.
Bagaimana langka pembelajaran Anomali?
Paul Suparno dalam bukunya tersebut menuliskan sebagai berikut.
- Persoalan yang sering menimbulkan gagasan tidak benar atau miskonsepsi dalam fisika diungkapkan olehh guru
- Siswa diminta mengungkapkan gagasan mereka tentang persoalan itu
- Peristiwa atau kejadian anomali yang bertentangan dengan gagasan siswa ditunjukkan atau dipresentasikan pada siswa
- Siswa diminta mengamati, meneliti, kejadian itu dalam-dalam
- Siswa dapat diberi pertanyaan:"Apakah gejaka itu salah? Apakah benar? Kalau benar mengapa demikian?"
- Siswa diminta untuk mengungkapkan lagi jawaban mereka tentang pertanyaan awal, apakah sudah berubah atau masih tetap sama.
- Siswa dibantu oleh guru mencoba menyimpulkann gagasan atau konsep yang baru berdasarkan peristiwa anomali tersebut.
- Catatan : model ini dapat digabung dengan model diskusi
yang harus dipersiapkan :
- Guru harus mengerti gagasan siswa yang sering kurang tepat atau salah.
- Guru perlu memilih peristiwa atau kejadian yang berlawanan dengan gagasan umum siswa secara teliti
- Ujilah peristiwa anomali tersebut sebelum ditunjukkan ke siswa
- Kadang yang ditemukan sebagai anomal, sebenarnya bukanlah anomali tetapi hanya karena aneh atau tidak biasa bagi siswa, Di sini tugas guru untuk menjelaskan.
Bila es mencair semua, apakah air di dalam gelas akan tumpah?
Sumber : http://pangeranmenulis.blogspot.com/2013/09/es-teh-manis.html |
Arsyad Riyadi Desember 20, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. Tujuan
Mengidentifikasi Ciri-ciri Serat
B. Alat dan Bahan
- Potongan-potongan kain perca sebanyak 5 macam
- Air
- Korek api
- Wadah
1. Bekerjalah dengan kelompokmu!
2. Kumpulkan 5 macam potongan-potongan kain perca yang terbuat dari bahan serat yang berbeda-beda berukuran lebih kurang 2 X 5 cm.
3. Beri nomor pada potongan bahan serat tersebut.
4. Teliti dan identifikasi sifat fisik bahan tersebut satu per-satu dengan cara berikut.
a. Rabalah potongan-potongan bahan tersebut untuk melihat kehalusan/kelembutan bahan.
b. Perhatikan permukaan potongan-potongan bahan untuk mengidentifikasi kemengkilapannya.
c. Remas-remaslah dengan tanganmu potongan-potongan bahan tersebut untuk melihat kekusutannya.
d. Tarik-tariklah potongan bahan itu untuk melihat elastisitasnya.
e. Celupkan secara pelan-pelan ke dalam gelas berisi air, mulailah dari ujung potongan bahan. Untuk melihat daya serap terhadap air, hitunglah waktu yang diperlukan untuk membasahi potongan kain sepanjang 2 cm.
f. Tarik-tariklah potongan bahan yang basah untuk melihat kekuatannya.
5. Catat data yang kamu peroleh ke dalam Tabel 1 dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan sifat fisiknya.
Tabel 1 Sifat-sifat Fisik Bahan dari Serat Alam dan Sintetis
6. Perhatikan bila gurumu melakukan demonstrasi membakar potongan-potongan bahan serat di atas nyala lilin. Bagaimanakah bau dan bentuk sisa pembakaran?
7. Catat data yang kamu peroleh ke dalam Tabel 2 dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan sifat fisiknya.
Tabel 2 Sifat-Sifat Bahan dari Serat Alam dan Sintetis Apabila Dibakar
Berdasarkan data pada Tabel 2, kerjakan tugas berikut.
1. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat alami dari selulosa.
2. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat alami (kapas).
3. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat alami dari sutera atau wol.
4. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat alami (wol dan sutera).
5. Kelompokkan bahan-bahan yang termasuk serat sintetis dari nilon dan
polyester.
6. Tuliskanlah sifat-sifat fisik produk dari serat sintetis (nilon dan polyester).
D. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tuliskan kesimpulannya. Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. Tujuan Percobaan
1. Menyebutkan organ-organ dalam sistem pencernaan manusia
2. Menjelaskan fungsi-fungsi organ pencernaan
3. Menjelaskan proses pencernaan dalam tubuh manusia
4. Mengidentifikasi peristiwa fisika pada organ pencernaan.
B. Alat dan Bahan
Poster/gambar sistem pencernaan
C. Dasar Teori
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanik contoh terjadi di dalam mulut, yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pencernaan kimia terjadi ketika reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase yang terdapat pada mulut.
Urutan jalur pencernaan makanan pada manusia diawali dari mulut, selanjutnya melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus.
Proses fisika yang terjadi pada sistem pencernaaan makanan, meliputi gaya dan percepatan; energi/ kalor dan tekanan.
D. Langkah Kerja
1. Amati poster/gambar sistem pencernaan.
2. Diskusikan bersama teman sekelompokmu.
3. Isilah tabel berikut.
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
*) berilah tanda centang (Ö) pada pilihan yang sesuai
E. Pertanyaan
1. Jelakan proses pencernaan dalam tubuh manusia?
2. Di bagian manakah, sistem gaya dan gerak dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
3. Di bagian manakah, perubahan energi dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
4. Di bagian manakah, sistem tekanan dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil? Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
1. Menyebutkan organ-organ dalam sistem pencernaan manusia
2. Menjelaskan fungsi-fungsi organ pencernaan
3. Menjelaskan proses pencernaan dalam tubuh manusia
4. Mengidentifikasi peristiwa fisika pada organ pencernaan.
B. Alat dan Bahan
Poster/gambar sistem pencernaan
C. Dasar Teori
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanik contoh terjadi di dalam mulut, yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pencernaan kimia terjadi ketika reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase yang terdapat pada mulut.
Urutan jalur pencernaan makanan pada manusia diawali dari mulut, selanjutnya melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus.
Proses fisika yang terjadi pada sistem pencernaaan makanan, meliputi gaya dan percepatan; energi/ kalor dan tekanan.
D. Langkah Kerja
1. Amati poster/gambar sistem pencernaan.
2. Diskusikan bersama teman sekelompokmu.
3. Isilah tabel berikut.
Tabel 1
No | Nama Organ Pencernaan | Fungsi | |
Tabel 2
No | Nama Organ Pencernaan | Pencernaan Kimiawi | Keterangan | |
Enzim yang dihasilkan | Fungsi Enzim | |||
Tabel 3
No | Nama Organ Pencernaan | Prinsip Fisika *) | Keterangan | ||
Gaya dan Percepatan | Perubahan Energi | Tekanan | |||
*) berilah tanda centang (Ö) pada pilihan yang sesuai
E. Pertanyaan
1. Jelakan proses pencernaan dalam tubuh manusia?
2. Di bagian manakah, sistem gaya dan gerak dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
3. Di bagian manakah, perubahan energi dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
4. Di bagian manakah, sistem tekanan dapat diterapkan pada sistem pencernaan manusia? Jelaskan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil? Arsyad Riyadi Desember 16, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Percobaan Fisika : Listrik Statis
A. Tujuan Percobaan
Menyelidiki gejala listrik statis pada benda
Menyelidiki gejala listrik statis pada benda
B. Alat dan Bahan
1. Plastik/mika
2. Potongan kertas
C. Langkah Kerja
1. Dekatkan plastik/mika pada potongan kertas. Amati apa yang terjadi.
2. Dekatkan plastik/mika pada plastik/mika yang lain. Amati apa yang terjadi.
3. Dekatkan plastik/mika pada tembok. Amati apa yang terjadi.
4. Gosokkan plastik/mika pada rambut yang kering.
5. Ulangi langkah 1 – 3. Amati apa yang terjadi. (Catatan : dalam mengulangi langkah 2, kedua plastik/mika digosok)
6. Catat hasil pengamatan pada tabel berikut.
Percobaan | Sebelum digosok | Setelah digosok |
Didekatkan pada potongan kertas | ||
Didekatkan pada plastik/mika lain | ||
Didekatkan pada tembok |
D. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan antara plastik/mika yang belum digosok dengan setelah digosok dengan rambut kering?
2. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada potongan kertas kecil. Jelaskan!
3. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada plastik/mika lain yang juga digosok. Jelaskan!
4. Apa yang terjadi ketika plastik/mika yang sudah digosok didekatkan pada tembok. Jelaskan!
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Bagaimana kesimpulan yang bisa diambil?
Percepatan
Coba jalankan animasi berkut.
Tampak bahwa, mobil yang palinng bawah bergerak dengan lebih cepat.
Tercatat juga, pada selang waktu yang sama, misalnya 1 detik. Ketiga mobil tersebut mempunyai kecepatan akhir yang berbeda-beda.
Jika kecepatan awal yang sama, maka dapat dipastikan yang memiliki kecepatan akhir paling besar yang memiliki percepatan paling besar.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, IndonesiaCoba jalankan animasi berkut.
Tampak bahwa, mobil yang palinng bawah bergerak dengan lebih cepat.
Tercatat juga, pada selang waktu yang sama, misalnya 1 detik. Ketiga mobil tersebut mempunyai kecepatan akhir yang berbeda-beda.
Jika kecepatan awal yang sama, maka dapat dipastikan yang memiliki kecepatan akhir paling besar yang memiliki percepatan paling besar.
Sebelum mempelajari gerak lurus berubah beraturan (GLBB) kita harus memahami dulu pengertian percepatan.
Untuk memahami pengertian percepatan jalankan animasi berikut.
Tiga buah mobil bergerak dari keadaan diam (kecepatan awal = 0), menempuh lintasan lurus dalam arah yang sama. Dalam waktu 1 sekon, mobil A kecepatannya 8 m/s, mobil B kecepatannya 12 m/s dan mobil C kecepatannya 20 m/s.
Percepatan mobil di atas, berturut-turut dari atas ke bawah adalah 8 m/s2, 12 m/s2 dan 20 m/s2
Sebuah benda, misalnya mobil yang sedang bergerak terkadang mengubah kecepatannya, sehingga dikatakan benda atau mobiltersebut dipercepat atau diperlambat.
Percepatan didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan.
a = percepatan (m/s2)
v1,2 = kecepatan awal, akhirContoh :
Sebuah mobil,selama 8 sekon berubah kecepatannya dari 4 m/s menjadi 16 m/s. Berapa percepatan yang dialami mobil tersebut?
t1,2 = waktu awal, akhir
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Untuk memahami pengertian percepatan jalankan animasi berikut.
Tiga buah mobil bergerak dari keadaan diam (kecepatan awal = 0), menempuh lintasan lurus dalam arah yang sama. Dalam waktu 1 sekon, mobil A kecepatannya 8 m/s, mobil B kecepatannya 12 m/s dan mobil C kecepatannya 20 m/s.
Percepatan mobil di atas, berturut-turut dari atas ke bawah adalah 8 m/s2, 12 m/s2 dan 20 m/s2
Sebuah benda, misalnya mobil yang sedang bergerak terkadang mengubah kecepatannya, sehingga dikatakan benda atau mobiltersebut dipercepat atau diperlambat.
Percepatan didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan.
a = percepatan (m/s2)
v1,2 = kecepatan awal, akhirContoh :
Sebuah mobil,selama 8 sekon berubah kecepatannya dari 4 m/s menjadi 16 m/s. Berapa percepatan yang dialami mobil tersebut?
t1,2 = waktu awal, akhir
Berikut adalah animasi grafik gerak lurus beraturan, yaitu mengenai hubungan jarak (s) - waktu (t)
Dari grafik jarak terhadap waktu di atas, terlihat bahwa kemiringan garis 1 (merah) lebih besar dari kemiringan garis 2 (biru). Hal ini sesuai dengan data, bahwa kecepatan benda 1 (merah) lebih besar dari kecepatan benda 2 (biru).
Sekarang, bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dalam gerak lurus beraturan?
Karena, dalam gerak lurus beraturan kecepatannya konstan/tetap, tentu diperoleh grafik berupa garis mendatar untuk hubungan v -t.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Dari grafik jarak terhadap waktu di atas, terlihat bahwa kemiringan garis 1 (merah) lebih besar dari kemiringan garis 2 (biru). Hal ini sesuai dengan data, bahwa kecepatan benda 1 (merah) lebih besar dari kecepatan benda 2 (biru).
Sekarang, bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dalam gerak lurus beraturan?
Karena, dalam gerak lurus beraturan kecepatannya konstan/tetap, tentu diperoleh grafik berupa garis mendatar untuk hubungan v -t.
Perhatikan mobil A, B, dan C dengan posisi sebagai berikut.
Mobil A diam. Mobil B dan C dihubungkan dengan tali. Jika mobil C bergerak ke kanan, maka mobil B ikut tertarik.
Dari animasi tersebut didapatkan bahwa jarak antara mobil C dan mobil B tidak berubah, sedangkan jarak antara mobil C dengan mobil A menjadi lebih besar.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa mobil C bergerak terhadap mobil A. Sedangkan, mobil C tidak bergerak terhadap mobil B.
Dapat dikatakan gerak itu bersifat relatif.
Arsyad Riyadi
Desember 14, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Mobil A diam. Mobil B dan C dihubungkan dengan tali. Jika mobil C bergerak ke kanan, maka mobil B ikut tertarik.
Dari animasi tersebut didapatkan bahwa jarak antara mobil C dan mobil B tidak berubah, sedangkan jarak antara mobil C dengan mobil A menjadi lebih besar.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa mobil C bergerak terhadap mobil A. Sedangkan, mobil C tidak bergerak terhadap mobil B.
Dapat dikatakan gerak itu bersifat relatif.
Proses terbentuknya tata surya, sampai saat ini masih menjadi tanda tanya yang besar? Belum ada penjelasan yang sempurna tentang proses pembentukan tata surya ini.
Setidaknya dikenal beberapa teori mengenai terbentuknya tata surya, yaitu teori nebula (kabut), teori planetisimal, teori pasang surut, teori bintang kembar dan teori proto planet (kondensasi).
1. Teori kabut/nebula
Teori ini mula-mula dikenalkan oleh Rene Descartes (1644). Menurut Descartes, di alam semesta ini ada putaran gas yang berputar cepat sekali. Putaran ini menyebabkan materi terkonsentrasi. Materi inilah yang merupakan cikal bakal benda-benda langit.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh Imanuel Kant dan P.S Laplace. Menurut mereka, tata surya ini terbentuk dari kabut besar yang berputar melalui beberapa proses. Gumpalan kabut ini perlahan-lahan berputar sehingga bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.
2. Teori planetisimal
Thomas C. Chamberlin (1843 - 1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton (1872 - 1952), seorang ilmuwan astronomi, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori planetisimal (yang artinya planet kecil).
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya. Kemudian pada suatu saat ada bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik ke arah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang menjauhi matahari, sebagian massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan bintang lainnya.
3. Teori pasang surut
Sir James Jeans (1877 - 1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris, mengemukakan teori pasang surut. Teori ini hampir sama dengan teori planetisimal. Jeans dan Jeffreys menggambarkan bahwa setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk bintang menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang bergerak menjauh, maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalann gas kemudian membeku dan terbentuklah planet-planet.
4. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan tahun 1930, yang pada dasarnya mirip dengan teori Planetisimal. Menurut teori ini, awalnya ada dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan-serpihan kecil, Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudian dikenal sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
5. Teori proto planet (kondensasi)
Pada tahun 1940, Carl von Wiezsaeker, seorang ilmuwan Astronomi Jerman mengemukakan suatu teori yang disebut teori Proto Planet. Kemudian pada tahun 1959, teori ini disempurnakan oleh ilmuwan astronomi lain, yaitu Gerard P.Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.
Pada prinsipnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan dan debu. Peristiwa ini sudah berlangsung lebih dari lima miliar tahun yang lalu. Pada proses pemampatan itu, partikel-partilel debu tertarik ke bagian pusat awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar.
Dalam selang waktu jutaan tahun gumpalan gas memipih menyerupai sebuah bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang akhirnya menjadi matahari.
Sedangkan bagian yang paling luar berputar dengan sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menhadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil, yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
Sumber : Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA Kelas X Semester 1. Erlangga Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Setidaknya dikenal beberapa teori mengenai terbentuknya tata surya, yaitu teori nebula (kabut), teori planetisimal, teori pasang surut, teori bintang kembar dan teori proto planet (kondensasi).
1. Teori kabut/nebula
Teori ini mula-mula dikenalkan oleh Rene Descartes (1644). Menurut Descartes, di alam semesta ini ada putaran gas yang berputar cepat sekali. Putaran ini menyebabkan materi terkonsentrasi. Materi inilah yang merupakan cikal bakal benda-benda langit.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh Imanuel Kant dan P.S Laplace. Menurut mereka, tata surya ini terbentuk dari kabut besar yang berputar melalui beberapa proses. Gumpalan kabut ini perlahan-lahan berputar sehingga bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.
2. Teori planetisimal
Thomas C. Chamberlin (1843 - 1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton (1872 - 1952), seorang ilmuwan astronomi, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori planetisimal (yang artinya planet kecil).
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya. Kemudian pada suatu saat ada bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik ke arah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang menjauhi matahari, sebagian massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan bintang lainnya.
3. Teori pasang surut
Sir James Jeans (1877 - 1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris, mengemukakan teori pasang surut. Teori ini hampir sama dengan teori planetisimal. Jeans dan Jeffreys menggambarkan bahwa setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk bintang menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang bergerak menjauh, maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalann gas kemudian membeku dan terbentuklah planet-planet.
4. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan tahun 1930, yang pada dasarnya mirip dengan teori Planetisimal. Menurut teori ini, awalnya ada dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan-serpihan kecil, Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudian dikenal sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
5. Teori proto planet (kondensasi)
Pada tahun 1940, Carl von Wiezsaeker, seorang ilmuwan Astronomi Jerman mengemukakan suatu teori yang disebut teori Proto Planet. Kemudian pada tahun 1959, teori ini disempurnakan oleh ilmuwan astronomi lain, yaitu Gerard P.Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.
Pada prinsipnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan dan debu. Peristiwa ini sudah berlangsung lebih dari lima miliar tahun yang lalu. Pada proses pemampatan itu, partikel-partilel debu tertarik ke bagian pusat awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar.
Dalam selang waktu jutaan tahun gumpalan gas memipih menyerupai sebuah bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang akhirnya menjadi matahari.
Sedangkan bagian yang paling luar berputar dengan sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menhadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil, yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
Sumber : Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA Kelas X Semester 1. Erlangga Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Teringat pada buku jadul Olimpiade Fisika karangan Yohanes Surya, yang isinya diawali dengan Bab 0. Bab 0 ini berisi soal-soal matematika. Matematika diperlukan dalam perhitungan fisika. Ujilah kemampuan matematika Anda dengan soal-soal di bawah ini. Begitulah tulisan di buku tersebut.
Salah satu kendala yang dihadapi siswa dalam belajar fisika, selain kemampuan memamhami konsep fisika juga ditentukan oleh kemampuan teknis menghitungnya.
Menurut Vany Sugiono dalam bukunya Fisika : Menyongsong OSN SMP, konsep matematika yang perlu dikuasi dalam belajar fisika adalah sebagai berikut :
1. Operasi aljabar
Operasi aljabar secara sederhana dibagi menjadi empat bagian, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Operasi aljabar ini meliputi konsep komutatif, asosiatif dan distributif
2. Variabel matematika
Dikenal ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (yang nilainya tergantung dari variabel bebas).
3. Fungsi dan grafik fungsi
Fungsi ini berkaitan erat dengan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Persamaan kuadrat
5. Deret bilangan.
Dikenal ada dua macam deret bilangan, yaitu deret aritmatik dan deret geometri
6. Trigonometri
Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sudut dan segitiga.
7. Logaritma
Logaritma diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencari nilai pangkat dari sebuah persamaan matematika.
Bagaimana, sudahkah ke-7 kemampuan dasar matematika tersebut telah dikuasai dengan baik.
Berikut contoh-contoh soal, yang dituliskan dalam buku Olimpiade Fisika dari Yohanes Surya :
1. 12 -4 = ?
2. -12 + 4 = ?
3. -12 - (-4) = ?
4. 4 - (-12) = ?
5. 4 + (-12) = ?
6. 8 x (-6) = ?
7. (-8) x (-6) = ?
8. -10/2 = ?
9. -10/-2 = ?
dst.
Ya....diawali dari soal-soal yang sederhana dulu..hehehe Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Salah satu kendala yang dihadapi siswa dalam belajar fisika, selain kemampuan memamhami konsep fisika juga ditentukan oleh kemampuan teknis menghitungnya.
Menurut Vany Sugiono dalam bukunya Fisika : Menyongsong OSN SMP, konsep matematika yang perlu dikuasi dalam belajar fisika adalah sebagai berikut :
1. Operasi aljabar
Operasi aljabar secara sederhana dibagi menjadi empat bagian, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Operasi aljabar ini meliputi konsep komutatif, asosiatif dan distributif
2. Variabel matematika
Dikenal ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (yang nilainya tergantung dari variabel bebas).
3. Fungsi dan grafik fungsi
Fungsi ini berkaitan erat dengan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Persamaan kuadrat
5. Deret bilangan.
Dikenal ada dua macam deret bilangan, yaitu deret aritmatik dan deret geometri
6. Trigonometri
Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sudut dan segitiga.
7. Logaritma
Logaritma diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencari nilai pangkat dari sebuah persamaan matematika.
Bagaimana, sudahkah ke-7 kemampuan dasar matematika tersebut telah dikuasai dengan baik.
Berikut contoh-contoh soal, yang dituliskan dalam buku Olimpiade Fisika dari Yohanes Surya :
1. 12 -4 = ?
2. -12 + 4 = ?
3. -12 - (-4) = ?
4. 4 - (-12) = ?
5. 4 + (-12) = ?
6. 8 x (-6) = ?
7. (-8) x (-6) = ?
8. -10/2 = ?
9. -10/-2 = ?
dst.
Ya....diawali dari soal-soal yang sederhana dulu..hehehe Arsyad Riyadi Desember 14, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Adalah peristiwa mulurnya waktu yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
Berlaku :
Bagaimana dilasi waktu ini terjadi?
Misalnya ada dua kejadian A dan B yang terjadi pada kedudukan sama dalam suatu kerangka acuan tertentu. Selang waktu antara kedua kejadian tersebut adalah , diukur oleh sebuah jam O yang diam terhadap kejadian.
Jika selang waktu kejadian A dan B ini diukur oleh jam O’ yang bergerak dengan kecepatan v terhadap kejadian (kerangka acuan jam tidak sama dengan kerangka acuan kejadian), maka selang waktu ini disebut selang waktu relativistik (diberi lambang .
Selang waktu relativistik ini lebih lama dari pada selang waktu sejati.
Menurut pengamat di bumi, arloji di pesawat berjalan lebih lambat.