Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Mengingat kembali pelaksanaan ekstrakurikuler OSN (Olimpiade Sains Nasional) beberapa tahun lalu yang akhirnya bubar sendiri, tahun ini saya bersama salah satu teman menggagas ekstrakurikuler OSN kembali. Ya..fokus pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Arsyad Riyadi
Agustus 11, 2016
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Berdasarkan angket, dari sekitar 230 an siswa ada 26 siswa yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN Matematika dan ada 5 yang mendaftar di ekstrakurikuler OSN IPA, sedangkan untuk OSN IPS sendiri sampai sekarang belum ada yang daftar. Ya begitulah hasil awalnya.
Ya tentunya untuk pelaksanaan ekstrakurikuler OSN IPA kali ini merujuk pada kisi-kisi OSN tahun sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pengukuran
2. Zat dan kalor
3. Energi
4. Gerak dan Gaya
5. Tekanan
6. Getaran, gelombang dan Bunyi
7. Cahaya dan Optika
8. Listrik Magnet
9. IPBA
10. Ciri makhluk hidup
11. Keanekaragaman dan pengelompokkan Makhluk Hidup
12. Organisasi kehidupan
13. Ekologi
14. Struktur dan fungsi tumbuhan
15. Sistem Ekskresi
16. Sistem Saraf dan Indera
17. Reproduksi Hewan dan Tumbuhan
18. Pewarisan sifat
19. Bioteknologi
20. Forensik
Dengan banyaknya materi yang harus dipelajari, dibutuhkan strategi dan tambahan energi tersendiri agar selesai sesuai dengan target.
Tapi seperti itulah tantangannya. Kalau melihat banyaknya materi plus rasa pesimis akan membuat malas untuk merintis ekstra kurikuler OSN IPA tersebut.
Bukan sekedar mengejar prestasi atau peringkat dalam kompetisi OSN pada tahun 2017 besok tentunya. Kalau hal tersebut membuat malas. Dengan adanya ekstra kurikuler ini sebenarnya kita sudah menyiapkan siswa-siswa kita untuk lebih matang, khususnya dalam mata pelajaran OSN yang diikuti. Bukan saja ada lomba OSN, tetapi ada lomba-lomba lain, seperti LCC dari dinas pendidikan maupun lomba-lomba mapel dari tingkat SMA/SMK bahkan PT.
Selain itu, mereka bisa disiapkan untuk menjadi tutor sebaya, khususnya pada saat mereka menginjak kelas IX. Sebagai tutor demi suksesnya UN maupun tes/ujian yang lain.
Ada juga nilai atau value yang tidak bisa digantikan dengan sekedar juara ataupun materi lain, yaitu rasa percaya diri, tidak mudah menyerah, kemauan untuk berbagi, jujur, kreatif yang tidak ditemukan pada ekstra kurikuler lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan berguna atau menjiwai mereka dalam menghadapi berbagai persoalan baik persoalan belajar maupun persoalan hidup lainnya.
Tetap semangat, siswa-siswaku. Raih prestasi setinggi mungkin.
Biologi merupakan bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
yang mempelajari makhluk hidup. Istilah
biologi sendiri berasal dari kata bios = hidup dan logos = ilmu. Perkembangan
ilmu biologi ini sangat pesat. Kajian ilmunya juga makin kompleks. Sehingga
ilmu biologi sendiri memiliki banyak cabang. Cabang-cabang dalam ilmu biologi antara
lain :
Zoologi : ilmu yang mempelajari tentang hewan
Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
Fisiologi : ilmu yang mempelajari tentang fungsi tubuh
makhluk hidup
Anatomi : ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh
makhluk hidup
Morfologi : ilmu yang mempelajari tentang bentuk luar
makhluk hidup
Sitologi : ilmu yang mempelajari
tentang sel
Histologi : ilmu yang mempelajari tentang jaringan
Organologi : ilmu yang mempelajari tentang organ
Embriologi : ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan janin (embrio)
Terratologi : ilmu yang mempelajari
tentang cacat embrio (cacat janin)
Ekologi : ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
Mikrobiologi : ilmu yang mempelajari
tentang mikroorganisme
Virologi : ilmu yang mempelajari
tentang virus
Bakteriologi : ilmu yang mempelajari
tentang bakteri
Fungiologi : ilmu yang mempelajari
tentang fungi/jamur/mikota
Entomologi : ilmu yang mempelajari
tentang serangga
Patologi : ilmu yang mempelajari
tentang penyakit
Palaentologi : ilmu yang mempelajari
tentang fosil
Pedologi : ilmu yang mempelajari
tentang tanah
Genetika : ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat makhluk hidup
Filogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan makhluk hidup mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai
tingkat tinggi
Ontogeni : ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio mulai dari zigot sampai lahir, dan dari lahir sampai dewasa
Taksonomi : ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi makhluk hidup
Malakologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Teratologi : ilmu yang mempelajari
tentang teratogen (zat yang menyebabkan kecacatan pada janin)
Kardiologi : ilmu yang mempelajari
tentang jantung ‘Cardia’
Ichyologi : Ilmu yang mempelajari
ikan ‘Ichty’
Mikologi : ilmu yang mempelajari
tentang jamur ‘Muco’
Evolusi : ilmu yang mempelajari
perubahan makhluk hidup dari tingkat rendah ke tingkat tinggi
Ornitologi : ilmu yang mempelajari
tentang burung
Primatologi: ilmu yang mempelajari
tentang primata
Ternyata begitu banyaknya
cabang-cabang dalam ilmu biologi. Yang tentunya tiap kajian tersebut memiliki
pendalaman sendiri-sendiri. Bikin minder saja ya.
Sumber :
Buku Suju Sukses Juara Olimpiade
Biologi Mts/SMP yang ditulis oleh Dewi Keumalasari
Mudah dan Cepat Menghafal Biologi
yang ditulis Prowel Sianipar.
Hari ini (Selasa, 10/8), saya mengisi IPA kelas IX A. Materi yang saya ajarkan mengenai listrik statis. Setelah minggu kemarin, berkutat dengan teori tentang lisrik statis, sekarang saatnya melakukan praktikum/percobaan.
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pagi-pagi bangun, menyiapkan lembar kerja dan alat bahan yang diperlukan dengan harapan nantinya akan lancar dalam mengajar.
Pelajaran dimulai pukul 09.05. Saya masuk kelas. Seperti biasa, masih ada siswa, terutama yang laki-laki masih di luar kelas.
Diawali dengan memberikan apersepsi dulu. Saya coba menghubungkan materi yang saya ajarkan pada hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
Materi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai listrik statis. Sebelumnya siswa-siswa dibimbing untuk mengetahui tujuan pembelajaran kali ini. Pelan-pelan tapi pasti, siswa-siswa kelas IX A dapat merumuskannya, yaitu :
- Cara membuat benda bermuatan
- Cara membuktikan suatu benda bermuatan atau tidak
- Cara membuktikan interaksi antara dua benda yang bermuatan.
Setelah itu, siswa-siswa saya bentuk menjadi 6 kelompok, dengan jumlah kelompok 4 - 5 orang, meski ternyata ada yang 6 orang untuk siswa putranya. Lembar kerja dan alat bahan dibagi.
Alat bahan yang diperlukan :
- Plastik mika
- Sobekan kertas-kertas kecil
Ada yang menanyakan mengapa tidak pakai penggaris? Ya memang yang termasuk kategori plastik bisa penggaris maupun sisir plastik. Menggunakan plastik mika lebih menguntungkan menurut saya. Pertama, harganya murah..cukup 300 perak tiap lembar. Dan untuk 6 kelompok saya butuh 12 potong. Dengan 1 lembar menghasilkan 6 potongan. Jadi untuk satu kelas butuh 2 x 300 = 600 rupiah. Cukup murah bukan. Bandingkan jika menggunakan penggaris tipis seharga 500 rupiah x 12 = 6000 rupiah. Ya..tentunya bukan hanya pertimbangan itu saja.
Kedua, untuk percobaan pertama yang hanya menggosok-gosokan plastik ke rambut kemudian didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas tidak masalah pakai penggaris ataupun plastik mika. Cuma untuk membuktikan adanya interaksi 2 benda bermuatan, saya ndak yakin kalau menggunakan penggaris bisa berhasil dengan baik, jika muatan yang dihasilkan kedua penggaris tidak kuat.
Apalagi jika yang melakukan gosokan siswa perempuan. Pengalaman tahun lalu...tidak sebagus hasil siswa laki-laki.
Yang sering disalahpahami, ketika menggosok rata-rata menggunakan rambut. Padahal tidak seperti itu. Apalagi untuk siswa perempuan. Tidak lucu kan harus menyibakkan jilbabnya. Cukup plastik/mika tersebut digosokkan pada pinggiran meja atau kursi cukuplah. Yang penting plastik/mika tersebut menjadi bermuatan. Buktinya ya bisa menarik sobekan kertas-kertas kecil. Atau juga timbul gaya tolak menolak jika kedua plastik/mika yang sudah digosokan ke rambut/meja/kursi saling tolak menolak.
Ya, masih satu lagi percobaannya, yaitu mendekatkan plastik/mika yang sudah digosok-gosokan ke rambut/meja/kursi ke dekat tembok. Kalau berhasil maka plastik/mika ini akan menempel ke tembok. Percobaan yang ketiga ini, sekaligus membuktikan adanya induksi listrik. Yaitu pemisahan muatan benda benda bermuatan menjadi negatif dan positif. Dapat dinalar, mengapa plastik/mika dapat menempel di tembok. Karena muatan negatif dan positif tembok saling terpisah. Dan muatan positif tembok mengumpul dekat dengan plastik/mika yang bermuatan negatif.
Ya..meski lewat percobaan yang sederhana. Harapannya, muncul motivasi setidaknya rasa senang bagi para siswa dalam mempelajari IPA, khususnya Fisika, khususnya lagi materi listrik statis. Bukan sekedar meminta mereka memahami bahkan menghapalkan saja jika muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tak sejenis akan tarik menarik.
Selamat belajar IPA ...
Arsyad Riyadi Agustus 10, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Judul : Metodologi Pendidikan Pembelajaran IPA
Penulis : Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun Terbit : 2014
Metodologi Pembelajaran IPA merupakan salah satu buku yang
perlu dibaca oleh mahasiswa/calon guru, guru, maupun pemerhati dunia pendidikan
(khususnya mata pelajaran IPA) agar dapat melaksanakan proses pembelajaran yang
menarik pada konsep IPA.
Bab 1 Pembelajaran IPA :
Sebuah Pendahuluan. Bab ini memuat arti penting pembelajaran IPA atau sains
serta sejarah pendidikan atau kurikulum di Indonesia.
Bab 2 Bagaimana Proses Pembelajaran IPA. Bab ini memuat sub
bab IPA ilmu yang terkontruksi secara personal dan sosial, peran guru IPA
terhadap proses pembelajaran IPA, pedagogical content knowledge (PCK) IPA serta
perencanaan desaian proses pembelajaran IPA.
Bab 3 Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. Bab ini memuat
hakikat IPA dan hakikat pembelajaran IPA
Bab 4 Konsep Belajar dan Pembelajaran IPA. Bab ini memuat
konsep belajar IPA dan teori belajar IPA.
Bab 5 Model Pembelajaran IPA. Bab ini memuat model
pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning),
model pembelajaran Science, Environment, Technology, Society (SETS), model
pembelajaran Iqro, model pembelajaran discovery inquiry, model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning), model pembelajaran IPA terpadu serta mode
pembelajaran direct instruction (DI).
Bab 6 Pendekatan Pembelajaran IPA. Bab ini membahas
pengertian dan jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA.
Bab 7 Strategi Pembelajaran IPA. Bab ini memuat strategi
pembelajaran induktif dan deduktif.
Bab 8 Metode Pembelajaran IPA. Bab ini memuat metode
ceramah, metode diskusi-presentasi, metode demontrasi, metode simulasi/role
playing, metode simulasi dengan virtual laboratory (virtual labs), metode
eksperimen serta metode pembelajaran IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Bab 9 Teknik Pembelajaran IPA. Bab ini memuat teknik
bertanya, teknik menghafal dan teknik mencatat.
Bab 10 Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran IPA.
Bab ini memuat urgensi pendidikan karakter serta integrasi nilai-nilai pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran IPA.
Bab 10 Aplikasi Proses Pembelajaran IPA dalam Bentuk
Pedagogical Content Knowledge (PCK). Contoh materi yang dibahas dalam kemasan Pedagogical
Content Knowledge (PCK) adalah ciri-ciri kehidupan, klasifikasi makhluk hidup,
struktur jaringan tumbuhan, fenomena gunung api dan sistem ekskresi pada
manusia.
Bab 11 Miskonsepsi IPA. Bab ini membahas latar belakang
miskonsepsi serta berbagai miskonsepsi IPA SMP yang ditemukan dalam berbagai
penelitian.
Buku Metodologi Pembelajaran IPA tentunya bisa menjadi
pelengkap buku-buku seputar pendidikan IPA yang lain seperti Buku Metodologi
Pembelajaran IPA maupun buku Metode Penelitian Pendidikan IPA yang keduanya
ditulis oleh Paul Suparno. Selamat membaca.
Istilah-istilah dalam pewarisan sifat perlu kita pahami dengan baik sebelum lebih jauh mempelajari materi persilangan/pewarisan sifat. Istilah-istilah tersebut misalnya induk/parental, keturunan/filial, dominan, resesif, intermediat, homozigot, heterozigot dan sebagainya.
Parental (P) artinya induk atau tetua
Filial (F) artinya keturunan yang dihasilkan dari perkawinan induknya (anak)
Genotipe artinya susunan gen di dalam kromosom suatu individu. Genotipe ini tidak nampak dari luar. Contohnya pada tumbuhan antara lain gen pembawa warna bunga, gen pembawa bentuk biji, dan gen pembawa rasa. contoh genotipe pada hewan antara lain gen pembawa warna bulu atau rambut dan gen pembawa ukuran tubuh. Contoh genotipe pada manusia antara lain gen pembawa warna kulit, gen pembawa bentuk rambut dan gen pembawa warna rambut. Genotipe dalam individu ini dilambangkan dengan dua huruf karena setiap individu umumnya bersifat diploid. Misalnya MM dan Mm.
Fenotipe artinya sifat yang tampak atau muncul pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indera. Contoh fenotipe pada tumbuhan diantaranya bentuk buah, rasa buah, warna bunga, bentuk biji, bentuk batang dan ukuran batang. Contoh fenotipe pada hewan antara lain warna bulu atau rambut, ukuran tubuh, dan bentuk tubuh. Contoh fenotipe pada manusia antara lain warna rambut, bentuk rambut, warna kulit, bentuk telinga dan bentuk hidung.
Fenotipe dua individu bisa sama, tetapi genotipenya belum tentu sama, misalnya bunga berwarna merah genotipenya bisa MM atau Mm.
Homozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang sama, misalnya MM, KK dan sebagainya.
Heterozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang tidak sama, misalnya Mm, Kk dan sebagainya.
Dominan adalah suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lainnya dan tampak dalam keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara bunga berwarna merah dan putih ternyata menghasilkan tumbuhan berwarna merah. Dalam hal ini, gen pembawa warna merah bersifat dominan dan gen pembawa warna putih bersifat resesif. Gen yang bersifat dominan ini dilambangkan dengan huruf besar atau kapital.
Resesif adalah sifat yang terttutupi atau dikalahkan dari gen pasangannya. Gen yang bersifat resesif ini dilambangkan dengan huruf kecil.
Intermediat adalah sifat yang memiliki kekuatan yang sama dan sama-sama muncul pada keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara tanaman berwarna merah disilangkan dengan tanaman berwarna putih ternyata dihasilkan keturunan tanaman yang berwarna merah muda. Sifat merah muda ini merupakan percampuran dari induk yang berwarna merah dan induk berwarna putih yang sama-sama kuatnya.
Terkait dengan sifat intermediat ini, kita bersyukur sekali pencampuran dari sifat-sifat induknya terpadu secara merata. Bayangnya jika ada seorang anak yang memiliki rambut sisi sebelah kanan lurus sedangkan sisi kedua kiri keriting hanya gara-gara mewarisi gen dari pasangan orang tua yang berambut keriting dan satunya lurus. Kalau gen dari orang tua berambut keriting dan berambut lurus yang muncul keturunan yang rambutnya berombak. Gitu kali ya..
Demikianlah istilah-istilah yang perlu diketahui sebelum mempelajai materi pewarisan sifat ini. Jangan lupa juga untuk menambah wawasan cari juga informasi tentang Gregor Johann Mendel atau Mendel sebagai Bapak Genetika.
Arsyad Riyadi Februari 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Parental (P) artinya induk atau tetua
Filial (F) artinya keturunan yang dihasilkan dari perkawinan induknya (anak)
Genotipe artinya susunan gen di dalam kromosom suatu individu. Genotipe ini tidak nampak dari luar. Contohnya pada tumbuhan antara lain gen pembawa warna bunga, gen pembawa bentuk biji, dan gen pembawa rasa. contoh genotipe pada hewan antara lain gen pembawa warna bulu atau rambut dan gen pembawa ukuran tubuh. Contoh genotipe pada manusia antara lain gen pembawa warna kulit, gen pembawa bentuk rambut dan gen pembawa warna rambut. Genotipe dalam individu ini dilambangkan dengan dua huruf karena setiap individu umumnya bersifat diploid. Misalnya MM dan Mm.
Fenotipe artinya sifat yang tampak atau muncul pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indera. Contoh fenotipe pada tumbuhan diantaranya bentuk buah, rasa buah, warna bunga, bentuk biji, bentuk batang dan ukuran batang. Contoh fenotipe pada hewan antara lain warna bulu atau rambut, ukuran tubuh, dan bentuk tubuh. Contoh fenotipe pada manusia antara lain warna rambut, bentuk rambut, warna kulit, bentuk telinga dan bentuk hidung.
Fenotipe dua individu bisa sama, tetapi genotipenya belum tentu sama, misalnya bunga berwarna merah genotipenya bisa MM atau Mm.
Homozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang sama, misalnya MM, KK dan sebagainya.
Heterozigot artinya individu yang genotipenya terdiri dari pasangan gen yang tidak sama, misalnya Mm, Kk dan sebagainya.
Dominan adalah suatu sifat yang mengalahkan sifat yang lainnya dan tampak dalam keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara bunga berwarna merah dan putih ternyata menghasilkan tumbuhan berwarna merah. Dalam hal ini, gen pembawa warna merah bersifat dominan dan gen pembawa warna putih bersifat resesif. Gen yang bersifat dominan ini dilambangkan dengan huruf besar atau kapital.
Resesif adalah sifat yang terttutupi atau dikalahkan dari gen pasangannya. Gen yang bersifat resesif ini dilambangkan dengan huruf kecil.
Intermediat adalah sifat yang memiliki kekuatan yang sama dan sama-sama muncul pada keturunannya. Misalnya dalam persilangan antara tanaman berwarna merah disilangkan dengan tanaman berwarna putih ternyata dihasilkan keturunan tanaman yang berwarna merah muda. Sifat merah muda ini merupakan percampuran dari induk yang berwarna merah dan induk berwarna putih yang sama-sama kuatnya.
Terkait dengan sifat intermediat ini, kita bersyukur sekali pencampuran dari sifat-sifat induknya terpadu secara merata. Bayangnya jika ada seorang anak yang memiliki rambut sisi sebelah kanan lurus sedangkan sisi kedua kiri keriting hanya gara-gara mewarisi gen dari pasangan orang tua yang berambut keriting dan satunya lurus. Kalau gen dari orang tua berambut keriting dan berambut lurus yang muncul keturunan yang rambutnya berombak. Gitu kali ya..
Demikianlah istilah-istilah yang perlu diketahui sebelum mempelajai materi pewarisan sifat ini. Jangan lupa juga untuk menambah wawasan cari juga informasi tentang Gregor Johann Mendel atau Mendel sebagai Bapak Genetika.
Arsyad Riyadi Februari 14, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia