Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Hukum III Newton dan Penerapannya
Seorang anak yang mendorong sebuah lemari akan merasakan bahwa semakin kuat dia mendorong, dia merasakan dorongan lemari kepadanya juga semakin besar. Ini terbukti dengan rasa sakit yang dirasakan anak tersebut ketika dia menekan dengan sangat kuat.Gaya-gaya selalu berpasangan, yang keduanya sama besar tapi arahnya berlawanan. Pasangan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, dan bekerja pada dua benda yang berbeda ini disebut sebagai pasangan gaya aksi-reaksi.
Newton menyatakan pasangan gaya aksi-reaksi ini dalam hukum ketiganya yang berbunyi :
"Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan."
Atau
"Ketika
suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang besarnya sama tetapi berlawanan arah dengan benda
pertama."
Hukum III Newton ini disebut juga sebagai Hukum Aksi-Reaksi.
Contoh lain, seorang anak yang sedang menendang bola
Jika kaki memberikan gaya ke bola, maka bola pun memberikan gaya yang besarnya sama dengan yang diberikan kaki dengan besar sama tapi arahnya berlawanan.
aksi : kaki mendorong tanah ke belakang
reaksi : tanah mendorong tubuh ke depan
(b) orang menendang bola
aksi : kaki memberikan gaya ke bola
reaksi : bola memberikan gaya ke kaki
(c) peluncuran roket
aksi : roket mendorong asap ke belakang
reaksi : asap mendorong roket ke atas
(d) mobil berjalan
aksi : ban mobil berputar ke belakang
reaksi : mobil bergerak ke depan
Arsyad Riyadi
Juni 04, 2020
New Google SEO
Bandung, IndonesiaHukum II Newton dan Penerapannya
Mendorong Lemari |
Perhatikan gambar di samping.
Dua orang yang mendorong tembok merasa lebih mudah melakukannya ketimbang mendorong sendirian.
Dengan kata lain, gaya dorong untuk mengangkat lemari lebih besar, sehingga diperoleh percepatan yang besar.
Dalam kasus tersebut, Hukum I Newton tidak berlaku karena benda mengalami perubahan kecepatan dari posisi diam hingga akhirnya bergerak.
Jika resultan gaya sama dengan nol maka suatu benda diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap (percepatan = 0). Itu bunyi hukum I Newton.
Jika resultan gayanya tidak sama dengan nol, berlaku Hukum II Newton yang berbunyi :
“ Besarnya percepatan yang dialami benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.”
Secara matematis dituliskan :
a = percepatan (m/s2)
∑F = gaya total (N)
m = massa benda (kg)
Dari rumus hukum II Newton yaitu ∑F = m a kita dapat menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada sebuah benda yang bermassa 1 kg. Gaya sebesar 2 N dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda bermassa 2 kg atau percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda bermassa 1 kg dan seterusnya.
Contoh Penerapan Hukum II Newon
1. Suatu benda yang massanya 2 kilogram dipercepat pada 2,5 m/s2. Berapa resultan gaya yang bekerja pada benda?
Penyelesaian
Diketahui :
m = 2 kg
a = 2,5 m/s2
Jawab
F = m a = 2. 2,5 = 5 N
2. Sebuah mobil balap mampu menghasilkan gaya sebesar 8000 N. Berapa percepatan mobil balap itu jika massa mobil 1500 kg dan total gesekan antara permukaan jalan dan gesekan angin 5000 N?
Penyelesaian
Pada mobil bekerja dua buah gaya yang saling berlawanan yaitu gaya mesin F dan gaya gesekan f.
Sehingga nilai resultan gayanya F = F - f = 8000 - 500 = 7500 N.
Dengan massa mobil sebesar 1500 kg, diperoleh percepatan
Di akhir materi coba amati video sebagai berikut.
Arsyad Riyadi Juni 04, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Hukum I Newon dan Penerapannya
Tahukan kalian, siapa dia?Ya, dialah Sir Isaac Newton, salah seorang ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam ilmu fisika. Dia banyak berkonstribus di bidang mekanika, optik, gravitasi dan ilmu matematika tentunya.
Kali ini kita akan membahas mengenai Hukun Newton tentang gerak. Kita awali terlebih dulu dengan Hukum I Newton atau yang disebut juga sebagai hukum inersia atau kelembahan.
Apa itu inersia atau kelembaban itu?
Bagaimana perumusan matematikanya?
Bagaimana penerapan inersia atau kelembaman dalam kehidupan sehari?
Untuk menjawabnya, mari kita diskusikan bersama-sama.
Sebelum Galileo, para filosof atau para ilmuwan kuno yang digawangi oleh Aristoteles, beranggapan bahwa pada benda yang bergerak (termasuk benda yang bergerak lurus dengan kecepatan tetap/GLB) mengalami gaya yang bekerja terus-menerus. Tanpa adanya gaya tersebut maka benda tersebut akan diam selamanya. Hal ini sudah kita bahas pada postingan mengenai Miskonsepsi Tentang Gerak.
Dari kejadian tersebut, kita dapat merumuskan hukum I Newton, yaitu jika benda yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda yang sedang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Secara lebih singkat hukum I Newton dapat dituliskan sebagai berikut;
Percepatan benda sama dengan nol jika gaya total (resultan gaya) yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Secara matematis hukum I Newton dapat dituliskan sebagai
Σ F = 0
Hukum I Newton yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton ini sebenarnya hanya mempertegas apa yang pernah dilakukan atau dijelaskan oleh pendahulunya Galileo, yaitu kecepatan yang dimiliki benda akan terus dipertahankan jika semua gaya penghambatnya dihilangkan.
Contoh peristiwa kelembaman dalam kehidupan yang sehari-hari
Sebuah gelas yang diletakkan di atas meja. Dan di bawah gelas ditaruh selembar kertas. Kertas ditarik dengan lebih lambat, gelas berpindah dari posisinya. Hal ini disebabkan gaya yang diberikan cukup lama, sehingga gelas tersebut tidak dapat mempertahankan keadaan diamnya.
Saat
kertas ditarik dengan cepat, gelas tersebut tetap berada pada
posisinya. Hal ini disebabkan gaya yang diberikan dalam waktu singkat
(tidak ada gaya yang bekerja padanya). Sehingga gelas tidak bergerak
sedikitpun.
Penggunaan Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman merupakan salah satu contoh penerapan Hukum I Newton. Sifat inersia ini tampak sekali dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seorang penumpang yang sedang duduk dengan nyaman, tiba-tiba akan terdorong ke depan ketika kendaraan yang dinaikinya di rem secara tiba-tiba. Apalagi kalau terjadi kecelakaan (bertabrakan dengan kendaraan lain), maka tubuh para penumpang akan membentur ke sana kemari.
Penggunaan Sabuk Pengaman |
Untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan gunakanlah sabuk pengaman. Sabuk pengaman adalah sebuah alat yang dirancang untuk menahan seorang penumpang mobil atau kendaraan lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan, atau, yang lebih lazim terjadi, bila kendaraan itu berhenti mendadak. Sabuk pengaman dirancang untuk mengurangi luka dengan menahan si pemakai dari benturan dengan bagian-bagian dalam kendaraan itu atau terlempar dari dalam kendaraannya.
Gerakan kepala jika terjadi tabrakan |
Kegunaan sabuk pengaman (seat belt) akan "mengunci" tubuh kita di saat kita seharusnya "terdorong" ke depan karena sifat sifat inersia pada diri kita.
Selain sabuk pengaman, beberapa mobil yang lebih modern diperlengkapi dengan kantung udara. Kantung udara atau ”air bag”yang akan mengembang ketika mobil tiba-tiba berhenti sehingga dapat mencegah sopir menabrak kemudi atau dashboard.
Nah, kalau sudah tahu sifat inersia atau kelembaman, semakin sadar kita untuk menggunakan sabuk pengaman. Demikian juga bagi pengendara motor untuk menggunakan helm, sehingga resiko akibat benturan atau kecelakaan dapat dihindari.
Buka juga video berikut yang mendemontrasikan hukum I Newton pada pengaman pada kendaraan.
Sumber referensi :
Arsyad Riyadi Juni 03, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Miskonsepsi Tentang Gerak
Daun dan batu jatuh |
Coba perhatikan gambar di samping.
Sehelai daun dan sebuah batu jatuh dari ketinggian tertentu. Manakah yang terlebih dahulu jatuh ke bawah?
Tentunya dengan mudah, dikatakan batu akan terlebih dahulu sampai ke bawah. Pertanyaannya adalah apakah dari kejadian itu dapat disimpulkan bahwa benda yang lebih berat (batu) akan jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda yang lebih ringan (daun)?
Kesimpulan tersebut juga dikemukakan oleh Aristoteles, yang mengatakan bahwa sebuah benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan.
Sekarang, perhatikan juga gambar berikut.
Dari kejadian tersebut, disimpulkan bahwa benda akan terus bergerak sepanjang ada gaya yang mendorong atau menarik benda tersebut. Benda akan terhenti atau diam jika tidak ada gaya yang bekerja.
Sekarang kita analisis bersama kedua kejadian tersebut.
1. Benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan.
Benarkah anggapan tersebut?
Bagaimana jika percobaannya diganti?
Selembar kertas dan penghapus dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Apakah keduanya jatuh ke lantai pada waktu yang sama?
Tentu tidak, penghapus akan tiba ke lantai terlebih dahulu.
Bagaimana jika kertasnya diremas-remas sehingga membentuk seperti bola. Sekarang coba jatuhkan "bola" kertas tersebut bersamaan dengan penghapus. Apakah akan mendapatkan hasil yang sama?
Tidak dapat memastikan bukan?
Karena yang menjadi masalah bukan antara kertas yang ringan dan penghapus yang lebih berat. Tetapi pada kertas yang masih lembaran akan mengalami gaya gesek yang besar. Beda ketika kertasnya diremas-remas sehingga membentuk seperti bola, dipastikan gesekan kertas dengan bola jauh lebih kecil. Sehingga kertas tersebut akan tiba di lantai bersamaan dengan penghapus.
Kata kuncinya adalah adanya gesekan yang menghambat gerak benda bukan pada ringan beratnya benda tersebut.
2. Benda akan terus bergerak sepanjang ada gaya yang mendorong atau menarik benda tersebut. Benda akan terhenti atau diam jika tidak ada gaya yang bekerja.
Mari kita uji pendapat di atas dengan mengubah lintasan yang ditempuh boleh sebagai berikut.
Saat boleh diberikan gaya pada lantai yang licin, dapat dipastikan bola tersebut akan bergerak semakin jauh. Semakin licin lantai pasti akan semakin jauh..selicin-licinnya lantai, bola tersebut dipastikan tidak akan berhenti. Kapan berhentinya? Jika ada penghalang atau ditahan.
Artinya apa?
Bukan karena terus menerus diberikan gaya (misalnya ditendang kembali) agar bola itu berhenti, tetapi karena pengaruh gesekan.
Percobaan Galileo
Galileo konon melakukan percobaannya dari menara Pisa. Dengan menjatuhkan dua benda, yang satu besar (sebuah peluru canon) dan satunya kecil (peluru pistol) ternyata keduanya sampai ke dasar lantai dalam waktu yang sama
Dengan demikian tumbanglah pendapat Archimedes yang pertama, bahwa benda yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu daripada benda yang lebih ringan.
Galileo juga melakukan percobaan sebagai berikut.
Percobaan (1)
Bola akan mencapai ketinggian yang relatif sama.
Percobaan (2)
Sudut kelengkungan dikurangi. Di sini bola juga mencapai ketinggian yang relatif sama tetapi membutuhkan lintasan yang lebih jauh. Semakin dikurangi kelengkungannya jarak yang dicapai bola lebih jauh lagi.
Percobaan (3)
Dengan kelengkungan nol (lintasan lurus) dapat dipastikan lintasan yang ditempuh bola akan sangat jauh (benda tidak akan berhenti).
Berhentinya benda semata-mata disebabkan adanya gesekan antara bola dengan dasar lantainya.
Berhentinya benda semata-mata disebabkan adanya gesekan antara bola dengan dasar lantainya.
Demikian penjelasan mengenai kesalahan konsep (miskonsepsi) tentang gerak dalam fisika. Miskonsepsi ini telah terjadi bertahun-tahun terjadi dan sampai sekarang pun masih ada yang melakukannya. Semoga penjelasan tersebut di atas cukup gamblang dan selanjutnya akan menjadi dasar pada pembahasan materi gerak yang lain.
Postingan ini sekaligus sebagai revisi atau pembaharuan dari postingan sebelumnya.
Arsyad Riyadi
Juni 01, 2020
New Google SEO
Bandung, IndonesiaPostingan ini sekaligus sebagai revisi atau pembaharuan dari postingan sebelumnya.
Referensi
1. Foster, Bob.1997. Terpadu Fisika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Sumber gambar : pixabay.com
1. Foster, Bob.1997. Terpadu Fisika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Sumber gambar : pixabay.com
Penerapan hukum Newton sangatlah luas, di antaranya bisa kita temukan pada peristiwa gesekan antar permukaan zat padat. Gaya gesek ini termasuk gaya sentuh yang terjadi karena ada dua permukaan zat padat yang saling bersentuhan secara fisik.
Gaya gesek ini sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan memilik arah yang berlawanan dengan kecederungan gerak benda. Misalnya, sebuah bola dilempar menyusuri tanah ke arah selatan. Gaya gesekannya arahnya ke kiri. Karena gaya gesekan tersebut memang menghambat gerak dari bola.
Gaya gesekan ini memegang peranan penting dalam menjaga kesetimbangan gaya. Gaya gesekan statik cenderung mempertahankan keadaan diam suatu benda diam ketika ada gaya yang bekerja padanya. Sedangkan gaya gesek kinetik (dinamis) menjaga kecenderungan benda yang sedang bergerak.
Gaya gesekan statik maksimun diperoleh ketika benda sudah nyaris mau bergerak. Pada saat gaya dorong pada sebuah benda sama dengan dengan gaya gesek statik maksimum maka benda tepat akan bergerak. Dengan adanya tambahan gaya dorong sedikit saja, dapat dipastikan benda tersebut akan bergerak. Ketika benda tersebut sudah bergerak, maka sudah tidak diperlukan gaya dorong sebesar gaya statik maksimal tersebut.
Gaya gesekan mulai dari nol akhirnya membesar sampai harga maksimal (gaya gesek statik maksimal) sampai akhirnya gaya gesekan akan menurun sampai mencapai nilai tetap, yaitu gaya gesekan kinetik.
Rumus Gaya Gesek
Besarnya gaya gesek antara dua permukaan yang bersentuhan dapat dirumuskan dengan
Arsyad Riyadi November 20, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Gaya gesek ini sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan memilik arah yang berlawanan dengan kecederungan gerak benda. Misalnya, sebuah bola dilempar menyusuri tanah ke arah selatan. Gaya gesekannya arahnya ke kiri. Karena gaya gesekan tersebut memang menghambat gerak dari bola.
Gaya gesekan ini memegang peranan penting dalam menjaga kesetimbangan gaya. Gaya gesekan statik cenderung mempertahankan keadaan diam suatu benda diam ketika ada gaya yang bekerja padanya. Sedangkan gaya gesek kinetik (dinamis) menjaga kecenderungan benda yang sedang bergerak.
Gaya gesekan statik maksimun diperoleh ketika benda sudah nyaris mau bergerak. Pada saat gaya dorong pada sebuah benda sama dengan dengan gaya gesek statik maksimum maka benda tepat akan bergerak. Dengan adanya tambahan gaya dorong sedikit saja, dapat dipastikan benda tersebut akan bergerak. Ketika benda tersebut sudah bergerak, maka sudah tidak diperlukan gaya dorong sebesar gaya statik maksimal tersebut.
Gaya gesekan mulai dari nol akhirnya membesar sampai harga maksimal (gaya gesek statik maksimal) sampai akhirnya gaya gesekan akan menurun sampai mencapai nilai tetap, yaitu gaya gesekan kinetik.
Rumus Gaya Gesek
Besarnya gaya gesek antara dua permukaan yang bersentuhan dapat dirumuskan dengan
fs ≤ µs N
dengan µs adalah koefisien gaya statik dan N adalah gaya normal.
Ketika benda akan bergerak berlaku : fs = fsmaks = µs N
Besarnya gata gesekan kinetik yang bekerja pada suatu benda bernilai tetap dan dapat dirumuskan dengan
dengan µs adalah koefisien gaya statik dan N adalah gaya normal.
Ketika benda akan bergerak berlaku : fs = fsmaks = µs N
Besarnya gata gesekan kinetik yang bekerja pada suatu benda bernilai tetap dan dapat dirumuskan dengan
fk = µk
N
dengan µk adalah koefisien gesekan kinetik.
Besarnya µs dan µk ini tergantung pada sifat kekasaran kedua permukaan yang bersentuhan, tetapi umumnya µk < µs .
Demikian postingan mengenai penerapan hukum Newton pada gesekan antara dua buah permukaan zat padat. Penerapan hukum Newton pada kasus lain, seperti permasalahan pada benda yang terhubung dengan katrol, gerak benda pada bidang miring, dua benda yang bertumpukan, gerak benda menikung pada permukaan mendatar maupun lintasan miring akan dijabarkan pada postingan selanjutnya.
Selamat belajar.
dengan µk adalah koefisien gesekan kinetik.
Besarnya µs dan µk ini tergantung pada sifat kekasaran kedua permukaan yang bersentuhan, tetapi umumnya µk < µs .
Demikian postingan mengenai penerapan hukum Newton pada gesekan antara dua buah permukaan zat padat. Penerapan hukum Newton pada kasus lain, seperti permasalahan pada benda yang terhubung dengan katrol, gerak benda pada bidang miring, dua benda yang bertumpukan, gerak benda menikung pada permukaan mendatar maupun lintasan miring akan dijabarkan pada postingan selanjutnya.
Selamat belajar.
Arsyad Riyadi November 20, 2016 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-Kisi Soal UN SMP 2015: Gerak Lurus dan Hukum Newton
Kisi-kisi Soal UN SMP 2015 mengenai gerak lurus dan hukum Newton ini didasarkan pada kompetensi dan indikator ujian nasional IPA tahun 2015.
Soal-soal gerak lurus dan hukum Newton ini, merupakan salah satu yang diujikan dari kompetensi dasar-dasar mekanika.
Untuk menghadapi soal-soal mengenai gerak dan hukum Newton, persenjatai dulu diri Anda dengan memahami jenis-jenis gerak lurus, baik gerak lurus berubah beraturan maupun gerak lurus berubah beraturan. Pahami contoh-contoh gerak lurus beserta grafiknya.
Demikian juga mengenai hukum Newton, selain memahami isinya tentu contoh dalam kehidupan sehari-hari juga harus dipahami dengan baik. Misalnya ada soal, berikut ini merupakan contoh penerapan hukum I Newton, kecuali….
Berikut contoh prediksi soal UN IPA SMP tahun 2015 untuk materi gerak dan hukum Newton ./
1. Perhatikan grafik kelajuan – waktu dari gerak berikut!
Gerak lurus berubah dipercepat dan gerak lurus berubah beraturan diperlambat berturut-turut adalah ....
A. DE dan FG
B. BC dan EF
C. AB dan CD
D. BC dan FG
2. Perhatikan gambar sebuah mobil sedang melaju seperti gambar tersebut !
Jenis gerakan yang dilakukan oleh mobil tersebut adalah….
A. Gerak Lurus Beraturan
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan diperlambat
C. Gerak Lurus Tidak Beraturan
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan dipercepat
3. Berikut ini adalah contoh gerak benda
(1) bola jatuh bebas
(2) bola menggelinding di atas bidang miring
(3) bola menuruni bidang miring
(4) bola dilempar vertikal ke atas
Gerakan di atas yang termasuk gerak lurus berubah beraturan dipercepat adalah ...
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
4. Setumpuk uang logam (atau koin) diletakan dekat ujung sehelai kertas yang terletak pada meja datar, ujung kertas lainnya dipegang olehmu (lihat gambar).
Jika kertas kamu tarik dengan satu hentakan cepat dan lurus, maka ....
A. sebagian koin jatuh ke belakang
B. sebagian koin jatuh ke depan
C. sebagian koin jatuh ke samping
D. seluruh koin tetap di tempatnya
5. Contoh keseharian yang menunjukkan berlakunya hukum II Newton adalah ....
A. ketika sikutmu menekan permukaan meja dengan kuat, sikutmu terasa sakit
B. ketika sopir bus mengerem mendadak, penumpang yang berdiri terdorong ke depan
C. ketika resultan gaya pada pesawat sama dengan nol, penumpang merasa nyaman karena seolah-oleh pesawat tidak bergerak
D. diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk daripada mendorong sedan
Untuk sementara kami sajikan 5 soal terlebih dahulu yang bisa dijadikan acuan/prediksi untuk menghadapi UN IPA SMP 2015, khususnya materi gerak dan hukum Newton. Semoga prediksi soal ini, tidak meleset dari kisi-kisi yang telah ditentukan.
Arsyad Riyadi Februari 15, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Kisi-kisi Soal UN SMP 2015 mengenai gerak lurus dan hukum Newton ini didasarkan pada kompetensi dan indikator ujian nasional IPA tahun 2015.
Soal-soal gerak lurus dan hukum Newton ini, merupakan salah satu yang diujikan dari kompetensi dasar-dasar mekanika.
Untuk menghadapi soal-soal mengenai gerak dan hukum Newton, persenjatai dulu diri Anda dengan memahami jenis-jenis gerak lurus, baik gerak lurus berubah beraturan maupun gerak lurus berubah beraturan. Pahami contoh-contoh gerak lurus beserta grafiknya.
Demikian juga mengenai hukum Newton, selain memahami isinya tentu contoh dalam kehidupan sehari-hari juga harus dipahami dengan baik. Misalnya ada soal, berikut ini merupakan contoh penerapan hukum I Newton, kecuali….
Berikut contoh prediksi soal UN IPA SMP tahun 2015 untuk materi gerak dan hukum Newton ./
1. Perhatikan grafik kelajuan – waktu dari gerak berikut!
Gerak lurus berubah dipercepat dan gerak lurus berubah beraturan diperlambat berturut-turut adalah ....
A. DE dan FG
B. BC dan EF
C. AB dan CD
D. BC dan FG
2. Perhatikan gambar sebuah mobil sedang melaju seperti gambar tersebut !
Jenis gerakan yang dilakukan oleh mobil tersebut adalah….
A. Gerak Lurus Beraturan
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan diperlambat
C. Gerak Lurus Tidak Beraturan
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan dipercepat
3. Berikut ini adalah contoh gerak benda
(1) bola jatuh bebas
(2) bola menggelinding di atas bidang miring
(3) bola menuruni bidang miring
(4) bola dilempar vertikal ke atas
Gerakan di atas yang termasuk gerak lurus berubah beraturan dipercepat adalah ...
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
4. Setumpuk uang logam (atau koin) diletakan dekat ujung sehelai kertas yang terletak pada meja datar, ujung kertas lainnya dipegang olehmu (lihat gambar).
Jika kertas kamu tarik dengan satu hentakan cepat dan lurus, maka ....
A. sebagian koin jatuh ke belakang
B. sebagian koin jatuh ke depan
C. sebagian koin jatuh ke samping
D. seluruh koin tetap di tempatnya
5. Contoh keseharian yang menunjukkan berlakunya hukum II Newton adalah ....
A. ketika sikutmu menekan permukaan meja dengan kuat, sikutmu terasa sakit
B. ketika sopir bus mengerem mendadak, penumpang yang berdiri terdorong ke depan
C. ketika resultan gaya pada pesawat sama dengan nol, penumpang merasa nyaman karena seolah-oleh pesawat tidak bergerak
D. diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk daripada mendorong sedan
Untuk sementara kami sajikan 5 soal terlebih dahulu yang bisa dijadikan acuan/prediksi untuk menghadapi UN IPA SMP 2015, khususnya materi gerak dan hukum Newton. Semoga prediksi soal ini, tidak meleset dari kisi-kisi yang telah ditentukan.
Arsyad Riyadi Februari 15, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Menurut Hukum I Newton, suatu benda akan diam atau akan bergerak lurus dengan kecepatan tetap, tanpa adanya gaya dari luar yang bekerja padanya. Kecenderungan benda untuk mempertahankan kedudukannya ini disebut dengan inersia. Sehingga hukum I Newton disebut juga juga dengan hukum Inersia atau kelembamam.
Sifat inersia ini tampak sekali dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seorang penumpang yang sedang duduk dengan nyaman, tiba-tiba akan terdorong ke depan ketika kendaraan yang dinaikinya di rem secara tiba-tiba. Apalagi kalau terjadi kecelakaan (bertabrakan dengan kendaraan lain), maka tubuh para penumpang akan membentur ke sana kemari.
Untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan gunakanlah sabuk pengaman. Sabuk pengaman adalah sebuah alat yang dirancang untuk menahan seorang penumpang mobil atau kendaraan lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan, atau, yang lebih lazim terjadi, bila kendaraan itu berhenti mendadak. Sabuk pengaman dirancang untuk mengurangi luka dengan menahan si pemakai dari benturan dengan bagian-bagian dalam kendaraan itu atau terlempar dari dalam kendaraannya.
Saat kendaraan yang kita tumpangi tiba-tiba direm mendadak atau menabrak sesuatu hingga berhenti, apa yang terjadi dengan kita? Tentu tubuh kita aka terdorong, bahkan bisa terlempar ke depan. Seadainya di depan kita ada benda-benda yang berbahaya, misalnya benda keras atau kaca mobil, tentunya akan berakibat fatal.
Kegunaan sabuk pengaman (seat belt) akan "mengunci" tubuh kita di saat kita seharusnya "terdorong" ke depan karena sifat sifat inersia pada diri kita.
Selain sabuk pengaman, beberapa mobil yang lebih modern diperlengkapi dengan kantung udara. Kantung udara atau ”air bag”yang akan mengembang ketika mobil tiba-tiba berhenti sehingga dapat mencegah sopir menabrak kemudi atau dashboard.
Nah, kalau sudah tahu sifat inersia atau kelembaman, semakin sadar kita untuk menggunakan sabuk pengaman. Demikian juga bagi pengendara motor untuk menggunakan helm, sehingga resiko akibat benturan atau kecelakaan dapat dihindari.
Buka juga video berikut yang mendemontrasikan hukum I Newton pada pengaman pada kendaraan.
Sumber referensi :
Arsyad Riyadi September 08, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Sifat inersia ini tampak sekali dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seorang penumpang yang sedang duduk dengan nyaman, tiba-tiba akan terdorong ke depan ketika kendaraan yang dinaikinya di rem secara tiba-tiba. Apalagi kalau terjadi kecelakaan (bertabrakan dengan kendaraan lain), maka tubuh para penumpang akan membentur ke sana kemari.
Penggunaan Sabuk Pengaman |
Untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan gunakanlah sabuk pengaman. Sabuk pengaman adalah sebuah alat yang dirancang untuk menahan seorang penumpang mobil atau kendaraan lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan, atau, yang lebih lazim terjadi, bila kendaraan itu berhenti mendadak. Sabuk pengaman dirancang untuk mengurangi luka dengan menahan si pemakai dari benturan dengan bagian-bagian dalam kendaraan itu atau terlempar dari dalam kendaraannya.
Gerakan kepala jika terjadi tabrakan |
Kegunaan sabuk pengaman (seat belt) akan "mengunci" tubuh kita di saat kita seharusnya "terdorong" ke depan karena sifat sifat inersia pada diri kita.
Selain sabuk pengaman, beberapa mobil yang lebih modern diperlengkapi dengan kantung udara. Kantung udara atau ”air bag”yang akan mengembang ketika mobil tiba-tiba berhenti sehingga dapat mencegah sopir menabrak kemudi atau dashboard.
Nah, kalau sudah tahu sifat inersia atau kelembaman, semakin sadar kita untuk menggunakan sabuk pengaman. Demikian juga bagi pengendara motor untuk menggunakan helm, sehingga resiko akibat benturan atau kecelakaan dapat dihindari.
Buka juga video berikut yang mendemontrasikan hukum I Newton pada pengaman pada kendaraan.
Sumber referensi :
Arsyad Riyadi September 08, 2011 New Google SEO Bandung, Indonesia
Seorang anak yang mendorong sebuah lemari akan merasakan bahwa semakin kuat dia mendorong, dia merasakan dorongan lemari kepadanya juga semakin besar. Ini terbukti dengan rasa sakit yang dirasakan anak tersebut ketika dia menekan dengan sangat kuat.
Newton menyatakan pasangan gaya aksi-reaksi ini dalam hukum ketiganya yang berbunyi :
"Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan."
Atau
"Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang besarnya sama tetapi berlawanan arah dengan benda pertama."
Hukum III Newton ini disebut juga sebagai Hukum Aksi-Reaksi.
Contoh lain, seorang anak yang sedang menendang bola
Jika kaki memberikan gaya ke bola, maka bola pun memberikan gaya yang besarnya sama dengan yang diberikan kaki dengan besar sama tapi arahnya berlawanan.
aksi : kaki mendorong tanah ke belakang
reaksi : tanah mendorong tubuh ke depan
(b) orang menendang bola
aksi : kaki memberikan gaya ke bola
reaksi : bola memberikan gaya ke kaki
(c) peluncuran roket
aksi : roket mendorong asap ke belakang
reaksi : asap mendorong roket ke atas
(d) mobil berjalan
aksi : ban mobil berputar ke belakang
reaksi : mobil bergerak ke depan
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Arsyad Riyadi
Juli 25, 2011
New Google SEO
Bandung, IndonesiaBagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Dari Hukum I Newton, kita mengetahui bahwa jika resultan gaya sama dengan nol maka suatu benda diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap (percepatan = 0). Bagaimana jika resultan gayanya tidak sama dengan nol? Bagaimana hubungan antara percepatan dan resultan gaya?
Hukum II Newton dapat dituliskan sebagai berikut.
“ Besarnya percepatan yang dialami benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.”
Secara matematis dituliskan :
a = percepatan (m/s2)
∑F = gaya total (N)
m = massa benda (kg)
Marilah kita uji dengan melakukan percobaan.
Pada percobaan pertama, massanya dibuat bervariasi dan gaya yang menarik beban (berat) dibuat tetap.
Dari percobaan di atas diperoleh bahwa jika massa benda diperbesar maka percepatannya berkurang. Dengan kata lain dapat disimpulkan percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda.
Pada percobaan berikut, dibuat gaya yang bekerja pada benda (beban) berubah, sedangkan massanya di buat tetap.
Dari
percobaan tersebut diperoleh bahwa jika gaya diperbesar maka
percepatannya berkurang. Dengan kata lain dapat disimpulkan percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda.
Dari rumus hukum II Newton yaitu ∑F = m a kita dapat menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada sebuah benda yang bermassa 1 kg. Gaya sebesar 2 N dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda bermassa 2 kg atau percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda bermassa 1 kg dan seterusnya.
2. Sebuah mobil balap mampu menghasilkan gaya sebesar 8000 N. Berapa percepatan mobil balap itu jika massa mobil 1500 kg dan total gesekan antara permukaan jalan dan gesekan angin 5000 N?
Penyelesaian
Pada mobil bekerja dua buah gaya yang saling berlawanan yaitu gaya mesin F dan gaya gesekan f.
Untuk memperdalam hubungan antara percepatan, gaya dan massa kerjakan kuis berikut (klik di sini)
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Arsyad Riyadi
Juli 25, 2011
New Google SEO
Bandung, IndonesiaDari rumus hukum II Newton yaitu ∑F = m a kita dapat menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada sebuah benda yang bermassa 1 kg. Gaya sebesar 2 N dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda bermassa 2 kg atau percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda bermassa 1 kg dan seterusnya.
Contoh Soal
1. Suatu benda yang massanya 2 kilogram dipercepat pada 2,5 m/s2. Berapa resultan gaya yang bekerja pada benda?
Penyelesaian
Diketahui :
m = 2 kg
a = 2,5 m/s2
Ditanya : F =?
Jawab
F = m a = 2. 2,5 = 5 N
2. Sebuah mobil balap mampu menghasilkan gaya sebesar 8000 N. Berapa percepatan mobil balap itu jika massa mobil 1500 kg dan total gesekan antara permukaan jalan dan gesekan angin 5000 N?
Penyelesaian
Pada mobil bekerja dua buah gaya yang saling berlawanan yaitu gaya mesin F dan gaya gesekan f.
Sehingga nilai resultan gayanya F = F - f = 8000 - 500 = 7500 N.
Dengan massa mobil sebesar 1500 kg, diperoleh percepatan
Untuk memperdalam hubungan antara percepatan, gaya dan massa kerjakan kuis berikut (klik di sini)
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Balapan Mobil |
Berdasarkan hukum I Newton, setiap benda akan selalu mempertahankan kedudukannya. Inilah sebabnya sulit mengendalikan mobil yang melaju dengan kencang (mencegah tabrakan). Seperti kencangnya mobil-mobil balap di samping .
Bunyi hukum I Newton
“Suatu benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja padanya “
Tidak ada gaya luar yang bekerja, berarti resultan gaya sama dengan nol. Atau secara matematis dituliskan sebagai
Hukum I Newton ===> ∑F = 0 untuk benda diam atau benda bergerak lurus beraturan
Hukum I Newton juga menggambarkan bahwa suatu benda akan cenderung mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya. Perhatikan animasi berikut!
Perhatikan animasi yang pertama
Sebuah
gelas yang diletakkan di atas meja. Dan di bawah gelas ditaruh selembar
kertas. Kertas ditarik dengan lebih lambat, gelas berpindah dari
posisinya. Hal ini disebabkan gaya yang diberikan cukup lama, sehingga gelas tersebut tidak dapat mempertahankan keadaan diamnya.
Perhatikan animasi kedua
Saat kertas ditarik dengan cepat, gelas tersebut tetap berada pada posisinya. Hal ini disebabkan gaya yang diberikan dalam waktu singkat (tidak ada gaya yang bekerja padanya). Sehingga gelas tidak bergerak sedikitpun.
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diamnya disebut dengan inersia/kelembaman.
Sehingga Hukum I Newton disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman.
Besarnya inersia/kelembaman benda ditunjukkan dengan massa (ukuran inersia suatu benda).
Peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan hukum I Newton
Ketika kita berdiri dalam bus yang sedang melaju kencang, tiba-tiba bus direm, para penumpang akan terdorong ke depan. Demikian juga saat tiba-tiba bus dipercepat (di gas), para penumpang terlempar ke belakang.
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik di sini).
Referensi :
Foster, Bob. 1997. Terpadu Fisika SMA 1A. Jakarta : Erlangga
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
Sumber gambar :
http://matanews.com/wp-content/uploads/BalapanMobil111009-590x377.jpg
Arsyad Riyadi
Juli 25, 2011
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Pendapat Aristoteles
Aristoteles, ilmuwan Yunani, menyatakan pendapatnya bahwa :
- Benda yang yang lebih lebih berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan.
- Benda akan terus bergerak sepanjang ada gaya yang mendorong atau menarik benda tersebut. Benda akan terhenti atau diam jika tidak ada gaya yang bekerja.
Perhatikan animasi berikut
Setelah melihat animasi di atas apakah Anda berpendapat sama seperti Aristoteles? Yaitu benda yang lebih berat akan sampai ke tanah terlebih dahulu dari pada benda yang lebih ringan.
Mainkan juga animasi berikut
Apakah Anda juga berpendapat yang sama bahwa untuk mempertahankan gerak benda tersebut diperlukan gaya dari luar? Bola tersebut akan terus bergerak jika ada gaya dari luar (misalnya ditendang kembali).
Percobaan Galileo
Galileo kemudian melakukan percobaan untuk menguji anggapan tersebut.
Galileo konon melakukan percobaannya dari menara Pisa. Dengan menjatuhkan dua benda, yang satu besar dan satunya kecil ternyata keduanya sampai ke dasar lantai dalam waktu yang sama.
Perhatikan animasi berikut.
Dengan demikian tumbanglah pendapat Archimedes yang pertama, bahwa benda yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu daripada benda yang lebih ringan. Mengapa kejadian sehari-hari tidak demikian? Faktor gesekan udaralah yang menyebabkan daun sampai ke tanah lebih lambat.
Perhatikan juga percobaan berikut.
Galileo menggunakan bola yang digelindingkan pada lintasan yang melengkung, dengan kedua kelengkungan mempunyai ketinggian yang sama.
Percobaan (a)
Bola akan mencapai ketinggian yang relatif sama.
Percobaan (b)
Sudut kelengkungan dikurangi. Di sini bola juga mencapai ketinggian yang relatif sama tetapi membutuhkan lintasan yang lebih jauh. Semakin dikurangi kelengkungannya jarak yang dicapai bola lebih jauh lagi.
Percobaan (c)
Dengan kelengkungan nol (lintasan lurus) dapat dipastikan lintasan yang ditempuh bola akan sangat jauh (benda tidak akan berhenti). Berhentinya benda semata-mata disebabkan adanya gesekan antara bola dengan dasar lantainya.
Percobaan lebih lanjut
Untuk lebih jelas lagi, kita gunakan percobaan yang lain.
Coba mainkan animasi berikut.
Sebuah kertas dan penghapus yang dijatuhkan secara bersamaan.
Apa yang dapat Anda simpulkan?
Apakah dapat diambil kesimpulan umum , bahwa benda yang lebih berat jatuh terlebih dahulu daripada benda yang ringan?
Mari, kita mainkan animasi berikutnya.
Percobaan tadi diulangi, tapi kertasnya diremas-remas hingga menjadi kecil.
Bagaimana hasilnya?
Ternyata antara kertas dan penghapus jatuh dalam waktu yang bersamaan.
Pada percobaan sebelumnya penghapus lebih dulu jatuh sampai tanah bukan karena lebih berat. Tetapi gesekan udara pada kertas besar. Terbukti setelah kertas di remas-remas membentuk bola, kertas bisa jatuh ke tanah dengan waktu yang bersamaan.
Bagaimana dengan penjelasan di atas. Jika masih bingung baca kembali dan amati tiap animasi secara teliti. Miskonsepsi/kesalahan konsep adalah hal yang biasa. Seperti anak kecil yang belum memahami bahwa bumilah yang mengitari matahari.
Bagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik untuk mengerjakan kuis).
Referensi 1. Foster, Bob.1997. Terpadu Fisika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga 2. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Arsyad Riyadi
Juli 25, 2011
New Google SEO
Bandung, IndonesiaBagaimana? Apakah sudah memahami materi ini dengan baik. Uji pemahaman Anda dengan mengerjakan kuis (klik untuk mengerjakan kuis).
Referensi 1. Foster, Bob.1997. Terpadu Fisika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga 2. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga