Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Soal dan Pembahasan IPA Fisika Paket 1
Berikut adalah pembahasan ujian nasional IPA Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/20141. Perhatikan gambar!
Supaya neraca menjadi seimbang, piringan di sebelah kanan ditambahkan anak timbangan yang massanya ….
A. 300 gram
B. 450 gram
C. 500 gram
D. 550 gram
Pembahasan :
Agar neraca seimbang, maka massa piringan sam dengan jumlah massa anak timbangannya
1,05 kg = 500 g + 50 g + m
1050 g = 550 g + m
m = 1050 g – 550 g = 500 gram (C)
2. Perhatikan gambar wujud zat berikut!
Sifat yang benar dari benda-benda pada gambar adalah ….
Pilihan | Benda 1 | Benda 2 | Benda 3 | |||
Volume | Bentuk | Volume | Bentuk | Volume | Bentuk | |
A | Tetap | Tetap | Berubah | Tetap | Berubah | Berubah |
B | Tetap | Tetap | Berubah | Berubah | Berubah | Berubah |
C | Tetap | Berubah | Tetap | Berubah | Berubah | Tetap |
D | Tetap | Tetap | Tetap | Berubah | Berubah | Berubah |
Pembahasan :
Es batu berwujud zat padat, dengan sifat baik volume maupun bentuknya tetap.
Air berwujud cair yang mempunyai sifat volume tetap tetapi bentuknya sesuai wadah yang ditempatinya.
Udara dalam balo berwujud gas, volume maupun bentuknya berubah.
Jawaban : D
3. Seorang siswa mengukur suhu minyak dengan termometer Celcius dan Fahrenheit seperti pada gambar. Suhu t pada termometer Celcius adalah….
A. 1440C
B. 1320C
C. 800C
D. 640C
Pembahasan :
C : F – 32
5 : 9
Perbandingan tersebut dikali silang, diperoleh :
9C = 5 (F – 32)
Dengan memasukkan F = 1760, diperoleh
9C = 5 (176 – 32)
9C = 5 (144)
Atau langsung pakai rumus :
Jawaban : C
4. Perhatikan grafik berikut!
Es yang massanya 50 gram dipanaskan dari -50C menjadi air bersuhu 600C air. Jika kalor lebur es = 80 kal/gram, kalor jenis es = 0,5 kal/gram0C, kalor jenis air = 1 kal/gram0C, maka banyaknya kalor yang diperlukan pada saat proses C ke D adalah….
A. 125 kalori
B. 3.000 kalori
C. 4.000 kalori
D. 7.125 kalori
Pembahasan :
Meskipun pada gambar, ada 3 tahapan proses yaitu A – B, B – C, dan C – D, tetapi dalam soal yang ditanyakan hanya kalor yang dibutuhkan pada proses C – D, sehingga dapat dituliskan :
QCD = m. cair. Dt
= 50 gram. 1 kal/gram0C. (60 – 0)0C
= 3.000 kalori
Jawaban : B
5. Sebuah benda dengan massa 20 kg dikenai beberapa gaya seperti pada gambar berikut!
Percepatan yang dialami benda adalah ….
A. 0,5 m/s2
B. 1,5 m/s2
C. 2,0 m/s2
D. 3,5 m/s2
Pembahasan :
Jawaban : C
6. Dua mobil bermassa sama, bergerak dengan energi kinetik yang berbeda. Energi kinetik mobil pertama 9 kali dari energi kinetik mobil kedua. Perbandingan kecepatan mobil pertama dengan mobil kedua adalah….
A. 1 : 9
B. 1 : 3
C. 3 : 1
D. 9 : 1
Pembahasan :
Massa mobil 1 (m1) = massa mobil 2 (m2) = m
EK1 = 9.EK2
½ m1.v12 =9. ½ m2.v22
v12 = 9v22 atau dituliskan
Atau
Sehingga dapat dituliskan
v1 : v2 = 3 : 1
Jawaban : C
7. Perhatikan gambar bidang miring berikut!
Bidang miring yang mempunyai keuntungan mekanis sama adalah….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
Pembahasan :
Perhatikan gambar di atas.
Keuntungan mekanis pada bidang miring diperoleh dari perbandingan :
Dengan :
w = berat beban (N)
F = kuasa (N)
s = panjang bidang miring (m)
h = tinggi bidang miring (m)
Dengan melihat perbanding s/h, diperoleh :
Gambar 1 : s/h = 1,5/1 = 1,5
Gambar 2 : s/h = 3/1 = 3
Gambar 3 : s/h = 2,5/2 = 1,25
Gambar 4 : s/h = 4,5/1,5 = 3
Sehingga keuntungan mekanis yang sama adalah (2) dan (4).
Jawaban : D
8. Perhatikan gambar
Agar posisi kedua, benda seimbang, maka besar F1 adalah….
A. 30 N
B. 60 N
C. 90 N
D. 180 N
Pembahasan :
Gambar di atas merupakan penerapan dari hukum Pascal, yang diberikan dalam rumus :
sehingga diperoleh :
Dengan menggunakan perkalian silang, dan mencoret satuan cm2 pada kedua ruas diperoleh :
60F1 = 90.20 = 1800
F1 = 1800/60 = 30 N
Jawaban : A
9. Perhatikan gambar ayunan bandul berikut!
Jumlah getaran dari titik A → B → C → B → A → B → C adalah ….
A. 1 ¼ getaran
B. 1 ½ getaran
C. 1 ¾ getaran
D. 2 getaran
Pembahasan :
1 getaran adalah gerakan bolak-balik melalui satu titik kesetimbangan.
A → B → C → B → A = 1 getaran
Dari A → B → C = ½ getaran
Sehingga gerakan A → B → C → B → A → B → C = 1,5 getaran.
Jawaban : B
10. Seorang pemimpin regu (pinru) pramuka penggalang berdiri di tanah lapang bersama anggota regunya. Beberapa ratus meter di depan terdapat tebing yang terjal. Di tangan pinru menggenggam stop watch dan mulai berteriak “Hai” dengan kuat. Bersamaan dengan itu stop watch ditekan mulai. Setelah selang waktu 1,4 detik terdengar bunyi pantul “Hai” dari tebing itu. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, jarak pinru dari tebing adalah ….
A. 170 m
B. 238 m
C. 340 m
D. 476 m
Pembahasan :
Peristiwa yang terjadi pada soal di atas adalah gema (bunyi pantul), yang dapat dirumuskan dengan :
dibagi 2 artinya bunyi bergerak bolak-balik/memantul, sehingga diperoleh:
Jawaban : B
11. Jika seseorang memiliki cacat mata dengan titik dekat 50 cm, ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm), orang tersebut harus menggunakan kacamata dengan kekuatan lensa ….
A. ½ dioptri
B. ¾ dioptri
C. 1 ½ dioptri
D. 2 dioptri
Pembahasan :
Jarak bayangan, s’ = - x cm = - 50 cm
x = titik dekat
s = sn = titik dekat mata normal = 25 cm
Diperoleh :
f = 50 cm, sehingga diperoleh
Atau dengan menggunakan rumus praktis (khusus untuk titik dekat mata normal = 25 cm)
Dengan PP = punctum proximum = titik dekat mata = 50 cm
Jawaban : D
12. Proses pemuatan listrik statis dapat terjadi pada plastik yang digosok dengan kain wol. Pernyataan pada tabel yang benar adalah….
Pembahasan :
Plastik digosok dengan kain akan mengalami muatan negatif, karena elektron dari kain wol pindah ke plastik.
Jawab : C
13. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!
Kuat arus listrik yang mengalir pada cabang I3 adalah ….
A. 5,5 A
B. 7,0 A
C. 7,5 A
D. 12,5 A
Pembahasan :
Sesuai dengan hukum I Kirchoof, yang berbunyi jumlah arus yang masuk = jumlah arus yang keluar titik cabang, diperoleh hubungan :
I1 + I2 + I3 = + I6 + I5
3 A +2,5A + I3 = I3 + 5A + 7,5A
5,5A + I3 = 12,5A
I3 = 12,5A – 5,5A = 7A
Jawaban : B
14. Sebuah rumah menggunakan peralatan listrik seperti tercantum pada tabel berikut.
No | Alat listrik | Jumlah | Waktu Penggunaan |
1 | Lampu 10 W | 4 | 10 jam/hari |
2 | TV 100 W | 1 | 10 jam/hari |
3 | Seterika 300 W | 1 | 2 jam/hari |
Berapa besar energi listrik yang digunakan selama 1 bulan (30 hari)?
A. 120 k Wh
B. 60 k Wh
C. 40 k Wh
D. 20 k Wh
Pembahasan :
Whari = 10 x 4 x 10 + 100 x 1 x 10 + 300 X 1 X 2 = 400 + 1000 + 600 = 2000 Wh = 2 kWh
Wbulan = 30 x 2 kWh = 60 kWh
Jawaban : B
15. Perhatikan gambar berikut!
Kutub-kutub yang terjadi pada Z, Y, dan Z berturut-turut adalah ….
A. Kutub utara, kutub utara, kutub selatan
B. Kutub utara, kutub selatan, kutub utara
C. Kutub selatan, kutub selatan, kutub selatan
D. Kutub selatan, kutub selatan, kutub utara
Pembahasan :
Dengan menggunakan aturan tangan kanan yang menggengam kumparan diperoleh :
Selanjutnya, pada pembuatan magnet secara induksi, diperoleh :
Jawaban : A
16. Perhatikan gambar transformator berikut!
Jika jumlah lilitan primernya 800 lilitan, jumlah lilitan sekundernya adalah ….
A. 3200 lilitan
B. 1200 lilitan
C. 400 lilitan
D. 200 lilitan
Pembahasan :
Pada transformator, berlaku :
220 Ns = 800.55
17. Perhatikan beberapa peristiwa alam berikut!
1) Terjadinya siang dan malam
2) Perbedaan lamanya siang dengan malam
3) Pergantian musim
4) Perbedaan waktu di bagian bumi berbeda
5) Gerak semu tahunan matahari
Peristiwa alam akibat gerak revolusi bumi ditunjukkan oleh nomor ….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (1), (4), dan (5)
D. (2), (3), dan (3)
Pembahasan :
Akibat revolusi bumi :
1) Pergantian musim
2) Perbedaan lamanya siang dan malam
3) Gerak semu tahunan matahari
4) Rasi bintang yang berbeda-beda
Jawaban : B Arsyad Riyadi Januari 28, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada postingan mengenai ringkasan materi fisika kali ini akan dibahas mengenai cermin dan lensa.
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
2. Hukum pemantulan bunyi (Hukum Snellius)
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan dapat dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan lensa cekung (negatif).
b. rabun dekat (hipermetropi)
Titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga diperlukan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya akomodasi mata. Titik dekat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan akhir : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh agar terlihat lebih dekat
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
- dapat dilihat oleh mata
- memiliki arah rambat tegak lurus arah getarnya (transversal)
- merambat menurut garis lurus
- memiliki energi
- dipancarkan dalam bentuk radiasi
- dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
2. Hukum pemantulan bunyi (Hukum Snellius)
- sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar
- sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
Cermin dan lensa
1. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar :- maya
- tegak
- sama besar dengan bendanya
- jarak bayangan ke cermin sam dengan jarak benda ke cermin
- menghadap terbalik dengan bendanya
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan dapat dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
- sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
- sudut sinar datang lebih besar dari sudut batas
Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
- sinar polikromatik : sinar-sinar yang dapat diuraikan menjadi beberapa komponen warna. Contoh : sinar putih terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
- sinar monokromatik : sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan menjadi komponen warna.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan lensa cekung (negatif).
b. rabun dekat (hipermetropi)
Titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga diperlukan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya akomodasi mata. Titik dekat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan akhir : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh agar terlihat lebih dekat
- Teropong bintang, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler), dengan fOB < fOK
- Teropong panggung, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler)
- Teropong bumu, terdiri dari 3 lensa yang berfungsi sebagai lensa obyektif, lensa pembalik dan lensa okuler
- Teropong prisma, terdiri dari 2 lensa cembung dan prisma kaca
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada postingan kali ini, kita akan disajikan ringkasan materi fisika mengenai getaran, gelombang, dan bunyi.
Getaran1. Getaran adalah gerak bolak-balik suatu partikel secara periodik melalui titik setimbangnya.
2. Periode : T = t/n
t = waktu yang diperlukan
n = banyaknya getaran
3. Frekuensi : f = n/t Hz
4. Hubungan frekuensi dan periode
T = 1/f atau f = 1/T
Gelombang
1. Gelombang adalah suatu usikan yang merambat, yang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya2. Berdasarkan ada tidaknya medium :
a. gelombang mekanik : gelombang yang tidak memerlukan medium
Contoh : gelombang air, tali, bunyi
b. gelombang elektromagnet : gelombang yang tidak memerlukan medium
Contoh : cahaya, gelombang radio dan TV, sinar X
3. Berdasarkan arah rambatannya :
a. Gelombang transversal :
gelombang yang arah rambatnya tegak lurus arah getarnya.
Contoh : gelombang air, tali, cahaya
b. Gelombang longitudial : gelombang yang arah rambatnya sejajar arah getarannya. Contoh : bunyi
4. Cepat rambat gelombang :
v = λ/T = λ f
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
Bunyi
1. Syarat terjadinya bunyi :a. ada benda yang bergetar (sumber bunyi)
b. ada zat antara (medium)
c. ada penerima yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber bunyi
2. Cepat rambat bunyi : v = λ/T = λ f
3. Bunyi merambat paling baik dalam zat padat dan paling buruk dalam gas
4. Infrasonik : frekuensi < 20 Hz (dapat didengar anjing dan jangkerik)
Audiosonik : frekuensi 20 – 20 kHz (dapat didengar manusia)
Ultrasonik : frekuensi > 20KHz (dapat didengar kelelawar dan lumba-lumba)
5. Tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh frekuensi. Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo
6. Warna bunyi (timbre). Misalnya nada suling dan terompet dari frekuensi yang sama dapat dibedakan bunyinya.
7. Perbandingan frekuensi dan interval nada
C | d | e | f | g | a | b | c’ |
24 | 27 | 30 | 32 | 36 | 40 | 45 | 48 |
Prime | Sekunde | Terts | Kuart | Kuint | Sext | Septime | Oktaf |
8. Hukum Marsenne : Tinggi rendahnya nada pada dawai atau senar adalah :
a. berbanding terbalik dengan panjang kawat
b. berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar
c. berbanding terbalik dengan akar massa jenis senar
d. sebanding dengan akar tegangan senar
9. Resonansi : ikut bergetarnya suatu benda karena benda lain yang frekuensinya sama.
λ = panjang kolom udara
10. Gaung (kerdam) adalah bunyi pantul yang sebagian masuk bersamaan dengan bunyi asli.
Gema (echo) adalah bunyi pantul yang datang setelah bunyi asli selesai diucapkan.
Beda gaung dan gema :
- Gaung terjadi dalam ruang tertutup, gema terjadi dalam ruang terbuka
- Jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul pada gema lebih jauh daripada gaung
Gema digunakan untuk mengukur kedalaman laut (d) :
11. Efek Doppler : “Jika kita bergerak mendekati sumber bunyi atau sumber bunyi bergerak mendekati kita, maka frekuensi yang dikeluarkan sumber bunyi akan terdengar makin tinggi dan sebaliknya”. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Dilanjutkan dengan kekurangan dan kelebihan penggunaan air raksa mapun alkohol sebagai pengisi termometer.
Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas serta kalor dan pemuaiannya juga dibahas dalam postingan kali ini.
Suhu dan kalor
1. Hubungan antara skala C, R, F dan K
C : R : F - 32 : K – 273
100 : 80 : 180 : 100
2. Keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer
a. mudah dilihat karena mengkilat
b. volumenya berubah secara teratur
c. tidak membasahi kaca
d. jangkauan lebar (-400C s/d 3500C)
Kelemahan air raksa sebagai pengisi termometer
a. mahal
b. tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah
c. zat berbahaya
3. Keuntungan alkohol sebagai pengisi termometer
a. lebih murah
b. lebih teliti
c. dapat mengukur suhu yang sangat rendah
Kelemahan alkohol sebagai pengisi termometer
a. titik didih rendah (780C)
b. tidak berwarna
c. membasahi kaca
4. Termometer klinis : untuk mengukur suhu manusia (350C – 420C)
Pirometer digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, dengan mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda.
5. Pemuaian zat padat
Alat untuk mengetahui pemuaian zat padat : Musschenbroek
a. Muai panjang
Δl = L0a Δt
Lt = L0(1 + α Δt)
Δl = pertambahan panjang
L0, Lt = panjang mula-mula, akhir
α = koefisien muai panjang ( /0C atau /K)
Δt = kenaikan suhu
b. Muai luas
ΔA = A0 b Δt
At = A0(1 + β Δt)
β = 2α
= koefisien muai luas
c. Muai volume
ΔV = V0 γ Δt
Vt = V0(1 + γ β Δt)
γ = 3α
= koefisien muai ruang
Hubungan α, β dan γ
β = 2α, γ = 3α
6. Pemuaian zat cair
Pada kenaikan suhu yang sama, muai volume zat cair lebih besar daripada zat padat.
Misalnya teko yang berisi air hampir penuh, akan tumpah ketika mendidih.
7. Pemuaian gas
Misalnya, balon akan meletus saat terkena terik matahari. Pemuaian gas diselidiki dengan alat dilatometer.
Untuk semua jenis gas, berlaku : γ = 1/273
8. Bimetal adalah dua keping logam, yang berbeda koefisien muai panjangnya dan dikeling menjadi satu. Jika dipanaskan, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil dan sebaliknya.
9. Anomali air adalah keanehan air pada suhu 40C mengalami volume mengecil sedangkan massa jenisnya membesar.
10. Pengaruh kalor (Q) terhadap perubahan suhu (Δt)
Q = m c Δt atau Q = C Δt
Q = kalor (J)
c = kalor jenis (J/kg0C)
C = kapsitas kalor (J/0C)
Δt = kenaikan suhu (0C)
cair = 1 kal/g0C = 4200 J/ kg0C
11. Pengaruh kalor (Q) terhadap perubahan wujud zat
Melebur dan membeku :
Q = m L
L = kalor lebur (J/kg)
Melebur dan membeku :
Q = m U
L = kalor uap (J/kg)
Kalor lebur dan kalor uap ini disebut kalor laten (untuk merubah wujud/suhu tetap).
12. Perubahan kalor
a. membutuhkan kalor : melebur, menguap, menyublim
b. melepaskan kalor : membeku, mengembun, mengkristal/deposisi
13. Faktor-faktor yang mempercepat penguapan :
a. memanaskan
b. memperluas permukaan
c. meniupkan udara di atas permukaan
d. menyemburkan zat cair
e. mengurangi tekanan pada permukaan
14. Kenaikan tekanan akan meningkatkan titik didih dan sebaliknya
Misalnya : air di daerah pegunungan (tekanan rendah) akan mendidih < 1000C.
Kenaikan tekanan akan menurunkan titik leburnya dan sebaliknya
Ketidakmurnian zat meningkatkan titik didih
Ketidakmurnian zat menurunkan titik leburnya.
Dimanfaatkan dalam pembuatan es krim.
15. Hubungan peralatan listrik dengan kalor yang dihasilkan
P x t = m x c x Δt
P = daya alat (W)
t = waktu (s)
Δt = kenaikan suhu (0C)
16. Azas Black
Q lepas = Q terima
Perpindahan kalor
1. Secara alami, kalor berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Ada 3 perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.2. Konduksi (hantaran ) : perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat itu.
Misalnya : ujung besi yang dipanaskan maka ujung yang lain menjadi panas.
3. Konveksi (aliran) : perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel-partikel zat itu. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis.
Misalnya : pergerakan air saat direbus, sistem ventilasi udara, terjadinya angin darat dan angin laut
4. Radiasi (pancaran) : perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium)
Misalnya : pancaran sinar matahari sampai ke bumi.
Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus pemancar kalor yang baik.
Permukaan yang putih dan berkilap adalah penyerap kalor radiasi yang buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk.
Termoskop adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya pancaran kalor.
5. Termos dapat menghambat kalor dari air panas keluar
a. lapisan dinding dalam berupa perak mengkilat, berfungsi memantulkan radiasi klaor kembali ke dalam termos
b. dinding terbuat dari kaca (konduktor jelek)
c. adanya ruang vakum (menghambat perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi)
d. tutup terbuat dari gabus (bahan isolator)
Demikian materi fisika tentang suhu dan kalor. Tentunya masih banyak kekurangannya. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia