Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Dalam fisika, dikenal berbagai jenis gaya. Saat kita sekolah di SD, mungkin kita tidak bisa mengidentifikasikan jenis-jenisnya. Tetapi kita tahu, kalau ketapel yang ditarik bisa melontarkan sebuah batu. Magnet dapat menarik/menempel pada sebuah paku. Ataupun juga buah mangga jatuhnya ke bawah.
Sebenarnya, dari kejadian sehari-hari kita bisa mencoba untuk mengidentifikan berbagai jenis gaya. Kita cari tahu sendiri. Tanpa basa-basi, mari kita cari tahu berbagai jenis gaya yang ada di sekitar kita.
1. Gaya gravitasi
Mangga yang lepas, dari tangkainya akan jatuh ke bawah karena adanya gaya tarik gravitasi bumi. Gaya ini dinamakan gaya gravitasi.
Newton merumuskan gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa.
Dari definisi tersebut, keliru jika ada mangga yang jatuh hanya semata-mata hanya satu gaya yang bekerja, yaitu mangga ditarik oleh bumi. Sebenarnya bumi juga ditarik oleh mangga. Hanya saja, karena massa buah mangga jauh..jauh...jauh...lebih kecil dari massa bumi, maka buah manggalah yang ketarik ke bumi.
Dikaitkan dengan kelembaman/inersia, bumi yang memiliki massa jauh lebih besar dikatakan "malas" untuk bergerak menuju buah mangga tadi.
2. Gaya pegas
Sebuah ketapel yang ditarik, maka batu yang ada di dalamnya akan terlontar dengan kecepatan tertentu. Gaya yang dihasilkan oleh ketapel ini disebut dengan gaya pegas.
Tentunya tidak semua benda memiliki gaya pegas, Hanya benda-benda yang elastis yang memiliki, Misalnya karet yang bisa digunakan untuk menjepret temannya :) atau juga pentil yang ada di ketapel maupun busur tanah.
3. Gaya gesek
Gaya gesek sangat mudah ditemukan. Misalnya saat kita menarik kursi atau meja. Saat kita berjalan. Saat ban sepeda berputar di atas tanah atau aspal.
Intinya, gaya gesek ini ditimbulkan pada benda yang memiliki permukaan yang kasar.
Semakin kasar permukaan benda maka gaya geseknya semakin besar.
Misalnya gaya gesekan antara kelereng dengan tanah berbeda dengan gaya gesekan antara kelereng dengan lantai keramik.
Tentunya masih banyak lagi jenis-jenis gaya yang lain, seperti gaya tarik magnet, gaya elektrostatis, gaya adhesi-kohesi dan lain-lain yang akan kita pelajari lebih lanjut dalam postingan selanjutnya.
Tetapi, apapun gayanya satuan dalam SI-nya adalah Newton.
Arsyad Riyadi Desember 10, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sebenarnya, dari kejadian sehari-hari kita bisa mencoba untuk mengidentifikan berbagai jenis gaya. Kita cari tahu sendiri. Tanpa basa-basi, mari kita cari tahu berbagai jenis gaya yang ada di sekitar kita.
1. Gaya gravitasi
Mangga yang lepas, dari tangkainya akan jatuh ke bawah karena adanya gaya tarik gravitasi bumi. Gaya ini dinamakan gaya gravitasi.
Newton merumuskan gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa.
Dari definisi tersebut, keliru jika ada mangga yang jatuh hanya semata-mata hanya satu gaya yang bekerja, yaitu mangga ditarik oleh bumi. Sebenarnya bumi juga ditarik oleh mangga. Hanya saja, karena massa buah mangga jauh..jauh...jauh...lebih kecil dari massa bumi, maka buah manggalah yang ketarik ke bumi.
Dikaitkan dengan kelembaman/inersia, bumi yang memiliki massa jauh lebih besar dikatakan "malas" untuk bergerak menuju buah mangga tadi.
2. Gaya pegas
Sebuah ketapel yang ditarik, maka batu yang ada di dalamnya akan terlontar dengan kecepatan tertentu. Gaya yang dihasilkan oleh ketapel ini disebut dengan gaya pegas.
Tentunya tidak semua benda memiliki gaya pegas, Hanya benda-benda yang elastis yang memiliki, Misalnya karet yang bisa digunakan untuk menjepret temannya :) atau juga pentil yang ada di ketapel maupun busur tanah.
3. Gaya gesek
Gaya gesek sangat mudah ditemukan. Misalnya saat kita menarik kursi atau meja. Saat kita berjalan. Saat ban sepeda berputar di atas tanah atau aspal.
Intinya, gaya gesek ini ditimbulkan pada benda yang memiliki permukaan yang kasar.
Semakin kasar permukaan benda maka gaya geseknya semakin besar.
Misalnya gaya gesekan antara kelereng dengan tanah berbeda dengan gaya gesekan antara kelereng dengan lantai keramik.
Tentunya masih banyak lagi jenis-jenis gaya yang lain, seperti gaya tarik magnet, gaya elektrostatis, gaya adhesi-kohesi dan lain-lain yang akan kita pelajari lebih lanjut dalam postingan selanjutnya.
Tetapi, apapun gayanya satuan dalam SI-nya adalah Newton.
Arsyad Riyadi Desember 10, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pernahkan kita benar-benar memperhatikan angka yang didapat dari hasil pengukuran.
Arsyad Riyadi
Desember 10, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Misalnya, ketika menggunakan mistar, kita dapatkan angka 2,4 cm atau 24 mm saat mengukur panjang suatu buku.
Beda halnya, ketika kita menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter tabung, misalnya didapatkan hasil 6,85 cm atau 68,5 mm.
Hasil yang berbeda, kita dapatkan ketika menggunakan mikrometer sekrup untuk mengukur tebal sebuah pelat, misalnya 6,33 mm.
Persamaan dari ketiga hasil pengukuran itu apa? Mungkin ada yang mengatakan angka awalnya bisa sama jika ketiganya mengukur benda yang sama. Cuma angka berikutnya akan berbeda. Dikatakan bahwa mikrometer sekrup lebih teliti dibanding dengan jangka sorong maupun mistar.
Okelah. Apapun persamaan dan perbedaaannya, yang jelas hasil pengukuran ketiga alat itu merupakan angka penting pengukuran.
Okelah. Apapun persamaan dan perbedaaannya, yang jelas hasil pengukuran ketiga alat itu merupakan angka penting pengukuran.
Pengukuran mistar (2,4 cm) memiliki 2 angka penting.
Pengukuran jangka sorong ( 6,85 cm) memiliki 3 angka penting.
Pengukuran mikrometer sekrup (6,33 mm) memiliki 3 angka penting.
Dalam pengukuran, yang kita laporkan dalam lembar data tentunya hasil apa adanya alias fakta, Bukan opini, perasaan atau pendapat kita sendiri. Jadi misalnya, penggaris yang kita pakai ternyata hanya mampu mengukur sampai 1 desimal di belakang angka (misalnya 2,4 cm), tidak boleh dituliskan dengan 2,45 cm misalnya. Dengan asumsi benda yang kita ukur ternyata berada di antara skala 2,4 - 2, 5 cm, sehingga kita tuliskan 2,45 cm.
Mungkin ada yang mengatakan, ya nggak apa-apalah, toh selisihnya sedikit...hehehhehe.
Tetapi, itulah bedanya ilmu pengukuran dengan ilmu perdagangan. Tahu kan, kalau di pasar, misalnya beli daging 1 kg belum tentu 1 kg tetapi ada unsur kira-kiranya lumayan tinggi dibanding mengukur di laboratorium. Bisa-bisa dimarahi pembelinya karenan kelamaan dalam menimbang.
Jujur dan teliti. Itulah kunci dari pengukuran.
Terkait dengan itu, tentunya ada aturan-aturan mengenai angka penting. Dalam postingan mendatang, akan kita pelajari lebih lanjut aturan-aturan penulisan angka penting dan pengoperasiannya.
Terkait dengan itu, tentunya ada aturan-aturan mengenai angka penting. Dalam postingan mendatang, akan kita pelajari lebih lanjut aturan-aturan penulisan angka penting dan pengoperasiannya.
Sebelum lebih lanjut mengenal teori relativitas Einstein, kita kenali dulu prinsip relativitas klasik. Prinsip ini dikenal juga dengan Prinsip Relaltivitas Galileo atau lebih lanjut dikenal sebagai Relativitas Newton.
Meskipun gerak bersifat relatif tergantung pada kerangka acuan yang dipilih tetapi prinsip atau hukum fisika berlaku sama.
Gerak relatif tetapi hukum harus sama. MUNGKINKAH?
Inilah prinsip relativitas Newton
"Semua hukum mekanika Newton berlaku sama untuk semua kerangka acuan inersial.
Sehingga, besaran akan sama saat diukur oleh pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak.
Misalnya, buah apel yang jatuh dari pohonnya (yang diam) akan mengalami gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
Demikian juga buah apel tersebut dijatuhkan dari sebuah mobil yang bergerak dengan kelajuan tetap juga akan mengalami jenis gerak yang sama (gerak lurus berubah beraturan) menurut pengamat yang berada di dalam mobil tersebut.
Arsyad Riyadi
Desember 10, 2014
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Meskipun gerak bersifat relatif tergantung pada kerangka acuan yang dipilih tetapi prinsip atau hukum fisika berlaku sama.
Gerak relatif tetapi hukum harus sama. MUNGKINKAH?
Inilah prinsip relativitas Newton
"Semua hukum mekanika Newton berlaku sama untuk semua kerangka acuan inersial.
Sehingga, besaran akan sama saat diukur oleh pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak.
Misalnya, buah apel yang jatuh dari pohonnya (yang diam) akan mengalami gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
Demikian juga buah apel tersebut dijatuhkan dari sebuah mobil yang bergerak dengan kelajuan tetap juga akan mengalami jenis gerak yang sama (gerak lurus berubah beraturan) menurut pengamat yang berada di dalam mobil tersebut.
Pengertian Dasar
Kejadian
Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalam suatu ruang pada suatu waktu sesaat yang tertentu.
Contoh : buah yang jatuh dari pohon, tabrakan dua buah mobil dan sebagainya.
Pengamat
Pengamat adalah sesesorang yang mengamati suatu kejadian dan melakukan pengukuran. Alat ukur apa saja yang melakukan pengukuran terhadap suatu kejadian juga disebut pengamat.
Kerangka acuan
Kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat , di mana seorang pengamat melakukan pengamatan terhadap suatu kejadian.
Contoh kejadian :
Sebuah kelereng dijatuhkan dari mobil yang bergerak dengan kelajuan tetap V terhadap orang yang diam di pinggir jalan.
Dalam kasus ini, setidaknya ada 2 pengamat yang mengamati kejadian tersebut.
Pengamat pertama adalah orang yang menjatuhkan kelereng (di dalam mobil), sedangkan pengamat kedua adalah orang yang berdiri di pinggir jalan.
Dari kejadian tersebut, manakah yang dianggap diam ? Apakah pengamat pertama atau pengamat kedua. Padahal keduanya berada di atas bumi yang sama-sama berputar mengelilingi matahari. Sedangkan matahari juga bergerak terhadap benda lain dalam galaksi bima sakti dan seterusnya.
Untuk itulah dibutuhkan Kerangka Acuan.
Kerangka acuan yang dimaksud dalam relativitas khusus adalah kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan.
Bumi dan semua benda di alam semesta saling bergerak relatif satu sama lain.
Ketika kita menganggap benda-benda tersebut bergerak, karena anggapan kita saat itu sebagai Kerangka Acuan. Arsyad Riyadi Desember 08, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kejadian
Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalam suatu ruang pada suatu waktu sesaat yang tertentu.
Contoh : buah yang jatuh dari pohon, tabrakan dua buah mobil dan sebagainya.
Pengamat
Pengamat adalah sesesorang yang mengamati suatu kejadian dan melakukan pengukuran. Alat ukur apa saja yang melakukan pengukuran terhadap suatu kejadian juga disebut pengamat.
Kerangka acuan
Kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat , di mana seorang pengamat melakukan pengamatan terhadap suatu kejadian.
Contoh kejadian :
Sebuah kelereng dijatuhkan dari mobil yang bergerak dengan kelajuan tetap V terhadap orang yang diam di pinggir jalan.
Dalam kasus ini, setidaknya ada 2 pengamat yang mengamati kejadian tersebut.
Pengamat pertama adalah orang yang menjatuhkan kelereng (di dalam mobil), sedangkan pengamat kedua adalah orang yang berdiri di pinggir jalan.
Dari kejadian tersebut, manakah yang dianggap diam ? Apakah pengamat pertama atau pengamat kedua. Padahal keduanya berada di atas bumi yang sama-sama berputar mengelilingi matahari. Sedangkan matahari juga bergerak terhadap benda lain dalam galaksi bima sakti dan seterusnya.
Untuk itulah dibutuhkan Kerangka Acuan.
Kerangka acuan yang dimaksud dalam relativitas khusus adalah kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan.
Bumi dan semua benda di alam semesta saling bergerak relatif satu sama lain.
Ketika kita menganggap benda-benda tersebut bergerak, karena anggapan kita saat itu sebagai Kerangka Acuan. Arsyad Riyadi Desember 08, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Apa itu relativitas?
Banyak orang yang mengakui jika Einstein itu jenius. Teori Relativitas adalah salah satu gagasan yang menunjukkan kejeniusannya.
Teori ini mampu memutarbalikkan pendapat/keyakinan masyarakat awam. Dari pemuluran waktu, penyusutan panjang, penambahan massa sampai hubungan antara massa energi yang dahsyat.
Di sini kita akan mempelajari teori relativitas khusus. Disebut "khusus", karena merupakan penyederhanaan dari teori relativitas umum yang sudah melibatkan pengaruh gravitasi dan percepatan.
Gerak adalah Relatif
Bagaimana kita harus menjelaskan kepada seorang anak kecil yang berada dalam mobil yang sedang melaju dengan kencang. Dia menganggap jika pohon, rumah, dan gedung-gedung di luar bergerak begitu cepat?
Sama halnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ribuan tahun yang lalu orang menganggap jika matahari, bumi, bulan dan benda-benda langit yang lain bergerak mengelilingi bumi. Hal ini yang mendasari munculnya teori Geosentris oleh Ptolemius.
Teori ini terus diakui, sampai akhirnya Copernicus (1532) mengajukan teori Heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya).
Dalam teori relativitas, pandangan yang bertentangan tersebut sebenarnya tidak perlu. Karena keduanya, pada dasarnya ekuivalen satu sama lain. Arsyad Riyadi Desember 07, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia
Banyak orang yang mengakui jika Einstein itu jenius. Teori Relativitas adalah salah satu gagasan yang menunjukkan kejeniusannya.
Teori ini mampu memutarbalikkan pendapat/keyakinan masyarakat awam. Dari pemuluran waktu, penyusutan panjang, penambahan massa sampai hubungan antara massa energi yang dahsyat.
Di sini kita akan mempelajari teori relativitas khusus. Disebut "khusus", karena merupakan penyederhanaan dari teori relativitas umum yang sudah melibatkan pengaruh gravitasi dan percepatan.
Gerak adalah Relatif
Bagaimana kita harus menjelaskan kepada seorang anak kecil yang berada dalam mobil yang sedang melaju dengan kencang. Dia menganggap jika pohon, rumah, dan gedung-gedung di luar bergerak begitu cepat?
Sama halnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ribuan tahun yang lalu orang menganggap jika matahari, bumi, bulan dan benda-benda langit yang lain bergerak mengelilingi bumi. Hal ini yang mendasari munculnya teori Geosentris oleh Ptolemius.
Teori ini terus diakui, sampai akhirnya Copernicus (1532) mengajukan teori Heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya).
Dalam teori relativitas, pandangan yang bertentangan tersebut sebenarnya tidak perlu. Karena keduanya, pada dasarnya ekuivalen satu sama lain. Arsyad Riyadi Desember 07, 2014 New Google SEO Bandung, Indonesia