Level Kognitif AKM Numerasi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik memerlukan adanya berbagai kemampuan kognitif dalam menjawab soal-soal itu. Level kognitif literasi membaca meliputi menemukan, memahami, dan mengevaluasi serta merefleksikan informasi yang didapatkan. Sedangkan level kognitif pada AKM numerasi meliputi pemahaman, penerapan, dan penalaran. Level kognitif membaca dan numerasi ini nampaknya selaras dengan Taksonomi Bloom, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalis, mengevaluasi, dan mencipta.
1. Knowing (pemahaman)
Level kognitif AKM numerasi knowing (pemahaman) ini menilai pengetahuan peserta didik dalam memahami fakta, proses, konsep, dan prosedur.
Level pemahaman ini meliputi kemampuan untuk mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menghitung, mengambil, memperoleh, dan mengukur.
2. Applying (penerapan)
Level kognitif AKM numerasi applying (penerapan) ini menilai kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan memahami berbagai fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode pada konteks dan metode dalam konteks situasi nyata untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Level penerapan ini meliputi memilih strategi, menyatakan/membuat model, menerapkan/melaksanakan, dan menafsirkan.
Level penerapan ini meliputi memilih strategi, menyatakan/membuat model, menerapkan/melaksanakan, dan menafsirkan.
3. Reasoning (penalaran)
Level kognitf AKM numerasi reasoning (penalaran) meliputi kemampuan peserta didik dalam menganalisis data dan informasi, memadukan, membuat kesimpulan, dan memperluas pemahaman mereka dalam situasi baru dan lebih kompleks.
Soal level knowing (pemahaman)
Meskipun level pemahaman merupakan level yang paling mudah, tetapi setiap peserta didik harus tetap memiliki kemampuan dasar dalam membaca tabel, grafik, diagram serta berbagai stimulus lain yang multiteks.
Misalnya dari stimulus di atas, ditanyakan berapa kira-kira waktu dekompossi popok sekali pakai jika diketahui lebih besar dari plastik tetapi lebih sedikit dari kulit sintesis.
Untuk menjawab soal tersebut, siswa harus memahami bahwa popok itu termasuk sampah organik atau popok anorganik. Setelah itu harus bisa membaca tabel dan memprediksi waktu dekomposisi popok itu. Sedangkan jika termasuk sampah anorganik, siswa harus bisa membaca diagram batangnya.
Misalnya dari grafik, plastik memiliki waktu dekomposisi 400 tahun, baja 100 tahun, kaleng alumunium (kira-kira 250 tahun ), dan kulit sintesis 500 tahun.
Anggap popok dianggap sebagai sampah anorganik,
Jika popok memiliki waktu dekomposisi lebih besar dari plastik (400 tahun) dan lebih kecil dari kulit sintesis (500 tahun), maka jawabannya adalah antara 400 - 500 tahun.
Soal applying (penerapan)
Dari tabel waktu dekomposisi di atas, siswa diminta untuk membuat diagram batang berdasarkan data.
Jika ada seorang siswa memberikan jawaban seperti gambar berikut. Bagaimana pendapat Anda?
Diagram Batang |
1. Perhatikan jenis materialnya, apakah semua masuk dalam diagram tersebut?
2. Perhatikan angka/skala yang tertunjuk. Apakah sesuai dengan data?
3. Yang lebih penting lagi, jika sumbu Y menunjukkan lamanya waktu dekomposisi. Satuan apa yang dipakai? Minggu atau bulan. Padahal dari tabel terlihat bahwa waktu dekomposisi kulit pisang, kantong kertas, dan kertas itu dalam satuan minggu. Sedangkan kulit jeruk dan sisa apel dalam satuan bulan.
4. Jika kelima material tersebut berada pada satu grafik yang sama, tentunya satuannya disamakan terlebih dulu, misalnya dalam satuan minggu seperti berikut.
Kulit pisang : 6 minggu
Kulit jeruk : 5 bulan = 22 - 23 minggu (sekitar)
Kantong kertas : 8 minggu
Sisa apel : 2 bulan = 8 minggu
Kertas tisu : 5 minggu
Jika dijadikan satu grafik kelemahannya rentang data cukup lebar 5 - 23 minggu. Itupun masih ada yang diperkirakan. Sehingga solusinya bisa menyajikan kelima material tersebut dalam 2 kelompok, yaitu dalam minggu dan bulan.
Yang penting hati-hati sumbu Y -nya memiliki satuan yang sesuai.
Jadi, kira-kira bagaimana bentuk grafiknya ya? (silahkan untuk digambar sendiri)
Soal level kognitif reasoning (penalaran)
Contoh soal level ini masih nyambung dengan stimulus dari soal pertama dan terkait juga dengan pembahasan pada level aplikasi (contoh kedua).
Soalnya adalah jika seorang siswa menggabungkan data waktu dekomposisi sampah organik dan anorganik menjadi sebuah diagram batang. Apakah kamu setuju dengan yang dilakukan siswa tersebut. Berikan alasan yang sejelas-jelasnya?
Kalau kita memahami pembahasan soal pada contoh kedua, tentunya sangat tidak menyarankan. Dengan satuan antara minggu dan bulan saja menjadikan diagram batangnya tidak cantik, apalagi jika data yang satunya (waktu dekomposisi sampah anorganik dalam satuan tahun bahkan ratusan tahun). Nantinya sangat tidak terbaca atau berada pada jarak yang tak terjangkau skalanya.
Misalnya, sisa apel 2 bulan diwakili dengan panjang 1 cm. Lantas plastik yang memiliki waktu dekomposisi 400 tahun butuh berapa cm?
Setelah memahami ketiga level AKM Numerasi itu, diharapkan siswa akan lebih siap lagi dalam mengerjakan/menghadapi berbagai soal AKM dan juga berbagai permasalahan numerik terkait dengan konteks kehidupan sehari-hari baik yang rutin maupun tidak rutin.
Sumber bacaan :
Thanks for reading & sharing Sains Multimedia
0 Post a Comment:
Posting Komentar